ABSTRAK
Maloklusi Angle kelas I dengan bimaksiler protrusi merupakan maloklusi yang paling sering dijumpai. Kelainan yang banyak
menyertai maloklusi kelas I bimaksiler protrusi adalah gigi depan berdesakan dan pergeseran midline. Adanya persepsi negatif
di masyarakat terhadap gigi dan bibir yang protrusi mendorong pasien untuk melakukan perawatan ortodontik. Perawatan
pada kasus ini bertujuan untuk mengurangi kecembungan wajah dengan meretraksi gigi anterior atas maupun bawah,
mengoreksi midline rahang atas dan bawah serta gigi berdesakan anterior dengan perawatan ortodontik teknik Begg sehingga
dapat memperbaiki estetik wajah. Pasien wanita usia 34 tahun mengeluhkan gigi depan atas dan bawah sangat berdesakan
dan pasien mengalami kesulitan dalam menutup mulut. Diagnosis pasien adalah Maloklusi Angle kelas I dengan bimaksiler
protrusi disertai gigi berdesakan anterior, pergeseran midline rahang atas dan rahang bawah. Pasien dirawat menggunakan
alat cekat teknik Begg. Sebelum perawatan dilakukan pencabutan gigi premolar pertama rahang bawah kanan dan kiri dan
rahang atas kanan. Pada rahang atas kiri dilakukan pencabutan gigi insisivus lateral yang berada diluar lengkung. Kesimpulan
perawatan setelah 2 tahun terlihat bimaksiler protrusi, gigi berdesakan anterior dan midline terkoreksi.
Maj Ked Gi; Desember 2013; 20(2): 224-230.
Kata kunci: kelas I Angle, bimaksiler protrusi, midline, gigi berdesakan, teknik Begg
ABSTRACT: Treatment for Class I Malocclusion with Bimaxillary Protrusion Accompanied by Crowding and Midshift Using Begg
Technique. Angle class i malocclusion with bimaxillary protrusion Is the most common malocclusion. Abnormalities that commonly
accompany class I malocclusion of bimaxillary protrusion are anterior crowding and median line shifting. Negative perceptions
in the community toward teeth and lips protrusion encourage patients to perform orthodontic treatment. The aim of this case
is to reduce facial convexity by retracting upper and lower anterior teeth, correcting median line on maxillary and mandibular
and anterior crowded by using the Begg orthodontic technique in order to improve the facial aesthetics. A 34 year-old female
patient complained about her upper and lower anterior teeth, severe crowding, and difficulty in closing her mouth. The patient
was diagnosed to suffer from Angle class I malocclusion with bimaxillary protrusion and anterior crowding, median line shifting of
maxillary and mandibular. Patient has been treated with the fixed appliance with Begg technique. The right and left mandibular,
first premolar and the right maxillary first premolar had been extracted before treatment. On the left maxillary, lateral incisor
tooth which is outside the dental arch was extracted. After 2 years of treatment, it is concluded that bimaxillary protrusion,
anterior crowding and median line shifting can successfully be corrected.
Maj Ked Gi; Desember 2013; 20(2): 224-230.
Keywords: Angle class I, bimaxillary protrusion, median line, crowded teeth, the Begg technique
224
Erna R., dkk.: Perawatan Maloklusi Kelas I ...
225
engan
cal loop, elastik kelas II lengkung gigi bawah parabola simetris. Su
memperlihatkan kebersihan
gigi mulut sedang,
anterior rahang ukuran
atas dan rahang b
molar
r kawat.
GambarKonfigurasi
1.lidahFoto ini
ekstraoral sebelum perawatan
sedang, bentuk lengkung gigi atas dan
tahap berdesakan disertai edgeComment to edge [MC1]:
bite padaFont d
g
a horizontal
lengkung
elas II Maj Pemeriksaan
untuk gigi bawah parabola simetris. Susunan
20(2): 224-230 terhadap
ekstraoral menunjukkan 43.rahang
Overjetbawah
profil 0,75 mm dan overbite
rasi rahang
ini gizi
atas yang kurang,
Ked Gi. Desember 2013;
gigi anterior
untuk rahang bentuk
atas dan kepala brakisefali
Comment dan
[a2]: Spasi ant
verjet wajah cembung,
yang berdesakan
berlebihantonus disertai
otot bibiredgemm. toHubungan
normal, posisi
edge bite gigi gigi
bibir
pada molar danpertama
12 kanan da
paragraph berikutnya
untuk bentuk
ketika istirahat
terhadap
muka
terbuka.
43.
mesoprosop Kelas
Pemeriksaan
Overjet 0,75 mm
asimetris.
