Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

J DENGAN CLOSE FRAKTUR


HUMERUS SINISTRA DI RUANG PERAWATAN MAMBRUK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MIMIKA

OLEH :
KELOMPOK I

1. AGUSTINA DINA S.RADA 11. MERSY ROMBETASIK


2. ALFIKA FEBIANTY P.A 12. MUH.AGUNG ISRA
3. ARFAN KILWARANY 13. NADILA TAHIR
4. ARLET NARY 14. NOVI MARGARETA
5. EPA SALAMAH 15. NOVITA WAHYUNI
6. FENDY TANGGALO BANE 16. PITER MIGAU
7. GRESYE HATTU 17. SARAPHINA MAMETAPARE
8. INDRIANI SARASWATY 18. SAVERIA MAPEKO
9. MARTHA TALLPATY 19. TERI PUSTA WANDIKBO
10. MELKINA K.KUM 20. TITIN KADUBUN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLI TEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TIMIKA
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
A. Latar Belakang ......................................................................................
B. Rumusan Masalah ..................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................
1. Tujuan Umum ...................................................................................
2. Tujuan Khusus ..................................................................................
D. Metode Penulisan ...................................................................................
E. Manfaat ..................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI ..............................................................................
A. Definisi ..................................................................................................
B. Anatomi Fisiologi .................................................................................
C. Etiologi ..................................................................................................
D. Manifestasi Klinis .................................................................................
E. Klasifikasi .............................................................................................
F. Patofisiologi ..........................................................................................
G. Komplikasi ............................................................................................
H. Pemeriksaan Penunjang ........................................................................
I. Penatalaksanaan ......................................................................................
1. Medis .................................................................................................
2. Keperawatan ......................................................................................
J. Pathway ..................................................................................................
BAB III LAPORAN KASUS ..............................................................................
A. Format Pengkajian .................................................................................
B. Hasil Kasus ............................................................................................
C. Pathway ..................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................
BAB V PENUTUP ...............................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, lempeng epiphyseal atau


permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan lunak,
tekanan fisik yang menyebabkan terjadinya fraktur, dan tekanan fisik juga
menimbulkan pergeseran mendadak pada fragmen fraktur yang selalu menghasilkan
cedera jaringan lunak disekitarnya. Hal ini bisa disebabkan karena : trauma tunggal,
trauma yang berulang- ulang, kelemahan pada tulang atau fraktur patologik
(Hardisman dan Riski, 2014).

Menurut Muttaqin, (2011) Fraktur humerus adalah terputusnya hubungan


tulang humerus disertai kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf,
pembuluh darah) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan atara fragmen tulang
yang patah dengan udara luar yang disebabkan oleh cedera dari trauma langsung yang
mengenai lengan atas.

Menurut Lukman dan Nurna, (2011) Penanganan untuk fraktur dibagi menjadi
dua yaitu secara operatif dan konservatif. Reduksi operatif dilakukan dengan alat
fiksasi internal (ORIF) dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat paku, atau batangan
logam ataupun dengan fiksasi eksternal (OREF) yang digunakan untuk
mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang
solid terjadi. Menurut letak dan kerusakan jaringan yang berbeda pada masing-masing
fraktur sehingga menghadirkan suatu 1 2 bentuk masalah berlainan pula. Seperti pada
fraktur Humeri yang dilakukan pemasangan ORIF (Open Reduction Internal
Fixation). Berupa plate (lempengan) and screw (sekrup), fraktur didaerah ini, dapat
terjadi komplikasi-komplikasi tertentu, seperti kekakuan sendi shoulder.

Tingkat gangguan akibat terjadinya kekakuan sendi shoulder dapat


digolongkan ke dalam berbagai tingkat dari impairment atau sebatas kelemahan yang
dirasakan misalnya adanya nyeri dan keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS).
Dampak selanjutnya functional limitation atau fungsi yang terbatas, misalnya
keterbatasan fungsi dari lengan atas untuk menekuk, berpakaian dan makan serta
aktifitas sehari-hari seperti aktifitas perawatan diri yang meliputi memakai baju,
mandi, ke toilet dan sebagainya (Lukman dan Nurna, 2011).

Kekakuan sendi shoulder akan menimbulkan beberapa gangguan yaitu adanya


nyeri dan keterbatasan lingkup gerak sendi bahu. Dalam hal ini fisioterapis berperan
dalam memelihara, memperbaiki, dan mengembalikan kemampuan fungsional
penderita seperti semula. Untuk mengatasi hal tersebut banyak teknologi fisioterapi
antara lain : hidroterapi, elektroterapi, dan terapi latihan, dalam hal ini penulis
mengambil modalitas fisioterapi yaitu dengan sinar infra merah dan terapi latihan
(Lukman dan Nurna, 2011).

Infra merah pada kasus ini adalah untuk mengurangi rasa nyeri. Efek thermal
dari Infra merah mampu mempengaruhi syaraf sensoris. Pemanasan tersebut akan
bersifat sedatif bagi ujung-ujung syaraf sensoris, sehingga mengurangi rasa nyerinya.
Rasa nyeri dapat timbul karena adanya akumulasi 3 sisa-sisa hasil metabolisme yang
disebut zat ”P” yang menumpuk dijaringan. Penyinaran menggunakan sinar infra
merah yang mempunyai efek panas yang dapat memperlancar peredaran darah
sehingga pemberian nutrisi dan kebutuhan jaringan akan O2 terpenuhi dengan baik
dan pembuangan zat “P” akan lancar sehingga rasa nyeri berkurang atau hilang
(Usman, 2012).

Terapi latihan dapat meningkatkan kekuatan otot dengan dilakukannya rutin


latihan aktif resisted. Tujuan latihan ini adalah untuk meningkatkan kekuatan otot,
memelihara lingkup gerak sendi, memelihara koordinasi dan ketrampilan motorik
untuk aktivitas fungsional pada sendi bahu (Garisson, 2004). Terapi latihan dapat
meningkatkan Lingkup Gerak Sendi karena dengan adanya latihan free active
movement mencegah proses perlengketan jaringan untuk memelihara kebebasan
gerak sendi, meningkatkan lingkup gerak sendi, memelihara ekstensibilitas otot dan
mencegah pemendekan otot, memperlancar sirkulasi darah, dan rileksasi (Garisson,
2004).

Berdasarkan uraian tersebut penyusun tertarik untuk mengangkat masalah


dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.J dengan Close Fraktur Humerus
Sinistra di Ruang Perawatan Mambruk Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Mimika’’.
B. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn.J dengan Close Fraktur


Humerus Sinistra di Ruang Perawatan Mambruk Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Mimika?

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami dan menerapkan Asuhan Keperawatan pada Tn.J dengan
Close Fraktur Humerus Sinistra di Ruang Perawatan Mambruk Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Mimika
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan Close Fraktur Humerus
b. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah
c. Mampu melaksanakan rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata
sesuai dengan masalah yang diperioritaskan
d. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan masalah
yang diperioritaskan
e. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan
pada pasien dengan Close Fraktur Humerus
B. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan asuhan keperawatan ini
adalah metode deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan secara objektif
selama pengamatan pasien di mulai dari pengumpulan data sampai pada evaluasi dan
selanjutnya dipaparkan dalam bentuk narasi.
1. Studi Kepustakaan
Penulis memperoleh informasi-informasi terbaru dari internet di berbagai situs,
serta menggunakan buku referensi sebagai masukan untuk melandasi konsep dasar
teori, baik konsep medik dan keperawatan.
2. Studi Kasus
Selain menggambarkan literatur, penulisan juga melakukan pengamatan langsung
pada pasien dengan Close Fraktur Humerus dengan beberapa metode yaitu :
a. Wawacara
Wawancara adalah menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi pasien dan merupakan komunikasi yang direncanakan ,
melakukan wawancara langsung dengan pasien dan keluarga.
b. Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan dan keperawatan pasien.
c. Pemeriksaan Fisik
Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan pasien adalah inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.
d. Diskusi
Melakukan diskusi dengan pembimbing klinik dan pembimbing pendidikan.
3. Studi Dokumentasi
Mempelajari status catatan medik di rekam medik pasien.
C. Manfaat
1. Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam membantu penanganan dan
perawatan pasien dengan Close Fraktur Humerus
2. Ilmu dan Teknologi Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam
melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Close Fraktur Humerus
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengimplementsikan Asuhan Keperawatan
pasien Close Fraktur Humerus.

Anda mungkin juga menyukai