ABSES SUBMANDIBULA
Oleh:
Aldeno Wahyu Anandi 0810312090
Putri Rizka Alawiyah T 0810311022
Resti Winda Yulia R 0810312091
Siti Masyitah Putri Utami 0810312071
BAB I
PENDAHULUAN
ABSES SUBMANDIBULA
Abses submandibula
Infeksi pada leher bagian dalam (deep neck
infection), disertai dengan pembentukan pus
pada daerah submandibula.
Sumber infeksi pada ruang tersebut berasal
dari proses infeksi dari gigi, dasar mulut,
faring, kelenjar limfe submandibula. Mungkin
juga kelanjutan infeksi dari ruang leher dalam
lain
Epidemiologi
Di Bagian THT-KL Rumah Sakit dr. M. Djamil
Padang selama periode Oktober 2009 sampai
September 2010 didapatkan abses leher dalam
sebanyak 33 orang. Abses submandibula (26%)
merupakan kasus kedua terbanyak setelah abses
peritonsil (32%), diikuti abses parafaring (18%),
abses retrofaring (12%), abses mastikator (9%),
dan abses pretrakeal (3%).
Anatomi Leher
Pada daerah leher terdapat beberapa ruang
potesial yang dibatasi oleh fasia servikalis. Fasia
servikalis terdiri dari lapisan jaringan ikat fibrous
yang membungkus organ, otot, saraf dan pembuluh
darah serta membagi leher menjadi beberapa
ruang potensial. Fasia servikalis terbagi menjadi
dua bagian yaitu fasia servikalis superfisialis dan
fasia servikalis profunda.
Fasia servikalis superfisialis terletak tepat
dibawah kulit leher berjalan dari perlekatannya di
prosesus zigomatikus pada bagian superior dan
berjalan ke bawah ke arah toraks dan aksila yang
terdiri dari jaringan lemak subkutan.
3. Lapisan profunda
Lapisan ini dibagi menjadi dua divisi yaitu divisi
alar dan prevertebra. Divisi alar terletak diantara
lapisan media fasia servikalis profunda dan divisi
prevertebra. Divisi prevertebra berada pada
bagian anterior korpus vertebra dan ke lateral
meluas ke prosesus tranversus serta menutupi
otot-otot didaerah tersebut.
RuangSubmandibula
Ruang submandibula dibatasi oleh mukosa oral dasar
mulut pada bagian superior dan dibatasi oleh lapisan
superfisialfasiaservikaldalamdibagianinferioryang
meluasdarimandibulakeoshyoid.
Ruang submandibula terdiri dari ruang sublingual dan
ruang submaksila yang keduanya dipisahkan oleh otot
milohioid. Ruang submaksila selanjutnya dibagi lagi
atas ruang submental dan ruang submaksila (lateral)
olehototdigastrikusanterior.
Otot mylohyoid membagi ruang submandibular
menjadi ruang sublingual (superior) yang berisi
kelenjar sublingual, sebagian kecil kelenjar
submandibula, duktus Wharton, dan ruang
submaksilari(inferior)yangberisinoduslimfe.
Etiologi
Infeksi dapat bersumber dari gigi,
dasar mulut, faring, kelenjar limfe
submandibula
Kelanjutan infeksi dari ruang leher
dalam lain. Sebanyak 61% kasus
abses submandibula disebabkan oleh
infeksi gigi.
Jenis Kuman
Jumlah
Streptocccus haemoliticus
37
Klebsiella sp
25
Enterobacter sp
19
Staphylococcus aureus
12,5
Staphilococcus epidermidis
E. Coli
Proteus vulgaris
Patogenesis
limfatik, melalui celah antara ruang leher dalam
dantraumatembus
Infeksi gigi dapat mengenai pulpa dan periodontal
foramenapikalgigikedaerahsekitarnya
Infeksi dari submandibula dapat meluas ke ruang
mastikorkemudiankeparafaring.
Perluasaninfeksikeparafaringjugadapatlangsung
dari ruang submandibula daerah potensial
lainnya.
Linea
mylohyoidea,
tempat
perlekatan
m.
mylohyoideus.
Infeksi
premolar
dan
molar
menyebabkan perforasi, kemudian menyebar
keruang-ruang yang dibatasi oleh m.mylohyoideus.
Diagnosis
Anamnesa
Demam
Air liur yang banyak
Trismus akibat keterlibatan musculus
pterygoid
Disfagia dan sesak nafas
Pembengkakan di leher
Gejala Klinis
Pembengkakan di daerah submandibula,
fluktuatif, dan nyeri tekan
Pada insisi didapatkan material yang
bernanah atau purulent (merupakan tanda
khas)
Angulus mandibula dapat diraba. Lidah
Abses submandibula
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Darah rutin
: leukositosis
Aspirasi material : Kultur dan uji sensitivitas
Radiologis
Rontgen jaringan lunak kepala AP
Rontgen panoramik
Dilakukan apabila penyebab abses submandibula berasal dari gigi.
Rontgen thoraks
Perlu dilakukan untuk evaluasi mediastinum, empisema subkutis,
pendorongan saluran nafas, dan pneumonia akibat aspirasi abses
Tomografi komputer (CT-scan)
CT-scan dengan kontras : gold standard
Gambaran abses yang tampak adalah lesi dengan hipodens (intensitas
rendah), batas yang lebih jelas, dan kadang ada air fluid level
Penatalaksanaan
Mengamankanjalan
nafas
Antibiotikdosistinggi
terhadapkumanaerob
dananaerobsecara
parenteral
Drainaseabses
Menghilangkansumber
infeksi
Komplikasi
Proses peradangan dapat menjalar secara hematogen,
limfogen atau langsung (perkontinuitatum) ke daerah
sekitarnya
Paling sering meluas ke ruang parafaring
Penjalaran ke atas dapat mengakibatkan peradangan
intrakranial, ke bawah menyusuri selubung karotis
mencapai mediastinum menyebabkan medistinitis
Kerusakan dinding pembuluh darah
Tromboflebitis dan septikemia
Prognosis
Pada umumnya prognosis abses submandibula baik
apabila dapat didiagnosis secara dini dengan
penangananyangtepatdankomplikasitidakterjadi
Pada fase awal dimana abses masih kecil maka
tindakaninsisidanpemberianantibiotikayangtepat
dan adekuat menghasilkan penyembuhan yang
sempurna
Apabilatelahterjadimediastinitis,angkamortalitas
mencapai 4050% walaupun dengan pemberian
antibiotik
Ruptur arteri karotis mempunyai angka mortalitas
2040% sedangkan trombosis vena jugularis
mempunyaiangkamortalitas60%
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. R
MR
: 35 07 33
Umur
: 39 tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Pekerjaan
: Buruh
Suku Bangsa : Dharmasraya
ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki berumur
39 tahun dirawat di bangsal THT
RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi
pada tanggal 17 Juli 2013 dengan :
Keluhan Utama :
Bengkak di bawah rahang bawah
sebelah kanan sejak 6 hari
sebelum masuk rumah sakit
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kesadaran : CMC
Suhu
: 37,80C
Pemeriksaan sistemik
Kepala : tidak ditemukan kelainan
Wajah : tidak ditemukan kelainan
Mata : konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik
Paru: dalam batas normal
Jantung : dalam batas normal
Abdomen : distensi tidak ditemukan
Extremitas : teraba hangat, refilling
kapiler
baik
STATUS LOKALIS
THT
Kelainan
Dekstra
Sinistra
Kel. Kongenital
Tidak ada
Tidak ada
Trauma
Tidak ada
Tidak ada
Radang
Tidak ada
Tidak ada
Kel. Metabolik
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri tarik
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri tekan
Tidak ada
Tidak ada
Cukup lapang
Cukup lapang
Sempit
Tidak ada
Tidak ada
Hiperemi
Tidak ada
Tidak ada
Edema
Tidak ada
Tidak ada
Massa
Tidak ada
Tidak ada
Bau
Tidak ada
Tidak ada
Warna
Tidak ada
Tidak ada
Jumlah
Tidak ada
Tidak ada
Jenis
Tidak ada
Tidak ada
Pemeriksaan
Daun Telinga
Sekret /
Serumen
MEMBRAN
TIMPANI
Warna
Putih mengkilat
Putih mengkilat
+ arah jam 5
+ arah jam 7
Bulging
Tidak ada
Tidak ada
Retraksi
Tidak ada
Tidak ada
Atrofi
Tidak ada
Tidak ada
Jumlah perforasi
Tidak ada
Tidak ada
Jenis
Tidak ada
Tidak ada
Kwadran
Tidak ada
Tidak ada
Pinggir
Tidak ada
Tidak ada
Refleks cahaya
Utuh
Perforasi
Mastoid
Tanda radang
Tidak ada
Tidak ada
Fistel
Tidak ada
Tidak ada
Sikatrik
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri tekan
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri ketok
Tidak ada
Tidak ada
(+)
(+)
Sama dengan
pemeriksa
Sama dengan
pemeriksa
Rinne
Schwabach
Tes Garpu tala
Weber
Kesimpulan
Audiometri
Hidung
Kelainan
Dextra
Sinistra
Deformitas
Tidak ada
Tidak ada
Kelainan Kongenital
Tidak ada
Tidak ada
Trauma
Tidak ada
Tidak ada
Radang
Tidak ada
Tidak ada
Massa
Tidak ada
Tidak ada
Pemeriksaan
Hidung luar
Sinus Paranasal
Dextra
Sinistra
Nyeri tekan
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri ketok
Tidak ada
Tidak ada
Pemeriksaan
Rinoskopi Anterior
Vestibulum
Kavum nasi
Sekret
Konka inferior
Konka inferior
Vibrise
Ada
Ada
Radang
Tidak ada
Tidak ada
Cukup lapang
Cukup lapang
Sempit
Tidak ada
Tidak ada
Lapang
Tidak ada
Tidak ada
Lokasi
Tidak ada
Tidak ada
Jenis
Tidak ada
Tidak ada
Jumlah
Tidak ada
Tidak ada
Bau
Tidak ada
Tidak ada
Ukuran
Eutrofi
Eutrofi
Warna
Merah muda
Merah muda
Licin
Licin
Edema
Tidak ada
Tidak ada
Ukuran
Eutrofi
Eutrofi
Warna
Merah muda
Merah muda
Licin
Licin
Tidak ada
Tidak ada
Permukaan
Konka media
Permukaan
Edema
Septum
Cukup lurus/deviasi
Permukaan
Warna
Licin
Licin
Merah muda
Merah muda
Septum
Massa
Spina
Tidak ada
Tidak ada
Krista
Tidak ada
Tidak ada
Abses
Tidak ada
Tidak ada
Perforasi
Tidak ada
Tidak ada
Lokasi
Tidak ada
Tidak ada
Bentuk
Tidak ada
Tidak ada
Ukuran
Tidak ada
Tidak ada
Permukaan
Tidak ada
Tidak ada
Warna
Tidak ada
Tidak ada
Konsistensi
Tidak ada
Tidak ada
Mudah digoyang
Tidak ada
Tidak ada
Pengaruh vasokonstriktor
Tidak ada
Tidak ada
Regio mandibula :
-bengkak,batas tidak tegas,nyeri tekan ,
hiperemis, fluktuatif, trismus 1,5 cm
-Angulus mandibula dekstra tidak
teraba,angulus mandibula sinistra teraba
Hasil laboratorium
Hb
: 14,8 gr/dl
Ht
: 42,7 %
Leukosit : 23.190 /mm3
Trombosit : 327.000 /mm3
GDS
: 252,3 mg/dl
Resume
Anamnesis
Bengkak di bawah rahang bawah kanan sejak 6
hari sebelum masuk rumah sakit, awalnya
bengkak dirasakan sebesar kelereng, makin lama
makin bertambah besar dan terasa nyeri
Sukar membuka mulut dan memutar leher sejak
+ 6 hari sebelum masuk RS, pasien hanya bisa
membuka mulut sekitar + 1,5cm
Suara bergumam ada
Nyeri menelan ada, saat ini pasien hanya bisa
makan makanan lunak
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Suhu 37,8 0C
Regio mandibula :
-bengkak,batas tidak tegas,nyeri tekan , hiperemis,
fluktuatif, trismus 1,5 cm
-Angulus mandibula dekstra tidak teraba,angulus
mandibula sinistra teraba
Hasil Laboratorium
Leukosit
: 23.190 /mm3
GDS
: 252,3 mg/dl
Diagnosis Kerja :
Suspek AbsesMandibula
Diagnosis Tambahan :
Diabetes Melitus Tipe II
Karies Dentis
Diagnosis Banding :
Angina Ludovici
Abses Parafaring
Pemeriksaan Anjuran :
Terapi :
Diet Diabetes ML 1700 kkal
IVFD RL 8 jam/kolf + drip
ketorolac 1 amp
Ceftriaxone 2x2gr (IV)
Metronidazol drip 3x500mg (IV)
Novorapid 3x6unit (SC) 15 menit
sebelum makan
Terapi Anjuran :
Insisi Abses dan eksplorasi abses
Konsul bagian Ilmu Penyakit Dalam
mengenai DM
Prognosis :
Quo ad vitam
Quo ad sanam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
Follow Up
19 Juli 2013
s/ bengkak dan nyeri pada bagian
bawah rahang
bawah
sukar membuka mulut
demam tidak ada
nyeri kepala tidak ada
mual muntah tidak ada
BAK dan BAB biasa
A/ Abses submandibula
DM tipe II
Th/ Diet Diabetes 1700 kkal
IVFD RL 8 jam/kolf + drip ketorolac 1 amp
Ceftriaxone 2x2gr (IV)
Metronidazol drip 3x500mg (IV)
Novorapid 3x6unit (SC) 15 menit sebelum
makan
Follow Up (Jam 17.00)
Telah dilakukan insisi dan eksplorasi abses
submandibula dalam anestesi lokal ,didapatkan pus
ada dan darah sebanyak 30 cc,sebelumnya pada
tanggal 18 Juli 2013 telah dilakukan aspirasi
maksimal dan didapatkan pus 10 cc
Follow Up
20 Juli 2013 (07.00)
s/ bengkak dan nyeri pada bagian bawah rahang
bawah berkurang
sukar membuka mulut
demam tidak ada
nyeri kepala tidak ada
mual muntah tidak ada
BAK dan BAB biasa
o/ KU : sedang, Kes : CMC, TD: 110/70,
Nadi : 85x/mnt, Nafas : 21x/mnt, suhu : 36,85 0 c
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Paru dan Jantung : dalam batas
normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Status lokalis THT
Telinga ADS : LT lapang/lapang, serumen : (+)/(+),
MT : utuh/utuh, RC : (+)/(+)
Hidung : CN : cukup lapang/cukup lapang, sekret :
(-)/(-), deviasi septum (-), KI : eutrofi/eutrofi, KM :
eutrofi/eutrofi
Tenggorokan : sulit dilakukan
R. Submandibula : bengkak berkurang, nyeri tekan
ada, Hiperemis dan fluktuatif, trismus 2 cm
A/ Abses submandibula
DM tipe II
Th/ Diet Diabetes 1700 kkal
IVFD RL 8 jam/kolf + drip ketorolac
1 amp
Ceftriaxone 2x2gr (IV)
Metronidazol drip 3x500mg (IV)
Nonflamin tablet 3x 1 (po)
Novorapid 3x6unit (SC) 15 menit
sebelum
makan
Follow Up
22 Juli 2013
s/ bengkak dan nyeri pada bagian bawah rahang
bawah berkurang
sukar membuka mulut
demam tidak ada
nyeri kepala tidak ada
mual muntah tidak ada
BAK dan BAB biasa
o/ KU : sedang, Kes : CMC, TD: 110/70,
Nadi : 88x/mnt, Nafas : 20x/mnt, suhu : 36,5 0 c
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Paru dan Jantung : dalam batas
normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Status lokalis THT
Telinga ADS : LT lapang/lapang, serumen : (+)/(+),
MT : utuh/utuh, RC : (+)/(+)
Hidung : CN : cukup lapang/cukup lapang, sekret :
(-)/(-), deviasi septum (-), KI : eutrofi/eutrofi, KM :
eutrofi/eutrofi
Tenggorokan : sulit dilakukan
R. Submandibula : bengkak berkurang, nyeri tekan
ada, Hiperemis dan fluktuatif, trismus 2,5 cm
A/ Abses submandibula
DM tipe II
Th/ Diet Diabetes 1700 kkal
IVFD RL 8 jam/kolf + drip ketorolac 1
amp
Ceftriaxone 2x2gr (IV)
Metronidazol drip 3x500mg (IV)
Nonflamin tablet 3x 1 (po)
Novorapid 3x6unit (SC) 15 menit
sebelum
makan
Follow Up
23 Juli 2013
s/ bengkak dan nyeri pada bagian bawah rahang
bawah berkurang
sukar membuka mulut
demam tidak ada
nyeri kepala tidak ada
mual muntah tidak ada
BAK dan BAB biasa
o/ KU : sedang, Kes : CMC, TD: 110/80,
Nadi : 92 x/mnt, Nafas : 19 x/mnt, suhu : 36,8 0 c
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Paru dan Jantung : dalam batas
normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Status lokalis THT
Telinga ADS : LT lapang/lapang, serumen : (+)/(+),
MT : utuh/utuh, RC : (+)/(+)
Hidung : CN : cukup lapang/cukup lapang, sekret :
(-)/(-), deviasi septum (-), KI : eutrofi/eutrofi, KM :
eutrofi/eutrofi
Tenggorokan : sulit dilakukan
R. Submandibula : bengkak berkurang, nyeri tekan
ada, Hiperemis dan fluktuatif, trismus 2,5 cm
DISKUSI
Telah diperiksa pasien laki-laki usia 39 tahun.
Pada kasus di atas, diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari
anamnesis bengkak di bawah rahang bawah , sukar
membuka mulut dan suara bergumam sejak 6 hari
yang lalu. Berdasarkan teori gejala klinik dari abses
submandibular adalah pasien biasanya akan
mengeluhkan demam, air liur yang banyak, trismus
akibat keterlibatan musculus pterygoid, disfagia
dan sesak nafas akibat sumbatan jalan nafas oleh
lidah yang terangkat ke atas dan terdorong ke
belakang. Pembengkakan leher (98,8%) dan
disfagia (35,8%) merupakan gejala yang paling
sering timbul pada pasien.
TERIMA KASIH