Anda di halaman 1dari 36

Penyebaran Abses ke Spasium,

Jaringan Lunak dan Jaringan Keras

Muslihah Binti Zainon


Immanuel Anugrah
Penyebaran Abses
• Abses sublingual
• A. Submandubular
Spasium • A. Submental
• A. Fossa Canina
• A. Bukal

• Gingival Abses
• Submukosal Palatal A.
Penyebaran Jar. Lunak • SubmukosalVestibular
Abses A.
• Subkutan A. .

Jar. Keras • Osteomyelitis


Spasium
Abses Sublingual
 Batas
 Superior : mukosa oral
 Inferior : mylohyoideus
 Anterior & lateral : permukaan lingual dari mandibel
 Medial : otot intrinsik lidah & otot genioglossus yang membagi
kanan dan kiri spasium sublingua
 Gigi yang terlibat : Premolar, Molar 1 (root apices existing
superior to the mylohyoid muscle)
 Spasium yang terkena : Spasium Sublingual
 Gejala Klinis :
 Pembengkakan dasar mulut yang eritem
 Lidah terangkat, bergeser ke sisi yang normal
 Nyeri
 Disfagia
 Kesulitan berbicara
 Kelenjar sublingual menonjol
Abses Submandibular
 Batas :
 Superior : otot mylohyoid dan inferior border mandible
 Inferior : tulang hyoid
 Anterior : anterior belly otot digastric
 Posterior : posterior belly otot digastric
 Gigi yang terlibat : Molar 2 & 3 mandibular (root apices lay
below mylohyoid muscle)
 Spasium yang terkena : Spasium Submandibular
 Infeksi pada spatium ini dapat berasal dari abses
dentoalveolar, abses periodontal, dan perikoronitis.
 Gejala Klinis :
 Pembengkakan ekstra oral
 Fluktuasi (+)
Abses Submental
 Batas :
 Lateral : anterior digastric kiri dan kanan
 Superior : otot mylohyoid
 Inferior : kulit
 Infeksi pada spatium ini berasal dari infeksi anterior
mandibula (direct), submandibular space (indirect)
 Gejala Klinis :
 Bengkak pada garis midline yang jelas di bawah dagu
 Fluktuasi (+)
 Intra oral: tidak tampak pembengkakan
Abses Fossa Canina
 Infeksi berasal dari infeksi pada gigi caninus maksila (gigi
taring atas)
 Akar caninus maksila panjang, infeksi menembus tulang,
superior to levator anguli oris  Abses Fossa Canina
 Gejala klinis :
 Pembengkakan daerah alar
 Sembab bawah mata
 Kulit merah
 Edema sampai lipatan nasolabial menghilang
 Nyeri tekan
Abses Bukal
 Batas :
 Lateral : kulit wajah
 Medial : otot buccinator
 Infeksi kebanyakan disebabkan oleh gigi maksilari posterior
 Gejala klinis :
 Terbentuk di bawah mukosa bukal
 Palpasi tidak jelas ada proses supuratif
 Fluktuasi (-)
 Gigi penyebab kadang tidak jelas
 Pemeriksaan ekstra oral: pembengkakan difus, palpasi tidak jelas
 Edema pipi
 Trismus ringan
 Demam
Ludwig Angina
 Spasium yang terkena : Spasium submandula, sublingual,
submental bilateral
 Epidemiologi : laki- laki, usia 20-60 tahun, DM
 Etiology : infeksi odontogenik (3 8, 3 7. 4 7, 4 8)  riwayat
pencabutan gigi, sakit gigi, poor oral hygiene
 Gejala klinis :
 Pembesaran KGB : submandibula, sublingual, submental
 Inflamasi jaringan lunak sekitar
 Pembengkakan keras, sakit, hangat, batas bengkak tidak jelas
 Kulit mengkilap, tetarik erat, kemerahan
 Intra oral : lidah terangkat, sulit digerakkan
 Mulut agak terbuka, trismus, salivasi, gangguan menelan
 Kepala tertarik kebelakang bagi mengatasi gangguan pernafasan
 Sering tidak ditemukan pus
Komplikasi
 Infeksi menyebar ke berbagai arah
 Ke bawah menuju laring : edema glottis (risiko mati lemas),
sulitbernafas, pucat kebiruan
 Lebih rendah : mediastinitis
 Ke belakang : dari spasia submandibular menuju spasia
faringeal lateral masuk ke dalam carotid bundle 
tromboflebitis vena jugularis, menyebar ke fossa
pterigopalatina  tromboflebitis sinus cavernosus
Perawatan:
• Rawat inap
• ABCD
• Cairan (dextrose 5%, Nacl 0,9%)
• Penisilin G 2juta unit tiap 8 jam/ klindamisin 600-900 mg
tiap 8 jam dan metronidazole iv 500 mg
• Corticosteroid (cegah edema glottis)
• Insisi drainase bila sudah ada fluktuasi
• Pencabutan gigi penyebab
• Gangguan pernafasan : trakeostomi
• Roboransia (vitamin)
Jaringan Lunak
Gingival Abses
 Pembengkakan daerah gusi
 Karies (+)
 Perkusi (+)
 Tekanan (+)
 Palpasi (+)
 Fluktuasi (+)
Abses Submukosal Palatal
 Bengkak
 Fluktuasi (+)
 Mukobukal fold Normal
Abses Submukosal Vestibular
 Bengkak
 Suhu meningkat
 Sakit
 Fluktuasi (-)
 Mukobukal fold terangkat
Abses Subkutan
 … ruang antara fasia superfisialisi dan kulit wajah
 Gejala klinis :
 Hampir mirip submukosa tetapi pusnya hampir tembus ke kulit
ekstra oral  pipi merah
 Puncak abses : daerah nekrosis (kehitaman)
 Fluktuasi (+)
Jaringan Keras
Osteomyelitis
 Proses inflamasi akut atau kronik dalam ruang medula atau
permukaan korteks tulang yang menyebar dari lokasi awal,
biasanya karena infeksi bakteri.
 Kebanyakan mengikuti infeksi gigi (infeksi odontogenik) atau
trauma fraktur rahang
 Etiology : Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, atau
streptococcus hemolitikus
 Faktor predisposisi :
 Kekebalan host
 Virulensi dari mikroorganisme
 Perubahan vaskularisasi
Klasifikasi
Osteomyelitis supuratif Osteomyelitis nonsupuratif

Osteomyelitis supuratif akut Osteomyelitis sklerosis difus


Osteomyelitis supuratif kronis Osteomyelitis sklerosis fokal
 Primer : tidak ada fase akut yang (Condensing osteitis)
mendahului Periostitis proliferatif (periostitis
 Sekunder : didahului dengan fase ossificans, Osteomyelitis sklerosis
akut Garre)
Osteomyelitis infantil Osteoradionekrosis
Penatalaksanaan
 Antibiotik
 Drainase
 Operasi (kronik)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai