TINJAUAN PUSTAKA
selanjutnya.
subyektif dan data obyektif meliputi data bio, psiko, sosial, dan spiritual,
yang ada.
9
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengkajian, yaitu: ruang yang
keletihan.
pendengaran,
bermakna,
10
kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau
melemah,
nyeri ditelinga.
edema.
11
7) Sistem kulit/integumen: kulit (temperatur, tingkat
12
5) Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya,
luar rumah,
keyakinan agamanya,
dengan berdoa,
Skor Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu
dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi
dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
13
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan
G Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi
dan satu fungsi tambahan
Lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
-lain diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F
Tabel 1 iIndex Katz di atas untuk mencocokkan kondisi lansia
dengan skor yang diperoleh.
14
3 Nama 3 obyek (1 detik untuk
mengatakan masingmasing) tanyakan
pada lansia ke 3 obyek setelah Anda
katakan. Beri point untuk jawaban
benar, ulangi sampai lansia mempelajari
ke 3 nya dan jumlahkan skor yang telah
dicapai
Perhatian dan Kalkulasi
5 Pilihlah kata dengan 7 huruf, misal kata
“panduan”, berhenti setelah 5 huruf,
beri 1 point tiap jawaban benar,
kemudian dilanjutkan, apakah lansia
masih ingat huruf lanjutannya)
Mengingat
3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek di
atas, beri 1 point untuk tiap jawaban
benar
Bahasa
9 Nama pensil dan melihat (2 point)
30
2.1.3. Intervensi
15
Tidak Efektif tindakan keperawatan Observasi:
3x24 jam diharapkan Periksa sirkulasi perifer
perfusi perifer meningkat Identifikasi faktor risiko
dengan kriteria hasil: gangguan sirkulasi
Warna kulit pucat Monitor panas, kemerahan, nyeri,
menurun (5) atau bengkak pada ekstremitas
Edema perifer menurun Terapeutik
(5) Hindari pemasangan infus atau
Kelemahan otot pengambilan darah di area
menurun (5) keterbatasan perfusi
Pengisian kapiler Hindari pengukuran tekanan
membaik (5) darah pada ekstremitas dengan
Akral membaik (5) keterbatasan perfusi
Turgor Kulit membaik Hindari penekanan dan
(5) pemasangan torniquet pada area
yang cedera
Lakukan pencegahan infeksi
Lakukan hidrasi
Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan berolahraga rutin
Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolestrol, jika perlu
2 Ketidakstabilan Setelah dilakukan Observasi
Kadar Glukosa tindakan keperawatan Identifkasi kemungkinan
Darah 3x24 jamdiharapkan penyebab hiperglikemia
kadar glukosa darah Identifikasi situasi yang
berada pada rentang menyebabkan kebutuhan insulin
normal dengn kriteria meningkat (mis. penyakit
hasil: kambuhan)
Kesadaran meningkat Monitor kadar glukosa darah, jika
(5) perlu
Mengantuk menurun Monitor tanda dan gejala
(5) hiperglikemia (mis. poliuri,
Pusing menurun (5) polidipsia, polivagia, kelemahan,
Lelah/lesu menurun (5) malaise, pandangan kabur, sakit
Rasa lapar menurun (5) kepala)
Mulut kering menurun Monitor intake dan output cairan
(5) Monitor keton urine, kadar
Rasa haus menurun (5) analisa gas darah, elektrolit,
Kadar glukosa dalam tekanan darah ortostatik dan
urine membaik (5) frekuensi nadi
Jumlah urine membaik Terapeutik
16
(5) Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika
tanda dan gejala hiperglikemia
tetap ada atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada
hipotensi ortostatik
Edukasi
Anjurkan olahraga saat kadar
glukosa darah lebih dari 250
mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa
darah secara mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap
diet dan olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya
pengujian keton urine, jika perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes
(mis. penggunaan insulin, obat
oral, monitor asupan cairan,
penggantian karbohidrat, dan
bantuan professional kesehatan)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin,
jika perlu
Kolaborasi pemberian cairan IV,
jika perlu
Kolaborasipemberian kalium,
jika perlu
3 Gangguan Setelah dilakukan Manajemen Eliminasi Urin
Eliminasi Urin tindakan keperawatan Observasi:
3x24 jampengosongan Identifikasi tanda dan gejala
kandung kemih yang retensi atau inkontinensia urin
lengkap membaik Identifikasi faktor yang
dengan kriteria hasil: menyebabkan retensi atau
Sensasi berkemih inkontinensia urin
meningkat (5) Monitor eliminasi urin
Desakan Terapeutik:
berkemihmenurun (5) Catat waktu-waktu haluaran
Distensi kandung berkemih
kemihmenurun (5) Batasi asupan cairan, jika perlu
Disurismenurun (5) Ambil sampel urin tengah
Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi
saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan
17
cairan dan haluaran urin
Anjurkan minum yang cukup
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
suppositoria, jika perlu
4 Gangguan Pola Setelah dilakukan Dukungan Tidur
Tidur tindakan keperawatan Observasi:
3x24 jam diharapkan Identifikasi pola aktivitas dan
pola tidur membaik tidur
dengan kriteria hasil: Identifikasi faktor pengganggu
Keluhan sulit tidur tidur (fisik dan/atau psikologis)
meningkat (5) Identifikasi makanan dan
Keluhan sering terjaga minuman yang mengganggu tidur
meningkat (5) (mis. kopi, teh, alkohol, makanan
Keluhan tidak puas mendekati waktu tidur, minum
tidur meningkat (5) banyak air sebelum tidur)
Keluhan pola tidur Identifikasi obat tidur yang
berubah meningkat (5) dikonsumsi
Keluhan istirahat tidak Terapeutik:
cukup meningkat (5) Modifikasi lingkungan (mis.
pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
Batasi waktu tidur siang, jika
perlu
Fasilitasi menghilangkan stres
sebelum tidur
Tetapkan jadwal tidur rutin
Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan (mis.
pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)
Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan/atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi
Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan obat tidur
yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
18
Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur (mis. psikologis: gaya
hidup, sering berubah shift
bekerja)
Ajarkan relaksasi otot autogenik
atau cara nonfarmakologi lainnya
5 Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi
Aktivitas tindakan keperawatan Observasi:
3x24 jam diharapkan Identifikasi gangguan fungsi
toleransi aktivitas tubuh yang mengakibatkan
meningkat dengan kelelahan
kriteria hasil: Monitor pola dan jam tidur
Kemudahan dalam Monitor kelelahan fisik dan
melakukan aktivitas emosional
sehari-hari meningkat Edukasi
(5) Anjurkan tirah baring
Kekuatan tubuh bagian Anjurkan melakukan aktivitas
atas dan bawah secara bertahap
meningkat (5) Terapeutik:
Keluhan lelah menurun Sediakan lingkungan nyaman dan
(5) rendah stimulus
Dispnea saat aktivitas Lakukan latihan rentang gerak
menurun (5) pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
6 Gangguan Rasa Setelah dilakukan Terapi Relaksasi
Nyaman tindakan keperawatan Observasi:
3x24 jam diharapkan Identifikasi penurunan tingkat
status kenyamanan energi, ketidakmampuan
meningkat dengan berkonsentrasi, atau gejala lain
kriteria hasil: yang mengganggu kemampuan
Keluhan tidak nyaman kognitif
membaik (5) Identifikasi teknik relaksasi yang
Gelisah membaik (5) pernah efektif digunakan
Keluhan sulit tidur Periksa ketegangan otot,
membaik (5) frekuensi nadi, tekanan darah,
Lelah membaik (5) dan suhu sebelum dan sesudah
19
Postur tubuh menurun latihan
(5) Terapeutik
Ciptakan lingkungan tenang, dan
tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan
Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain, jika sesuai
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi yang
tersedia(mis. Musik, meditasi,
napas dalam, relaksasi otot
progresif)
Anjurkan mengambil posisi yang
nyaman
Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
7 Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
Pengetahuan tindakan keperawatan Observasi:
3x24 jam diharapkan Identifikasi kesiapan dan
tingkat pengetahuan kemampuan menerima informasi
membaik dengan kriteria Identifikasi faktor-faktor yang
hasil: dapat meningkatkan dan
Perilaku sesuai anjuran menurunkan motivasi perilaku
meningkat (5) perilaku hidup bersih dan sehat
Kemampuan Terapeutik:
menjelaskan Sediaakan materi dan media
pengetahuan suatu pendidikan kesehatan
topik menurun (5) Jadwalkan pendidikan kesehatan
Pertanyaan tentang sesuai kesepakatan
masalah yang dihadapi Berikan kesempatan untuk
menurun (5) bertanya
Persepsi yang keliru Edukasi
terhadap masalah Jelaskan faktor risiko yang dapat
menurun (5) mempengaruhi kesehatan
Menjalani pemeriksaan Ajarkan perilaku hidup bersih dan
yang tidak tepat sehat
menurun (5) Ajarkan strategi yang dapat
Perilaku menurun (5) digunakan untuk meningkatkan
20
perilaku hidup bersih dan sehat
8 Risiko Disfungsi Setelah dilakukan Edukasi Seksualitas
Seksual tindakan keperawatan Observasi:
3x24 jam diharapkan Identifikasi kesiapan dan
fungsi seksual membaik kemampuan menerima informasi
dengan kriteria hasil: Terapeutik:
Kepuasan hubungan Sediakan materi dan media
seksual meningkat (5 pendidikan kesehatan
Verbalisai aktivitas Jadwal pendidikan kesehatan
seksual berubah sesuai kesepakatan
menurun (5 Baerikan kesempatan untuk
Verbalisasi peran bertanya
seksual berubah Fasilitasi kesadaran keluarga
menurun (5 terhadap anak dan remaja serta
Verbalisasi fungsi pengaruh media
seksual berubah Edukasi
menurun (5 Jelaskan anatomi dan fisiologi
Keluhan nyeri saat system reproduksi laki-laki dan
berhubungan seksual perempuan
(dispareunia) menurun Jelaskan perkembangan
(5 seksualitas sepanjang siklus
Hasrat seksual kehidupan
membaik (5) Jelaskan perkembangan emosi
Orientasi seksual masa anak dan remaja
membaik (5) Jelaskan pengaruh tekana
kelompok dan social terhadap
aktivitas seksual
Jelaskan konsekuensi negative
mengasuh anak pada usia dini
(mis.kemiskinan, kehilangan
karis dan pendidikan)
Jelaskan risiko tertular penyakit
menular seksual dan AIDS akibat
seks bebas
Anjurkan orang tua menjadi
educator seksualitas bagi anak-
anaknya
Anjurkan anak/remaja tidak
melakukan aktivitas seksual
diluar nikah
Ajarkan keterampilan komunikasi
asertif untuk menolak tekanan
teamn sebaya dan social dalam
aktivitas seksual
Sumber: Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018)
21
2.1.4. Implementasi
akan dilakukan atau diatasi pertama kali atau yang segera dilakukan.
rendah.
perseorangan.
22
3) Prioritas rendah: Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak
manusia, diantaranya:
lingkungan.
23
berikut: S (subyek) P (predikat) K (kriteria) K (kondisi) W (waktu), dengan
tujuan.
bahwa tujuan telah tercapai. Kriteria hasil ini digunakan dalam membuat
teratasi dengan kriteria hasil berat badan seimbang, porsi makan habis;
D. Rencana Tindakan
24
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
tidak lengkap, rasa penuh pada perut dan susah buang air besar,
lansia :
keselamatan.
25
4) Bila mengalami masalah fisik misalnya reumatik, latih klien
melakukan sesuatu.
15) Jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan lansia untuk
2) Kurangnya motivasi,
26
2) Anjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang
bauan,
hobi),
kemampuan lansia,
27
1) Dorong aktifitas sosial dan komunitas,
yang sesuai,
g. Masalah cemas
terjadinya cemas,
mengurangi ketakutan,
cemas,
Pelaksanaan
ini perawat harus mengetahui berbagai hal, diantaranya bahaya-bahaya fisik dan
28
perkembangan lansia. Pelaksanaan tindakan gerontik diarahkan untuk
mencuci, menyapu dan sebagainya. Olah raga adalah aktifitas fisik yang
meningkat,
7) Mencegah obesitas,
jantung,
29
11) Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan tidur,
menyokong otot dan jaringan ikat. Latihan dirancang supaya otot mampu
30
Tujuan dari terapi aktivitas kelompok :
4) Mengembangkan sosialisasi.
disenangi.
pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi lansia yang mal
klien, yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang
dengan klien. Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang
waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
31
d) Sosialisasi Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang
ada disekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal (satu per satu), kelompok, dan massa. Aktifitas dapat berupa
2) Fase awal Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi, yaitu
dengan anggota.
5) Fase kerja Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang
kreatif.
32
6) Fase terminasi Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota
sukses.
C. Latihan Kognitif
salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain
tidak diinginkan tetapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi yang
dilakukan klien.
c. Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis tentang
definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku jika
2.1.5. Evaluasi
kesehatan lainnya.
33
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
antara lain:
1) Mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan,
perlu.
diberikan,
keperawatan.
Jenis Evaluasi menurut Ziegler, Voughan – Wrobel, & Erlen (1986, dalam
a. Evaluasi struktur
34
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan
b. Evaluasi proses
c. Evaluasi hasil
35
membandingkan antara SOAP (Subjektive-ObjektiveAssesment-
tindakan dilakukan.
teratasi.
Contoh:
kg
A : Tujuan tercapai
36
2.2. Konsep Dasar Penyakit Diabetes Mellitus
biologis dari insulin atau keduanya (M. Clevo Rendy dan Margareth
Th, 2019).
Etiologi diabetes mellitus menurut M. Clevo Rendy dan Margareth Th, 2019
yaitu:
1. Faktor genetik
2. Faktor imunologi
37
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
3. Faktor lingkungan
tidak normal terjadi ketika antibody merespon sel beta islet normal
mengalami komplikasi.
38
Menurut Priscilla LeMone, dkk, 2016 adapun faktor-faktor resiko DM
tipe II yaitu:
normal).
insulin.
4. Ras/etnis.
badan
b. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl.
39
c. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
yaitu:
40
menstimulasi rasa lapar dan orang makan lebih banyak
mempertahankann hidup.
Glucosa Intolerance.
1. Klasifikasi klinis
41
a) Diabetes Mellitus
produksi insulin
a. DM tipe I
42
akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu,
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati
lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi
pemecahan lemak.
43
b. DM tipe II
khas diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin yang mencegah
44
2.2.6. Pathway Diabetes Mellitus
infeksi, dan penyakit peridontal umum terjadi. Selain itu, interaksi dari
45
a) Akut
nefropati.
1. Neuropati diabetik.
2. Retinopati diabetik.
3. Nefropati diabetik.
4. Proteinuria.
5. Kelainan koroner.
6. Ulkus/gangren.
46
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima
a. Diet
kandungan kalorinya
47
7. Diit DM VII: 2300 kalori
Diit VI s/d VIII: diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja dan
diabetes komplikasi.
3 J yaitu:
ditambah.
Penentuan jumlah kalori diit diabetes melitus harus disesuaikan dengan gizi
(Kg)x100%
48
Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk
II. Latihan
III. Penyuluhan
macam atau media misalnya leaflet, poster, TV, kaset, video, diskusi kelompok,
dan sebagainya.
IV. Obat
49
a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
tetapi mempunyai efek lain yang dapat meningkatkan efektifitas insulin, yaitu:
b. Insulin
DM tipe I, DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan
infeksi akut (selulitis, gangren), DM dan TBC paru akut, DM dan koma lain
50
subkutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada
insulin dipercepat
51
Suntikan intramuskular dapat digunakan pada kasus diabetik atau pada
V. Cangkok pankreas
saudara kembar identik. (M. Clevo Rendy dan Margareth Th, 2019)
52
2.5. Pemantauan mandiri glukosa darah
direkomendasikan tiga kali atau lebih per hari bagi pasien DM tipe
glukosa
baik pria maupun wanita, yamg masih aktif beraktifitas yang bekerja
rangsangan dari dalam dan luar tubuh Menua atau menjadi tua adalah
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan
53
tua (Nugroho, 2006). Keperawatan Gerontik adalah Suatu bentuk
holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada
WHO yang lama dan yang baru. Yang lama: Usia lanjut (elderly) antara
usia 60-74 tahun, Usia tua (old) :75-90 tahun, dan Usia sangat tua
(very old) adalah usia > 90 tahun. Yang baru: Setengah baya: 66- 79
tahun, Orang tua : 80- 99 tahun, Orang tua berusia panjang Depkes RI
presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun, Usia lanjut yaitu usia 60 tahun
ke 77 atas, Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dati suatu waktu tertentu, tetapi
54
jelas, penghilatahan semakin memburuk, gerakan lambat, dan igur
55
menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua RW,
kesejahteraan lansia
f). Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit
56
g). Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan
h). Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia
57
perbedaan teori, namun para ahli pada umumnya sepakat bahwa
Masalah yang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai melemah,
sekitar.
besar. Selain itu, lansia sering marah apabila ada sesuatu yang
58
Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan spiritual,
gangguan.
dan mental.
59
2.3.9. Prinsip Etika Pada Pelayanan Kesehatan Lansia
2.3.9.1 Empati.
penderita lansia.
b. Otonomi;
60
fungsional masih kapabel (sedangkan non-maleficence dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
61
Sasaran edukasi kesehatan bertujuan meningkatkan
(Maulana, 2009).
kelompok yaitu :
kesehatana.
62
akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat
disekitarnya.
63
melakukan kontak dengan klien sehingga permasalah
penyelesaiannya.
1. Metode Ceramah
semaksimal mungkin.
2. Metode Demonstrasi
64
akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga
pelajaran berlangsung.
3. Diskusi kelompok
dalam diskusi.
4. Curah pendapat
terjadi diskusi.
5. Permainan peran
65
Metode ini dilakukan dengan permainan peran oleh
bentuk buku.
terkait gambar.
atau majalah.
66
2.4.4.2. Media Elektronik
a. Televisi
cermat.
b. Radio
c. Video
d. Slide
67
Media silde cocok digunakan untuk sasaran yang
informasi-informasi kesehatan.
68
Tunjangan nutrisi yang tepat dan akurat pada anak
2000).
Expenditur (REE).
69
Laki-laki: 66,47 + (13,75 x BB)+(5+TB)-(6,76xUmur)
Umur)
70
Metabolic Rate (BMR), Basal Energy Requirement
71
metabolik yang paling sering berupa abnormalitas elektrolit
72
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat
73
badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak
dibawah kulit.
b. Antropometri
1. Umur
yang tepat.
74
Contoh: Tahun usia penuh (Completed
Year)
Mounth)
2. Berat badan
75
menghubungkan berat badan terhadap
dikesampingkan.
4. Lingkar Lengan
lebih murah.
Bogor)
76