Anda di halaman 1dari 52

1

BAB III

LAPORAN DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
1) Nama : Tn.P
2) Jenis Kelamin : Laki-laki
3) Umur : 38 tahun
4) No. RM : 280218
5) Informan : Pasien dan keluarga
b. Identitas Penanggung Jawab
1) Nama : Ny.R
2) Alamat : Jln. Cinta tembus Jantung
3) Pekerjaan : IRT
4) Hubungan dengan Klien : Istri pasien
5) Tanggal Pengkajian : 14 februari 2022
2. Alasan Masuk

Klien diantar istrinya ke RSJ dengan keluhan Tn.P mengamuk tak


terkendali di rumah dan memecahkan piring - piring serta merusak
perabotan dirumah. Tn.P mulai marah - marah sejak ia diberhentikan dari
pekerjaannya. Sejak saat itu Tn.P selalu diam dan jika diajak bicara malah
bersuara ketus. Tn.P mengeluh pusing bagaimana cara membiayai sekolah
anak” nya jika tidak bekerja. Sebelum mengamuk klien sempat bertengkar
dengan tetangganya yang menanyakan kegiatannya saat ini.

Setelah dilakukan pengkajian keluarga klien mengatakan bahwa


semenjeak klien dikeluarkan dari tempat kerja disitu klien mulai marah-
marah. Keluarga klien mengatakan klien juga mudah tersinggung jika
ditanyak mengenai pekerjaannya saat ini. Saat diobservasi klien tampak
mata merah, rahang terkatup kuat, tangan mengepal dan tidak
berkonsentrasi saat ditanya, tidak ada kontak mata dan acuh saat
menjawab pertanyaan.

Masalah keperawatan : a. Resiko pelrilaku kekerasan

b. Harga diri rendah

3. Faktor Predisposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan jiwa
b. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Klien mengatakan pernah bekerja dan tiba-tiba dikeluarkan (PHK).
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital
1) TD : 140/85 mmHg
2) N : 107 x/min
3) S : 36,7 °C
4) P : 21 x/min
b. Ukur
BB : 65 Kg TB : 175cm
c. Keluhan Fisik : Klien mengatakan mengeluh pusing bagaimana
caranya membiayai sekolah anaknya jika tidak bekerja
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku kekerasan
3

5. Psikososial
a. Genogram.

Gambar 3.1 Genogram Keluarga Ny.W


Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: meninggal
: Cerai / putus hubungan
: Orang terdekat dengan pasien
: Tinggal serumah
: Pasien

Klien tinggal serumah dengan mertua dan anak-anaknya, kedua


orang tua klien sudah meninggal dan klien dekat dengan istrinya.
Klien adalah anak ke1 dari 3 bersaudara. Pasien berumur 38 tahun.
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya,
karena menyadari harus mensyukuri atas pemberian Allah SWT.
2) Identitas
Pasien dapat menyebutkan namanya dengan benar. Pasien
mengatakan seorang laki-laki dan berusia 38 tahun.
3) Peran
Pasien mengatakan bahwa dirinya sebagai suami dan
tulang punggung keluarga
4) Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin sembuh agar bisa kerja lagi
5) Harga Diri
Pasien mengatakan merasa tersinggung karena
menganggap dirinya diejek dan sedang dipermalukan oleh
tetangganya.
Masalah Keperawatan : HDR
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti : pasien mengatakan istrinya adalah orang yang
paling berarti dalam hidupnya
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : saat ini pasien
tidak mengikuti kegiatan kelompok / masyarakat apapun.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan oran lain :
Pasien sempat bertengkar dengan tetangganya yang menanyakan
kegiatannya saat ini
Masalah Keperawatan : gangguan konsep diri:HDR
d. Spiritual.
1. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan kondisinya baik-baik saja, pasien juga
percaya akan segera sembuh, Pasien mengatakan beragama
muslim.
5

2. Kegiatan ibadah
Pasien melaksanakan ibadah 5 waktu yaitu sholat subuh
dan magrib.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
6. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan pasien rapih, tidak bau badan, penggunaan pakaian
sesuai, baju tidak terbalik, kuku pendek dan bersih, tidak ada bau
mulut gigi bersih.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
b. Pembicaraan
cara bicara pasien dengan suara kerus dank eras, pasien saat
ditangak tidak ada kontak mata dan acuh saat menjawab pertanyaan
Masalah Keperawatan: HDR dan Resiko Perilaku kekerasan
c. Aktivitas Motorik
Pasien tampak tangan mengepal, mata melotot dan rahap
terkatup kuat
Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
d. Alam Perasaan
Pasien terlihat jelas sangat saat marah
Masalah Keperawatan: resiko perilaku kekerasan
e. Afek
Ekspresi wajah klien saat bercerita terlihat labil, kadang emosi
dan kadang diam.
Masalah Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
f. Interaksi Selama Wawancara
Saat dilakukan pengkajian pasien tidak kooperatif kadang acuh
saat menjawab pertanyaan, kontak mata kurang (-).
Masalah Keperawatan: HDR dan Resiko perilaku kekerasan
g. Persepsi
Tidak ada masalah dengan persepsi sensori pendengaran,
melihatan, penciuman, perabaan, dan pengecapan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
h. Proses Pikir
Saat diminta untuk menceritakan alasan kenapa sering marah-
marah, saat diajak berbicara suara kasar dan keras, acuh saagt
menjawab (bloking).
Masalah Keperawatan: HDR
i. Isi Pikir
Pada saat dikaji pasien memikirkan kejadian saat keluarkan
dari pekerjaan.
Masalah Keperawatan: Resiko PK
j. Tingkat Kesadaran
Saat dikaji pasien mampu menyebutkan hari, tanggal, tahun,
waktu dengan benar. Pasien mampu mengenal tempat, saat ditanya ini
ada dimana pasien menjawab di rumah, saat ditanya pasien saat ini
bicara dengan siapa pasien menjawab dengan perawat.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
k. Memori
Pasien tidak memiliki masalah dengan daya ingatnya. Pasien
mampu mengingat kejadian-kejadian dimasa lalunya dengan baik.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pasien mampu berkonsentrasi dengan baik saat ditanya, Pasien
mampu berhitung dengan baik saat ditanya (100-7= 93 pasien mampu
menjawab) (93-7=86 pasien mampu menjwab) (86-7=79 pasien
mampu menjawab).
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
7

m. Kemampuan Penilaian
Pasien mampu melakukan penilaian dengan baik, saat disuruh
memilih berbincang bincang di teras atau diruang tamu pasien dapat
mengambil keputusan tanpa bantuan dari orang lain.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
n. Daya Tilik Diri
Pasien mengatakan tidak sakit dan yakin akan segera pulih.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

7. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Makan
Pasien selalu makan sendiri namun selalu disiapkan oleh
keluarga.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
b. BAB / BAK
Pasien melakukan BAB / BAK sendiri kekamar mandi tanpa
bantuan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
c. Mandi
Klien dapat mandi sendiri tanpa bantuan dari siapapun
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
d. Berpakaian / berhias
Pasien mampu berhias dan berpakaian secara mandiri
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
e. Istirahat dan tidur
Pasien dapat tidur siang dengan baik sekita 1 atau 2 jam waktu
tidur siang. Pasien juga dapat tidur malam dengan cukup 8 jam atau
lebih. Biasanya pasien tidur malam setelah solat isya. Sebelum tdur
biasanya pasien berdiam diri di kamar / menonton tv. Bangun tidur
pasien suka minum susu / kopi dan roti.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

f. Penggunaan Obat
Pasien mampu meminum obat dengan baik tanpa bantuan. Tapi
saat ini pasien tidak meminum obat, karena obatnya tidak cocok dan
belum konsultasi dokter lagi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
g. Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga salalu memeriksakan pasien ke dokter secara rutin
selain itu keluarga juga melakukan perawatan pendukung perawatan
secara tradisional
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
h. Kegiatan di dalam rumah
Pasien mengatakan persiapan makan, merapikan rumah,
mencuci pakaian pengaturan keuangan semuanya dilakukan ibunya.
Masalah Keperawatan: Isolasi sosial
i. Kegiatan di luar rumah
Pasien pernah bertetangga dan tetangganya menanyakan
kegiatannya saat ini. Pasien merasa tersinggung karena menganggap
dirinya diejek dan sedang dipermalukan oleh tetangganya, saat itu
pasien tidak ketengga yang membuat dia tersinggung.
Masalah Keperawatan: HDR
8. Mekanisme koping
Pasien mengatakan disaat memiliki permasalahan hidup lebih suka
melampiaskan kepada pering-piring dan perabotan rumah tangga .
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
9

9. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Pada saat ditanya tentang permasalahan psikososial dan
dilingkungan pasien mengatakan tidak ada masalah.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
10. Pengetahuan
Saat ditanya mengenai penyakit yang dideritanya pasien
mengatakan tidak sakit. Saat ditanya pengetahuan tentang obat-obatan
yang diminumnya pasien mengatakan mengerti
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
11. Aspek Medik
Diagnosa Medik : skizofreia
Tabel 3.1 Terapi Medik Obat
No Nama Obat Dosis Cara Tujuan Pemberian dan Rasional
Pemberian
1. Diazepam 1x10 mg Oral Mengatasi gangguan kecemasan ,
insomnia dan obat penenang
2. Haloperinol 3x2,5mg Oral Untuk ganguan mental yakni
gejala psikosis pada orang
skizofreia
3. Cepezet 1x100mg Oral Mengatasi gejala psikosis pada
orang skizofreia
4. KBZ 3x200 mg Oral Untuk mengontrol terjadinya
kejang pada penderita bipolar

12. Daftar Masalah keperawatan


1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri: HDR
13. Analisa Data
Tabel 3.2 Analisa Data
Data Masalah
DS : Resiko perilaku
1. Istrinya klien mengatakan keluhan Tn.P kekerasan
mengamuk tak terkendali di rumah dan
memecahkan piring - piring serta merusak
perabotan dirumah.
2. Pasien mengatahkan mengeluh pusing
bagaimana cara membiayai sekolah anak” nya
jika tidak bekerja.
3. Pasien mengatakan sempat mengamuk dan
bertengkar dengan tetangganya yang
menanyakan kegiatannya saat ini.
DO :
1. Pasien tampak mata merah,
2. Rahang tampak terkatup kuat,
3. Tangan tampak mengepal
4. Afek labil
DS: Gangguan konsep diri:
1. Pasien mengatakan merasa tersinggung karena harga diri rendah
menganggap dirinya diejek dan sedang
dipermalukan oleh tetangganya
DO:
1. Pasien tampak tidak berkonsentrasi saat ditanya,
2. Pasien tampak tidak ada kontak mata
3. Pasien tampak acuh saat menjawab pertanyaan
11

14. Pohon Masalah


efek resiko mencederai diri sendiri dan lingkungan

core problem resiko perilaku kekerasan

causa gangguang konsep diri : HDR

15. Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas Masalah)


1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri: HDR
1. Implementasi dan Evaluasi Tindakan Keperawatan
Tabel 3.4 Implementasi dan Evaluasi Tindakan Keperawatan
No Implementasi Evaluasi Ttd

1 Tanggal : 14 February 2022 jam : 10.00 Tanggal : 13 januari 2021 jam : 11.00 Adetya.R
SP I S:
1. Mengidentifikasi penyebab a. Pasien mengatakan lebih senang
a. Siapa yang satu rumah dengan menyendiri
pasien b. Pasien mengatakan ibunya yang
b. Siapa yang dekat dengan pasien paling dekat dengannya
c. Siapa yang tidak dekat dengan O :
pasien a. Afek datar
b. Kontak mata kurang
c. Pasien terlihat lesu
2. Menanyakan keuntungan dan kerugian d. Pasien tidak memulai pembicaraan
berinteraksi dengan orang lain menjawab pertanyaan seadanya
a. Menanyakan pendapat pasien e. Pasien belum mampu melakukan
tentang kebiasaan berinteraksi interaksi terlalu banyak
dengan orang lain f. Pandangan pasien sering teralihkan
13

b. Menanyakan apa yang enggan menatap lawan bicara


menyebabkan pasien tidak ingin g. Pasien banyak diam
berinteraksi dengan orang lain A:
c. Mendiskusikan keuntungan bila a. pasien belum mengetahui
pasien memiliki banyak teman dan keuntungandan kerugian
bergaul akrab dengan mereka berinteraksi dengan orang lain
d. Mendiskusikan kerugian bila pasien b. pasien belum bisa melakukan
hanya mengurung diri dan tidak perkenalan
bergaul dengan orang lain
e. Menjelaskan pengaruh isolasi sosial
terhadap kesehatan fisik pasien
P:
Pk :
3. Melatih berkenalan a. Motivasi pasien untuk belajar
a. Menjelaskan kepada klien cara berkenalan
berinteraksi dengan orang lain Pp :
b. Memberikan contoh cara a. Evaluasi kembali SP 1
berinteraksi dengan orang lain
c. Memberikan kesempatan pasien
mempraktekkan cara berinteraksi
dengan orang lain yang dilakukan di
hadapan perawat
d. Membantu pasien mulai berinteraksi
dengan satu orang teman / anggota
keluarga
e. Mengecek bila pasien sudah
menunjukkan kemajuan, tingkatkan
jumlah interaksi dengan 2,3,4 orang
dan seterusnya
f. Memberi pujian untuk setiap
kemajuan interaksi yang telah
dilakukan oleh pasien
g. Mendengarkan ekspresi perasaan
pasien setelah berinteraksi dengan
orang lain, mungkin pasien akan
mengungkapkan keberhasilan atau
kegagalannya, beri dorongan terus
menerus agar pasien tetap semangat
meningkatkan interaksinya.
15

4. Memasukkan jadwal kegiatan pasien

2. Tanggal : 14 januari 2021 jam : 09.00 Tanggal : 14 januari 2021 jam 10.00 Adetya.R
SP 1 (sesi 2) S:
1. Mengidentifikasi penyebab a. pasien mengatakan kabarnya baik
a. Siapa yang satu rumah dengan b. pasien mengatakan tahu
pasien keuntungan dan kerugian
b. Siapa yang dekat dengan pasien berinteraksi
c. Siapa yang tidak dekat dengan c. Pasien mau melakukan latihan cara
pasien berkenalan
Penyebab...
O:
2. Menanyakan keuntungan dan kerugian
a. Afek datar
berinteraksi dengan orang lain
b. Kontak mata kurang
a. Tanyakan pendapat pasien tentang
c. Pasien terlihat lesu
kebiasaan berinteraksi dengan orang
d. Pasien sudah mulai ada kemauan
lain
untuk berbicara lebih dulu
b. Tanyakan pendapat pasien tentang
A:
kebiasaan berinteraksi dengan orang
a. Pasien mulai terbuka dengan
lain
perawat
c. Tanyakan apa yang menyebabkan b. Pasien mampu melakukan Latihan
pasien tidak ingin berinteraksi berkenalan
dengan orang lain P:
d. Diskusikan keuntungan bila pasien Pk :
memiliki banyak teman dan bergaul a. Motivasi pasien untuk Latihan
akrab dengan mereka berkenalan
e. Diskusikan kerugian bila pasien b. Anjurkan pasien memasukan SP 1
hanya mengurung diri dan tidak ke jadwal Latihan harian
bergaul dengan orang lain Pp :
f. Jelaskan pengaruh isolasi sosial a. Evaluasi SP 1
terhadap kesehatan fisik pasien b. Ajarkan pasien untuk berhubungan
sosial secara bertahap (SP 2)

3. Melatih berkenalan
a. Jelaskan kepada klien cara
berinteraksi dengan orang lain
b. Berikan contoh cara berinteraksi
dengan orang lain
c. Beri kesempatan pasien
17

mempraktekkan cara berinteraksi


dengan orang lain yang dilakukan di
hadapan perawat
d. Mulailah bantu pasien berinteraksi
dengan satu orang teman / anggota
keluarga
e. Bila pasien sudah menunjukkan
kemajuan, tingkatkan jumlah
interaksi dengan 2,3,4 orang dan
seterusnya
f. Beri pujian untuk setiap kemajuan
interaksi yang telah dilakukan oleh
pasien
g. Siap mendengarkan ekspresi
perasaan pasien setelah berinteraksi
dengan orang lain, mungkin pasien
akan mengungkapkan keberhasilan
atau kegagalannya, beri dorongan
terus menerus agar pasien tetap
semangat meningkatkan
interaksinya.
4. Memasukkan jadwal kegiatan pasien

3. Tanggal : 15 januari 2021 jam : 09.00 Tanggal : 15 januari 2021 jam : 10.00 Adetya.R
SP 2 S:
1. Melakukan evaluasi SP1 a. Pasien mengatakan kabarnya baik
2. Melatih berhubungan sosial secara b. Pasien mengatakan ingat cara
bertahap berkenalan yang di ajarkan perawat
3. Memasukkan dalam jadwal kegiatan c. Pasien mengatakan mau berkenalan
pasien dengan perawat
O:
a. Pasien terlihat masih lesu
b. Kontak mata kurang
c. pasien mulai sedikit tersenyum
A:
a. Setelah diingatkan pasien mampu
mengulang cara berkenalan (SP 1)
b. Pasien mampu berkenalan dengan
perawat lain (SP 2)
19

P:
Pk :
a. Motivasi pasien untuk berkenalan
dengan tetangga dan orang-orang
sekitar lingkungan rumahnya
b. Anjurkan pasien memasukan ke
jadwal harian
Pp :
a. Evaluasi Sp 1 dan Sp 2
b. Ajarkan pasien untuk berkenalan
dengan orang lain (tetangga dan
orang-orang sekitar rumah) SP 3

4. Tanggal : 16 januari 2021 jam : 08.30 Tanggal : 16 januari 2021 jam : 09.30 Adetya.R
SP 3 S:
1. Mengevaluasi SP1 dan 2 a. Pasien mengatakan perasaannya
2. Melatih cara berkenalan dengan 2 orang lebih baik dari pada kemarin
atau lebih b. Pasien mengatakan masih
3. Memasukkan dalam jadwal kegiatan mengingat cara berkenalan (SP 1
pasien dan SP 2)
c. Pasien mengatakan mau berkenalan
dengan tetangga dan orang-orang di
sekitar rumah

O:
a. Pasien lebih kooperatif dari
sebelumnya
b. Pasien mulai mau berkenalan
dengan orang lain di sekitar
rumahnya
c. Mulai ada kontak mata
A:
a. Pasien mampu mengulang SP1 cara
berkenalan dan SP2 cara
berkenalan dengan perawat lain
b. Pasien mampu memulai perkenalan
dengan orang lain disekitar
rumahnya
c. Pasien masih terlihat ragu untuk
21

memulai perkenalan dengan


tetangga dan orang-orang
disekitarnya
P:
Pk :
a. Motivasi pasien untuk terus
melakukan perkenalan dengan
orang lain
b. Anjurkan pasien memasukan ke
jadwal harian
Pp :
a. Evaluasi kemampuan keluarga dan
pasien (SP 4)
b. Lakukan rencana tindak lanjut
keluarga

5. Tanggal : 17 januari 2021 jam 10.00 Tanggal : 17 januari 2021 jam 11.00 Adetya. R
SP 4 S:
1. Mengevaluasi SP1, 2 dan 3 a. Pasien mengatakan masih ingat
2. Melakukan latihan meningkatkan dengan cara berkenalan dan
kemampuan sosialisasi pasien bercakap-cakap secara bertahap
3. Memasukan dalam jadwal kegiatan (SP1, SP2 dan SP3)
O:
a. Pasien lebih kooperatif dari pada
hari sebelumnya
b. Ada kontak mata
c. Pasien mulai berseri dan tersenyum
d. Pasien mau meningkatkan
sosialisasi dengan orang lain
e. Pasien ikut serta dalam aktivitas
kelompok meskipun terlihat masih
canggung
A:
a. Pasien mampu mengulang SP1, 2
dan 3 dengan di bimbing oleh
perawat
b. Pasien mampu ikut serta dalam
kegiatan kelompok untuk
meningkatkan sosialisasi ditemani
dengan ibunya dan pasien terlihat
23

masih canggung
P:
Pk :
a. Motivasi pasien untuk
meningkatkan sosialisasi dengan
lebih baik
b. Anjurkan pasien untuk memasukan
kejadwal harian
Pp :
a. Evaluasi kemampuan pasien secara
keseluruhan dari SP 1 sampai SP 4
24

B. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori
dengan study kasus “Asuhan Keperawatan Pada Tn.P dengan Skizofrenia
berkaitan dengan Resiko Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Yhenni
Kabupaten Mimika”. Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan
dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar
dapat mengidentifikasi, mengenai masalah-masalah, kebutuhan kesehatan
dan keperawatan pasien baik fisik, mental sosial dan lingkungan
(Dermawan, 2012). Dalam melakukan pengkajian asuhan keperawatan,
pengumpulan data pengkajian dalam format ini meliputi aspek identitas,
alasan masuk, faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial, status
mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah
psikososial dan lingkungan, pengetahuan dan aspek medik (Dermawan,
2012). Selain itu keluarga juga menjadi sumber data yang mendukung
bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada Ny.W dan
keluarga banyak memberikan informasi mengenai kondisi pasien. Dalam
pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara, observasi
secara langsung terhadap Ny.W dan data dari Puskesmas Melong Asih
yang mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny.W.
Damayanti dan Iskandar (2014) menyatakan faktor penyebab
isolasi sosial dibagi menjadi dua yaitu faktor predisposisi dan faktor
presipitasi. Faktor predisposisi isolasi sosial diantaranya faktor
perkembangan, faktor komunikasi dalam keluarga, faktor sosial budaya
yang kurang baik dan faktor biologis yang terganggu. Keluarganya
mengatakan bahwa pasien ditinggalkan oleh suaminya. Pasien juga
25

mengatakan bahwa dirinya ditipu oleh teman-temannya dan uangnya


terkuras habis. Sehingga penulis menemukan adanya faktor predisposisi
pada tinjauan kasus yang diberikan pada Ny.W. Sedangkan faktor
presipitasi yang ditemukan pasien merasa tertekan dan stress karena
dikecewakan oleh teman dan mantan suaminya, sehingga pasien lebih
senang berdiam diri sendirian di kamar dan tertutup dengan keluarga
maupun orang lain di sekitarnya.
Menurut Direja (2011) tanda dan gejala isolasi sosial meliputi :
kurang spontan, apatis atau acuh terhadap lingkungan, ekspresi wajah
kurang berseri, tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan
diri, tidak ada atau kurang sadar terhadap komunikasi verbal, mengisolasi
diri, tidak ada atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar, aktivitas
menurun, kurang energi / lesu dan rendah diri. Tanda dan gejala di atas
juga muncul pada Ny.W saat di lakukan wawancara dan observasi oleh
penulis yang muncul pada status mental seperti pasien berbicara pelan dan
gelagapan, pasien tidak mau memulai pembicaraan, saat ditanya sering
tidak menjawab, lebih banyak diam, afek datar, kontak mata pasien kurang
(-), pasien tidak mampu berkonsentrasi dengan baik saat ditanya selalu
banyak diam dan meminta pertanyaannya diulang, pandangan pasien juga
tidak pokus pada satu objek selalu memalingkan wajah enggan melihat ke
arah perawat / lawan bicara.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Damaiyanti dan Iskandar (2014) mengatakan bahwa
diagnose keperawatan adalah respon pasien terhadap masalah medis atau
bagaimana masalah mempengaruhi fungsi pasien sehari-hari yang
merupakan perhatian utama diagnose keperawatan. Diagnosa medis pasien
adalah skizofrenia, diamana salah satu diantaranya ada isolasi sosial.
Tanda dan gejala isolasi sosial menurut SDKI (2016) :
Gejala dan tanda mayor
26

Subjektif :
1) Merasa ingin sendirian
2) Merasa tidak aman di tempat umum
Objektif :
1) Menarik diri
2) Tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau
lingkungan
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
1) Merasa berbeda dengan orang lain
2) Merasa asik dengan pikiran sendiri
3) Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas
Objektif :
1) Afek datar
2) Afek sedih
3) Riwayat ditolak
4) Menunjukan permusuhan
5) Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
6) Kondisi difabel
7) Tindakan tidak berarti
8) Tidak ada kontak mata
9) Perkembanan terlambat
10) Tidak bergairah / lesu
Diagnosa yang muncul pada kasus Ny.W, penulis menemukan
diagnosa utama yaitu isolasi sosial dikarenakan data dilapangan sesuai
dengan tanda dan gejala pada teori yaitu repon verbal kurang, merasa
ingin sendirian, terlalu asik dengan pikiran sendiri, menolak interaksi
dengan orang lain atau lingkungan, tidak mau memulai pembicaraan, afek
datar, kontak mata (-), tidak bergairah / lesu, dan banyak diam.
27

3. Perencanaan Keperawatan
Rencana keperawatan yang penulis lakuakan sesuai dengan
landasan teori dan petunjuk teknis SAK (Standar Asuhan Keperawatan).
Menurut O’Brien (2014) perencanaan adalah proses mengidentifikasi
intervensi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Tujuan khususnya
yaitu untuk membina hubungan saling percaya dengan pasien, hal ini
dilakukan dengan alasan bahwa dengan membangun rasa percaya antara
pasien dan perawat dapat membangkitkan kepercayaan dan
menghilangkan rasa takut pasien. Tujuan umumnya intervensi pada
isolasi sosial agar pasien dapat berinteraksi dengan orang lain secara
bertahap. Ada empat strategi pelaksaan (SP) pada pasien dengan isolasi
sosial yaitu :
a. SP pertama, pasien dapat membina hubungan saling percaya,
menyadari penyebab isolasi sosial, mengetahui keuntungan dan
kerugian berinteraksi dengan orang lain dan melakukan interaksi
dengan orang lain secara bertahap. Rasional dari SP pertama adalah
dengan membina hubungan saling percaya dan menyadari penyebab
isolasi sosial perawat dapat mengidentifikasi masalah pasien sehingga
bisa menentukan cara dalam proses penyembuhan, melatih interaksi
pasien dapat membina hubungan sosial secara bertahap.
b. SP kedua, dengan cara mengevaluasi SP sebelumnya dan melatih
hubungan sosial secara bertahap. Rasional SP kedua adalah
mengetahui perkembangan dan data dasar intervensi selanjutnya,
menumbuhkan keterbiasaan dan motivasi untuk berinteraksi dengan
orang yang lebih banyak, serta mendisiplinkan dan melatih pasien
untuk terus berkenalan.
28

c. SP ketiga, dengan cara mengevaluasi SP sebelumnya dan melatih cara


berkenalan dengan dua orang atau lebih secara terjadwal. Rasional SP
ketiga adalah mengetahui perkembangan pasien dan data dasar untuk
intervensi selanjutnya, menumbuhkan keterbiasaan dan motivasi
untuk berinteraksi dengan orang yang lebih banyak, serta
mendisiplinkan dan melatih pasien untuk terus berinteraksi dengan
orang lain.
d. SP keempat, dengan cara mengepaluasi SP sebelumnya dan melatih
meningkatkan kemampuan sosialisasi pasien. Rasional SP ketiga
adalah mengetahui perkembangan pasien dan data dasar untuk
intervensi selanjutnya, serta menumbuhkan keterbiasaan dan
memotivasi untuk bersosialisasi lebih baik.
e. Setiap akhir tindakan strategi pelaksanaan dapat diberikan
reinforcement positif yang rasionalnya untuk memberikan
penghargaan dan motivasi pada Ny.W. Reinforcement positif adalah
penguatan berdasarkan prinsip bahwa prekuensi respon meningkat
karena diikuti oleh stimulus yang mendukung atau rewarding. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara tersenyum atau memberi pujian.

4. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan penulis mengacu pada perencanaan yang


telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan pasien saat
ini. Penulis melakukan implementasi pada kasus Ny.W selama 5 hari
sesuai dengan tujuan dan rencana serta diagnosa perawatan yang menjadi
prioritas. Dalam melakukan implementasi penulis menggunakan jenis
tindakan mandiri dan saling ketergantungan. Berikut implementasi yang
dilaksanakan :
29

a. Pada tanggal 13 Januari 2021 jam 10.00 WIB, penulis melakukan


implementasi pertama dengan melakukan SP 1 (sesi 1) yaitu
mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pada Ny.W, menanyakan
keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain, serta melatih
berkenalan. Pada saat melakukan SP 1 pasien masih belum terbiasa
berinteraksi dengan orang baru karena belum terbiasa bina trust,
sehingga belum bisa melanjutkan ke SP berikutnya.
b. Pada tanggal 14 Januari 2021 jam 09.00 WIB, penulis melakukan
implementasi pertama dengan melakukan SP 1 (sesi 2) yaitu
mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pada Ny.W, menanyakan
keuntungan dan kerugian berinteraksi denga orang lain, serta melatih
berkenalan. Pada saat melakukan SP 1 (sesi 2) pasien mulai mampu
menjalin bina trust dengan perawat sehingga lebih terbuka dan
mampu melakukan perkenalan dengan baik. Sehingga penulis
melanjutkan tindakan SP 2 dengan cara berlatih berhubungan sosial
secara bertahap.
c. Pada tanggal 15 Januari 2021 jam 09.00 WIB, penulis melakukan
implementasi kedua dengan melakukan SP 2 yaitu mengevaluasi SP 1
dan melatih berhubungan sosial secara bertahap. Pada saat melakukan
SP 2 pasien sudah mulai mampu berlatih berinteraksi dan menjalin
bina trust dengan orang lain sehingga dapat dilanjutkan ke SP
selanjutnya yaitu Latihan berkenalan dengan dua orang atau lebih.
d. Pada tanggal 16 Januari 2021 jam 08.30 WIB, penulis melakukan
implementasi ketiga dengan melakukan SP 3 yaitu mengevaluasi SP 1
dan SP 2 kemudian melatih cara berkenalan dengan dua orang atau
lebih, dengan beraktivitas secara terjadwal Ny.W akan sering
berinteraksi dengan orang lain. Pada saat melakukan SP 3 pasien
mampu berlatih berinteraksi dengan tetangganya dan menjalin bina
trust dengan baik, sehingga dapat dilanjutkan ke SP selanjutnya.
30

e. Pada tanggal 17 Januari 2021 jam 10.00 WIB, penulis melakukan


implementasi keempat dengan melakukan SP 4 yaitu mengevaluasi
SP 1, 2 dan 3 kemudian latihan meningkatkan kemampuan sosialisasi,
dan masukan dalam jadwal kegiatan. Pada saat melakukan SP 4
pasien mampu mengikuti kegiatan aktivitas kelompok untuk
meningkatkan sosialisasi.

5. Evaluasi Tindakan Keperawatan


Adapun langkah terakhir proses keperawatan adalah evaluasi.
Evaluasi dengan melihat respon pasien apakah sesuai dengan tujuan yang
telah diharapkan berdasarkan krateria hasil.
a. Evaluasi SP 1 (sesi 1) tanggal 13 Januari 2021 jam 11.00 secara
prosedural seluruh strategi pelaksanaan (SP) dilakukan sesuai
tindakan yang mengacu pada petunjuk teknis. Berdasarkan krateria
evaluasi dapat disimpulkan Ny.W belum berhasil melakukan SP 1
karena belum mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi,
menjawab pertanyaan seadanya, banyak diam, dan masih belum bisa
Latihan berkenalan dengan baik, sehingga dapat dianalisis masalah
belum teratasi.
b. Evaluasi SP 1 (sesi 2) tanggal 14 januari 2021 jam 10.00 WIB secara
prosedural seluruh strategi pelaksanaan (SP) dilakukan sesuai
tindakan yang mengacu pada petunjuk teknis. Berdasarkan krateria
evaluasi dapat disimpulkan Ny.W mampu melakukan SP 1 dengan
baik. Pasien mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi, pasien
mau terbuka, pasien melakukan latihan perkenalan dengan lebih baik
dari pada sebelumnya, sehingga dapat dianalisis masalah teratasi.
c. Evaluasi SP 2 tanggal 15 Januari 2021 jam 10.00 secara prosedural
seluruh strategi pelaksanaan (SP) dilakukan sesuai tindakan yang
31

