Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


Keperawatan Gerontik

OLEH
SITI SHOLIHATUN NISA
NIM.04064822225030

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan situasi lansia
untuk memperoleh data dengan maksud menegaskan situasi penyakit, diagnosis
masalah, penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan lansia. Data yang
dikumpulkan mencakup data subyektif dan data obyektif meliputi data bio, psiko,
sosial, dan spiritual, data yang berhubungan dengan masalah lansia serta data tentang
faktor- faktor yang mempengaruhi atau yang berhubungan dengan masalah kesehatan
lansia seperti data tentang keluarga dan lingkungan yang ada. Menurut Aspiani (2014)
Pengertian pengkajian adalah langkah pertama pada proses keperawatan, meliputi
pengumpulan data, analisa data, dan menghasilkan diagnosis keperawatan.
a. Identitas
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar belakang
kebudayaan, status sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat. Pada pengkajian umur
didapatkan data umur pasien memasuki usia lanjut.
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien lansia
c. Pemeriksaan fisik
Pengumpulan data dengan wawancara
1) Pandangan lanjut usia tentang kesehatan
2) Kegiatan yang mampu di lakukan lansia
3) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
4) Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran
5) Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK
6) Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lansia
7) Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang dirasakan sangat bermakna
8) Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum
obat.
Pengumpulan data dengan pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpilasi,
perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.
1) Pengkajian sistem persyarafan: kesimetrisan raut wajah, tingkat kesadaran
adanya perubahan-perubahan dari otak, kebanyakan mempunyai daya ingatan
menurun atau melemah
2) Mata: pergerakan mata, kejelasan melihat, dan ada tidaknya katarak. Pupil:
kesamaan, dilatasi, ketajaman penglihatan menurun karena proses pemenuaan,
3) Ketajaman pendengaran: apakah menggunakan alat bantu dengar, tinnitus,
serumen telinga bagian luar, kalau ada serumen jangan di bersihkan, apakah
ada rasa sakit atau nyeri ditelinga.
4) Sistem kardiovaskuler: sirkulasi perifer (warna, kehangatan), auskultasi denyut
nadi apical, periksa adanya pembengkakan vena jugularis, apakah ada keluhan
pusing, edema.
5) Sistem gastrointestinal: status gizi (pemasukan diet, anoreksia, mual, muntah,
kesulitan mengunyah dan menelan), keadaan gigi, rahang dan rongga mulut,
auskultasi bising usus, palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon,
apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia alvi.
6) Sistem genitourinarius: warna dan bau urine, distensi kandung kemih,
inkontinensia (tidak dapat menahan buang air kecil), frekuensi, tekanan,
desakan, pemasukan dan pengeluaran cairan. Rasa sakit saat buang air kecil,
kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks, adanya kecacatan sosial
yang mengarah ke aktivitas seksual.
7) Sistem kulit/integumen: kulit (temperatur, tingkat kelembaban), keutuhan luka,
luka terbuka, robekan, perubahan pigmen, adanya jaringan parut, keadaankuku,
keadaan rambut, apakah ada gangguan-gangguan umum.
8) Sistem muskuloskeletal: kaku sendi, pengecilan otot, mengecilnya tendon,
gerakan sendi yang tidak adekuat, bergerak dengan atau tanpa
bantuan/peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot, kemampuan melangkah
atau berjalan, kelumpuhan dan bungkuk.
d. Perubahan psikologis
1) Bagaimana sikap lansia terhadap proses penuaan.
2) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak,
3) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan
4) Bagaimana mengatasi stres yang di alami
5) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
6) Apakah lansia sering mengalami kegagalan
7) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
8) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam
perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah
e. Perubahan sosial ekonomi
1) Darimana sumber keuangan lansia
2) Apa saja kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang
3) Dengan siapa dia tinggal
4) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lansia
5) Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya
6) Seberapa sering lansia berhubungan dengan orang lain di luar rumah
7) Siapa saja yang bisa mengunjungi
8) Seberapa besar ketergantungannya
9) Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada.
f. Perubahan spiritual
1) Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
2) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan,
misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin
3) Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa
4) Apakah lansia terlihat tabah dan tawakal.
g. Pengkajian pola hubungan dan peran
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap
anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal, pekerjaan, tidak punya rumah,
dan masalah keuangan. Menggunakan pengkajian APGAR Keluarga
(Aspiani,2014).
Tabel 1. Pengkajian APGAR Keluarga
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau arah baru
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai
5 Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-sama
Penilaian: jika pertanyaan-pertanyaan yang dijawab selalu (poin 2), kadang-
kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0).
h. Pengkajian status fungsional
Pengkajian Status Fungsional dengan pemeriksaan Index Katz
Tabel 2. Pemeriksaan kemandirian lansia dengan index katz
Skor Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali berpakaian,
ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan
G Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan
satu fungsi tambahan
Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C, D, E atau F

