“Kriteria monitoring dan evaluasi serta Komunikasi antara anggota team kesehatan”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2:
1. Branti J. Rahawarin
2. Helena Ratri P. Renuw
3. Alisa. Rettob
4. Fatma. Sangadji
5. Sumaya. Letsoin
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa,karena atas berkatnya
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya banyak kendala yang kami
hadapi dalam penulisan makalah ini.dengan segala keterbatasan waktu dan
kemampuan yang ada,kami menyadari bahwa Makalah ini masi jauh dari
kesempurnaan.oleh karena itu,kritik dan saran yang bersifat membantu sangat
diharapkan demi kelancaran penulis makalah selanjutnya.kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B.Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia adalah negeri dengan penduduk yang cukup padat,namun memiliki akses
unit kesehatan yang tidak mampumelayani hingga ke daerah kepelosok.banyaknya
masalah kesehatan yang terjadi hingga banyak angaka kematian di Indonesia
merupakan .tingginya angka kematian di sebabkan beberapa faktor seperti jauhnya
akses unit kesehatan,terbatasnya sarana dan prasarana, tingginya biaya kesehatan,dan
kesalahan petugas unit kesehatan terkait.maraknya mal praktik yang di sengaja
maupun tidak sengaja baik dari profesi kesehatan apapun membuat pemerintah
mengambil kebijakan bahwa perlunya setiap unit kesehatan kecil maupun besar
mencanangkan program kesehatan atau di sebut patient safety.
B. Rumusan masalah
a.rumah sakit
BAB II
PEMBAHASAN
hukum terhadap patient safety atau keslamatan pasien adalah sebagai berikut;
UU tentang kesehatan dan UU tentang rumah sakit
a.keselamatan pasien sebagai isu hukum
1).pasal 45(1) UUno.44/2009 tentang rumah sakit tidak bertanggung jawab secara
hukum apabila pasien dan keluarga menolak atau menghentikan pengobatan yang
dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang
kompresehentif.
d.hak pasien
2).pasal 32e UU no.44/2009 tentang setiap pasien mempunyai hak layanan yang
efekstif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
-.rumah sakit agar membentuk tim keselamatan pasien rumah sakit,dengan susunan
organisasi sebagai berikut:ketua;dokter,anggota:dokter,dokter gigi,perawat,tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainya.
-.rumah sakit agar mengembangkan system informasi pencatatan dan pelaporan
internal tentang insiden
-.rumah sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dengan
menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien
2).Di provinsi/kabupaten/kota
3).Di pusat
Pelaksanaan patient safety ini di lakukan dengan sistem pencatatan dan pelaporan
serta monitoring dan evaluasi.
Pimpinan rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada unit-unit kerja di
rumah sakit,terkait dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja
2).Di propinsi
Dinas kesehatan propinsi dan PERSI daerah melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program keselamatan pasien di wilaya kerja.
3).Di pusat
Standarnya adalah:
b).trasmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat,dengan kriteria sebagai
berikut:
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Keselmatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem di mana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman,mencegah terjadinya cidera yang di sebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.isu terpenting terkait keselamatan (hospital riks)
yaitu:keselamatan pasien,keselamatan pekerja,,keselamatan fasilitas,keselamatan
lingkungan,keselamatan bisnis.serta adanya komunikasi yang mabangun relasi antara
anggota medis.
B.SARAN