mengacu pada petunjuk teknis. Berdasarkan krateria evaluasi dapat


disimpulkan Ny.W mampu melakukan SP 2 yaitu pasien mampu
mengevaluasi SP 1, mampu latihan bercakap-cakap dengan seorang
perawat atau rekan dari penulis lainnya, adanya peningkatan dalam
melakukan interaksi dan pasien mulai tersenyum, namun masih ada
perasaan malas, kontak mata masih kurang, pasien masih terlihat lesu.
Sehingga dapat dianalisis masalah teratasi sebagian.
d. Evaluasi SP 3 tanggal 16 Januari 2021 jam 09.30 WIB secara
prosedural seluruh strategi pelaksanaan (SP) dilakukan sesuai
tindakan yang mengacu pada petunjuk teknis. Berdasarkan krateria
evaluasi dapat disimpulkan Ny.W mampu melakukan SP 3 yaitu
pasien mampu mengevaluasi SP 1 dan 2, pasien mau berkenalan
dengan tetangga dan orang-orang disekitar rumahnya, adanya kontak
mata dan pasien lebih kooperatif dari pada sebelumnya, namun masih
terlihat ragu untuk memulai berkenalan dengan tetangganya, sehingga
dapat dianalisis masalah teratasi sebagian.
e. Evaluasi SP 4 tanggal 17 Januari 2021 jam 11.00 WIB secara
prosedural seluruh strategi pelaksanaan (SP) dilakukan sesuai
tindakan yang mengacu pada petunjuk teknis. Berdasarkan krateria
evaluasi dapat disimpulkan Ny.W mampu melakukan SP 4 yaitu
pasien mampu mengevaluasi SP 1, 2 dan 3, pasien sudah mulai
bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya dengan mengikuti
aktivitas kelompok ditemani ibunya, pasien mau memulai sosialisasi
dengan bimbingan dari perawat bu RW dan ibunya, pasien mulai
berseri dan tersenyum, adanya kontak mata saat diajak berbicara,
pasien lebih kooperatif dari pada sebelumnya, namun masih terlihat
adanya perasaan canggung dan ragu ketika pasien melakukan
sosialisasi karena masih belum terbiasa. Sehingga dapat dianalisis
masalah teratasi sebagian.
32
33

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Pada Ny.W dengan Skizofrenia Berkaitan dengan Isolasi Sosial di
Wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih yang telah penulis lakukan selama 5 hari
terhitung dari tanggal 13 Januari 2021 sampai 17 Januari 2021, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada saat pengkajian data yang di dapatkan :
Pasien terlihat sangat tegang dan gugup saat bertemu orang baru, afek datar,
menolak untuk berkomunikasi dengan sebagian orang lain, sedikit tertutup
dan menceritakan hanya sebagian yang ingin ceritakan, kontak mata kurang
(-). Terdapat faktor predisposisi karena ditinggalkan oleh mantan suaminya
dan faktor presipitasi karena dikecewakan oleh teman dan mantan suaminya,
sehingga pasien lebih senang berdiam diri sendirian di kamar dan tertutup
dengan keluarga maupun orang lain di sekitarnya.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul saat dilakukan pengkajian dan menjadi
prioritas pada Ny.W adalah isolasi sosial.
3. Rencana keperawatan yang dilakukan pada Ny.W yaitu dengan tujuan umum
agar Ny.W dapat berhubungan sosial dengan orang lain. Intervensi yang
dilakukan berdasarkan Standar Asuhan Keperawatan Khusus (SAK), dimana
intervensi pada pasien isolasi sosial terdiri dari empat strategi pelaksanaan
(SP), SP 1 melatih berkenalan, SP 2 berhubungan sosia secara bertahap, SP 3
berkenalan dengan dua orang atau lebih, SP meningkatkan sosialisasi pasien.
4. Penulis melaksanakan implementasi pada kasus Ny.W selama 5 hari, terhitung
dari tanggal 13 - 17 Januari 2021. Dengan memfokuskan pada beberapa hal
sesuai dengan tujuan dan rencana serta diagnosa keperawatan yang menjadi
prioritas. Hasil dari implementasi yang dilakukan pada Ny.W yaitu mampu
melakukan SP 1 sampai SP 4. Ny.W mampu mengidentifikasi penyebab,
mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi serta pasien mampu
berhubungan sosial dengan orang lain dan meningkatkan sosialisasi.
5. Penulis melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan dari SP 1 sampai
SP 4 mengenai isolasi sosial. Secara menyeluruh isolasi sosial pada Ny.W
masih ada tetapi ada penurunan frekuensi setelah dilakukan 4 strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan secara terjadwal.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan


untuk perbaikan dan peningkatan mutu asuhan keperawatan adalah :
1. Bagi puskesmas
a. Meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan keperawatan
khususnya pada pasien isolasi sosial.
b. Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan Standar Operasional
Procedure dan dilanjutkan dengan Standar Asuhan Keperawatan pada
pasien khususnya isolasi sosial.
2. Bagi institusi Pendidikan
Untuk meningkatkan kajian dan keilmuan kepustakaan dan dapat
menambah bahan ajar kepada para pendidik tentang asuhan keperawatan pada
pasien isolasi sosial.
3. Bagi perawat
a. Meningkatkan kemampuan dari kualitas dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien khususnya pada masalah isolasi sosial.
b. Melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan
Standar Operasional Procedure yang ditetapkan.
4. Bagi pasien dan keluarga
a. Pasien diharapkan mengikuti program terapi yang telah direncanakan oleh
dokter dan perawat untuk mempercepat proses kesembuhan.

34
35

b. Keluarga diharapkan mempu memberikan dukungan, support, motivasi


pada pasien dalam berhubungan sosial.
36

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti & Iskandar. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika.

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Konsep dan Kerangka. Yogyakarta :


Gosyen Publishing

Direja , A.H. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.

DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik (Edisi 1). Jakarta : DPP PPNI

Keliat, B.A et al. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC.

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta :


Andi.

Nurhalimah. (2016). Keperawatan Jiwa. Jakarta : Tim P2M2

Prabowo.E. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa (Edisi Pert).
Yogyakarta : Nuha Medika.

Stuart. (2013). Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC

Trimelia. (2011). Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial. Jakarta Timur : TIM.

Wijayaningsih KA & Tim. (2015). Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan


Jiwa. Jakarta : Trans Info Medika.

Yosep & Sutini. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.

Yudhantara, D.S & Istiqomah. (2018). Sinofsis Skizofrenia Untuk Mahasiswa


Kedokteran. Malang : UB Press.

Yusuf Ahmad, et al. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika
Zaini Mad. ( 2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Masalah Psikososial di Layanan
Klinis dan Komunikasi. Sleman : CV Budi Utama.

37
38

Lampiran 1 : Strategi Pelaksanaan 1

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
a. Pasien merasa ingin sendiri
b. Pasien merasa asik dengan pikirannya sendiri
Data objektif :
a. menolak interaksi dengan orang lain atau lingkungan
b. kontak mata (-)
c. tidak bergairah / lesu
2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial.
3. Tujuan
a. Umum : pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
b. Khusus :
1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya.
2) Pasien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
3) Pasien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan
dengan orang lain.
4) Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
dengan Latihan berkenalan.
5) Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan
orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain.
39

d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang


lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
B. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum. selamat pagi bu. Perkenalkan nama saya Adetya.
Saya mahasiswa Semester 5 Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi.
Kalo boleh tau nama ibu siapa? Senangnya ibu di panggil apa?
b. Evaluasi / Validasi.
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Tadi malam tidurnya nyenyak?

c. Kontrak.
1) Topik :
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang? apakah
bersedia? Tujuananya agar ibu dengan saya dapat saling mengenal
sekaligus ibu dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan
orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
2) Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30
menit?
3) Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di ruang
tamu?.
2. Fase kerja
40

Dengan siapa ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu?
apa yang menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut? Siapa anggota
keluarga dan teman ibu yang tidak dekat dengan ibu? apa yang membuat
ibu tidak dekat dengan orang lain? Apa saja kegiatan yang biasa ibu
lakukan saat bersama keluarga? Bagaimana dengan teman-teman yang
lain? Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul
dengan orang lain? Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau
bercakap-cakap dengan orang lain? Menurut ibu apa keuntungan kita
kalau mempunyai teman? Wah benar, kita mempunyai teman untuk
bercakap-bercakap. Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat menyebutkan
beberapa) Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu? ya
apa lagi? (sampai menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak
punya teman ya. Kalau begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang
lain? Nah untuk memulainya sekarang ibu latihan berkenalan dengan saya
terlebih dahulu. Begini ibu, untuk berkenalan dengan orang lain dengan
orang lain kita sebutkan dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita
sukai. Contohnya: nama saya Adetya, senang sipanggil Adet. Selanjutnya
ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya nama ibu
siapa ? senangnya dipanggil apa? Ayo bu coba dipraktekkan. Misalnya
saya belum kenal dengan ibu. coba ibu berkenalan dengan saya. Ya bagus
sekali ibu. coba sekali lagi ibu. bagus sekali ibu. setelah berkenalan
dengan ibu orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal
yang menyenangkan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang
keluarga, pekerjaan dan sebagainya, iyah seperti itu bagus ibu. Ibu dapat
melakukannya dengan baik.
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan? Nah sekarang
coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain.
41

b. Rencana tindak lanjut :


Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-
cakap dengan teman / tetangga? Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa
ibu akan latihan? Ini ada jadwal kegiatan, kita isi pas jam 13:00 dan
15:00 kegiatan ibu adalah bercakap-cakap dengan tetangga. Jika ibu
melakukanya secara mandiri maka ibu menuliskan M, jika ibu
melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka
ibu buat B, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu
mengerti? Coba ibu ulangi? Nah bagus ibu.
c. Kontrak yang akan datang :
1) Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru
dan latihan bercakap-cakap secara bertahap dengan
memperkenalkan ibu dengan teman saya perawat N. ibu mau kan?
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09:00?
3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
sini lagi? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 09:00 sampai
jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum Wr, Wb.

Lampiran 2 : Strategi Pelaksanaan 2

STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2)


42

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subjektif :
a. Pasien merasa ingin sendiri
b. Pasien merasa asik dengan pikirannya sendiri

Data objektif :

a. Menolak interaksi dengan orang lain atau lingkungan


b. kontak mata (-)
c. tidak bergairah / lesu
2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
3. Tujuan
a. Pasien dapat mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain.
b. Pasien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-
bincang dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu orang.
c. Membamtu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.
B. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi / Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
ingin sendiri? bagaimana semangatnya untuk bercakap-cakap dengan
43

teman? Apakah ibu sudah mulai berkenalan dengan orang lain?


Bagaimana perasaan ibu setelah mulai berkenalan?
c. Kontrak :
1) Topik :
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan
bagai mana berkenalan dan bercakap-cakap dengan teman saya agar
ibu semakin banyak teman. Apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?
3) Tempat :
ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di teras?
2. Fase Kerja
Baiklah hari ini saya datang bersama perawat N, ibu bisa memulai
berkenalan.. Apakah ibu masih ingat bagaimana cara berkenalan? (beri
pujian jika pasien masih ingat, jika pasien lupa, bantu pasien mengingat
kembali cara berkenalan) nah silahkan ibu mulai (fasilitasi perkenalan
antara pasien dengan perawat lain) wah bagus sekali ibu, selain nama,
alamat, hobby apakah ada yang ingin ibu ketahui tetang perawat N? (bantu
pasien mengembangkkan topik pembicaraan) wah bagus sekali. Kalau
tidak ada lagi yang dibicarakan kita sudahi perkenalan dengan perawat N.
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dan bercakap-cakap
dengan perawat N? Coba ibu sebutkan kembali bagaimana caranya
berkenalan?
b. Rencana tindak lanjut :
44

Bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu jadwal


kegiatan bercakap-cakap ketika bertemu tetangga dan orang sekita
rumah saat berjemur besok pagi?
c. kontrak yang akan datang :
1) Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu
berkenalan dengan 3 orang lain dan latihan bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan harian lain, apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 08:30 ?

3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang halaman ya? Baiklah ibu besok saya akan kesini jam 08:30
kita akan berbincang-bincang dengan 3 orang tetangga ibu. sampai
jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum Wr. Wb.
45

Lampiran 3 : Strategi Pelaksanaan 3

STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP 3)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Data subjektif :
a. Pasien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain.
b. Pasien mengatakan mau berkenalan dengan orang lain.

Data objektif :

a. Klien tampak sudah mau keluar rumah


b. Klien belum bisa melakukan aktivitas di luar rumah.
2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
3. Tujuan
a. Pasien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih.
b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan
a. mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien.
b. memberikan kesempatan pada klien berkenalan.
c. menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
46

B. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
b. Evaluasi / Validasi :
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian? Apakah ibu sudah bersemangat bercakap-cakap dengan otrang
lain? Apa kegiatan yang dilakukan sambil bercakap-cakap? Bagaimana
dengan jadwal berkenalan dan bercakap-cakap, apakah sudah dilakukan?
Bagus ibu.
c. Kontrak :
1) Topik :
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan
mendampingi bu berkenalan atau bercakap-cakap dengan tetangga dan
orang sekitar rumah, Apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
3) Tempat :
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di teras?
2. Fase Kerja
Baiklah ibu, bagaimana jika kita ke tetangga, disana berjumlah 4 orang.
Bagaimana jika kita berangkat sekarang? Apakah ibu sudah siap bergabung
dengan banyak orang? Nah ibu sesampainya disana ibu memperkenalakan
diri seperti yang sudah kita pelajari, ibu bersikap biasa saja dan yakin bahwa
orang-orang disana senang dengan kedatangan ibu. baik lah bu kita berangkat
sekarang ya bu. Nah bu, sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan orang
47

lain saat melakukan kegiatan harian, saat sekarang sedang sedang berjemur.
Coba ibu perkenalkan diri dan tanyakan namanya. Baik bagus bu, voba ibu
mulai buka pembicaraan seperti menanyakan pekerjaan dan kegiatan lainnya.
Bagus ibu, ibu sudah mampu berkenalan dan bercakap-cakap dengan 4 orang
tetangga ibu dengan baik.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan tetangga ? apa
pengalaman ibu yang menyenangkan berada dalam kelompok? Adakah
manfaatnya kita bergabung dengan orang banyak?
b. Rencana tindak lanjut :
Baiklah ibu selanjutnya ibu bisa menambah orang yang ibu kenal. Ibu bisa
ikut mengobrol dengan tetangga ibu. jadwal bercakap-cakap setiap pagi
saat berjemur kita cantumkan dalam jadwal ya ibu. setiap jam berapa ibu
akan berlatih? Baiklah pada pagi jam 08:00 pagi.
c. Kontrak yang akan datang :
1) Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya melakukan evaluasi
kemampuan ibu dan menanyakan bagaimana rencana tindak lanjut
keluarga.
2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00?
3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 10:00 sampai
jumpa besok . Saya permisi Assalamualaikum Wr.Wb.
48

Lampiran 4 : Strategi Pelaksanaan 4

STRATEGI PELAKSANAAN 4 (SP 4)

A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien

Data subjektif :

a. Pasien mengatakan sudah bisa berinteraksi dengan orang lain meski


sedikit canggung
b. Pasien mengatakan senang berinteraksi dengan orang-orang

Data objektif :

a. Pasien tampak sudah mau keluar rumah


b. Pasien lebih ceria dari sebelumnya
49

2. Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial


3. Tujuan : Untuk meningkatkan sosialisasi pasien
4. Tindakan Keperawatan :
a. Evaluasi SP1, 2 dan 3
b. Latihan meningkatkan kemampuan sosialisasi pasien
c. Masukan dalam jadwal kegiatan
B. Proses Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?

b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah
bersemangat bercakap-cakap dengan orang lain? Apa kegiatan yang
dilakukan sambil bercakap-cakap? Bagaimana dengan jadwal
berkenalan dan bercakap-cakap, apakah sudah dilakukan? Bagus ibu.
c. Kontrak
1) Topik :
Baiklah sesuai dengan janji, kita akan berlatih untuk
meningkatkan sosialisasi. Apakah ibu bersedia?
2) Waktu :
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30
menit?
3) Tempat :
Kita akan berbincang-bincang di taman depan rumah yah bu,
apakah ibu mau?
3. Fase kerja
50

Baiklah ibu sekarang saya akan melakukan evaluasi untuk kemampuan


ibu dalam berkenalan dan bercakap-cakap, sekarang kita mulai ya bu.
Coba ibu lakukan bagaimana cara berkenalan dan bercakap-cakap
secara bertahap mulai dari berkenalan dengan perawat dan memulai
percakapan dengan tetangga. Bagus ibu, ternyata ibu masih ingat
semuanya dengan baik. Sekarang kita melatih untuk meningkatkan
sosialisasi ya bu, dengan cara ikut serta dalam kegiatan aktivitas
kelompok. Ibu bisa memperkenalkan diri terlebih dahulu kemudian
ikut serta dalam kegiatan tersebut dan memulai sosialisasi dalam
kelompok. Hari ini di rumah bu RW sedang ada sosialisasi terkait
covid 19 dengan para RT ibu bisa ikut serta dalam kegiatan. Baik
sekarang ibu boleh memperkenalkan diri terlebih dahulu, dan
mengikuti kegiatan ini. Bagus ibu, ibu sudah bisa mengikuti kegiatan
ini dengan baik, ibu bisa ikut serta mengeluarkan pendapat atau
bertanya kepada bu RW apabila ada yang tidak di pahami atau ada
pendapat yang ingin ibu keluarkan. Bagus ibu, iyah seperti itu.
4. Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Bagaimana perasaan ibu setelah melatih bersosialisasi dengan
ikut serta dalam aktivitas kelompok?
b. Rencana tindak lanjut :
Baiklah ibu selanjutnya sosialisasi dengan dimulai dari keluarga
dan orang-orang di lingkungan.
c. Kontrak yang akan datang :
1) Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita latih kembali untuk
meningkatkan sosialisasi ibu?
51

2) Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ?
3) Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau di ruang teras? Baiklah bu besok saya akan kesini jam
10:00 sampai jumpa besok . saya permisi Assalamualaikum
Wr,Wb.

Lampiran 5 : Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP
52

Nama : Adetya Rusmayanti

Tempat / Tanggal Lahir : Sumedang, 09 September 1999

Alamat : Dusun Citunggul Rt / Rw. 015 / 04, Desa


Mekarmukti, Kec. Buah Dua, Kab. Sumedang 45392

Pendidikan

1. SDN Citaleus 2 : Tahun 2006 - 2012


2. SMPN 2 Buah Dua : Tahun 2012 - 2015
3. SMAN 3 Sumedang : Tahun 2015 - 2018
4. Stikes Jenderal Achmad : Tahun 2018 - sekarang
Yani Cimahi

Anda mungkin juga menyukai