Anda di halaman 1dari 20

Daring Incisi Abses

DRG. ROSYID HANUNG


BAGAS LUTHFI (J2A013039P)
Definisi Abses

 Abses adalah kumpulan pus akibat dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Pus
merupakan kumpulan sel sel jaringan lokal yang mati, sel darah putih serta
mikroorganisme penyebab infeksi. Abses pada rongga mulut dapat terjadi akibat infeksi
dentoalveolar. Infeksi dentoalveolar dapat didefinisikan sebagai infeksi pada gigi dan
jaringan sekitarnya
Macam macam Abses

Abses periapikal

Abses periapikal sering juga disebut abses


dento-alveolar, terjadi di daerah periapikal gigi yang
sudah mengalami kematian. Terjadi segera setelah
kerusakan jaringan pulpa atau setelah periode laten
yang tiba-tiba menjadi infeksi akut dengan gejala
inflamasi, pembengkakan dan demam. Mikroba
penyebab infeksi umumnya berasal dari pulpa, tetapi
juga bisa berasal sistemik (bakteremia).
Abses subperiosteal

 Gejala klinis abses subperiosteal ditandai dengan


selulitis jaringan lunak mulut dan daerah maksilofasial.
Pembengkakan yang menyebar ke ekstra oral, warna kulit
sedikit merah pada daerah gigi penyebab. Penderita
merasakan sakit yang hebat, berdenyut dan dalam serta
tidak terlokalisir. Pada rahang bawah bila berasal dari gigi
premolar atau molar pembengkakan dapat meluas dari pipi
sampai pinggir mandibula, tetapi masih dapat diraba. Gigi
penyebab sensitif pada sentuhan atau tekanan.
Abses submukosa

Abses ini disebut juga abses spasium vestibular,


merupaan kelanjutan abses subperiosteal yang
kemudian pus berkumpul dan sampai dibawah mukosa
setelah periosteum tertembus. Rasa sakit mendadak
berkurang, sedangkan pembengkakan bertambah
besar. Gejala lain yaitu masih terdapat pembengkakan
ekstra oral kadang-kadang disertai demam.
Abses fosa kanina
 Fosa kanina sering merupakan tempat infeksi
yang bersal dari gigi rahang atas pada regio ini
terdapat jaringan ikat dan lemak, serta
memudahkan terjadinya akumulasi cairan
jaringan. Gejala klinis ditandai dengan
pembengkakan pada muka, kehilangan sulkus
nasolabialis dan edema pelupuk mata bawah
sehingga tampak tertutup. Bibir atas bengkak,
seluruh muka terasa sakit disertai kulit yang
tegang berwarna merah
1. Abses sublingual

Gejala klinis ditandai dengan


pembengkakan dasar mulut dan lidah terangkat.
Kelenjar sublingual akan tampak menonjol
karena terdesak oleh akumulasi pus di bawahnya.
Penderita akan mengalami kesulitan menelen dan
terasa sakit
Tahapan abses

Stadium subperiosteal
 Pembengkakan belum terlihat jelas
 Warna mukosa normal
 Perkusi gigi (+)
 Rasa sakit (dalam 1-2 jam kemudian berkurang)
 Palpasi (+) konsistensi keras dan terdapat nyeri tekan
Stadium serosa
 Abses sudah menembus periosteum dan masuk ke dalam tunika serosa dari tulang
dan sudah ada pembengkakan
 Mukosa hiperemi dan merah
 Rasa sakit yang mendalam
 Palpasi (+) konsistensi keras tetapi tidak fluktuasi
Stadium submucosa
 Pembengkakan tampak jelas
 Rasa sakit mulai menghilang
 Mukosa merah, kadang pucat
 Perkusi (+) sakit pada gigi yang terlibat
 Palpasi sedikit sakit, konsistensi lunak, sudah ada fluktuasi
Stadium subkutan
 Pembengkakan sudah dibawah kulit
 Tepi inflamasi merah, bagian tengah pucat
 Konsistensi sangat lunak seperti bisul yang mau pecah
 Derajat elastisitas kulit kencang dan berfluktuasi tidak nyata
Prinsip melakukan insisi dan drainase

