Anda di halaman 1dari 25

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Studi kasus

Hasil studi kasus tentang asuhan keperawatan yang dilakukan pada

tanggal 26 Mei 2019 sampai 30 Mei 2019 di wilayah kerja puskesas Tual.

Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi dan evaluasi. Didapatkan dua partisipan dengan

jumlah kunjungan sebanyak 8 kali. kasus ini diperoleh dengan metode

auto anamnesa dan allo anamnesa. Data yang didapatkan dari wawancara

diperoleh dari hasil wawancara peneliti dan sedangkan data penunjang

adalah dokumen puskesmas Tual pada 1 tahun terakhir.

. Tenaga Keperawatan di Puskesmas Tual terdiri dari 3 orang

dokter, 8 orang perawat, 2 orang bidan, 2 pegawai gigi, 1 farmasi, 1 orang

apoteker, 1 orang analis, 2 orang kesling, dan 3 orang SPK, Kasus yang

dirawat meliputi Harga Diri Rendah . Pada sub ini akan dijelaskan

mengenai kasus diatas :

27
28

4.2. Pengkajian Keperawatan

Tabel 4.1. Hasil pengkajian subjek 1 dan subjek 2 dengan harga diri
rendah pada wilayah kerja puskesmas Tual

BIODATA
Subjek 1 Subjek 2
Nama : M.R Nama : A.J
Umur : 30 tahun Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SD Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Tidak ada Pekerjaan : Tidak ada
Agama : Islam Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Status perkawinan :Belum menikah
menikah orang yang berarti : Mama dan
orang yang berarti : mama bapa
Alamat : Pertamina Alamat : Lorong 25
Tanggal pengkajian : 26 Tanggal pengkajian : 26 Mei
Mei 2019 2019

Penanggung jawab Penanggung jawab


Nama : S.R Nama : M.C
Umur : 61 tahun Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Petani
Agama : Islam Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah Status perkawinan : Menikah
Hubungan dengan klien : Ibu Hubungan dengan klien : Anak
kandung kandung
Alamat : Pertamina Alamat :
Tanggal pengkajian : 26 Lorong 25
Mei 2019 Tanggal pengkajian : 26 Mei 2019

KELUHAN
Subjek 1 Subjek 2
Keluarga mengatakan subjek tidak Keluarga mengatakan subjek tidak
pernah keluar rumah untuk keluar rumah untuk berinteraksi
berinteraksi dengan orang lain. dengan orang lain
29

Keluarga mengatakan tidak bisa Keluarga tidak bisa memaksa klien


memarahi klien karena takut klien untuk bekerja karena takut klien
mengamuk. marah

Keluarga mengatakan klien tidak


pernah hadir di mushola
Masalah keperawatan : Resiko Masalah keperawatan : Resiko
Perilaku Kekerasan Perilaku Kekerasan

FAKTOR PREDISPOSISI
Subjek 1 Subjek 2
Keluarga mengatakan sudah klien Keluarga mengatakan subjek 2
sudah mengalami gangguan jiwa sudah mengalami gangguan jiwa
dari SD dan tidak pernah berobat. dari SMA dan menjalani
pengobatan di RSJ Nania dan tidak
berhasil, namun sebelumnya
keluarga sudah beberapa kali
mengantar subjek 2 untuk berobat
ke dukun yang tinggal berdekatan
mereka tapi tidak kunjung sembuh
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan :
Ketidakmampuan koping Ketidakmampuan koping Keluarga
Keluarga
Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada Tidak ada
Masalah Keperawatan : - Masalah Keperawatan : -

PEMERIKSAAN FISIK
Subjek 1 Subjek 2
Tekanan darah : 110/80 mmHg Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 37,20 C Suhu : 36,50 C
Nadi : 80x/menit Nadi : 90x/menit
Pernapasan : 20x/menit Pernapasan : 22x/menit

Penanggung jawab Penanggung jawab


Tekanan darah : 140/80 mmHg Tekanan darah : 130/80 mmHg
Suhu : 36 C Suhu : 360 C
Nadi : 91x/menit Nadi : 70x/menit
Pernapasan : 21x/menit Pernapasan : 23x/menit
Masalah Keperawatan : - Masalah keperawatan : -

GENOGRAM
30

Subjek 1 Subjek 2
Kakek dan nenek dari ibu subjek 1 Kakek dan nenek dari bapak subjek
sudah meninggal. 2 sudah meninggal.
Jumlah saudara kandung dari ibu Jumlah saudara kandung dari bapak
ada 4 orang, terdiri dari laki-laki 1 ada 2 orang, terdiri dari laki-laki 2
orang, perempuan 3 orang. Ibu orang, Bapak subjek 2 adalah anak
subjek 1 adalah anak ke dua. laki-laki ke dua.

Kakek dan nenek dari bapak Kakek dan nenek dari ibu subjek 2
subjek 1 sudah meninggal. sudah meninggal.
Jumlah saudara kandung dari Jumlah saudara kandung dari ibu
bapak ada 5 orang, terdiri dari 2 ada 6 orang, terdiri dari 2
perempuan, 3 laki-laki, bapak perempuan, 4 laki-laki, mama
subjek 1 adalah anak laki-laki ke subjek 2 adalah anak perempuan ke
tiga. empat
Jumlah saudara kandung dari Jumlah saudara kandung dari
subjek 1 ada 3 orang, terdiri dari subjek 2 ada 4 orang, terdiri dari
laki-laki 1 orang dan perempuan 2 laki-laki 2 orang dan perempuan 2
orang. Subjek 1 adalah anak orang. Subjek 1 adalah anak
perempuan pertama. perempuan ketiga
Masalah keperawatan : - Masalah keperawatan : -

KONSEP DIRI
Subjek 1 Subjek 2
Subjek 1 mengatakan bagian Subjek 2 mengatakan menyukai
tubuh yang sangat di sukai adalah semua bagian tubuh.
mata. subjek 1 merasa tidak suka Subjek 2 mengatakan bahwa dia
dengan bagian rambutnya. adalah anak perempuan ketiga dari
4 bersaudara, subjek 2 mampu
Subjek 1 mengatakan bahwa dia menjelaskan identitasnya secara
adalah anak perempuan pertama, keseluruhan.
subjek 1 mampu menjelaskan
identitasnya secara keseluruhan. Subjek 2 berharap lekas sembuh,
dan bisa beraktivitas seperti orang
Subjek 1 berharap lekas sembuh, lain.
dan bisa beraktivitas seperti orang
lain.
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan : -
Gangguan ideal diri

