Anda di halaman 1dari 16

Inspeksi

Kesling
TTU
di
Sarana
Pendidikan

KELOMPOK 1 :

M.Reza S., Bima Nurfatriah, Nita


INSPEKSI SANITASI
LINGKUNGAN SEKOLAH
DI
SMA NEGERI 1
MARTAPURA
Pendahuluan

– Menurut UU No. 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang


kesehatan bahwa “Kesehatan sekolah diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta
didik dapat belajar dan tumbuh kembang secara
harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas.”
Rumusan Masalah

– Lokasi sekolah yang berada di tengah kota dan


permukiman berpotensi menjadi masalah apabila ada
terjadi kasus penyakit berbasis lingkungan sehingga
berpotensi menularkan penyakit dari sekolah terhadap
lingkungan permukiman sekitar ataupun sebaliknya.
– Dalam kurun waktu beberapa tahun terkahir lingkungan
sekolah sering mengalami banjir ketika musim hujan
KESIMPULAN DAN SARAN

– Kondisi sanitasi di lingkungan sekolah secara umum sudah baik dan


memenuhi persyaratan sekolah sehat.
– Permasalahan sanitasi di SMA Negeri 1 Martapura, luas ventilasi pada ruang
kelas dan WC/KM belum memenuhi persyaratan, beberapa ruang intensitas
pencahayaanya belum memenuhi persyaratan, jarak WC/KM, TPS,
penampungan limbah dengan warung sekolah, dan saluran pembuangan air
limbah yang terbuka.
– Diharapkan sekolah melengkapi lampu KM/WC, saluran pembuangan air
limbah dengan konstruksi tertutup, memindah TPS yang ada, ketempat yang
lebih jauh atau berjarak lebih dari>10m dari warung sekolah.
ANALISIS SANITASI
SEKOLAH DASAR
NEGERI DAN SWASTA DI
KECAMATAN MEDAN
TUNTUNGAN
Pendahuluan

– Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2009 Tentang
Pemberian Bantuan Pengembangan Sekolah Sehat,
Sekolah Sehat adalah sekolah yang bersih, hijau, rindang,
aman, dan nyaman, peserta didiknya sehat, aktif dan
bugar serta berperilaku hidup bersih dan sehat.
TUJUN KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH

– Untuk meningkatkan, mewujudkan derajat kesehatan dan


pengembangan siswa secara optimal. Dengan demikian, untuk
mencapai kesehatan siswa secara optimal dapat dilakukan melalui
program UKS.

– Program UKS, diantaranya:


1. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (health school living)
2. Pendidikan kesehatan (health education)
3. Usaha pemeliharaan kesehatan di sekolah (health service in school).
– Pada survei awal penelitian, peneliti melihat masih
banyaknya sanitasi sekolah yang masih belum memenuhi
persyaratan dan ada beberapa sekolah yang sudah
memenuhi syarat salah satunya adalah Bharlind School
dimana Halaman, Kualitas fisik bangunan, jamban, tempat
pembuangan sampah dan air bersih sudah memenuhi syarat
tetapi masih belum secara optimal.
– Sedangkan dibeberapa sekolah lainya peneliti masih
menjumpai beberapa jamban, halaman, kualitas fisik
bangunan, fasilitas pembungan sampah dan air bersih yang
masih sangat tidak memenuhi persyaratan salah satunya
yaitu Sekolah SDN 066428 dan SD Swasta Puteri Sion dan
masih terdapat bekas-bekas buangan BAB serta sanitasi air
bersihnya masih belum memenuhi persyaratan.
Saran

– Bagi pengawasan sekolah dasar hendaknya di sediakan sarana dan prasarana


sanitasi sekolah dasar khususnya tempat sampah, serta fasilitas jamban agar
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
– Bagi kepala sekolah hendaknya perlu di perhatikan kebersihan sarana dan
prasarana sekolah agar dilakukan pembersihan secara rutin dan dipertimbangkan
untuk lebih sering mengadakan kegiatan seminar atau pun buku-buku bacaan,
artikel serta jurnal tentang sanitasi sekolah dasar.
– Bagi pelayanan kesehatan di harapkan perlu dilakukan penyuluhan secara rutin
tentang sanitasi sekolah dasar khususnya kepada siswa agar lebih mengutamakan
kebersihan perorangan sehingga tidak mudah terserang oleh penyakit.
INSPEKSI KESEHATAN
LINGKUNGAN SEKOLAH
DASAR
DI KABUPATEN
BANYUWANGI
Pendahuluan

– UNICEF Indonesia (2012) menyebutkan bahwa sanitasi dan perilaku


kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman juga
berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh
dunia. Mencuci tangan secara tepat dapat mengurangi resiko
penyakit diare sebesar 47% dan infeksi pernapasan akut sebesar
30%. Selain dapat menyebabkan penyakit diare, sanitasi yang tidak
memadai, praktek kebersihan yang buruk, serta air yang
terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit lain yang meliputi
disentri, kolera, tipus, hepatitis, leptospirosis, malaria, demam
berdarah, kudis, penyakit pernapasan kronis dan infeksi parasit usus.
Kesimpulan

– Berdasarkan hasil penilaian kesehatan lingkungan di seluruh


sekolah per variabel, didapatkan hasil bahwa seluruh variabel
telah memenuhi syarat. Seluruh sekolah (100%) sudah memiliki
lingkungan sekolah yang memenuhi syarat, terdapat 20 sekolah
(90,9%) memiliki fasilitas sekolah yang memadai dan 21 sekolah
(95,4%) memiliki bangunan sekolah yang layak. Terdapat peserta
didik di 19 sekolah (86,4%) memiliki kebersihan badan dan kuku
yang baik dan sebanyak 18 sekolah (81,8%) memiliki wastafel, P3K
dan Kantin Sekolah yang memadai.
Saran

– Saran untuk sekolah yang sudah memiliki lingkungan


sekolah yang memenuhi syarat ataupun belum
memenuhi syarat, hendaknya sekolah sebagai pihak
internal selalu melakukan upaya promosi kesehatan
lingkungan sekolah dan PHBS secara rutin.
Sekian
&
Terimakasih
Referensi

1. https://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE/article/download/16249/8720
2. https://
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/download/22147/21848
3. https://jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/view/256/71

Anda mungkin juga menyukai