Anda di halaman 1dari 10

Penatalaksanaan Kasus Maloklusi Angle Klas III disertai Diastema Multipel

Rahang Atas dan Rahang Bawah dengan Penggunaan Piranti Ortodonti


Lepasan
Akhmad Kamal1 , Ika Anggaraeni2 , Cinthia L., Hutomo2
1Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana
2Departemen Orthodonsia, Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi Pendidikan
Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Abstrak

Latar Belakang : Multiple diastema merupakan celah atau ruang yang terdapat di antara gigi
dan dapat terjadi pada gigi geligi rahang atas maupun rahang bawah. Diastema yang terjadi
pada gigi anterior seringkali menyebabkan gangguan estetik dan dapat menurunkan
kepercayaan diri. Tujuan: Laporan kasus ini bertujuan untuk memaparkan perawatan
ortodontik lepasan pada kasus multipel diastema pada rahang atas dan rahang
bawah.Kasus: Seorang pasien perempuan berusia 24 tahun datang ke RSPTN Udayana
dengan keluhan gigi rahang atas dan rahang bawahnya renggang. Pasien didiagnosa
mengalami Maloklusi Angle Klas III tipe dental dengan hubungan Skeletal klas I bidental dan
bimaksiler protrusif (overjet 1,5mm, overbite 1,5mm) disertai multipel diastema pada rahang
atas di mesial gigi 14 sampai distal gigi 13 dan mesial gigi 11 sampai mesial gigi 21, dan
pada rahang bawah di mesial gigi 43 sampai mesial gigi 33. malposisi gigi individual yaitu gigi
12 Mesiopalato Torsiversi, 13 Distopalato Torsiversi, 22 Distopalatoversi dan Gigi 32
Mesiolinguo Torsiversi. Penatalaksanaan: Diastema multiple rahang atas dikoreksi dengan
plat aktif yang terdiri dari finger spring untuk mesialisasi gigi 11 dan 21 agar menutup diastema
Multiple sekaligus menyediakan ruang untuk koreksi gigi 12 dan 22 , double cantilever untuk
mengoreksi malposisi gigi 13, memprotaksi gigi 12 dan 22. Dan Labial bow sebagai komponen
pasif. Diastema multipel rahang bawah dikoreksi dengan plat aktif labial bow pada gigi 33-43
untuk meretraksi gigi anterior dan malposisi gigi 32 dikoreksi menggunakan double cantilever.
Kesimpulan: Diastema multiple rahang atas dengan mesialisasi gigi 11 dan 21 berhasil
terkoreksi pada kontrol ke 3 namun protaksi gigi 12 dan 22 belum menutup dengan sempurna.
Multipel diastema pada rahang bawah dan malposisi gigi 32 terkoreksi sempurna saat kontrol
5. Pasien tidak dapat melanjutkan perawatan karena pindah tugas kerja ke Jakarta sehingga
gigi 12 dan 22 yang seharusnya diprotaksi belum menunjukan perubahan secara sempurna
Kata kunci: maloklusi angle kelas III, diastema multipel, piranti ortodonti lepasan

Abstrack
Background: Multiple diastema is a gap or space between the teeth and can occur in the teeth
of the upper and lower jaw. Diastema that occurs in anterior teeth often causes aesthetic
disturbances and can reduce self-confidence. Purpose: This case report aims to describe
removable orthodontic treatment in cases of multiple diastema in the maxilla and mandible.
Case: A 24-year-old female patient came to Udayana Hospital with complaints of loose teeth
in the upper and lower jaw. The patient was diagnosed with dental type III Angle Class III
malocclusion with a bidental class I skeletal relationship and protrusive bimaxillary (1.5mm
overjet, 1.5mm overbite) accompanied by multiple diastema in the maxilla in mesial teeth 14
to distal teeth 13 and mesial teeth 11 to mesial teeth 21, and on the lower jaw mesially teeth
43 to mesially teeth 33. Individual tooth malpositions are teeth 12 Mesiopalato Torsiversi, 13
Distopalato Torsiversi, 22 Distopalatoversi and Teeth 32 Mesiolinguo Torsiversi.
Management: Maxillary multiple diastema is corrected with an active plate which consists of a
finger spring to mediate teeth 11 and 21 to close the multiple diastema while providing space
for correction of teeth 12 and 22, double cantilever to correct malposition of teeth 13, protracts
teeth 12 and 22. And Labial bow as a passive component. Multiple mandibular diastema were
corrected with active labial bow plates on teeth 33-43 to retract anterior teeth and malposition
of teeth 32 was corrected using double cantilever. Conclusion: Maxillary multiple diastema
with medialization of teeth 11 and 21 was successfully corrected in control 3 but the protraction
of teeth 12 and 22 had not closed completely. Multiple diastema in the lower jaw and
malposition of teeth 32 were perfectly corrected during control 5. The patient could not
continue treatment because he moved to work in Jakarta so that teeth 12 and 22 which should
have been projected had not completely changed.
Keywords: class III angle malocclusion, multiple diastema, removable orthodontic appliance