HUBUNGAN SOSIAL
Subjek 1 Subjek 2
31

Hubungan sosial subjek 1 dengan Hubungan sosial subjek 2 dengan


lingkungan sekitar kurang baik lingkungan sekitar kurang baik
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan :
Kerusakan komunikasi verbal Kerusakan komunikasi verbal

PENGKAJIAN SPIRITUAL
Subjek 1 Subjek 2
Subjek 1 menganut agama islam Subjek 2 menganut agama islam
namun keluarga mengatakan namun keluarga mengatakan subjek
subjek 1 tidak pernah ke mushola 1 tidak pernah ke mushola untuk
untuk beribadah, dan bahkan tidak beribadah, dan bahkan tidak pernah
pernah melibatkan diri untuk melibatkan diri untuk kegiatan
kegiatan keagamaan lainnya keagamaan lainnya
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan : Gangguan
Gangguan spiritual spiritual

STATUS MENTAL
Subjek 1 Subjek 2
Subjek 1 berpenampilan bersih Subjek 2 berpenampilan bersih dan
namun tidak rapi rapi
Menggunakan pakaian sesuai Menggunakan pakaian sesuai
Masalah keperawatan : - Masalah keperawatan : -

PEMBICARAAN
Subjek 1 Subjek 2
Pembicaraan : lambat Pembicaraan : membisu
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
Kerusakan Komunikasi Kerusakan Komunikasi Verbal

AKTIVITAS MOTORIK
Subjek 1 Subjek 2
Subjek 1 nampak lesu Subjek 2 nampak gelisah
Masalah keperawatan : - Masalah keperawatan : -

INTERAKSI SELAMA WAWANCARA


Subjek 1 Subjek 2
Selama wawancara kontak mata Selama wawancara kontak mata
kurang kurang
Masalah Keperawatan : Masalah keperawatan :
Kerusakan interaksi sosial Kerusakan interaksi sosial
32

ALAM PERASAAN
Alam perasaan subjek 1 putus asa Alam perasaan subjek 2 putus asa
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
Keputusasaan Keputusasaan

DAYA TILIK DIRI


Subjek 1 Subjek 2
Subjek 1 tidak mengingkari Subjek 2 mengingkari penyakitnya
penyakitnya.
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
Perubahan proses pikir Perubahan proses pikir
33

4.3. Analisa Data

No Data Problem (masalah)


1 Subjek 1
Subjek 1 mengatakan merasa tidak
nyaman keluar rumah untuk berinteraksi
dengan orang lain dengan alasan malas
dan malu. Subjek 1 hanya mau
berinteraksi dengan orang yang ada
didalam rumahnya, dan keluarga yang
tinggal berdekatan. Subjek 1 lebih
banyak menghabiskan waktunya dengan
Harga diri rendah
tidur di kamar.
Subjek 1 tidak pernah melakukan
sosialisasi yang baik dengan
lingkungannya dikarenakan lebih banyak
menghabiskan waktunya didalam rumah
sehingga dan tidak pernah berinteraksi
dengan orang lain kecuali mereka yang
tinggal serumah dengannya dan
keluarganya yang kebetulan tinggal
bersebelahan rumah.
2 Subjek 2
Subjek 2 tidak pernah keluar rumah
untuk berinteraksi dengan orang lain
karena malu. Subjek 2 hanya mau
berinteraksi dengan orang yang ada
didalam rumahnya. Subjek 2 lebih
Harga diri rendah
banyak menghabiskan waktunya dengan
tidur di kamar dan sesekali duduk sendiri
di kursi santai didekat ruang dapur.
Subjek 2 selama wawancara kontak
matanya kurang. Subjek 2 lebih banyak
menunduk.
34

4.4. Diagnosa keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian pada klien 1 dan klien 2 pada tanggal 8 Mei 2019 dan

rumusan masalah, maka diagnosa yang ditegakan adalah “Harga Diri Rendah”.

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektif

4.5. Perencanaan Keperawatan


Diagnosa Harga diri rendah

1) Tujuan keperawatan

a) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki.

b) Pasien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

c) Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan.

d) Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih dari awal.

2) Tindakan keperawatan

a) Identifikasi kemampuan dan aspek postif yang masih dimiliki pasien. Untuk

membantu pasien mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih

dimilikinya perawat dapat melakukan hal-hal berikut ini :

(1) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang masih

dimiliki pasien seperti kegiatan-kegiatan pasien di rumah, adanya

keluarga dan lingkungan terdekat pasien.

(2) Beri pujian realistik dan hindarkan penilaian yang negatif.


35

b) Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan cara-cara

berikut :

(1) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuan yang masih dapat

digunakan saat ini.

(2) Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap kemampuan

diri yang diungkapkan pasien.

(3) Perlihatkan respon yang kondusif dan upayakan menjadi pendengar yang

aktif .

c) Membantu pasien untuk memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih,

tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut

(1) Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan dipilih sebagai kegiatan

yang akan pasien lakukan sehari-hari.

(2) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang pasien dapat lakukan dengan

mandiri atau dengan bantuan minimal.

d) Latih kemampuan yang dipilih pasien dengan cara berikut :

(1) Diskusikan dengan pasien langkah-langkah kegiatan.

(2) Bersama pasien peragakan kegiatan yang ditetapkan.

(3) Beri dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan

pasien.

e) Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih.

(1) Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah

dilatih.

(2) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
36

(3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap

kegiatan.

(4) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.