i. Pengkajian status kognitif


1) SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionaire) adalah penilaian fungsi
intelektual lansia
Tabel 3. Penilaian SPMSQ

Benar Salah No Pertanyaan


01 Tanggal berapa hari ini ?
02 Hari apa sekarang ?
03 Apa nama tempat ini?
04 Dimana alamat anda?
05 Berapa umur anda ?
06 Kapan anda lahir ? (Minimal tahun)
07 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
09 Siapa nama Ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun.
TOTAL NILAI
K
Keterangan :
1. Kesalahan 0-2 Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 Kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 Kerusakan Intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10 Kerusakan intelektual berat
- Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subjek hanya
berpendidikan sekolah dasar.
- Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subjek mempunyai
pendidikan di atas sekolah menengah atas
- Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subjek kulit hitam
dengan menggunakan kriteria pendidikan yang sama
2) MMSE (Mini Mental State Exam): menguji aspek kognitif dari fungsi mental,
orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa
Tabel 4. Penilaian MMSE
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
kognitif maksimal klien
1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun, hari, musim, bulan, tanggal
2 Orientasi 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara, provinsi, kabupaten/kota
3 Registrasi 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas) kemudian minta
klien untuk mengulang nama obyek
tersebut
4 Pelatihan 5 Minta klien untuk menyebutkan 100
kalkulasi kemudian kurangi 7 sampai 5tingkat.
Jawaban :
1).93 2). 86 3).79 4).72 5).65
5 Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi obyek
yang sudah disebutkan tadi (tiap
point memiliki nilai 1)
6 Bahasa 9 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukkan benda
tersebut)
1) ............
2) ............
3) Minta klien untuk mengulangi kata
berikut :
“tidak ada, dan, jika atau tetapi”
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dai 3
langkah
1) Ambil kertas ditangan anda
2) Lipat dua
3) Taruh dilantai
Minta klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai
satupoint
1) Tutup mata anda
2) Perintahkan klein untuk menulis
kalimat dan
3) Menyalin gambar segilima yang
berumpuk
Total nilai 30
Keterangan :
1) 24 – 30 Tidak ada gangguan kognitif
2) 18 – 23 Gangguan kognitif sedang
3) 0 – 17 Gangguan kognitif berat

j. Personal hygine
Tabel 5. Pengkajian Index Bathel
No Item yang dinilai Skore Nilai
1 Makan (Feeding) 0. Tidak mampu
1. Butuh bantuan memotong, mengoles
mentega dll
2. Mandiri
2 Mandi (Bathing) 0. Tergantung orang lain
1. Mandiri
3 Perawatan diri 0. Membutuhkan batuan orang lain
(Grooming) 1. Mandiri dalam perawatan muka, rambut,
gigi, dan bercuku
4 Berpakaian (Dressing) 0. Tergantung orang lain
1. Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
2. mandiri
5 Buang air kecil
0. Inkontinensiaatau pakai kateter dan tidak
(Bowel) terkontrol
1. Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
2. Kontinensia(teratur untuk lebih dari 7 hari)
6 Buang air besar 0. Inkontinensia(tidak teratur atau perlu
(Bladder) enema)
1. Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
2. Inkontinensia (teratur)
7 Penggunaan toilet 0. Tergantung bantuan orang lain
1. Membutuhkan bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa hal sendiri
2. Mandiri
8 Transfer 0. Tidak mampu
1. Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2. Bantuan kecil (1 orang)
3. Mandiri
9 Mobilitas 0. Immobile (tidak mampu)
1. Menggunakan kursi roda
2. Berjalan dengan bantuan satu orang
3. Mandiri (meskipun menggunakan alat
bantu seperti, tongkat)
10 Naik turun tanga 0. Tidak mampu
1. Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2. Mandiri
Interpretasi hasil :
1) 20 : Mandiri
2) 12 – 19 : Ketergantungan Ringan
3) 9 – 11 : Ketergantungan Sedang
4) 5 – 8 : Ketergantungan Berat
5) 0 – 4 : Ketergantungan Total