I Angle.
intra Garis tengah
dan oral
overbite 2,20 rahang bawah ter
bungan
untuk molar
memperlihatkan
kelas I.
kebersihangigi mulut sedang,
mm. Hubungan rahang
molar atasukuran
pertama tidak
kanansegaris,
dan kiri Insisivus atas ber
dalah
ebihan penutupan
lidah sedang, ruang
Kelas bentuk
I Angle. lengkung
Garis tengah gigirahang
atas mm dandan
bawah terhadap
elas I. ke kiri 3,25 insisivus bawah berges
ga adalah memperbaiki
lengkung gigi bawah parabola
rahang atas tidak segaris, simetris. Susunan
ruang kananInsisivus
2,10 mm. atas bergeser
gigi anterior rahang
ke kiri atasdan
3,25 mm dan rahangbawah
insisivus bawah bergeser ke
erbaiki
asusberdesakan
adalah untuk
disertai
kanan mm.to edge bite pada gigi 12
2,10edge
terhadap 43. Overjet
ortodontik dalam 0,75 mm dan overbite 2,20
untuk
n mm.
dalam
Hubungan
wajah gigi molar pertama kanan dan kiri
dengan
Kelas I Angle. Garis tengah rahang bawah terhadap
atas
engan maupun bawah,
rahang atas tidak segaris, Insisivus atas bergeser
ataskedan
awah, bawah
kiri 3,25 mmserta
dan insisivus
Gambar 1.bawah bergeser
Foto ekstraoral ke
sebelum perawatan
serta
dengan Gambar
teknik
kanan 2,10 mm. 1.
Begg Foto ekstraoral sebelum perawatan
Begg wajah
estetik
Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan profil
wajah cembung, tonus otot bibir normal, posisi bibir
a 34 tahun,
erjaan
ketika pekerjaanistirahat terbuka. Pemeriksaan intra oral
ae FKG memperlihatkan
klinik ortodonsia FKG kebersihan mulut sedang, ukuran
lidah merasa
etahui pasien
merasa sedang, bentuk lengkung gigi atas dan
n danbawahlengkung maju dan gigi bawah parabola simetris. Susunan
nyakittidak ada penyakit
atan
dan gigi anterior rahang atas dan rahang bawah
pertumbuhan dan
wayat
mulut.
berdesakan Riwayat
disertai edge to edge bite pada gigi 12
eriode
ngan gigiterhadap
bawah pada periode 43. Overjet 0,75 mm dan overbite 2,20
Padaatasmm.
pan dan Hubungan
Gambar bawah 2. Gambar
gigi
Foto2.intraoral
molar pertama
Foto intraoralsebelum perawatan
sebelum perawatan
kanan dan kiri
ksa Kelas
ke dokter
, gigi- gigi.I Pada
Angle. GarisGambar tengah2.rahang Foto bawah
intraoral terhadap
sebelum perawata
k3 ada
SD persistensi,
rahang
kelas gigi-
I, tipe skeletalatas
kelas tidak
Berdasarkan
II dengan segaris,
bimaksiler hasil sedangkan
protrusi Insisivus
analisis atas
sefalometri
pada rahang bergeser
bawah dibutuhkan ruang
SMP. sejak
akan kelas
disimpulkan
dan bidental 3 disertai
protrusi, SD mm maloklusi
edge skeletal
to edge bite dan sebesar kelas
Berdasarkan II segmen
15,65 mm yaitu dengan
hasil analisis
kanan: 7,85 mm dan
sefal
ke
bawah maju sejak
midline kiri
rahang 3,25
atas
bimaksiler bergeser ke kiri 3,25dan
protrusi dan mm daninsisivus
RB bawah
segmen kiri 7,80
bidental mm. Untukbergeser
protrusi.
ke
mengatasi kekurangan
Analisis
mulai bergeser ke kanan SMP. disimpulkan maloklusi skeletal kelas II d
g lalu, gigikanan 2,10 mm.
2,10 mm, malrelasi dan malposisi ruang dilakukan pencabutan gigi 14, 22 (karena
n gigi belakang jaringan
individual. bawah lunak menunjukkan bibir atas dan bawah
g danGambar 2.lebih Foto intraoral sebelumbimaksiler
perawatan protrusi dan bidental protrusi. A
berada diluar lengkung), 34 dan 44.
ke depan dari garis Steiner (protrusi).
tar dua tahun
amaan dan set up
yang
Berdasarkan lalu,
perhitungan
jaringan
determinasi lengkung
lunak menunjukkan
Tujuan perawatan
bibirovebite
adalah mengoreksi gigi
atas dan b
Diagnosis
model Kesling kasus
setelahpasien
rahang yaitu
atas maloklusi
protrusi, Angleedge
berdesakan, kelas I, bite,
to edge
dan kiri diretraksi
gi-gigi berlubang
Berdasarkan
tipe danbawah
skeletal
3,25 mm, rahang hasildiretraksi
kelas lebih
II analisis
dengan ke
sebesar bimaksiler
dan depan
sefalometri
pergeseran dari
protrusi
midline. Tahapdangaris disusun
perawatan Steiner (pro
ersebut
g lalu lama
disimpulkan
5,00 mm dankelamaan
maloklusi
midline
bidental rahang atasskeletal
protrusi,dan rahang Diagnosis
disertai kelas
bawah kasus
II todengan
berdasarkan
edge teknik
edge pasien
Begg. Tujuan
bite dan yaitu
tahap Imaloklusi
perawatan Angle k
lagi,
Pada sekarang gigi-gigi
dikoreksi, kebutuhan ruang pada rahang atas untuk
bimaksiler protrusi
kasus ini midline
adalah sebesar
dan bidental
rahang
6,60 mm atas tipe
padabergeser
teknik Begg antara lain general alignment, mengatur
protrusi.kegigiAnalisis
sebelahskeletal
letak kelas
kiri 3,25
dengan II mm
dengan
koreksi dan bimaksiler
buko-lingual (unravelling), protrus
jaringan
a minggu
emiliki lunak
kanan dan yang
RB menunjukkan
kirilalu
bergeser
sebelah bibir
ke22 kanan
0 mm (gigi tidak atas
bidental dan bawah
protrusi,
2,10memperbaiki
dihitung mm, disertai
malrelasi
ketidakteraturan dan edge
dalam to edge bite
arah vertikal
sakan.lebih
ke FKG UGM. ke
dalam depan
malposisi
determinasi Pada
karena dari
berada garis
gigi individual.
di luar Steiner
lengkung), (protrusi).
midline rahang atas bergeser ke kiri 3,25 mm
(levelling) dan koreksi relasi gigi anterior menjadi
Diagnosis
emiliki
pasien juga memiliki kasus pasien yaitu maloklusi Angle kelas I,
tipe skeletal
RB
kelas II dengan bimaksiler protrusi dan
bergeser ke kanan 2,10 mm, malrelas
226
ju bidental
dan berdesakan.
protrusi, disertai edge malposisi to edge bite gigi individual.
dan
jukkan pasien memiliki
midline rahang atas bergeser ke kiri 3,25 mm dan
38
Erna R., dkk.: Perawatan Maloklusi Kelas I ...
229
Maj Ked Gi. Desember 2013; 20(2): 224-230
perawatan tahap III adalah elastik intermaksiler 2. Kusnoto J, Kusnoto H. The effect of anterior tooth
kelas II ukuran 5/16” 2 oz.9 retraction on lip position of orthodontically treated
adult indonesians. Am J Orthod Dentofacial Orthop.
Hasil sefalogram dua tahun perawatan
2001; 120: 304-7.
menunjukkan perubahan pada overbite dan overjet.
menjadi normal. Perawatan yang sedang berlangsung 3. Iyyer BS. Orthodontics, the art and science. Ed 3.
saat ini adalah tahap III. Hasil perawatan didapatkan New Delhi: Arya (MEDI) Publishing House; 2004.
overbite 2,20 mm serta overjet 2,50 mm. Evaluasi H. 63-4.
sefalogram menunjukkan perubahan pada FIS 4. Leonardi R, Annunziata, Licciardello, Barbato E. Soft
menjadi 124,5°, IMPA 85,5°, dan sudut interinsisal tissue change following the extraction of premolars
123°. (Tabel 1). Perubahan relasi anterior rahang in nongrowing patients with bimaxillary protrusion.
atas dan rahang bawah terjadi karena perubahan Angle Orthod. 2010; 80: 211-6.
inklinasi insisivus atas dan bawah akibat retraksi gigi- 5. Raharjo P. Diagnosis ortodontik. Surabaya: Airlangga
gigi anterior rahang atas dan bawah.10,11 University Press; 2008. H. 62-3, 85.
6. Raharjo P. Ortodonti dasar. Surabaya: Airlangga
KESIMPULAN University Press; 2009. H. 70, 96-7.
Teknik Begg dapat untuk merawat maloklusi 7. Begg PR, Kesling PC. Begg orthodontic theory and
kelas I bimaksiler protrusi dengan mempertahankan technique. Ed 2.. Philadelphia : WB Saunders Co;
relasi molar tetap kelas I. Vertical loop pada alat cekat 1977. H. 140-3.
teknik Begg dapat digunakan untuk mengkoreksi 8. Staley RN, Reske NT. Essentials of orthodontics.
gigi berdesakan dan pergeseran midline dengan Blackwell Publishing; 2011. H. 73-4.
gaya yang ringan. Hasil menunjukkan perbaikan 9. Fletcher GGT. The Begg appliance and technique.
profil wajah, malrelasi, gigi berdesakan, overjet dan Briston: John Wright & Sons (print) Ltd; 1981. H.
overbite. Midline gigi menjadi segaris dan simetris. 35-44.
10. Graber TM. Vanarsdall. Orthodontic Current
DAFTAR PUSTAKA Principles and Techniques. Ed 5. Philadelphia : WB
Saunders Co; 2012. H. 59-98.
1. Bills DA, Handelman CS, BeGole EA. Bimaxillary
dentoalveolar protrusion: traits and orthodontic 11. Jacobson A. Radiographic cephalometri. Chicago:
correction. Angle Orthod. 2005; 75: 333-9. Quintessence Publishing Co; 1995. H. 53-95.
230