(5) Berikan pasien kesempatan mengungkapkan perasaan setelah

pelaksanaan kegiatan.
37

4.6. Pelaksanaan Keperawatan


Strategi pelaksanaan 1 pasien
(Pertemuan Pertama)

Subjek 1 Subjek 2
Interaksi 1 hari 1 Interaksi 1 hari 1
Hari/tanggal : minggu, 26 Mei 2018 Hari/tanggal : senin, 27 Mei 2018
Jam : 09.30 – 10.00 Wit Jam : 10.30 – 11.00 Wit
A. PROSES KEPERAWATAN A. PROSES KEPERAWATAN
Kondisi klien : Kondisi klien :
Klien nampak lesuh, klien lebih banyak Klien nampak gelisah, klien lebih banyak diam
diam dan berbicara ketika ditanya, pakaian dan berbicara ketika ditanya, pakaian yang
yang dikenakan bersih namun tidak rapi, dikenakan bersih dan rapi, rambut terurus, dan
rambut tidak terurus, dan kontak mata kontak mata kurang.
kurang. Tujuan :
Tujuan : Membina hubungan saling percaya
Membina hubungan saling percaya a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
a) Sapa klien dengan ramah baik verbal non verbal.
maupun non verbal. b) Perkenalkan diri dengan sopan.
b) Perkenalkan diri dengan sopan. c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
c) Tanyakan nama lengkap dan nama yang disukai.
panggilan yang disukai. d) Jelaskan tujuan pertemuan.
d) Jelaskan tujuan pertemuan. e) Jujur dan menepati janji.
e) Jujur dan menepati janji. f) Tunjukan sikap empati dan menerima klien
f) Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya.
klien apa adanya. g) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
g) Beri perhatian kepada klien dan kebutuhan dasar klien.
perhatikan kebutuhan dasar klien. B. STRATEGI KOMUNIKASI
B. STRATEGI KOMUNIKASI a. Fase Orientasi
a. Fase Orientasi 1. Salam Teraupetik
1. Salam Teraupetik Selamat pagi kakak?.....Boleh saya
Selamat pagi Kakak?.....Boleh saya kenalan dengan kakak?...terima kasih
kenalan dengan Kakak?...terima kakak, kalo bole tau kakak namanya
kasih Kakak, kalo bole tau Kakak siapa?.....kakak senangnya disapa dengan
namanya siapa?.....Kakak senangnya nama apa?.... O....kakak senangnya
disapa dengan nama apa?.... dipanggil kakak A, baik kakak K
O....Kakak senangnya dipanggil perkenalkan nama saya Dorkas
Kakak N, baik Kakak N perkenalkan Rumlawang biasa dipanggil oka, saya
nama saya Dorkas Rumlawang biasa mahasiswa Prodi Keperawatan Tual yang
dipanggil Oka, saya mahasiswa sedang melakukan penelitian di Wilayah
Prodi Keperawatan Tual yang sedang Kerja Puskesmas Tual selama 5 hari
melakukan penelitian di Wilayah tentang dampak dari penyakit yang
Kerja Puskesmas Tual selama 5 hari sedang kakak derita sekarang dan saya
tentang dampak dari penyakit yang asalnya dari Tepa
sedang kakak derita sekarang dan 2. Memvalidasi keadaan pasien
saya asalnya dari Tepa. Bagaimana kondisinya Hari Ini kakak A?
2. Memvalidasi keadaan pasien 3. Menyepakati pertemuan (kontrak)
Bagaimana kondisinya Hari Ini a) Topik
Kakak N? Baik kakak A, sesuai dengan tujuan
3. Menyepakati pertemuan (kontrak) saya kesini adalah untuk penelitian
a) Topik tentang dampak dari penyakit yang
Baik Kakak N, sesuai dengan sedang Kakak A derita sekarang,
tujuan saya kesini adalah untuk maka apakah kakak A bersedia
penelitian tentang dampak dari menjadi salah satu partisipan saya?
penyakit yang sedang Kakak N Terima kasih kakak A untuk
derita sekarang, maka apakah kesediaannya menjadi salah satu
kakak N bersedia menjadi salah partisipan saya, Nah bagaimana kalau
satu partisipan saya? Terima perbincangan kita hari ini tentang
38

kasih kakak N untuk penyakit yang kakak A derita?


kesediaannya menjadi salah satu d) Waktu
partisipan saya, Nah bagaimana Baik kakak A, untuk perbincangan
kalau perbincangan kita hari ini hari ini kakak A bersedia untuk waktu
tentang penyakit yang kakak yang akan kita gunakan kira-kira
derita? berapa lama?....ok baiklah berarti
b) Waktu waktu yang akan kita pakai 15 menit
Baik kakak N, untuk ya....
perbincangan hari ini kakak N e) Tempat
bersedia untuk waktu yang akan Menurut kakak A, tempat nyaman
kita gunakan kira-kira berapa yanga akan kita gunakan sebagai
lama?....ok baiklah berarti waktu tempat perbincangan kita dimana
yang akan kita pakai 15 menit ya?..Oh diruang tamu saja ya baiklah
ya.... b. Fase Kerja
c) Tempat Sudah berapa lama kakak K sakit?....maaf
Menurut Kakak N, tempat kakak K apakah ada anggota keluarga yang
nyaman yanga akan kita gunakan mengidap sakit sama?...oh tidak ada yang
sebagai tempat perbincangan kita menderita sakit yang sama?..sekarang Kakak
dimana ya?..Oh diruang tamu K sering berinteraksi dengan orang lain atau
saja ya baiklah tidak?..sekarang kakak K harus interaksi
b. Fase Kerja dengan orang lain dan kurangi duduk sendiri,
Sudah berapa lama Kakak N berdoa biar lekas sembuh dan sekarang
sakit?....maaf kakak N apakah ada kakak K harus berpikir dan lakukan hal-hal
anggota keluarga yang mengidap sakit yang positif supaya kakak K jangan terbawa
sama?...oh tidak ada yang menderita stress dengan kondisi sekarang.
sakit yang sama?..sekarang Kakak N c. Fase Terminasi
sering berinteraksi dengan orang lain 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan
atau tidak?..sekarang kakak N harus keperawatan
interaksi dengan orang lain dan kurangi Subjektif : Bagaimana perasaannya
stress, berdoa biar lekas sembuh dan setelah perbincangan singkat kita tadi?...
sekarang kakak N harus berpikir dan Objektif : Maukah kakak K
lakukan hal-hal yang positif supaya menceritakan kembali penyakit kakak
kakak N jangan terbawa stress dengan yang telah kita perbincangakan tadi?..
kondisi sekarang. 2. Rencana tindak lanjut
c. Fase Terminasi Kakak, kalau ada yang ingin kakak
1. Evaluasi respon klien terhadap tanyakan atau diceritrakan bisa
tindakan keperawatan disampaikan nanti di pertemuan
Subjektif : Bagaimana perasaannya berikutnya.
setelah perbincangan singkat kita 3. Kontrak waktu yang akan datang
tadi?... Ok, kakak K sesuai kesepakatan waktu
Objektif : Maukah kakak N bahwa 15 menit, maka kita akhiri dulu
menceritakan kembali penyakit perbincangan kita saat ini dan apabila
kakak yang telah kita kakak tidak keberatan apakah kita bisa
perbincangakan tadi?.. melanjutkan kembali perbincangan
2. Rencana tindak lanjut kita?... terima kasih kakak bagaimana
kakak, kalau ada yang ingin kakak kalau pertemuan berikutnya kita
tanyakan atau diceritrakan bisa membahas tentang kemampuan atau
disampaikan nanti di pertemuan kelebihan yang kakak miliki? ... jika
berikutnya. demikian kapan saya bisa menemui
3. Kontrak waktu yang akan datang kakak kembali?...ok besok, kakak K
Ok, kakak sesuai kesepakatan waktu maunya jam berapa?...dimana
bahwa 15 menit, maka kita akhiri tempatnya yang menurut kakak nyaman
dulu perbincangan kita saat ini dan untuk berceritra?..baik sebelum saya
apabila kakak tidak keberatan apakah akhiri kakak masih ingat nama
kita bisa melanjutkan kembali saya?..terima kasih kakak masih
perbincangan kita?... terima kasih mengingat nama saya, maka saya pamit
kakak bagaimana kalau pertemuan dulu kakak, dan terima kasih juga untuk
berikutnya kita membahas tentang perbincangan hari ini, sampai jumpa
kemampuan atau kelebihan yang kembali besok kakak, permisi....
kakak miliki? ... jika demikian kapan
39

saya bisa menemui kakak


kembali?...ok besok, kakak maunya
jam berapa?...dimana tempatnya
yang menurut kakak nyaman untuk
berceritra?..baik sebelum saya akhiri
kakak masih ingat nama
saya?..terima kasih kakak masih
mengingat nama saya, maka saya
pamit dulu kakak dan terima kasih
juga untuk perbincangan hari ini,
sampai jumpa kembali besok kakak,
permisi....

Strategi pelaksanaan 1 pasien


(Pertemuan Kedua)

Subjek 1 Subjek 2
Interaksi II hari II Interaksi II hari II
Hari/tanggal : Senin, 27 Mei 2019 Hari/tanggal : Selasa, 28 Mei 2019
Jam : 11.30 – 13.00 Wit Jam : 15.30 – 17.00 Wit
A. Proses Keperawatan A. Proses Keperawatan
Sesi I : Identifikasi Hal Positif Diri Sesi I : Identifikasi Hal Positif Diri
Kondisi klien : Kondisi klien :
Klien nampak lesuh, klien lebih banyak Klien nampak lesuh, klien lebih banyak diam
diam dan berbicara ketika ditanya, pakaian dan berbicara ketika ditanya, pakaian yang
yang dikenakan bersih namun tidak rapi, dikenakan bersih namun tidak rapi, rambut
rambut tidak terurus, dan kontak mata terurus, dan kontak mata kurang.
kurang. Tujuan :
Tujuan : Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada
Klien dapat mengidentifikasi hal positif dirinya.
pada dirinya. Tindakan keperawatan :
Tindakan keperawatan : a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif
a. Diskusikan kemampuan dan aspek yang dimiliki klien.
positif yang dimiliki klien. b. Setiap ketemu klien hindarkan memberi
b. Setiap ketemu klien hindarkan memberi penilaian negatif.
penilaian negatif. c. Berikan pujian yang realistik
c. Berikan pujian yang realistik Alat : Pena dan kertas HVS
Alat : Pena dan kertas HVS Metode : Diskusi Permainan
Metode : Diskusi Permainan B. Strategi komunikasi
B. Strategi komunikasi a. Fase Orientasi
a. Fase Orientasi 1. Salam Teraupetik
1. Salam Teraupetik Peneliti : Selamat pagi kakak A?....masih
Peneliti : Selamat pagi Kakak kenal saya?..wah ingatan kakak A
N?....masih kenal saya?..wah ingatan ternyata bagus sekali.
kakak ternyata bagus sekali. 2. Memvalidasi keadaan pasien
2. Memvalidasi keadaan pasien Peneliti : bagaimana perasaannya hari
Peneliti : bagaimana perasaannya ini? ... masih ingat dengan apa yang akan
hari ini? ... masih ingat dengan apa kita bahas hari ini?...bagus sekali kakak,
yang akan kita bahas hari ini?...bagus terima kasih jika masih mengingatnya
sekali Kakak, terima kasih jika masih dengan baik.
mengingatnya dengan baik. 3. Menyepakati pertemuan (Kontrak)
3. Menyepakati pertemuan (Kontrak) Sesuai dengan kontrak telah kita sepakati
Sesuai dengan kontrak telah kita kemarin, maka hari ini kita ada dalam
sepakati kemarin, maka hari ini kita kegiatan terapi untuk mengenal
ada dalam kegiatan terapi untuk kemampuan atau mengidentifikasi hal
mengenal kemampuan atau positif diri yang dimiliki agar
mengidentifikasi hal positif diri yang kemampuan yang dimiliki tersebut dapat
dimiliki agar kemampuan yang bermanfaat bagi kakak A sendiri,
40