B. Masalah Keperawatan
Menurut Nur (2016) masalah keperawatan yang mungkin muncul pada lansia adalah :
1. Defisit nutrisi
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pola tidur
4. Hipovolemia
5. Risiko Infeksi
6. Intoleransi aktivitas
7. Kesiapan peningkatan nutrisi
8. Kesiapan peningkatan menajemen kesehatan
9. Defisit pengetahuan

2. Intervensi Kepeawatan
Masalah
Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi  Manajemen Nutrisi
keperawatan selama 2x24jam Observasi
diharapkan potensi status 1. Manajemen status nutrisi
nutrisi meningkat dengan 2. Identiikasi alergi dan intoleransi
kriteria hasil :
makanan
- Porsi makan yang
3. Monitor asupan makanan
dihabiskan meningkat
dari skor 2 menjadi 5
4. Monitor berat badan
- Berat badan membaik 5. Monitor hasil pemeriksaan
dari skor 2 menjadi 5 laboratorium
- IMT membaik dari skor
2 menjadi 5 Terapeutik
6. Sajikan makanan secara menik
Setelah dilakukan intervensi dan suhu yang sesuai
keperawatan selama 2x24jam 7. Berikan makanan tinggi serat
diharapkan nafsu makan
untuk mencegah konstipasi
meningkat dengan kriteria
8. Berikanan makanan tinggi kalori
hasil :
dan tinggi protein
- Keinginan makan
meningkat dari skor
menjadi 5 Edukasi
- Asupan makan 9. Anjurkan posisi duduk
meningkat dari skor 2
menjadi 4 Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberikan medikasi
sebelum makan misalnya
antiemetik
Pola napas tidak Setelah dilakukan intervensi  Manajemen Jalan Napas
efektif keperawatan selama.... Observasi
diharapkan pola napas 1. Monitor pola napas (frekuensi,
membaik, dengan kriteria kedalaman, usaha napas)
hasil :
2. Monitor bunyi navas tambahan
- Dispnea menurun
3. Monitor sputum
- Bunyi napas tambahan
menurun
- PCO2 membaik Terapeutik
- PO2 membaik 4. Posisikan semi fowler atau
- Takikardi membaik fowler
- pH ateri membaik 5. Berikan minum hangat
6. Berikan oksigen

Edukasi
7. Anjurkn asupan cairan 2000
ml/hari
8. Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukoliik. Jika perlu
Gangguan pola Setelah dilakukan  Dukungan Tidur
tidur intervensi keperawatan Observasi
selama 1x24 jam 1. Identifikasi pola aktivitas dan
diharapkan pola tidur tidur
membaik ditandai dengan 2. Identifikasi faktor pengganggu
kriteria hasil:
tidur (fisik dan/atau psikologis)
- Keluhan sulit tidur
menurun 3. Identifikasi makanan dan
- Keluhan sering terjaga minuman yang mengganggu
menurun tidur (mis. Kopi, teh)
- Keluahan tidak puas 4. Identifikasi obat tidur yang
tidur menurun dikonsumsi
- Keluhan pola tidur
berubah menurun Terapeutik
- Keluhan istirahat tidak
5. Modifikasi lingkungan, misal.
cukup menurun
pencahayaan, kebisingan, suhu
6. Batasi waktu tidur siang, jika
perlu
7. Fasilitasi menghilangkan stres
sebelum tidur
8. Tetapkan jadwal tidur rutin

