Anda di halaman 1dari 10

COVER

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Yang Telah Memberikan Rahmat Dan
Hidayah-Nya
Sehingga Kami Dapat Menyelesaikan Tugas Makalah Yang Berjudul “Isu dan
trend keperawatan jiwa dengan gangguan halusinasi”
Adapun Tujuan Dari Penulisan Dari Makalah Ini Adalah Untuk Memenuhi
Tugas Dosen Pada Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan. Selain Itu, Makalah
Ini Juga Bertujuan Untuk Menambah Wawasan Bagi Para Pembaca Dan Juga Bagi
Penulis.
Semoga Makalah Ini Dapat Bermanfaat Untuk Pembaca.

28 oktober 2021

Kelompok III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

A. LATAR BELAKANG..........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................
C. TUJUAN................................................................................................
D. MANFAAN..........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................

A. ISU DAN TREND KEPERAWATAN JIWA ( HALUSINASI).........


1. Definisi Tren dan isu ......................................................................
2. Definis Halusinasi...........................................................................
3. Fungsi perawat dalam keperawatan jiwa........................................
4. .........................................................................................................

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN...............................


1. Pengkajian.......................................................................................
2. Diagnosa.........................................................................................
3. Intervesi...........................................................................................
4. Implementasi...................................................................................
5. evaluasi...........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien
mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada (Damaiyanti,
2012).Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal
(dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien
mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara
(Kusumawati & Hartono, 2012).
Halusinasi yang paling banyak diderita adalah halusinasi
pendengaran mencapai lebih kurang 70%, sedangkan halusinasi
penglihatan menduduki peringkat kedua dengan rata-rata 20%. Sementara
jenis halusinasi yang lain yaitu halusinasi pengucapan, penghidu,
perabaan, kinesthetic, dan cenesthetic hanya meliputi 10%,(Muhith,
2015).Menurut Videbeck (2008) dalam Yosep (2009) tanda pasien
mengalami halusinasi pendengaran yaitu pasien tampak berbicara ataupun
tertawa sendiri, pasien marah-marah sendiri, menutup telinga karena
pasien menganggap ada yang berbicara dengannya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana gambaran gangguan jiwa dengan
halusinasi pada pasien.

C. TUJUAN
1. TUJUAN
1. Dapat mengetahui defines trend dan isu
2. Dapat mengetahui definisi halusinasi
3. Dapat mengetahui fungsi perawat dalam keperawatan jiwa
4. Dapat memahami
5.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Trend Dan Isu Dalam Keperawatan Jiwa

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatananalisa,


tren juga dapat di definisikan salah satu gambar ataupun informasiyang
terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masayarakat
dan kejadiannya berdasarkan fakta.
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidakterjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter,
sosial, politik,hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat,
kematian, ataupun tentangkrisis. Isu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan
oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya.

2. Definisi Halusinasi

Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu objek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh panca
indera. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien
mengalami perubahana sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau penciuman. Pasien
merasakan stimulus itu sebenarnya tidak ada
Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas
salah satu manifestasi yang muncul adalah halusinasi yang membuat pasien
tidak dapat menjalankan pemenuhan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Fungsi perawat dalam keperawatan jiwa

Pada setiap tingkatan pelayanan kesehatan jiwa, perawat mempunyai dan


fungsi tertentu :
a. fungsi perawat dalam prevensi primer:
1. Memberikan penyuluhan tentang prinsip sehat jiwa.
2. Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,tingkat
kemiskinan dan pendidikan.
3. Memberikan pendidikan dalam kondisi normal,pertumbuhan dan
perkembangan dan Pendidikan seks.
4. Melakukan rujukan yang sesuai sebelum terjadi gangguan jiwa.
5. Membantu klien di rumah sakit umum untuk menghindari masalah
psikiatri.
6. Bersama keluarga untuk memberikan dukungan pada anggotanya
untuk meningkatkan Fungsi kelompok.
7. Aktif dalam kegiatan masyarakat atau politik yang berkaitan
dengan Kesehatan jiwa.
b. fungsi perawat dalam prevensi sekunder:
1. Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa.
2. Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan penanganan di
rumah.
3. Memberikan pelayanan kedaruratan psikiatri di rumah sakit umum.
4. Menciptakan lingkungan terapeutik.
5. Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan.
6. Memberikan pelayanan pencegahan bunuh diri.
7. Memberi konsultasi.
8. Melaksanakan intervensi krisis.
9. Memberikan psikoterapi pada individu,keluarga dan kelompok pada
semua usia.
10. Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi yan
teridentifikasi masalah.
c. fungsi perawat dalam prevensi tersier:
1. Melaksanakan latihan vokasional dan rehabilitasi.
2. Mengorganisasi pelayanan perawatan pasien yang sudah pulang dari
rumah sakit
3. jiwa untuk memudahkan transisi dari rumah sakit ke komunitas.
4. Memberikan pilihan perawatan rawat siang pada klien.

