Anda di halaman 1dari 3

Kista nasolabial

Definisi :

Kista nasolabial merupakan suatu pembengkakan ektodermal yang


bermanifestasi sebagai suatu massa pada setengah lateral dari lantai vestibulum nasi di dasar
ala nasi. Menurut classification of cyst of the orofacial region berdasarkan WHO tahun 1992,
kista ini termasuk kista epitelial yang non-odotogenik.

Tanda klinis dan Gejala : timbulnya pembengkakan di bibir atas pada daerah kaninus,
sehingga menyebabkan hilangnya lipatan nasolabial, serta mengangkat ala nasal dibagian
lateral serta superior dan merubah bentuk lubang hidung.Secara intraoral,kista nasolabial
membentuk tonjolan di sulkus labial.

Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa :

Diagnosis kista nasolabial ini


ditegakkan dengan gejala klinik dan pemeriksaan histopatologis.
-Kista dapat dipalpasi secara bimanual, gambaran kista yang lebih jelas dapat dilihat dari
pemeriksaan tomografi komputer. Gambaran yang didapatkan pada tomografi komputer kista
nasolabial menunjukan adanya lesi hipodens, berbatas tegas pada regio nasolabial dan tidak
ditemukan erosi tulang. Foto panoramik dapat membedakan antara kista nasolabial dengan
kista odontogenik lainnya
-Selain tomografi komputer, magnetic resonance imaging (MRI) juga merupakan modalitas
yang penting dalam mendeteksi kelainan pada jaringan lunak karena kemampuannya dalam
membuat gambaran jaringan lunak dengan resolusi yang sangat baik.
-Pemeriksaan subjektif : Anamnesis
-GAMBARAN RADIOGRAFIS : Pada gambaran radiografis dari kista nasolabialis terlihat
adanya peningkatan gambaran radiolusen pada prossesus alveolar di bawah apikal gigi
insisivus. Gambaran radiolusen ini berasal dari tekanan pada permukaan labial maksila yang
dapat terlihat pada pandangan longitudinal. Jika tekanan meluas ke margin lateral pada celah
tulang anterior hidung, resorpsi akan terjadi pada bagian yang rendah dari nasal notch.Margin
inferior pada celah tulang anterior hidung berubah bentuk oleh karena lesi. Hasilnya,
radiograf oklusal yang standar memperlihatkan kecembungan posterior yang nyata pada satu
setengah dari bentuk kurung garis radiopak yang membentuk batasan tulang pada celah
hidung, sebagai ganti kurva ganda yang biasa. Cairan kista diaspirasi dan cairan radiopak
diinjeksi sehingga bentuk kista akan terlihat pada pandangan oklusal vertex. Normalnya, lesi
berbentuk ginjal atau bulat terletak pada tepi inferior dan lateral celah tulang anterior hidung
yang meluas dari midline ke fossa kaninus.
-GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
Gambaran histopatologis pada dinding kista memperlihatkan bahwa jenis epitel yang banyak
dijumpai adalah non-ciliated pseudostratified columnar epithelium. Sejumlah sel goblet
dihasilkan di epithelium.

Tipe lain dari epithelium pada dinding kista termasuk juga non-keratinized squamosa dan
cuboidal epithelium yang terlihat dengan proposal bervariasi dapat dijumpai. Kadang-kadang,
dinding kista dapat terbentuk dari jenis squamosa atau cuboidal epithelium atau gabungan
dari kedua jenis epithelium, transisional, columnar dan kadang-kadang dengan sel epitel, dan
cilliated. Kelenjar mukus yang kecil dapat dihasilkan dalam jaringan ikat kapsuler.
Dinding kista dibentuk oleh struma jaringan ikat longgar dengan ruang vaskuler pendukung,
kartilago dan sejumlah kelenjar salivatorius aksesoris. Dinding kista yang fibrous biasanya
tidak mengandung sel dan yang lainnya berkolagen longgar atau rapat. Dinding kista yang
terdiri dari jaringan ikat longgar sangat mudah berdarah. Satu dinding kista sangat mudah
terinfiltrasi dengan sel inflamatori kronik ketika yang lainnya umumnya tidak terinflamasi.
Kelenjar mukus terletak dekat ke epitel kista juga dilakukan pemeriksaan histopatologis yang
biasanya dilakukan secara punksi biopsi dengan cara pengambilan (aspirasi cairan kista).
Aspirasi akan menghasilkan cairan kekuning-kuningan atau seperti warna jerami.

Perawatan kista dan perawatan pasca bedah :


Perawatan kista nasolabialis adalah dengan cara enukleasi melalui pendekatan secara
intraoral,dimana dilakukan insisi untuk membuka flap berbentuk semilunar pada daerah yang
dilewati kista. Kista nasolabial biasanya terletak supraperiosteal, namun sering terjadi kondisi
dimana kista melekat pada periosteum dan yang akhirnya insisi dibuat mengelilingi kista
untuk memungkinkan pengangkatan dari permukaan tulang.
Diseksi dilakukan dengan menggunakan raspatorium yang bertujuan untuk membebaskan
jaringan lunak pada daerah nasolabial dari kantong kista. Pada keadaan ini, diseksi akan
menghilangkan perlekatan pada mukosa meatus inferior hidung. Dinding kista ini dipisahkan
dari perlekatan mukosa nasal dengan hati-hati. Sejumlah luka robekan diperbaiki ddengan
sutura,matras horizontal yang sempurna yang diinsersi dari daerah luka. Sutura dibuat miring
untuk mengembalikan tepi yang menghadap hidung. Pertimbangan utama dalam melakukan
perawatan kista nasoalveolar adalah mempertahankan keutuhan dinding kista selama
enukleasi, karena apabila robek akan mengakibatkan kolaps sehingga sulit mengenali
membran kista. Tetapi apabila terjadi kolaps pada dinding kista, maka tetap diusahakan
pengambilan kista tersebut karena apabila dibiarkan maka kemungkinan terjadi rekuren akan
lebih besar. Luka oral akan tertutup setelah hemostasis dengan diatermis dan tekanan
pembalut yang ditempatkan selama beberapa jam.
Setelah pengangkatan kista, posisi lubang hidung dan ala nasi yang berubah akibat tekanan
dari kista akan terperbaiki melalui eksisi sederhana pada mukosa adalah baik.

Komplikasi perawatan :
Komplikasi perawatan kista nasolabial berupa pembengkakan, nyeri dan memar pada wajah
serta rasa kebas pada gusi dan gigi. Selain itu, komplikasi lain yang dapat timbul akibat
pengangkatan kista ini adalah perforasi pada mukosa hidung.

Anda mungkin juga menyukai