……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
Gambar 4.2 : Pengkajian Askep Gilut
Sumber: www.iik.ac.id
Menurut para ahli, kata “kajian” berasal dari kata ”kaji” yang berarti pelajaran atau penyelidikan
(tentang sesuatu). Bermula dari pengertian kata dasar yang demikian, kata ”kajian” dapat diartikan
sebagai ”proses, cara, perbuatan mengkaji; penyelidikan (pelajaran yang mendalam); penelaahan
(KBBI 1999: 431).
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial
dan lingkungan (Effendy, 1995).Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada.
Dalam asuhan keperawatan gigi, tahap pengkajian merupakan fondasi dari proses keperawatan
gigi. Dalam banyak literatur dikatakan bahwa pengkajian adalah seni mengumpulkan dan menganalisis
data-data subjektif maupun objektif dari pasien dan mengarahkan penilaian kepada kebutuhan
manusia dari pasien dan hal-hal yang dapat menghalangi pemenuhan kebutuhan tersebut yang
berhubungan dengan pelayanan asuhan keperawatan gigi.
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam tiga tahap kegiatan, yang meliputi
pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah.
97
A. PENGUMPULAN DATA
Para mahasiswa, langkah pertama yang Anda lakukan ketika melakukan asuhan keperawatan
dalam tahap pengkajian adalah mengumpulkan data. Anda harus mengumpulkan data dan informasi
tentang pasien secara sistematis agar Anda dapat menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien.
Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk klinik, selama pasien dirawat secara terus-
menerus, serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data. Tujuan pengumpulan data
adalah agar kita sebagai perawat dapat:
Data yang Anda kumpulkan terdiri dari data objektif dan data subjektif. Data Objektif
merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan
standar yang diakui (berlaku), seperti keadaan rongga mulut, kebersihan gigi, tanda-tanda vital, dll.
Sedangkan data subjektif merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh
pasien, misalnya rasa sakit/nyeri, sakit kepala, yang dirasakan pasien, yang membuat pasien harus
datang ke klinik untuk berobat.
98
1. Pengumpulan Data Subjektif
Pengumpulan data subjektif dapat Anda lakukan yaitu dengan melakukan pemeriksaan melalui tanya
jawab/wawancara pada pasien atau orang lain berdasarkan keluhan pasien. Tanya
jawab/wawancara ini Anda lakukan dengan menggunakan bahasa komunikasi yang sederhana
dan mudah dimengerti oleh pasien. Dalam hal ini pengumpulan data subjektif disebut juga
pemeriksaan subjektif atau anamnesa. Ada 2 macam pemeriksaan subjektif/anamnesa yang
dapat Anda lakukan, yaitu:
a) Auto anamnesa yaitu anamnesa tanpa bantuan orang lain, artinya Anda sendiri yang
langsung bertanya kepada pasien
b) Allo anamnesa yaitu anamnesa yang dibantu orang lain. Contohnya, pada saat
pemeriksaan anak-anak, orangtua pasien membantu menjelaskan apa yang ia lihat dari
anaknya atau dari gejala yang muncul. Contoh lain, istri yang memberikan informasi
tentang suami yang sakit gigi.
Pemeriksaan subjektif/anamnesa dimulai dari pemeriksaan identitas pasien, keluhan utama dan
tambahan, keadaan kesehatan umum serta riwayat kesehatan gigi. Mari kita bahas satu persatu
dari setiap data subjektif ini. a. Identitas Pasien
Data tentang identitas pasien yang harus Anda kumpulkan adalah nama, tempat/tanggal lahir,
nomor kartu identitas (KTP, SIM), jenis kelamin, suku/ras, pekerjaan, alamat rumah,
nomor telpon, serta keluarga yang dapat dihubungi. Semua data yang kita dapat pada
pemeriksaan ini ditulis/direkam dalam bentuk kartu dengan format seperti contoh di
bawah ini
99
terhadap keluhan lain yang dirasakan pasien terkait masalah kesehatan gigi dan mulut
lainnya.
Pada saat melakukan anamnesa ini, Anda dapat menggunakan prinsip 5 W + 1 H yaitu
Who, Why, When, Where, dan How. Jadi dalam pemeriksaan keluhan utama harus jelas
tergali siapa nama pasien, mengapa dia berobat, kapan merasa sakit, gigi mana yang sakit
dan bagaimana sakitnya. Catatlah dengan baik dan lengkap kedua jenis keluhan pasien.
Coba Anda tuliskan contoh keluhan utama dan keluhan tambahan yang pernah Anda
temukan dari pasien Anda selama ini.
Keluhan Utama:
Keluhan Tambahan
100
11) Penyakit lainnya : Tidak Ada / Ada (Sebutkan ) 12) Alergi terhadap
obat-obatan : Tidak Ada / Ada ( Sebutkan )
Berikut beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan pada pasien untuk menggali
riwayat kesehatan gigi mereka.
Data-data yang Anda kumpulkan tersebut nantinya akan Anda gunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan gigi, merencanakan asuhan keperawatan gigi, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien.
Dalam komunikasi secara verbal, Anda hendaknya memperhatikan kata-kata atau kalimat
yang akan Anda sampaikan/tanyakan, misalnya menggunakan kata/kalimat dengan
101
bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien. Harus Anda ingat, hindari menggunakan
kata/kalimat atau istilah-istilah kedokteran gigi. Anda juga sebaiknya menggunakan
bahasa yang sederhana, jelas dan langsung ke sasaran. Sebagai contoh, Anda ingin
menanyakan “ Dimana rasa sakitnya?” Akan lebih baik jika anda menanyakan dengan
kalimat seperti ini “Coba tunjukkan pada saya bagian mana yang Anda rasakan sakit”.
102
Gambar 4.6: Keadaan Rongga Mulut
Sumber : Sumber : https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search
Pemeriksaan objektif terdiri dari pemeriksaan extra oral serta pemeriksaan intra oral.
a. Pemeriksaan extra oral
Pemeriksaan extra oral meliputi pemeriksaan muka dan pemeriksaan kelenjar Lymph.
Pada pemeriksaan muka, mintalah pasien untuk duduk dengan relaks dan menghadap ke
depan. Anda mengamati dengan membandingkan sisi muka pasien sebelah kiri dengan
sebelah kanan, apakah simetris atau tidak. Bila Anda menemukan sisi kiri dan kanan
pasien tidak simetris, Anda harus memeriksa lebih lanjut apakah ada lesi atau tidak pada
pasien.
Pada pemeriksaan kelenjar Lymph, Anda dapat melakukannya dengan Palpasi kelenjar
lymph kiri dan kanan untuk melihat apakah teraba atau tidak, keras atau lunak dan
apakah pasien mengeluh sakit ketika kelenjar tersebut diraba. Cara yang dapat Anda
lakukan adalah dengan meraba kelenjar submandibula yaitu dengan cara penderita duduk
pada posisi tegak, pandangan mata ke depan posisi operator di belakang pasien. Dalam
keadaan normal akan teraba lunak dan tidak sakit, kadang-kadang tidak teraba. Bila
terdapat keradangan akut, maka kelenjar akan teraba lunak dan sakit. Jika teraba keras
dan tidak sakit berarti ada keradangan kronis. Sedangkan bila teraba keras dan sakit
berarti ada keradangan kronis eksaserbasi akut. Anda dapat memperhatikan gambar
berikut untuk melakukan pemeriksaan kelenjar limph.
103
Hasil pengamatan dan pemeriksaan, Anda catat dalam formulir data pasien seperti pada
contoh di bawah ini. Perhatikan cara pencatatan data objektif di bawah ini.
Pemeriksaan intra oral yaitu pemeriksaan dari bagian rongga mulut yang meliputi mukosa dan
gigi. Pemeriksaan intra oral dilakukan dengan cara memeriksa keadaan mulut secara
menyeluruh untuk melihat kelainan mukosa dari pipi, bibir, lidah, palatum, gusi dan gigi.
Pemeriksaan intra oral dilakukan dengan beberapa cara antara lain inspeksi, probe,
termis, perkusi, tekanan, palpasi,
Dalam asuhan keperawatan gigi, pemeriksaan intra oral terdiri dari pemeriksaan sebelum
menyikat gigi, pemeriksaan jaringan keras dan pemeriksaan mukosa mulut
104
1) Pemeriksaan sebelum menyikat gigi (Free Plaque Score)
Free Plaque Score adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan lokasi, jumlah
dan menentukan persentase permukaan gigi yang bebas plak dalam mulut pasien.
Score persentase permukaan yang bebas plak adalah 100%. Cara pemeriksaan ini
adalah:
Periksa ke empat permukaan dari seluruh gigi yang ada (bukal, lingual, mesial
dan distal)
Bagi jumlah permukaan gigi yang bebas plak dengan jumlah permukaan gigi yang
diperiksa
Kalikan 100% untuk mendapatkan persentase permukaan gigi yang bebas plak.
bawah ini .
