Pencabutan gigi suatu prosedur bedah yang dapat dilakukan dengan tang, elevator, atau pendekatan transalveolar. Pencabutan gigi suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi.
Indikasi Exodontia
Gigi dengan supernumerary, Gigi persistensi, Gigi yang menyebabkan fokal infeksi, Gigi yang tidak dapat diobati dengan perawatan endodontic Gigi dengan fraktur/patah pada akar karena trauma Gigi dengan sisa akar, Gigi dengan fraktur/patah pada bagian tulang alveolar Untuk keperluan perawatan ortodontik ataupun prostodontik Gigi dengan impaksi. Keinginan pasien untuk dicabut giginya
Kontraindikasi Exodontia
Faktor Lokal :
Gigi dengan kondisi abses Adanya suspect keganasan bila dilakukan pencabutan Pasien dengan perawatan radioterapi
Kontraindikasi Exodontia
Faktor sistemik :
Penyakit kelainan jantung Diabetes mellitus Penyakit Ginjal Penyakit hepar Epilepsy Toxic goiter Hipertensi Trismus Kehamilan
Perdarahan
Etiologi perdarahan : faktor lokal & sistemik Pencegahan perdarahan sangat perlu untuk dikuasai oleh seorang dokter gigi. Pasien harus dianamnesis terlebih dahulu apakah pada pencabutan sebelumnya pernah terjadi prolonged bleeding (24-48 jam) pasca ekstraksi riwayat penyakit.
Perdarahan
Pencegahan kemungkinan terjadinya komplikasi perdarahan juga dapat dilakukan dengan menghindari pembuluh darah. Pengetahuan mengenai anatomi merupakan jaminan terbaik untuk menghadapi kejadian yang tidak diharapkan yaitu perdarahan pada arteri atau vena.
Keadaan patologi kadang-kadang juga mengakibatkan risiko perdarahan, misal : hemangioma dan malformasi arterovenous adalah yang paling berbahaya.
Perdarahan
Bila terjadi perdarahan lakukan penekanan langsung dengan tampon kapas atau kassa pada daerah perdarahan supaya terbentuk bekuan darah yang stabil.
Jika perdarahan belum berhenti lakukan penekanan atau pasien diminta menggigit tampon yang telah diberi anestetik lokal yang mengandung vasokonstriktor (adrenalin).
Bila perlu, dapat ditambahkan pemberian bahan absosrbable yang diletakkan di alveolus.
Trauma Alat
Gusi robek karena attached gingival tidak dibuka dahulu, atau alat mengenai mukosa gingiva. Lecet dapat dihindari dengan perhatian yang cermat dari operator dan asistennya.
Cedera Saraf
Saraf yang sering cedera selama pencabutan dan pembedahan gigi adalah divisi ketiga dari n. trigeminus. Pada umumnya kerusakan saraf akan mengalami perbaikan secara spontan.
Cedera Saraf
Jejas pada saraf alveolaris inferior terjadi secara primer karena hubungan anatominya dengan gigi molar tiga bawah. Kerusakan saraf lingualis lebih mengganggu pasien karena akan menyebabkan sensasi rasa yang abnormal dan lebih sulit mengalami perbaikan.
Kerusakan saraf dapat pula disebabkan oleh hematoma dan fibrosis akibat penyuntikan anestesi lokal.
Pergeseran Mandibula
Pergeseran mandibula biasanya hanya melibatkan gigi molar, sedangkan kanalis mandibularis dan ruang submandibularis adalah bagian yang sering mengalami pergeseran ini. Ujung akar molar ketiga baik yang sudah erupsi atau impaksi sering sangat dekat letaknya terhadap tulang kortikal dari bundle neuromuscular canalis alveolar inferior, seperti terbukti dari seringnya laserasi.
Fraktur
Fraktur bisa mengenai akar gigi, gigi tetangga, atau gigi antagonis, prosesus alveolaris, dan kadang-kadang mandibula. Semua fraktur yang dapat dihindarkan mempunyai etiologi yang sama, yaitu tekanan yang berlebihan atau tidak terkontrol atau keduanya.
Cara terbaik untuk menghindari fraktur disamping tekanan terkontrol adalah dengan menggunakan gambar sinar-X sebelum melakukan pembedahan.
Fraktur
Pengenalan adanya fraktur biasanya secara klinik dan mudah terlihat, kecuali untuk fraktur mandibula. Hal ini biasanya terjadi pada waktu dilakukan pencabutan dengan tang, atau pembedahan biasanya melibatkan gigi molar ketiga. Meskipun garis fraktur bisa dilihat pada film periapikal, ketidakberadaannya bukan selalu berarti tidak terjadi fraktur. Jika masih ada keraguan bisa dilakukan panoramic, atau film ekstraoral yang lain.