Edukasi
9. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
10. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
Hipovolemia Setelah dilakukan  Pemantauan cairan
intervensi keperawatan Observasi
selama 2x24 jam 1. Monotir tanda-tanda vital
diharapkan status cairan 2. Monitor berat badan
membaik dengan kriteria 3. Monitor jumlah dan warna urin
hasil : 4. Monito kadar albumin
- Frekuensi nadi 5. Monito hasil pemeriksaan serum
membaik (mis. Hemotokrit, natrium,
- Tekanan darah kalium)
membaik 6. Identifikasi faktor risiko
- Membran mukosa ketidakseimbangan cairan
membaik
- Kadar Hb membaik Terapeutik
- Kadar Ht membaik 7. dokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi
8. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Risiko infeksi Setelah dilakukan  Pencegahan Infeksi
intervensi keperawatan Observasi
selama 3 jam kepada 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
pasien diharapkan potensi lokal dan sistemik
terjadinya tingkat infeksi
menurun ditandai dengan : Terapeutik
- Demam menurun dari 2. Batasi jumlah penguunjung
skor 2 menjadi 5 3. Berikan perawatan kulit pada
- Kemerahan menurun areaa edema
menurun dari skor 2 4. Cuci tangan
menjadi 4 5. Pertahankan teknik aseptik pada
- Nyeri menurun dari pasien berisiko tinggi
skor 2 menjadi 4
- Bengkak menurun Edukasi
dari skor 2 menjadi 5 6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Ajarkan cara cuci tangan dengan
benar
8. Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka
9. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
10. Anjurkan meningkatkan asupan
cairan

Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu
Intoleransi Setelah dilakukan  Manajemen Energi
aktivitas intervensi keperawatan Observasi
selama 2x24 jam 1. Identifikasi gangguaan fungsi
diharapkan toleransi tubuh yang mengakibakan
aktivitas membaik dengan kelelahan
kriteria hasil : 2. Monitor kelehan fisik dan
- Frekuensi nadi emosional
meningkat 3. Monitor pola dan jam tidur
- Keluhan lelah menurun
- Dispnea saat aktivitas Terapeutik
menurun 4. Sediakan lingkungan nyamandan
- Dispnea setelah rendah stimulus (cahaya, suara,
aktivitas menurun kunjungan)
5. Berikan latihan gerak pasif
dan/atau aktif

Edukasi
6. Anjurkn tirrah barinng
7. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap

Kolaborasi
8. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meninkatkan asupan
makanan
Kesiapan Setelah dilakukan  Edukasi Nutrisi
peningkatan intervensi keperawatan Observasi
nutrisi selama 2x24 jam 1. Periksa status gizi status alergi
diharapkan potensi status program diet kebutuhan dan
nutrisi meningkat dengan kemampuan pemenuhan
kriteria hasil : kebutuhan gizi
- Porsi makan yang 2. Identifikasi kemampuan dan
dihabiskan meningkat waktu yang tepat menerima
dari skor 2 menjadi 5 informasi
- Berat badan membaik
dari skor 2 menjadi 5 Terapeutik
- IMT membaik dari 3. Persiapkan materi dan media
skor 2 menjadi 5 seperti jenis-jenis nutrisi, tabel
makanan penukar, cara
mengelola, cara menakar
makanan
4. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
6. Jelaskan pada pasien dan
keluarga alergi makanan,
makanan yang harus dihindari,
kebutuhan jumlah kalori, jenis
makanan yang dibutuhkan pasien
7. Ajarkan cara melaksanakan dia
sesuai program (mis. makanan
tinggi protein, rendah garam,
rendah kalori)
8. Jelaskan hal-hal yang dilakukan
sebelum memberikan makanan
(misal, perawatan mulut,
menggunakan gigi palsu, obat-
obat yang harus diberikan
sebelum makan)
9. Demonstrasikan cara
membersihkan mulut
10. Demonstrasikan cara mengatur
posisi saat makan
11. Ajarkan pasien atau keluarga
memonitor asupan kalori dan
makanan (misal. menggunakan
buku harian)
12. Ajarkan pasien dan keluarga
memantau kondisi kekurangan
nutrisi
13. Anjurkan mendemonstrasikan
cara memberi makan,
menghitung kalori, menyiapkan
makanan sesuai program diet
Kesiapan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
peningkatan intervensi keperawatanObservasi
menajemen selama 1x24 jam1. Identifikasi kesiapan dan
kesehatan diharapkan manajemen kemampuan menerima informasi
kesehatan meningkat 2. Identifikasi faktor-faktor yang
ditandai dengan kriteria dapat meningkatkan dan
hasil : menurunkan motivasi perilaku
- Melakukan tindakan hidup bersih dan sehat
untuk mengurangi
faktor risiko Terapeutik
meningkat 3. Sediakan materi dan media
- Menerapkan program pendidikan kesehatan
perawatan meningkat 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan
- Aktivitas hidup sesuai kesepakatan
sehari-hari efektif 5. Berikan kesempatan untuk
memenuhi tujuan bertanya
kesehatan
- Verbalisasi kesulitan Edukasi
dalam menjalani 6. Jelaskan faktor risiko yang dapat
program mempengaruhi kesehatan
perawatan/pengobatan 7. Ajarkan perilaku hidup bersih
menurun dan sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Defisit Setelah dilakukan  Edukasi Kesehatan
pengetahuan intervensi keperawatan Observasi
selama 2x24 jam 1. Identifikasi kesipan dan
diharapkan tingkat kemampuan menerima informasi
pengetahuan membaik
dengan kriteria hasil : Terapeutik
- Prilaku sesuai anjuran 2. Sediakan materi dan media
meningkat pendidikan kesehatan
- Perilaku sesuai dengan 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan
penngetahuan membaik sesuai kesepakatan
- Pertanyaan tentang 4. Berikan kesempatan untuk
masalah yang dihadapi bertanya
menurun
- Persepsi yang keliru Edukasi
terhadap masalah 5. Jelaskan faktor risiko yang dapat
menurun mempengaruhi kesehatan
6. Ajarkan vrilaku hidup bersih dan
sehat
7. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk pilaku hidup
sehat dan bersih

3. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang
telah dibuat oleh untuk mencapai hasil yang efektif dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan, penguasaan dan keterampilan dan pengetahuan harusdimiliki oleh setiap
perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian rencana
yang telah ditentukan tercapai. Implementasi merupakan
langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai
strategi keperawatan (tindakan keperawatan), strategi ini terdapat dalam rencana
tindakan keperawatan. Tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal, diantaranya
bahaya-bahaya fisik dan pelindungan pada lansia, teknik komunikasi, kemampuan
dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari lansia dan memahami
tingkat perkembangan lansia. Pelaksanaan tindakan gerontik diarahkan untuk
mengoptimalkan kondisi lansia agar mampu mandiri dan produktif.
4. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan gerontik. Penilaian yang
dilakukan dengan membandingkan kondisi lansia dengan tujuan yang ditetapkan pada
rencana. Evaluasi dilaksanakan berkesinambungan dengan melibatkan lansia dan
tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam
melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan, kegiatan ini untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana, dan
pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lansia.
Beberapa kegiatan yang harus diikuti oleh perawat, antara lain:
1) Mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan
2) Mengumpulkan data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan
3) Mengukur pencapaian tujuan
4) Mencatat keputusan atau hasil pengukuran pencapaian tujuan
5) Melakukan revisi atau modifikasi terhadap rencana keperawatan bila perlu.
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Jilid 2. Jakarta: CV.
Trans Info Media.

Boedhi-Darmojo. (2009). Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi 4. Jakarta: FKUI.

Kushariyadi. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Usia Lanjut. Jakarta : Salemba
Medika.

PPNI. (2018). Standar diagnosis keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

Ratnawati, E. (2017). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Siti Nur Kholifah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik. Jakarta
Selatan.

Anda mungkin juga menyukai