 a. Melakukan insisi pada kulit dan mukosa yang sehat. Insisi yang dilakukan pada
sisi fluktuasi jaringan nekrotik dapat menyebabkan kerutan, jaringan parut yang
tidak estetis
 b. Tempatkan insisi pada daerah yang dapat diterima secara estetis, seperti di
bawah bayangan rahang atau pada lipatan kulit alami.
 c. Apabila memungkinkan tempatkan insisi pada posisi yang bebas agar drainase
sesuai dengan gravitasi.
 d. Lakukan pemotongan tumpul, drainase abses awalnya dilakukan dengan
hemostat yang dimasukkan kedalam rongga abses dengan paruh tertutup,
kemudian digunakan dengan lembut untuk mengeksplorasi rongga dengan paruh
terbuka dan ditarik lagi dengan paruh terbuka. Pada saat pemotongan tumpul
sedang dilakukan, jaringan lunak dipijat lembut untuk memudahkan evakuasi
nanah
 e. Tempatkan drain (lateks steril atau catheter) dan stabilkan dengan jahitan.
 f. Jangan tinggalkan drain pada tempatnya lebih dari waktu yang ditentukan,
lepaskan drain apabila drainase sudah minimal (2-5 hari). Adanya drain dapat
mengeluarkan eksudat dan dapat menjadi pintu gerbang masuknya bakteri
penyerbu sekunder.
 g. Bersihkan tepi luka setiap hari dalam keadaan steril untuk membersihkan
bekuan darah dan debris.
Incisi dan drainase Abses

 Incisi adalah merupakan pembuatan jalan keluar pus secara bedah dengan
menggunakan blade
 Drainase adalah Tindakan eksplorasi untuk mengeluarkan pus dari dalam jaringan
 Tujuannya mencegah terjadinya perluasan abses / infeksi ke jar lain, mengurangi
rasa sakit serta menurunkan populasi bakteri
Tahapan incisi dan drainase abses

1) Inform consent

2) Sebelum dilakukan insisi diaplikasikan larutan antiseptic

3) Penerapan anastesi dilakukan dengan anastesi infiltrasi pada daerah sekitar drainase abses

4) Agar meminimalizir dari penyebaran mikroba ke jaringan sekitar maka harus diperhatikan ketika
melakukan insisi:

- Menghindari duktus dan pembuluh darah besar

- Drainase yang cukup, maka insisi dilakukan pada bagian


superfisial pada titik terendah akumulasi untuk menghindari sakit dan pengeluaran pus sesuai
gravitasi
- Jika memungkinkan insisi dilakukan pada daerah yang baik secara estetik atau secara
intraoral

- Insisi dan drainase dilakukan pada saat yang tepat, yaitu fluktuasi positif

5) Drainase abses diawali dengan memasukkan hemostat ke dalam rongga abses dengan
ujung tertutup, eksplorasi dilakukan kemudian dikeluarkan dengan ujung terbuka.
Bersamaan dengan eksplorasi dilakukan pijatan lunak untuk mempermudah pengeluaran pus

6) Kemudian drain karet ditempatkan dalam rongga abses dan difiksasi dengan jahitan pada
salah satu tepi insisi untuk untuk menjaga insisi menutup dan drain tidak lepas.
7) Perawatan pendukung yaitu dengan pemberian antibiotik, berupa antibiotik
penisilin atau erythromycin serta obat analgesik (kombinasinarkotik/nonnarkotik)
sebagai penghilang rasa sakitnya. Dapat juga ditambah dengan kumur larutan saline
(1 sendok teh garam + 1 gelas air) yang dikumur setelah makan.
 KIE
 Komunikasian pd pasien telah dilakukan pembedahan untuk mengilangkan nanah
 Informasikan bahwa terdapat drain untuk membantu mengeluarkan nanah dan
diberi jahitan untuk menutupi luka
 Edukasi pasien untuk menjaga kebersihan rongga mulut
 Kontrol 2-5 hari setelah perawatan
 Edukasi pasien untuk tidak makan minum terlalu panas
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai