Anda di halaman 1dari 4

Anak usia 12 tahun mengalami pelecehan seksual.

Coba jelaskan kasus pelecehan seksual kaitan dengan etika,nilai norma,moral

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era millenial saat ini memberikan kemudahan
kepada manusia untuk semakin mudah dalam mencapai dan mencukupi kebutuhan hidupnya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak positif sekaligus negatif bagi
manusia itu sendiri. Salah satu contoh dampak positif dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi adalah alat komunikasi yang semakin canggih dimana manusia sudah tidak perlu lagi
membawa berbagai macam dokumen, semua sudah bisa di akses melalui smartphone. Salah
satu contoh dampak negatif yang nampak dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah kemerosotan moral. Salah satu bukti adanya kemerosotan moral manusia adalah
semakin marak terjadinya kasus pemerkosaan.

Kasus pelecehan seksual bukan hal baru yang terjadi di Indonesia. Kasus pelecehan seksual
di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai
moral manusia mengalami penurunan. Berbicara tentang moral, makna dari moral sendiri
menyangkut mengenai tindakan-tindakan manusia yang dinilai baik ataupun buruk.sebagai
manusia berdasarkan ajaran, norma, atau sistem tertentu. Karena semakin maraknya kasus
pelecehan seksual, dalam tulisan ini penulis ingin membahas tentang keterkaitan kasus
pelecehan seksual yang beritanya baru terungkap yang menimpa salah satu anak usia 12
tahun.

Faktor Resiko Pelecehan Seksual Pada Individu, Usia Anak. Anak yang mengalami pelecehan
seksual memiliki usia yang beragam, dengan usia paling muda adalah ±3.5 tahun dan usia
paling tinggi anak-anak korban pelecehan seksual adalah usia dibawah 18 tahun. Anak yang
memiliki usia kurang dari 12 tahun dianggap masih belum mampu untuk melindungi dirinya
sendiri, sedangkan anak usia 12 tahun keatas, sudah dianggap mampu melindungi dirinya
sendiri. Akan tetapi fakta dilapangan anak usia 12 tahun keatas juga masih ada yang menjadi
korban pelecehan seksual dengan jumlah yang tidak sedikit, Karakter Anak. Anak yang memiliki
hubungan pertemanan yang cenderung banyak, dan anak yang memiliki hubungan pertemanan
sedikit, atau anak yang sehari-harinya aktif dan anak yang kesehariannya pendiam, sama-sama
memiliki resiko untuk menjadi korban pelecehan seksual, akan tetapi akan yang memiliki
hubungan pertemanan seddikit dan cenderung lebih pendiam akan semakin meningkatkan
anak tersebut untuk menjadi korban pelecehan seksual. Faktor Resiko Pelecehan Seksual
Pada Keluarga, Orang Tua. Tingkat pendidikan yang rendah membuat orang tua memiliki
peluang pekerjaan yang sedikit dan tidak mampu membeli lingkungan tempat tinggal yang
aman bagi anak, Orang lain di lingkungan Masyarakat. Pelecehan seksual yang dilakukan oleh
orang lain yang tinggal di masyarakat bisa terjadi.

ketika anak bermain tanpa pengawasan oleh orang tua dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh
pelaku. Faktor Resiko Lainnya, faktor lain yang juga semakin meningkatkan anak untuk menjadi
korban pelecehan seksual, diantaranya adalah: Teman sebaya. Memiliki teman sebaya yang
punya akses untuk hal-hal berbau pornografi membuat anak menjadi ikut serta didalamnya, dan
memiliki hubungan berpacaran juga semakin meningkatkan anak menjadi korban karena
dengan berpacaran akan lebih mudah untuk mengungkapkan pelecehan seksual yang tidak
disadari, Media massa. Korban diinvite melalui BBM kedalam grup yang didalamnya orang-
orang penyuka sesama jenis. Kemudian dari situlah pelaku dapat menambahkan korban untuk
jadi temannya dan mengajak melakukan hubungan seksual sodomi, Budaya masyarakat
tentang perilaku berpacaran. Dalam masyarakat saat ini, menganggap perilaku berpacaran
adalah hal yang wajar, sehingga apabila pacar melakukan perbuatan yang mengarah ke
seksual dianggap wajar dan biasa-biasa saja oleh kekasihnya. Dampak Pelecehan Seksual,
Kognisi. Secara kognisi anak yang mengalami tindakan pelecehan seksual pada dirinya
mengalami gangguan secara kognitif, yaitu berupa ketidakmampuan untuk berbicara dengan
lancar dan adanya perubahan orientasi seksual yaitu anak laki-laki menjadi tidak tertarik
dengan lawan jenis, namun justru tertarik dengan sesama jenis, SosioEmosional. Dampak
sosio-emosional yang ditunjukan oleh korban pelecehan seksual yaitu menjadikan anak tidak
mudah percaya dengan orang lain, menarik diri dari lingkungan, membatasi komunikasi dengan
orang lain, memiliki ketakutan yang berlebihan, dan memiliki kecemasan yang berlebihan, Fisik.
Korban pelecehan seksual sesama jenis, yang dilakukan dengan cara sodomi memiliki dampak
fisik yang dirasakan korban yaitu korban merasakan sakit pada bagian dubur setelah
melakukan hubungan badan dengan ara sodomi. Modus Pelecehan Seksual, Pelaku pelecehan
seksual, melakukan berbagai upaya untuk memposisikan seorang anak agar dapat dilecehkan.

 Semua manusia diciptakan dengan memiliki akal budi dan yang sangat menonjol dari
etika moralnya yaitu pada hati nurani.etika moral tercipta karena adanya akal budi
manusia yang dianugerahkan oleh tuhan.dari memiliki akal budi akan turun pada
hati.bagaimana manusia bisa mensikronkan antara akal budi dan hati nuraninya.semua
tergantung pada hati nurani yang berbeda-beda di setiap manusia.ada yang nerhati
nurani baik dan ada yang berhati nurani sesat etika ini berkaitan dengan tindakan
manusia yang akan dinilai apakah etis atau tidak tindakan manusia akan terlihat dari
proses hidupnya,dengan demikian dari tindakan tersebut akan tahu seseorang di
kategorikan sebagai seseorang yang mempunyai hati nurani baik atau sesat.kasus ini
berkaitan dengan actus humanus karena dalam teori actus humanis identik dengan kata
“tahu,mau dan bebas”.pelecehan seksual merupakan salah satu tindakan manusia
dengan manusianya yang tidak ber etika dan manusianya yang berhati nurani
sesat.berkaitan sekali dengan teori actus humanus .dimana manusia tahu akan
pebuatan pelecehan seksual adalah perbuatan buruk lalu manusia itu mau
melakukannya dan bebas melakukannya pada orang lainyang dirugikan tanpa merasa
bersalah.

 Ditinjau dari segi moral,pelecehan seksual sebagai perilaku yang melanggar tatanan
moral harus dipertanggungjawabkan.hal ini karena pelaku,sebagai manusia memiliki
akal budi.karena manusia adalah makhluk yang dianugerahi akal budi maka apapun
yang dilakukan manusia harus dipertimbangkan actus humanusmengandaikan bahwa
rasio manusia berada dalam fungsinya sedemikian rupa sehingga iaadalah tuan dan
pemilik atas perbuatanya sendiri.karena memiliki akal budi tersebut,manusia memiliki
pengetahuan dan kebebasan untuk melakukan suatu tindakan.Dalam kasus ini jelas
dapat kita lihat bahwa pelaku memiliki hati nurani tumpul (Conscientia Laxa). Manusia
yang hati nuraninya tumpul menjadi kurang peka pada nilai nilai kebenaran, sehingga
lama-kelamaan kesetiaannya pada nurani menjadi tumpul. Yang menjadi penyebab dari
ketumpulannya hati nurani adalah materialisme, sekularisme, konsumerisme, hedonism,
dan masih banyak lagi. Manusia kerap menomorsatukan hal-hal tersebut sehingga
pelan-pelan kebenaran dan kesejatian hidupnya tersisih.

Sejak kecil kita diajarkan baik dalam agama maupun norma yang berlaku di masyarakat
luas bahwa melakukan seks sebelum menikah apalagi melakukan tindak pelecehan
seksual adalah dilarang. Dalam agama biasanya disebut haram. Semakin kita
berkembang menjadi dewasa dan perngaruh lingkungan serta asupan hiburan baik dari
televisi maupun internet, beberapa orang menganggap tidak apa-apa untuk melakukan
yang tidak seharusnya dilakukan oleh orang yang belum menikah. Dan apabila
keinginan tersebut tidak dapat dicapai dengan baik-baik, cara paksaan dapat menjadi
pertimbangan. Pemakluman ini juga menunjukkan adanya krisis nilai dalam kehidupan
masyarakat kita. Kita tidak dapat menyalahkan perkembangan zaman ketika
pemahaman terhadap nilai moral kita mengalami perubahan. Yang terjadi sebenarnya
bukanlah nilai-nilai yang mengalami proses relatifnya, melainkan kekayaan kehidupan
manusia itu sendiri yang jelas langsung tidak mendapat penghormatan yang
secukupnya. Krisis nilai terjadi karena manusia mengalami proses pendangkalan dalam
menghayati kehidupannya, kehidupan sesamanya, dan kehidupan bersamanya.
TUGAS
PERBAIKAN
ETIKA KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH:
NAMA : LENI MARLINA METURAN
NIM : P07120218024
TINGKAT : III A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
2021

Anda mungkin juga menyukai