Anda di halaman 1dari 2

ABSES PADA SPASIUM FASIAL, tdd :

1. ABSES PADA SPASIUM KANINA


Anatomi : diantara m. levator anguli oris & levator labii sup
Etiologi : infeksi dari regio gigi anterior RA (tu : kaninus) menembus m.levator anguli oris
Klinis : EO : bengkak regio alar (merah & edema), sembab di bawah mata
IO : nasolabial menghilang, nyeri tekan sekitar kaninus, bibir atas bengkak, kulit tegang (Sembab bawah
mata manifestasi dari selulitis fasial, abses fossa kanina, abses infratemporalis, osteomielitis anak)

2. ABSES PADA SPASIUM BUKALIS


Anatomi : antara m. Bucinator. M. Maseter dan m. Pterygodeus interna
Beda dengan abses submandibula : bukalis --- diatas m. Mylohiod, kalau submandibula dibawah m. mylohioid
Etiologi : infeksi gigi P dan M RA menembus sup m. businator, kadang2 M RB
Klinis : EO : bengkak diffuse pipi & tidak jelas perabaan
IO : mukobukal menonjol ke arah RM, perabaan tidak jelas, supuratif -, gigi penyebab kadang tidak jelas
----- menyebar ke submaksila dan infratemporalis
Abses bukalis selain odontogen bisa terjadi karena :
1. Haemofilus infuenza --- pada anak
2. Chronic disease (penyakit intestinal transmural segmental (ditandai lesi granulamatous & ulserasi
dimukosa bukal

3. ABSES SPASIUM INFRATEMPORALIS


Anatomis : posterior maksila dibawah dataran arkus zigomaticus & m. pterygoideus interna --- dilalui oleh a.
maksilaris interna, n, mandibula, n. lingual dll --- tempat injeksi blok mandibula
Etiologi : gigi post RA & RB, trauma gigi post maksila, injeksi yang tidak steril, dll
Klinis : tidak jelas, awalnya os merasa sakit yang dalam dan tumpul, lokasi di RA belakang, selanjutnya os
mengeluh sakit yang menusuk telinga, trismus +, sakit pada waktu mulut dibuka
IO : bengkak faring, dapat menyebar ke tuber sampai arcus glossopalatinus, fluktuasi -, gejala penting : rasa
sakit palpasi antara ramus & tuber di atas lipatan mucosa --- penonjolan jaringan diatas & dibawah arcus
zygomatikus “ dumbell ”

4. ABSES SPASIUM SUBMANDIBULA


Anatomi : dibagian bawah m. milohyoid yang memisahkan dengan sublingual
Etiologi : infeksi posterior gigi molar RB (>>> M3RB)
Klinis : EO : bengkak regio submandibula, sudut rahang (tetapi masih teraba --- beda dengan perimandibular
mandibula sudut rahang tidak teraba), meluas kedaerah leher ---- jika m. Platisma tertembus akan menjadi
“abses subkutan submandibula” (beda dengan aktinomikosis, klinis infeksi -)
IO : tidak tampak pembengkakan kecuali pada tahap lanjut meluas ke spasium parafaringeal
Submandibular abses : dibawah jaringan (pinggiran rahang teraba
Perimandibular abses : abses submaksilaris : dari dalam (perifer), pinggir rahang tidak teraba

5. ABSES SUBLINGUAL
Anatomis : diatas m. Mylohioid, medial dibatasi m. Genioglossus
Etiologi : infeksi gigi P dan M RB
Klinis : IO : bengkak dasar mulut terangkat, kel sublingual tampak menonjol, karena terdesak oleh akumulasi pus
dibawahnya, sulit menelan dan sakit
Sublingual abses : deep sublingual abses : betul2 dibawah lidah (IO)
Submental abses : superfisial sublingual space abses : EO, dibawah dagu

6. ABSES SPASIUM SUBMENTALIS


Anatomis : diantara m. Mylohioid dan m. platisma
Etiologi : gigi anterior RB, perluasan abses submandibula
Klinis : EO : selulitis pada regio submental --- akhir terjadi supuratif --- fluktuasi +
IO : tidak tampak pembengkakan, kadang gigi sekitar infeksi kemerahan

7. ABSES SPASIUM PARAFARINGEAL


Infeksi mudah menyebar keatas --- otak --- via foramen --- abses otak, meningitis atau trombosis sinus --- jika
ke bawah mediastinum
Etiologi : infeksi karena injeksi blok anastesi (pterygomandibula) dan M3 RB
Klinis : khas --- sakit hebat pada tenggorokan, sangat sakit pada waktu menelan menyebar ketelinga, kadang
disertai sepsis, trismus

MEKANISME TERJADI TRISMUS


Trismus terjadi karena otot-otot mastikatori : m. Masseter, m. Temporal, m pterygoid mengalami radang
dimana salah satu tanda radang adalah functiolaesa --- gangguan fungsi penelanan

PENATALAKSANAAN INFEKSI SECARA UMUM


1. Anamnesa lengkap
2. Pemeriksaan klinis
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan radiologi
5. Pemeriksaan mikrobiologi
6. Diagnosa
7. Rencana terapi
8. Prognosis
9. Terapi
10. Evaluasi perawatan

PRINSIP PENANGANAN INFEKSI ODONTOGEN


1. Penanganan emergensi
- Keadaan umum lemah, kurang asupan nutrisi karena sulit menelan --- infus dextrose 5% + oksigen,
antibiotik adekuat --- rawat inap
- Bahaya obstruksi --- phlegmon --- oksigen – evaluasi kelainan sistemik yang memperburuk --- rawat
bersama ---- dextrose 5% + oksigen, antibiotik adekuat
2. Penanganan infeksi
- Lakukan intervensi bedah (insisi dan drainase), hilangkan faktor penyebab (ekstraksi gigi)
- Antibiotik adekuat (ideal kultur) --- empiris dulu --- anaerob (amox), aerob (metro) --- clinda
(aerob+anaerob)
- Terapi suportif (vitamin, makanan TKTP)
STRUKTUR KELENJAR LYMPHATIC
- Fungsi sistem limfaticus :
1. Membantu mempertahankan keseimbangan cairan tubuh
2. Pertahanan tubuh untuk memproduksi limfosit
3. Menyerap lemak diedarkan ke dalam aliran darah
- Struktur kelenjar limfaticus :
1. Kelenjar parotis : infeksi wajah & scalp
2. Kelenjar submental : bibir bawah, ujung lidah, gigi insisif RB & gingiva
3. Kelenjar submandibula : anterior lidah, gigi posterior RA & RB & gingiva, anterior nasal cavity
4. Kel. Upper jugulare : nasofaring RM
5. Kel. Midjugulare : RM
6. Kel. Lower jugulare :
7. Kel. Spine accesorius : abdomen, dada

Anda mungkin juga menyukai