= -------x100% = %
105
Pemeriksaan jaringan keras gigi dilakukan dengan menggunakan alat kaca mulut,
sonde, eksplorer dan alat diagnostik lainnya. Pemeriksaan dilakukan pada seluruh
gigi, dimulai dari gigi kanan atas, dilanjutkan ke gigi kiri atas, gigi kiri bawah dan
terakhir gigi kanan bawah secara berurutan. Hasil dari pemeriksaan Anda catat
dalam lembaran pemeriksaan odontogram, seperti contoh di bawah ini
PEMERIKSAAN ODONTOGRAM
106
Dari pemeriksaan jaringan keras gigi kita mendapatkan data tentang indeks
pengalaman karies (deft dan DMFT). Caranya adalah dengan menghitung jumlah
gigi yang rusak, gigi yang sudah dicabut/akan dicabut dan jumlah gigi yang
ditambal. Indeks deft adalah indeks untuk gigi susu sedangkan DMFT adalah indeks
untuk gigi permanen. Selanjutnya pada gigi-gigi yang terindikasi adanya
kelainan/kerusakan, kita lakukan test vitalitas gigi seperti thermis, Sondasi, Perkusi,
Druk, dan Mobility. Perhatikan contoh di bawah ini.
15 KMD
107
Gambar 4.10: Pemeriksaan Bibir
Sumber : https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search
Hasil pemeriksaan Anda catat pada lembar format seperti di bawah ini.
108
Pocket Peradangan Attachment Diagnosa/
Masalah
Lain-lain
Fungsi
Depth
o
(mm)
True False Rubor Tumor Kalor Dolor Laesa Normal Menurun
Dengan pengumpulan data, Anda akan memperoleh data dan informasi mengenai
masalah kesehatan pasien sehingga Anda sebagai perawat gigi dapat membantu dokter
untuk menentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah pasien. Untuk
itu, ketepatan tindakan Anda sebagai perawat gigi sangat menentukan tindakan apa yang
akan diberikan pada pasien dan tindakan tersebut dapat menyangkut aspek fisik, mental,
sosial dan spritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
B. PENGOLAHAN DATA
Setelah semua data subjektif dan objektif Anda peroleh, apa yang harus dilakukan dengan data
tersebut? Data yang terkumpul perlu Anda olah agar bermakna dan berguna untuk menentukan
tindakan kepada pasien.
Secara umum, pengolahan data dapat diartikan mengubah data ke dalam bentuk yang lebih
berarti berupa informasi. Informasi adalah hasil dari pengolahan data yang memberikan bentuk yang
lebih berarti dari suatu kegiatan atau peristiwa.
Pengolahan data dilakukan setelah kita melakukan pengumpulan data melalui pemeriksaan
subjektif dan objektif. Dari data yang sudah terkumpul seperti contoh di atas, data ini kemudian harus
Anda olah. Setelah diolah, data tersebut harus disimpulkan dalam bentuk yang bermakna, dari pasien
yang sedang Anda tangani.
• Data subjektif:
Anamnesa: pasien datang dengan keluhan gigi belakang kanan bawah sakit berdenyut jika
kemasukan makanan sejak dua hari yang lalu, pasien ingin giginya dirawat.
109
Perilaku: menyikat gigi ketika mandi saja, suka mengkonsumsi makanan kariogenik
Pengetahuan: belum mengetahui cara menyikat gigi yang benar
• Data objektif:
Palpasi : kelenjar limfa sebelah kanan teraba keras dan sakit
Free plaque score hasil menyikat gigi : 43%
Inspeksi: terlihat lubang pada permukaan occlusal gigi 46, sondasi: (+), thermis dingin: (+),
thermis panas: (-), perkusi: (-), druk: (+), plaque area: lingual, mesial, distal dan occlusal.
Mukosa : daerah gusi dekat buccal fold gigi 46 terlihat lebih merah dibanding daerah
sekitarnya.
Data objektif dan subjektif di atas, ketika sudah Anda olah, disimpulkan seperti contoh berikut:
Anda dapat memberikan contoh lain dari data subjektif dan objektif beserta dengan hasil
pengolahan data. Tuliskan pada kotak di bawah ini
C. ANALISA DATA
Setelah melakukan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah Anda perlu menganalisa data.
Analisa data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik
data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan. Analisis data merupakan
kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berpikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar
belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.
Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengaitkan data dan menghubungkan
data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pasien. Fungsi analisis data adalah :
(1) Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan gigi, sehingga data yang diperoleh
memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan pasien
(2) Sebagai proses pengambilan keputusan menentukan alternatif pemecahan masalah yang
dituangkan dalam rencana dalam asuhan keperawatan gigi, sebelum melakukan tindakan
keperawatan gigi.
110
Lihat kembali contoh hasil pengolahan data di atas. Masalah yang muncul setelah pengolahan
data, kemudian dianalisis. Hasil analisis data pasien dapat Anda lihat pada contoh berikut:
111