4. Pentingya dalam Ilmu keperawatan

Pemanfaatan tekhnologi telehealth mempunyai banyak manfaat dan


keuntungan bagi berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan
dan pemerintah. Namun demikian untuk bisa mengaplikasikan
telehealth dalam bidang keperawatan banyak sekali tantangan dan
hambatannya misalnya:faktor biaya, sumberdaya manusia, kebijakan dan
perilaku.
Telenursing menggunakan teknologi komunikasi dalam keperawatan
untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Teknologi
berupa saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan
optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan
video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh,
menggunakan transmisi elektrik dan optik, antaramanusia dan atau
computer. Salah satu contoh program tlehealth adalah homecare. Sistem
ini menyediakan audio dan video interaktif untuk hubungan antara lanjut
usia di rumah dan telehealth perawat. Perawat memasukkan data data
pasien secara elektronik dan menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan
kunjungan, perawat akan melakukan kunjungan ke pasien.
BAB III

PEMBAHASAN

JURNAL

EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT

HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIEN GANGUAN JIWA

DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR.M. ILDREM

National Association for Music Therapy (NAMT) kerja sama dengan organisasi
terapi musik lain dan bersatu di bawah nama American Music Therapy
Association (AMTA) bekerja secara khusus menangani pasien yang terdiri dari
para veteran perang, penderita gangguan mental, gangguan halusinasi
pendengaran dan penglihatan, dan sebagai populasi pasien psikiatri.

A. METODE
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan pendekatan
Eksperimen Semu (Quasy Experiment).
Penelitian ini yang akan diidentifikasi adalah eksperimen yaitu musik
dengan gangguan halusinasi pendengaran.
dilakukan oleh peneliti selama 7 hari setiap pagi dan sore hari. Akhir
perlakuan diberikan pada hari ke 7 dan halusinasi pendengaran diobservasi
kembali.

B. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 22 responden di RSJ Prof M.
I ldrem Provinsi Sumatera Utara dapat disimpulkan bahwa, karakteristik
responden pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin yaitu jenis
kelamin laki-laki terdapat sebanyak 14 orang (63,6%), dan jenis kelamin
perempuan sebanyak 8 orang (36,4%). Berdasarkan usia, yaitu usia 30-40
tahun sebanyak 8 orang (36,4%), usia 41-50 tahun sebanyak 14 orang
(63,6%).
Untuk analisis Bivariat didapat hasil berdasarkan uji Paired Sample T-Test
terdapat perbedaan yang signifikan Antara sebelum dan sesudah dengan
hasil nilai sebelum dilakukan Tindakan terapi musik klasik meliputi nilai
mean adalah 4,32 , nilai standar deviation adalah ,646, nilai minimum
adalah 3, nilai maximum 5.
nilai sesudah dilakukan tindakan terapi musik klasik: nilai mean adalah
1,68, nilai standar deviation adalah ,568, nilai minimum adalah 1, nilai
maximum 4. Maka ditarik kesimpulan Ada pengaruh sebelum dan sesudah
tindakan terapi musik terhadap penurunan tingkat halusinasi pendengaran
pada penderita gangguan jiwa di RSJ Prof M. I ldrem Provinsi Sumatera
Utara dengan nilai 0,000 (p < 0.05), sehingga Ha diterima.

C. TABEL ANALISA JURNAL

NO Author / Judul Tujuan Metode (Desain, Sampel, Hasil Data


Tahun Variabel, Instrumen, Penilitian Base
Analisis)
1 DIAN ANGGRI Efektivitas Tujuan 1. Desain : one grup pre
YANTI, ABDI Terapi Musik penelitian test-post test.
LESTARI SITEPU, Terhadap efektivitas 2. Sampel : populasi 22
KUAT SITEPU, Penurunan terapi musik responden.
PITRIANI, WINA Tingkat klasik untuk 3. Variabel :
NOVITA Br. Halusinasi menurunkan - Independen : Terapi
PURBA. Pendengaran tingkat Musik.
2020 Pada Pasien halusinasi - Dependen :
Ganguan Jiwa pada pasien Halusinasi
Di Rumah dengan 4.
Sakit Jiwa Prof. halusinasi
Dr.M. Ildrem pendengaran.
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/makalah-trend-dan-isu-pdf-free.html
https://pdfcoffee.com/tugas-individu-tren-dan-isu-keperawatan-jiwa-
pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai