Anda di halaman 1dari 17

PENGKAJIAN UMUM PADA SISTEM KARDIOVASKULER

DISUSUN OLEH :

1. ABDULLAH TAMIM S. 2. AKHMAD MUKHLIS 3. ATIKA KHETRYN 4. DEBI ANANDA PUTRI 5. EKA SAPTA D. 6. HARSUNI RASYID 7. HUSNIAWATI 8. KETUT CHRISSELDA ARISTA P. 9. LAELA BADARIA

10. LUH WULAN DAMAYANTHI 11. M. SOHIB 12. M. RAMLI 13. NOVAN CAHAYA S. 14. RAMANDA SATRIA K. 15. ROLY YULI 16. SUCI HENDRA L. 17. YUMNI RUMIWANG 18. M. HISBULLAH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PRODI S1 KEPERAWATAN 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT pantaslah kami ucapkan, karena berkat bantuan dan petunjuk-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kami membuat makalah ini dengan seringkas-ringkasnya dan bahasa yang jelas agar mudah dipahami. Karena kami menyadari keterbatasan yang Kami miliki, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar pembuatan makalah kami yang berikutnya dapat menjadi lebih baik. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Mataram,

Januari 2014

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengkajian Keperawatan 2.2 Pengkajian Umum Pada Sistem Kardiovaskuler a. Identitas pasien b. Keluhan utama c. Riwayat penyakit sekarang (RPS) d. Riwayat penyakit terdahulu (RPD) e. Riwayat tambahan disesuaikan dengan patologi penyakitnya f. Teori keperawatan Calista-Roy (adaptasi) BAB 3 PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB 1 PENDAHULUAN

Pengkajian merupakan pengambilan data yang dilakukan pertama kali setelah pasien masuk ke rumah sakit. Pada hal ini perawat hanya bisa mengumpulkan data yang bersifat desriptif, singkat, dan lengkap. Pengkajian tidak mencakup kesimpulan atau pernyataan interpratif yang tidak didukung oleh data. Data deskriptif berasal dari persepsi klien tentang gejala, persepsi, dan pengamatan keluarga, pengamatan perawat, atau laporan dari anggota tim perawatan kesehatan. Pengumpulan data yang tidak akurat akan mengarah pada identifikasi kebutuhan perawatan klien yang tidak tepat dan akibatnya diagnosa keperawatan yang dibuat tidak akurat, dan tidak lengkap.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengkajian Keperawatan Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995). Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah. Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data (meskipun setiap langkah dari proses keperawatan harus selalu didokumentasikan juga). Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal, yaitu : status kesehatan klien dan kekuatan masalah kesehatan yang dialami oleh klien. Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya, serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan kepada klien. a. Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhankebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk menentuan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment). 1. Tujuan pengumpulan data 1) Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien 2) Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien 3) Untuk menilai keadaan kesehatan klien

4) Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah berikutnya. 2. Karakteristik data 1) Lengkap Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan kaji secara mendalam kenapa klien tidak mau makan (tidak cocok makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis, atau sebab-sebab yang lain) 2) Akurat dan nyata Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar-tidaknya apa yang telah didengar, diliha, diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya meragukan. Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Misalnya, klien tidak mau makan. Perawat tidak boleh langsung menuliskan : `klien tidak mau makan karena depresi berat`. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian. 3) Relevan Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk

mengidentifikasi. 3. Informasi yang diperlukan 1) Segala sesuatu tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial & spiritual 2) Kemampuan dalam mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari 3) Masalah kesehatan dan keperawatan yang mengganggu kemampuan klien 4) Keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan dilakuan terhadap klien. 4. Sumber data 1) Sumber data primer Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat memberikan informasi yang lengkap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya.
3

2) Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dari orang terdekat klien (keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien 3) Sumber data lainnya Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit dan perawatan klien di masa lalu.

Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah: 1) Klien sendiri sebagai sumber data utama (primer) 2) Orang terdekat 3) Catatan klien 4) Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan) 5) Konsultasi 6) Hasil pemeriksaan diagnostik 7) Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya 8) Perawat lain 9) Kepustakaan 5. Jenis data 1) Data Objektif Merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui (berlaku), seperti : warna kulit, tanda-tanda vital, tingkat kesadaran dan lain-lain. Data-data tersebut diperoleh melalui `senses` : Sight, smell, hearing, touch dan taste. 2) Data Subjektif Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, misalnya rasa nyeri, pusing, mual, ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan dan lain-lain. 6. Cara pengumpulan data Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan indentitas klien, keluhan utama,
4

riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasilhasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya. Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang klien antara lain : wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik (pshysical assessment) dan studi dokumentasi. 1) Wawancara Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Macam wawancara : Auto anamnese : wawancara dengan klien langsung Allo anamnese : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.

2) Pengamatan / observasi Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra. b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah 1. Inspeksi Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis) dan lain-lain. 2. Palpasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagianbagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang) dan lain-lain.

3. Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus. 4. Perkusi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru) dan lain-lain. Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan : Head-to-toe (dari kepala s.d kaki) ROS (Review of System) Pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)

Setelah data terkumpul, dilakukan pengelompokkan data, yang dapat dilakukan dengan cara : Berdasarkan sistem tubuh Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow) Berdasarkan teori keperawatan Berdasarkan pola kesehatan fungsional.

2.2 Pengkajian Umum pada Sistem Kardiovaskuler a. Identitas pasien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, pendidikan, alamat, diagnosa medis, tanggal/jam MRS dan tanggal/jam pengkajian. b. Keluhan utama Tanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan klien sehingga ia perlu pertolongan. Keluhan yang harus diperhatikan antara lain sesak napas, nyeri dada menjalar ke arah lengan, cepat lelah, batuk lendir atau berdarah, pingsan, berdebardebar, dan lainnya sesuai dengan patologi penyakitnya. c. Riwayat penyakit sekarang (RPS) Tanyakan tentang perjalanan penyakit sejak keluhan hingga klien meminta pertolongan. Misalnya :
6

1. Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, 2. Berapa kali keluhan terjadi, 3. Bagaimana sifat keluhan, 4. Kapan dan apa penyebab keluhan, 5. Keadaan apa yang memperburuk dan memperingan keluhan, 6. Bagaimana usaha untuk mengatasi keluhan sebelum meminta pertolongan, 7. Berhasilkan tindakan tersebut Riwayat penyakit sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang dijabarkan dari keluhan utama dengan menggunakan PQRST, yaitu: P :Paliative/provokatif; hal-hal yang menyebabkan bertambah/bekurannya keluhan utama. Q :Quality/Quantity; tingkat keluhan utama. R :Pegion; yaitu lokasi keluhan utama. S :Savety; yaitu intensitas dari keluhan utama, apakah sampai mengganggu aktivitas atau tidak, seperti bargantug pada derajat beratnya. T :Timing; yaitu kapan mulai muncul dan berapa lama berlangsungnya. d. Riwayat penyakit terdahulu (RPD) 1. Tanyakan tentang penyakit yang pernah dialami sebelumnya 2. Tanyakan apakah klien pernah dirawat sebelumnya dengan penyakit apa 3. Pernahkah mengalami sakit yang berat e. Riwayat tambahan disesuaikan dengan patologi penyakitnya 1. Riwayat keluarga 2. Riwayat pekerjaan 3. Riwayat geografi 4. Riwayat alergi 5. Kebiasaan sosial 6. Kebiasaan merokok f. Teori keperawatan Calista-Roy (adaptasi) 1. Mode fungsi fisiologi 1) Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991). 2) Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk

mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
7

3) Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991). 4) Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991). 5) Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991). 6) The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991). 7) Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan

ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991). 8) Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertsnn, 1984 dalam Roy, 1991). 9) Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991). 2. Mode Konsep Diri 1) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya

berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.

2) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moraletik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini. 3. Mode Fungsi Peran Mode fungsi peran mengenal pola pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya . 4. Mode Interdependensi Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai. Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan

kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya.

Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.

Pengkajian keperawatan pada pasien jantung akut memerlukan riwayat kesehtan yang berbeda dari pasien jantung kronis atau stabil. Pasien yang mengalami infark miokardium akut (biasanya disebut serangan jantung) memerlukan intervensi medis dan perawatan segera dan mungkin tindakan penyelamatan nyawa, misalnya pengurangan nyeri dada atau pencegahan disritmia. Untuk pasien seperti ini, beberapa pertanyaan yang terpilih mengenai nyeri dada dan gejala yang berhubungan (seperti napas pendek atau palpitasi), alergi obat dan riwayat merokok ditanyakan bersamaan dengan pengkajian kecepatan, irama jantung, tekanan darah, dan pemasangan pipa infus ketika kondisi pasien sudah lebih stabil, dapat ditanyakan kembali riwayat kesehatan secara lebih mendalam. Saat merawat pasien jantung kronis, perawat pertama kali harus memusatkan pada pengkajian jantung dan curah jantung. Pasien dengan penyakait arteri koroner aterosklerotik biasanya menglami gejala dibwah ini: Nyeri dada (angina pectoris atau infark miokardium)

Nafas pendek,kelelahan, dan penurunan keluaran urine (gagal jantung kiri dengan penurunan curah jantung) Palpitasi dan pusing (disritmia akibat iskemia [suplaidarah yang tidak memadai], aneurisma, steres atau ketidak seimbangan elektrolit) Edema dan pertambahan berat badan (gagal jantung kanan) Hipotensi postural dengan pusing dan rasa melayang pada saat berdiri (kehilangan volume intravaskuler akibat terapi diuretik) Pasien dengan penyakit katub dapat mengalami gagal jantung disritmia, dan

nyeri dada. Bila pasien mengalami nyeri dada, maka pertanyaan harus difokuskan untuk menyingkirkan kondisi serius yang mengancam jiwa,seperti infark miokardium, disbanding kondisi yang kurang serius atau yang dapat di tangani dengan cara lain. Tidak semua nyeri dada berhubungan dengan iskemia miokardium (aliran darah ke jantung yang tidak memadai). Tabel 26 1 merangkum sifat dan pola umum nyeri dada non kardiak dan kardiak. Namun ada berbagai poin penting yang harus di ingat saat mengevaluasi nyeri dada : Hanya terdapat hubungan kecil antara beratnya nyeri dada dan beratnya penyebab. Beberapa pasien, seperti manula atau penderita diabetes, mungkin tidak merasakan nyeri saat mengalami agina atau infark miokardium. Kelelahan mungkin yang menjadi gejala. Ada hubungan yang buruk antara lokasi nyeri dada dan sumbernya. Pasien bisa saja mengalami berbagai masalah klinis secara bersamaan. Pada pasien dengan riwayat penyakit arteri koroner aterosklerotik, harus dianggap bahwa nyeri dadanya adalah disebabkan karena iskemia sampai dapat bukti lain.

Untuk memudahkan pengumpulan riwayat kesehatan kardiovaskuler, pasien harus ditanya sesuai kebutuhan di bawah. Namun pertanyaan masing-masing pasien harus khas bagi setiap pasien dan menekankan pada hal tertentu yang memerlukan penjelasan. Pernapasan Pernahkan anda mengalami sesak napas? Kapan anda mengalami sesak napas? Bagaimana anda membuat napas anda menjadi lebih baik? Apa yang membuatnya menjadi lebih buruk?
10

Berapa lama sesak napas tersebut mengganggu anda? Aktifitas penting apa yang anda hentikan akibat gangguan napas anda? Apakah anda menggunakan obat untuk memperbaiki pernapasan anda? Kapan anda biasanya minum obat?

Sirkulasi Gambarkan nyeri yang anda rasakan. Apakah nyeri menyebar kelengan, leher, dagu atau punggung? Adakah sesuatu yang tampaknya menyebabkan nyeri? Berapa lama biasanya rasa nyeri berlangsung? Apa yang dapat meringankan rasa nyeri? Apakah anda mengalami penambahan atau pengurangan berat badan akhir-akhir ini? Apakah anda mengalami pembengkakan pada tangan, kaki atau pungkai (atau pantat bila lama tidur)? Apakah anda pernah mengalami pusing atau rasa melayang? Pada situasi apa hal itu terjadi? Apakah anda mengalami perubahan pada tingkat energy anda? Tingkat kelelahan? Apakah anda merasakan jantung anda berpacu, meloncat atau berdegup cepat? Apakah anda mengalami masalah dengan tekanan darah anda? Apakah anda mengalami sakit kepala? Apa yang kemungkinan menyebabkannya? Apakah anda mengalami tangan atau kaki terasa sangat dingin? Kapan biasanya terjadi? Urinasi Apakah jumlah keluaran urin anda normal? Apakah anda sering terbangun pada malam hari untuk ke toilet? Berapa kali? Kapan anda mulai merasakannhya? Apakah anda meminum diuretika? Kapan anda meminumnya?

Mental Apakah jalan pikiran anda secepat biasanya? Sejelas sebelumnya? Apakah anda lebih memudah tertawa dan menangis dari biasangya? Kapan anda mulai merasakan perubahan tersebut? Apakah anda minum obat yang mungkin berpengaruh pada jalan pikiran anda?

11

Bila kondisi pasien memungkinkan harus dikaji kembali area fungsional lainnya. Informasi yang di peroleh dari riwayat kesehatan diperlukan untuk merencanakan perawatan pribadi saat pasien tinggal di rumah sakit, membantu rencana pemulangannya, dan untuk memberikan pendidikan yang di perlukan guna membantu pasien mendapatkan setiap kebutuhan setelah pulang kerumah. Mengetahui bagaimana pasien merasakan efek proses penyakit pada aktifitas hidup sehari-hari dapat membantu mengidentifikasikan tujuan khusus untuk rehabilitas jantung atau strategi penyesuaian aktifitas tertentu. Karena penyesuaian diit (pengurangan masukan natrium, lemak jenuh, atau kalori) mungkin di anjurkan, maka riwayat harus meliputi yang berikut: makanan kegemaran (termasuk suku atau budaya), kebiasaan makan (makanan kaleng atau hasil olahan persus makanan segar, dan masakan restoran versus makanan rumah), siapa yang berbelanja, dan siapa yang memasak makanan. Pengetahuan mengenai status finansial pasien dapat membantu perawat dalam merencanakan program terapi yang dapat di terima yang meliputi, misalnya, pilihan ekonomis terhadap makanan sehat, latihan, dan perolehan pendidikan melalui layanan komunitas gratis.

12

BAB 3 PENUTUP

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995). Pengkajian keperawatan pada pasien jantung akut memerlukan riwayat kesehtan yang berbeda dari pasien jantung kronis atau stabil. Pasien yang mengalami infark miokardium akut (biasanya disebut serangan jantung) memerlukan intervensi medis dan perawatan segera dan mungkin tindakan penyelamatan nyawa, misalnya pengurangan nyeri dada atau pencegahan disritmia. Saat merawat pasien jantung kronis, perawat pertama kali harus memusatkan pada pengkajian jantung dan curah jantung.

13

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta: EGC http://jakagendon-syahrul.blogspot.com/2012/05/teory-callista-roy.html Maret 2014 http://mmcagus.blogspot.com/2013/02/teori-keperawatan-calista-roy_2334.html dikutip pada 13 Maret 2014 http://lindamariani.blogspot.com/2013/05/makalah-tentang-konsep-dan-teori_27.html dikutip pada 13 Maret 2014 http://lindamariani.blogspot.com/2013/05/makalah-tentang-konsep-dan-teori_27.html dikutip pada 13 Maret 2014 dikutip pada 13

14

Anda mungkin juga menyukai