dimiliki tersebut dapat bermanfaat keluarga atau orang lain.waktu yang kita
bagi Kakak N sendiri, keluarga atau butuhkan 30 menit dan kakak A harus
orang lain.waktu yang kita butuhkan mengikuti kegiatan ini sampai selesai,
30 menit dan Kakak N harus setuju kakak?...baik kalau kakak setuju
mengikuti kegiatan ini sampai maka kita dapat memulai kegiatan kita.
selesai, setuju kakak N?...baik kalau
Kakak N setuju maka kita dapat
memulai kegiatan kita.
b. Fase kerja
b. Fase kerja  kakak, sebelumnya saya perkenalkan
 Kakak N, sebelumnya saya kembali nama saya Dorkas Rumlawang,
perkenalkan kembali nama saya nama panggilannya Oka
Dorkas Rumlawang, nama  Pena dan kertas yang sudah saya berikan
panggilannya Oka sekarang kakak tulislah hal-hal positif
 Pena dan kertas yang sudah saya atau kemampuan yang dimiliki pada
berikan sekarang kakak tulislah hal- kertas tersebut. Silahkan kakak tulis
hal positif atau kemampuan yang sebanyak-banyaknya karena tidak ada
dimiliki pada kertas tersebut. batasan.
Silahkan kakak tulis sebanyak-  Hal-hal positif disini dapat berupa :
banyaknya karena tidak ada batasan. kelebihan atau kemampuan klien yang
 Hal-hal positif disini dapat berupa : membanggakan, prestasi yang pernah
kelebihan atau kemampuan klien diraih, kemudian hal-hal yang
yang membanggakan, prestasi yang menyenangkan diri sendiri, keluarga dan
pernah diraih, kemudian hal-hal yang lingkungan. Dari pekerjaan rumah tangga
menyenangkan diri sendiri, keluarga yang biasa dilakukan sehari-hari.
dan lingkungan. Dari pekerjaan  Bagaimana kakak apakah sudah
rumah tangga yang biasa dilakukan selesai? ...partisipan : sudah, peneliti :
sehari-hari. Ok, selanjutnya kakak silakan membaca
 Bagaimana kakak apakah sudah kembali apa yang tadi kakak tulis.
selesai? ...partisipan : sudah, Partisipan : kelebihan sebagai pemain
peneliti : Ok, selanjutnya kakak N bola, mencuci piring, menjemur enbal,
silakan membaca kembali apa yang dan membersihkan rumah.
tadi Kakak tulis. Partisipan :  Wah, bagus sekali kakak mampu
kelebihan masak nasi mengenal kemampuan yang dimiliki.
 Wah, bagus sekali kakak mampu
mengenal kemampuan yang dimiliki.
c. Fase terminasi c. Fase terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan
tindakan keperawatan. keperawatan.
Subjektif : bagaimana perasaan Subjektif : bagaimana perasaan kakak
kakak setelah mengikuti kegiatan setelah mengikuti kegiatan tadi.
tadi. Partisipan : senang karena Partisipan : senang karena ternyata saya
ternyata saya masih punya masih punya kelebihan yang
kelebihan yang bermanfaat. bermanfaat.
Objektif : dapatkah kakak sebutkan Objektif : dapatkah kakak sebutkan
kembali kemampuan apa yang kembali kemampuan apa yang kakak
kakak miliki?.... miliki?....
2. Rencana tindak lanjut 2. Rencana tindak lanjut
kakak kalau ada yang ingin Kakak kalau ada yang ingin ditanyakan
ditanyakan atau diceritrakan bisa atau diceritrakan bisa disampaian nanti
disampaian nanti pada pertemuan pada pertemuan berikutnya.
berikutnya. 3. Kontrak waktu yang akan datang
3. Kontrak waktu yang akan datang Ok, kakak sesuai kesepakatan waktu
Ok, kakak sesuai kesepakatan bahwa 30 menit, maka kita akhiri dulu
waktu bahwa 30 menit, maka kita perbincangan kita saat ini dan apabila
akhiri dulu perbincangan kita saat kakak tidak keberatan apakah kita bisa
ini dan apabila kakak tidak melanjutkan kembali perbincangan
keberatan apakah kita bisa kita?... terima kasih kakak bagaimana
melanjutkan kembali perbincangan kalau pertemuan berikutnya kita
kita?... terima kasih kakak membahas tentang kemampuan atau
41

bagaimana kalau pertemuan kelebihan yang kakak ingin lakukan? ...


berikutnya kita membahas tentang jika demikian kapan saya bisa menemui
kemampuan atau kelebihan yang kakak kembali?...ok besok, kakak
kakak ingin lakukan? ... jika maunya jam berapa?...dimana
demikian kapan saya bisa menemui tempatnya yang menurut kakak nyaman
kakak kembali?...ok besok, kakak untuk berceritra?..baik sebelum saya
maunya jam berapa?...dimana akhiri kakak masih ingat nama
tempatnya yang menurut kakak saya?..terima kasih kakak masih
nyaman untuk berceritra?..baik mengingat nama saya, maka saya pamit
sebelum saya akhiri kakak masih dulu kakak, dan terima kasih juga untuk
ingat nama saya?..terima kasih perbincangan hari ini, sampai jumpa
kakak masih mengingat nama saya, kembali besok kakak, permisi....
maka saya pamit dulu kakak, dan
terima kasih juga untuk
perbincangan hari ini, sampai
jumpa kembali besok kakak,
permisi....

Strategi pelaksanaan 1 pasien


(Pertemuan Ketiga)
Subjek 1 Subjek 2
Interaksi III hari III Interaksi III hari III
Hari/tanggal : Selasa, 28 Mei 2019 Hari/tanggal : Rabu, 29 Mei 2019
Jam : 09.30 – 10.00 Wit Jam : 13.30 – 15.00 Wit
A. Proses Keperawatan A. Proses Keperawatan
Sesi I : Menilai kemampuan yang masih Sesi I : Menilai kemampuan yang masih
dapat digunakan dapat digunakan
Kondisi klien :
Klien nampak lesuh, klien lebih banyak Kondisi klien :
diam dan berbicara ketika ditanya, pakaian Klien nampak lesuh, klien lebih banyak diam
yang dikenakan bersih namun tidak rapi, dan berbicara ketika ditanya, pakaian yang
rambut tidak terurus, dan kontak mata dikenakan bersih namun tidak rapi, rambut
kurang. terurus, dan kontak mata kurang.
Tujuan : Tujuan :
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Klien dapat menilai kemampuan yang dapat
digunakan. digunakan.
Tindakan keperawatan : Tindakan keperawatan :
d. Diskusikan kemampuan dan aspek d. Diskusikan kemampuan dan aspek positif
positif yang masih dapat digunakan yang masih dapat digunakan.
e. Setiap ketemu klien hindarkan memberi e. Setiap ketemu klien hindarkan memberi
penilaian negatif. penilaian negatif.
f. Berikan pujian yang realistik f. Berikan pujian yang realistik
Alat : Pena dan kertas HVS, kertas Alat : Pena dan kertas HVS, kertas daftar
daftar kemampuan positif pada sesi I. kemampuan positif pada sesi 1.
Metode : Diskusi, bermain peran Metode : Diskusi bermain peran
C. Strategi komunikasi B. Strategi komunikasi
d. Fase Orientasi a. Fase Orientasi
4. Salam Teraupetik 1. Salam Teraupetik
Peneliti : Selamat pagi kakak Peneliti : Selamat pagi kakak A?....masih
N?....masih ingat dengan saya? ingat dengn saya?.
5. Memvalidasi keadaan pasien 2. Memvalidasi keadaan pasien
Peneliti : bagaimana perasaannya Peneliti : bagaimana perasaannya hari
hari ini? ... masih ingat dengan apa ini? ... masih ingat dengan apa yang akan
yang akan kita bahas hari ini?...bagus kita bahas hari ini?...bagus sekali kakak,
sekali kakak, apakah masih ada apakah masih ada kemampuan diri yang
kemampuan diri yang ingin ingin ditambahkan?
ditambahkan? 3. Menyepakati pertemuan (Kontrak)
6. Menyepakati pertemuan (Kontrak) Sesuai dengan kontrak telah kita sepakati
42

Sesuai dengan kontrak telah kita kemarin, maka hari ini kita ada dalam
sepakati kemarin, maka hari ini kita kegiatan untuk melatih hal positif diri
ada dalam kegiatan untuk melatih hal atau kemampuan diri yang merupakan
positif diri atau kemampuan diri kelanjutan dari kegiatan kemarin yang
yang merupakan kelanjutan dari mana terapi ini bertujuan untuk dapat
kegiatan kemarin yang mana terapi menilai, memilih dan memperagakan dan
ini bertujuan untuk dapat menilai, menjadwalakan penggunaan kemampuan
memilih dan memperagakan dan atau hal positif diri yang telah ditulis
menjadwalkan penggunan pada sesi I.
kemampuan atau hal positif diri yang b. Fase kerja
telah ditulis pada sesi I.  kakak, silakan baca kembali daftar hal
e. Fase kerja positif yang telah ditulis kemarin dan
 Kakak N, silakan baca kembali daftar pilihlah 1 kemampuan untuk dilatih.
hal positif yang telah ditulis kemarin  Kakak silakan pilih mana yang mau
dan pilihlah 1 kemampuan untuk dikerjakan!
dilatih.  Baik, kakak memilih untuk menjemur
 Kakak silakan pilih mana yang mau embal,maka yang kita siapkan adalah
dikerjakan! nyiru yang berisi embal, caranya siapkan
 Baik, kakak memilih untuk nyiru kemudian taru embal diatasnya dan
membersihkan rumah, maka yang kemudian jemur hati-hati jangan sampai
kita siapkan adalah sapu gemutu, tumpah. Silahakan kakak lanjutkan
caranya pertama, ambilkan sapu menjemur embal.
kemudian sapu dari teras, kedua,dari  Wah, bagus sekali kakak dapat
dalam rumah,ruang nonton sampai melakukannya dengan baik.liki.
ke dapur Silakan kakak lanjutkan
untuk mengepel. c. Fase terminasi
 Wah, bagus sekali kakak dapat 1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan
melakukanya dengan baik. keperawatan.
f. Fase terminasi Subjektif : bagaimana perasaan kakak
4. Evaluasi respon klien terhadap setelah mengikuti kegiatan tadi.
tindakan keperawatan. Partisipan : senang karena saya bisa
Subjektif : bagaimana perasaan membantu orang tua saya.
kakak setelah menyiapkan kayu Objektif : coba kakak peragakan
bakar tadi?...senang karena saya kembali cara menjemur embal.
bisa membantu ibu saya. 2. Rencana tindak lanjut
Objektif : coba kakak peragakan Sekarang mari kita masukan kegiatan
kembali cara membersihkan rumah ini pada jadwal harian,kakak mau
5. Rencana tindak lanjut berapa kali dalam sehari untuk
Sekarang mari kita masukan menjemur embal??
kegiatan ini pada jadwal 3. Kontrak waktu yang akan datang
harian,kakak mau berapa kali Baik kakak,kita telah menyelesaikan
dalam sehari untuk membersihkan latihan kita untuk kemampuan kakak
rumah?? yang pertama,bagaimana kalau nanti
6. Kontrak waktu yang akan datang sore kita bertemu kembali untuk latihan
Baik kakak,kita telah kemampuan kedua?...kira-kira jam
menyelesaikan latihan kita untuk berapa saya kembali lagi ke
kemampuan kakak yang sini?,...kakak masih ingat kemampuan
pertama,bagaimana kalau nanti apa yang dipilih?, ya bagus, Ok
sore kita bertemu kembali untuk sebelum saya pamit kakak masih ingat
latihan kemampuan kedua?...kira- nama saya....bagus.kalau begitu sampai
kira jam berapa saya kembali lagi jumpa
ke sini?,...kakak masih ingat
kemampuan apa yang dipilih?, ya
bagus,kita akan menyiapkan sabun
cuci piring nanti sore jam 16.00
WIT ya? Ok sebelum saya pamit
kakak masih ingat nama
saya....bagus.kalau begitu sampai
jumpa nanti sore kakak, selamat
siang...!
46

4.3.Pembahasan

4.3.1. Pengkajian keperawatan

Pada pembahasan ini peneliti akan memaparkan hasil studi kasus

dari ke dua partisipan dengan kasus yang sama berdasarkan teori dengan

asuhan keperawatan jiwa dengan masalah harga diri rendah yang telah

dilakukan pada tanggal 26 Mei 2019 sampai pada tanggal 30 Mei 2019.

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data, analisa data

dan perumusan masalah klien. Bagian ini berisi pedoman agar perawat

dapat menangani pasien yang mengalami diagnosis keperawatan dengan

halusinasi pendengaran, baik dapat dilakukan melalui wawancara maupun

observasi kepada pasien dan keluarga. Pengkajian meliputi identitas,

Keluhan Utama, Faktor predisposisi, Faktor biologis, faktor psikologis,

sosial budaya, sumber koping, Penilaian terhadap stressor.

Hasil pengkajian partisipan 1 dengan harga diri rendah adalah klien

mengatakan bahwa dia hanya berdiam diri di rumah dan jarang keluar

rumah, klien hanya mau berinteraksi dengan orang yang ada didalam

rumahnya, dan keluarga yang tinggal berdekatan dengan klien, Keluarga

kadang mengajak klien untuk berinteraksi dengan tetangganya namun klien

menolak, Klien jarang ikut bergabung dengan masyarakat di lingkungan

sekitar. Klien mengatakan merasa tidak nyaman keluar rumah untuk

berinteraksi dengan orang lain. Klien beralasan takut mengganggu aktivitas

mereka.

Hasil pengkajian partisipan 2 dengan harga diri rendah adalah

keluarga terkadang mengajak klien untuk berinteraksi dengan tetangga


47

sekitar tetapi klien tetap tidak mau bertemu dengan orang lain, Klien tidak

terlibat didalam kegiatan-kegiatan di masyarakat. Dan menghabiskan lebih

banyak waktunya di dalam rumah, Klien mengalami masalah yang

berhubungan dengan lingkungan. Klien tidak pernah ikut bergabung dengan

masyarakat di lingkungan sekitar, Klien memiliki koping maladaptif yaitu

tidak mampu berinteraksi dengan orang lain dan menatap lawan bicaranya.

Pada saat dilakukan wawancara klien banyak menunduk, kontak mata

kurang.

Berdasarkan data pengkajian awal yang harus diketahui pada harga

diri rendah merupakan pertahanan diri seseorang terhadap orang lain

maupun lingkungan yang menyebabkan kecemasan pada diri sendiri dengan

cara menarik secara fisik maupun psikis. Harga diri rendah adalah keadaan

seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak

mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin

merasa ditolak, tidak diterima, kesepian,dan tidak mampu membina

hubungan yang berarti dengan orang lain (Yusuf A.,dkk 2015).

Kekambuhan kembali penderita gangguan jiwa sebagian besar

disebabkan oleh kurangnya perhatian dari lingkungan dan bahkan keluarga

sendiri tidak memberikan pengobtan sehingga berakibat pada lambatnya

proses penyembuhan (Keliat.2009). Sedangkan menurut teori Direja (2011)

seseorang mengalami kekambuhan adalah ketidakmampuan

mengendalikan dorongan marah, stimulus lingkungan, konflik

interpersonal, ststus mental, putus obat, penyalahgunaan narkoba atau

alcohol, ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan

ketidakmampuan dalam menempatkan diri.


48

Berdasarkan teori diatas bahwa asumsi peneliti dengan data yang

didapatkan yaitu salah satu faktor yang memperberat timbulnya

kekambuhan pada partisipan harga diri rendah karena putus pengobatan

atau tidak memberikan dorongan dan motivasi kepada partisipan dan juga

tidak memberikan pengobatan sehingga mengakibatkan lambatnya proses

penyembuhan pada partisipan Harga Diri rendah.

Selain itu, berdasarkan data yang didapatkan pada partisipan 2

bahwa menurut (Keliat,dkk. 2009). Keadaan ketika individu mengalami

penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang

lain dan sekitarnya. Partisipan mungkin merasa ditolak dan tidak mampu

membina hubungan yang berarti dengan orang lain.

Berdasarkan teori diatas bahwa asumsi peneliti adalah faktor

predisposisi yang dialami pada partisipan 2 merupakan bagian dari faktor

psikologi bahwa didalam keluarga klien adalah anak pendiam. Keluarga

mengatakan sejak kecil klien selalu senang sendiri, hingga dewasa klien

jarang berbagi masalah dengan keluarga maupun orang terdekatnya.

4.3.2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teori Yusuf, dkk (2015), setelah data terkumpul dan

dikumentasikan dalam format pengkajian jiwa, maka seorang perawat harus

mampu melakukan analisis data dan menetapkan suatu kesimpulan terhadap

asalah yang dialai pasien. Hasil kesipulan tersebut kemudian dirumuskan

menjadi masalah keperawatan. Pasien biasanya memiliki lebih dari satu

masalah keperawatan.
49

diagnosa keperawatan prioritas klien 1 adalah harga diri rendah yang

ditandai dengan klien mengatakan bahwa dia hanya berdiam diri di rumah

dan jarang keluar rumah, klien hanya mau berinteraksi dengan orang yang

ada didalam rumahnya, dan kakak perempuan klien yang tinggal berdekatan

dengan klien, Keluarga kadang mengajak klien untuk berinteraksi dengan

tetangganya namun klien menolak, Klien jarang ikut bergabung dengan

masyarakat di lingkungan sekitar.

Diagnosa keperawatan prioritas ke dua klien 1 adalah Harga diri

rendah yang ditandai dengan klien mengatakan merasa tidak nyaman keluar

rumah untuk berinteraksi dengan orang lain. Klien beralasan takut

mengganggu aktivitas mereka.

Diagnosa keperawatan prioritas pertama klien 2 adalah harga diri

rendah yang ditandai dengan Keluarga terkadang mengajak klien untuk

berinteraksi dengan tetangga sekitar tetapi klien tetap tidak mau bertemu

dengan orang lain, Klien tidak terlibat didalam kegiatan-kegiatan di

masyarakat. Dan menghabiskan lebih banyak waktunya di dalam rumah,

Klien mengalami masalah yang berhubungan dengan lingkungan. Klien

tidak pernah ikut bergabung dengan masyarakat di lingkungan sekitar,

Klien memiliki koping maladaptif yaitu tidak mampu berinteraksi dengan

orang lain dan menatap lawan bicaranya.

Diagnosa keperawatan prioritas ke dua klien 2 adalah Harga diri

rendah yang ditandai dengan pada saat dilakukan wawancara klien banyak

menunduk, kontak mata kurang.

Diagnosa keperawatan ke tiga adalah Resiko perilaku kekerasan yang

di tandai dengan keluarga kadang memberi tugas kepada klien untuk


50

dikerjakan seperti mencuci piring, menjemur enbal namun klien kadang

acuh tak acuh. Namun keluarga tidak bisa memaksa klien untuk bekerja

karena takut klien marah.

Penulis menegakan diagnosa Harga Diri Rendah sebagai prioritas

utama karena jika tidak segera dilakukan tindakan keperawatan akan

menimbulkan masalah lain diantaranya akan mengakibatkan masalah isolasi

sosial dan jika dibiarkan terus menerus dapat muncul masalah gangguan

persepsi halusinasi sehingga memicu perilaku kekerasan yang mengancam

diri sendiri orang lain dan lingkungan (Yosep, 2014).

4.3.3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan disesuaikan dengan diagnosa keperawatan

yang muncul setelah melakukan pengkajian dan rencana intervensi

keperawatan dilihat pada tujuan khusus (Yosep dalam Muhith. 2015).

Intervensi keperawatan prioritas pada klien 1 dan 2 adalah

halusinasi pendengaran. Penulis membuat intervensi keperawaatan dengan

identifikasi penyebab, tanda dan gejala harga diri rendah, akibat harga diri

rendah dan melakukan strategi tindakan membina hubungan saling percaya

dengan cara berkenalan dengan orang lain dan saling berinteraksi, mampu

mengenal masalahnya.

Intervensi keperawatan prioritas pada keluarga 1 dan 2 adalah terapi

kognitif. Penulis membuat intervensi keperawaatan dengan identifikasi

penyebab, tanda dan gejala harga diri rendah, akibat harga diri rendah dan

melakukan strategi tindakan terapi kognitif dengan cara mengubah pikiran

dari tidak logis dan negatif menjadi objektif, rasional, dan positif,
51

meningkatnya aktivitas, menurunkan perilaku yang tidak dinginkan,

meningkatkan keterampilan sosial.

Tindakan keperawatan sesuai teori yang dilakukan yaitu SP 1 Bina

Hubungan Saling Percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

teraupetik. Menurut Peplau, komunikasi teraupetik yaitu satu seni

menyembuhkan, menolong individu yang sakit atau membutuhkan

pelayanan kesehatan melalui satu proses interpersonal karena melibatkan

interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama (Alligod

& Tommy, 2010). Teori ini sangat tepat diaplikasikan pada klien yang

mengalami harga diri rendah karena menjelaskan proses hubungan antara

perawat dan klien dimulai dari tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi dan

resolusi.

4.3.4. Implementasi keperawatan

Pada pasien 1 implementasi keperawatan yang telah dilakukan untuk

diagnosa keperawatan harga diri rendah yaitu dengan identifikasi penyebab,

tanda dan gejala harga diri rendah, akibat harga diri rendah dan melakukan

strategi tindakan membina hubungan saling percaya dengan cara berkenalan

dengan orang lain dan saling berinteraksi, mampu mengenal masalahnya.

Pada pasien 2 implementasi keperawatan yang telah dilakukan untuk

diagnosa keperawatan harga diri rendah yaitu dengan identifikasi penyebab,

tanda dan gejala harga diri rendah, akibat harga diri rendah dengan tindakan

membina hubungan saling percaya dengan cara berkenalan dengan orang

lain dan saling berinteraksi, mampu mengenal masalahnya.


52

4.3.5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari

tindakan keperawatan pada klien dan keluarga. Evaluasi yang dilakukan

sesuai dengan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi

dapat dibagi dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi formatif, dilakukan

setiap selesai melaksanakan tindakan evaluasi hasil dan sumatif dilakukan

dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang telah dilakukan.

Evaluasi keperawatan untuk diagnosa harga diri rendah yang

peneliti lakukan pada pasien 1 meliputi hubungan saling percaya antara

pasien dan peneliti sebagai perawat tercapai ditandai dengan pasien

bersedia duduk berhadapan dengan peneliti, pasien bersedia berkenalan dan

menjabat tangan, pasien bersedia menyebutkan nama yang disukai pasien,

serta bersedia menceritakan masalahnya.

Evaluasi keperawatan untuk diagnosa harga diri rendah yang

peneliti lakukan pada pasien 2 meliputi hubungan saling percaya antara

pasien dan peneliti sebagai perawat tidak tercapai ditandai dengan pasien

tidak bersedia duduk berhadapan dengan peneliti, pasien tidak bersedia

berkenalan dan menjabat tangan, pasien tidak bersedia menyebutkan nama

yang disukai pasien, serta tidak bersedia menceritakan masalahnya.

Pada keluarga peneliti juga mengevaluasi terhadap setiap tindakan

yang telah dilakuan. Hasil pada keluarga cukup baik, keluarga mau

menerima keberadaan peneliti diantara keluarga dan keluarga bersedia

diajarkan cara bimbingan melalui komunikasi dengan orang lain.


53

4.4.Keterbatasan

Penulis selama melakukan penulisan, penulis selalu mengalami kesulitan

dalam pencarian referensi penulisan Karya Tulis Ilmiah untuk referensi 10 tahun

terakhir, dan pada saat ingin melakukan penelitian lebih cepat penulis terhambat

dalammelanjutkan pertemuan setelah pertemuan pertama pada setiap keluarga

yang menjadi subyek kasus dalam penelitian berhubung karena masing-masing

memiliki kesibukan yang padat yaitu ke kebun, dan pekerjaan rumah tangga

lainnya sehingga penulis harus banyak penyesuaian.


54

Anda mungkin juga menyukai