PENDAHULUAN Perawatan ortodontik bertujuan


untuk membimbing dan mengkoreksi
Maloklusi merupakan struktur dentofasial yang sedang
permasalah yang sangat banyak tumbuh kembang ataupun yang telah
ditemui di Indonesia, terhitung sekitar dewasa, termasuk kondisi yang
80% dari populasi, menempati urutan membutuhkan pergerakan gigi, koreksi
ketiga setelah karies gigi dan penyakit malrelasi dan maloklusi.5 Selain itu juga
periodontal.1 Maloklusi didefinisikan memiliki tujuan untuk memperbaiki
sebagai suatu kondisi yang susunan gigi geligi dan hubungan
menyimpang dari oklusi normal atau rahang yang tidak normal sehingga
suatu kondisi yang menyimpang dari tercapai oklusi dan fungsi yang normal
relasi normal suatu gigi terhadap gigi dan juga estetik wajah yang baik, serta
yang lainnya. Maloklusi dapat untuk memperoleh keharmonisan
ditemukan berupa crowding, protrusive, bentuk wajah, relasi dan fungsi
crossbite. Gambaran klinis yang paling pengunyahan.6
sering ditemui pada periode gigi
campuran adalah crowding atau gigi Perawatan ortodontik salah
berjejal.2 satunya dapat dilakukan dengan
menggunakan piranti ortodontik
Diastema merupakan celah atau lepasan. Piranti ortodontik lepasan
ruang yang terdapat antara gigi geligi merupakan piranti yang dapat dilepas
yang dapat terjadi pada gigi geligi di pasang sendiri oleh pasien dan
maksila dan mandibula, kondisi ini memiliki kemampuan perawatan yang
sangat sering ditemui dan menjadi lebih sederhana dibandingkan dengan
salah satu masalah estetis dan piranti ortodontik cekat.7
maloklusi. Kondisi ini dapat terjadi baik
pada rahang atas maupun bawah. Laporan kasus berikut bertujuan
Kondisi diastema yang muncul lebih untuk memaparkan perawatan
dari satu lebih dikenal dengan istilah ortodontik lepasan pada pasien
multiple diastema.3 Multiple diastema maloklusi angle klas III dengan diastem
dapat disebabkan oleh kelainan bentuk multipel rahang atas dan rahang bawah
gigi, agenesis dari beberapa gigi atau serta malposisi gigi individual rahang
kebiasaan buruk.4 atas dan rahang bawah.
Laporan Kasus
Pasien perempuan usia 24
tahun datang ke RSPTN Universitas
Udayana pada tanggal 9 Februari
2022. Pasien datang dengan keluhan
gigi depan rahang atas dan rahang a
bawah tidak rapi serta renggang-
renggang, sehingga pasien merasa
penampilannya terganggu dan ingin
memperbaiki kondisi tersebut. Pasien
mulai merasakan keluhan gigi terasa
renggang ketika pasien berumur b c
kurang lebih 16 tahun.
Dari hasil anamnesa diketahui
bahwa ayah dan ibu tidak mengalami
kondisi maloklusi, sedangkan
saudaranya mengalami kondisi gigi
d e
persistensi dan berjejal. Pasien
menyangkal memiliki riwayat penyakit Gambar 2. Foto intraoral (a) tampak labial
sistemik dan alergi, serta sedang tidak dalam keadaan oklusi; (b) tampak oklusal RA;
dalam perawatan dokter. (c) tampak oklusal RB, (d) tampak samping kiri,
(e) tampak samping kanan.
Pada pemeriksaan ekstraoral
Analisis model studi
didapatkan bentuk kepala mesosefali,
menunjukkan, pasien memiliki bentuk
bentuk muka mesoprosop (simetris),
lengkung gigi parabola, simetris pada
dan profil wajah cembung (Gambar 1).
rahang atas dan rahang bawah
Pada pemeriksaan fungsional,
(Gambar 3a; 3b). Terdapat diastema
didapatkan tonus otot mastikasi dan
multiple rahang atas pada mesial gigi
tonus otot bibir normal, fungsi sendi
14 sampai distal gigi 13 dan mesial gigi
temporomandibular normal dan free
11 sampai mesial gigi 21 dan rahang
way space sebesar 2 mm. Pada
bawah pada mesial gigi 43 sampai
pemeriksaan intraoral, kebersihan
mesial gigi 33. Terdapat malposisi gigi
mulut baik (Gambar 2).
individual pada rahang atas yaitu gigi
12 Mesiopalato Torsiversi, gigi 13
Distopalato Torsiversi, gigi 22
Distopalatoversi. Rahang bawah gigi
32 Mesiolinguo Torsiversi. Overjet
sebesar 1,5 mm dan overbite sebesar
1.5 mm. Midline rahang atas terhadap
rahang bawah segaris (Gambar 3c).
Relasi molar pertama kanan dan kiri
kelas III Angle, relasi kaninus kanan
Gambar 1 Foto ekstraoral dan kiri kelas I (Gambar 3d-e). Lebar
mesiodistal semua gigi berada dalam
rentang normal.
a b

Gambar 4. Determinasi lengkung

c d Analisis Sefalometri
Analisis Steiner berdasarkan
gambaran radiografi sefalometri
O
didapatkan hasil SNA 85 dan SNB
83O keadaan tersebut diatas normal
dan menandakan rahang atas dan
rahang bawah pasien protrusif, dan
profil pasien normal.
e Analisis jaringan lunak menyimpulkan
Gambar 3. Model Studi (a) tampak oklusal hubungan bibir atas dan bibir bawah
RA; (b) tampak oklusal RB; (c) tampak labial
saat oklusi; (d) tampak lateral kiri; (e) tampak
dalam kondisi protrusive
lateral kanan

Analisis Kebutuhan Ruang


Perhitungan dilakukan dengan
metode Pont dan didapatkan hasil
distraksi ringan kontraksi ringan.
Korkhaus didapatkan hasil
pertumbuhan dan perkembangan gigi
ke arah anteroposterior lebih dari
normal (protrusif). Pada analisis Howes
didapatkan lengkung gigi untuk
menampung geligi berlebih pada
analisis Bolton diketahui terjadi
kelebihan ukuran materi gigi pada Gambar 5. Radiografi sefalometri
mandibula dan pada perhitungan
determinasi lengkung (Gambar 4), Gambaran Radiografi Panoramik
ditapatkan didapatkan diskrepansi Radiografi panoramik
sebesar +3 mm pada rahang atas dan menunjukkan Tidak ada anomali bentuk
+1 mm pada rahang bawah. gigi, Tidak terdapat benih gigi 18, 28, 38,
Berdasarkan perhitungan tersebut, 48. Terdapat diastema multiple pada
operator menyusun rencana perawatan Rahang atas pada mesial gigi 14 sampai
yaitu memanfaatkan ruang yang ada distal gigi 13 dan mesial gigi 11 sampai
untuk mengoreksi malposisi gigi serta mesial gigi 21 dan rahang bawah pada
diastema multipel rahang atas dan mesial gigi 43 sampai mesial gigi 33 .
rahang bawah Dasar sinus, tulang alveolar, lamina
dura dan membran periodontal dalam dan instruksi pasien, distribusi ruang
batas normal (Gambar 6). untuk koreksi diastema multiple rahang
atas dan rahang bawah serta koreksi
malposisi gigi individual, penyesuaian
oklusi, dan pemasangan retainer.
Alat yang digunakan pada
rahang atas tahap 1 berupa plat aktif
dilengkapi dengan finger spring 0,6mm
pada gigi 11 dan 21 sebagai komponen
aktif, double cantilever 0,6mm pada
Gambar 6. Radiografi panoramic gigi 13 sebagai komponen aktif, Labial
bow dengan U Loop tipe short 0,7mm
Diagnosa pada gigi 13-23 sebagai komponen
Maloklusi Angle klas III tipe pasif saat menjadi penahan dan klamer
dentoskeletal dengan hubungan adam 0,7mm pada gigi 16 dan 26
skeletal klas I bidental dan bimaksiler sebagai retensi dan stabilisasi alat.
protrusif (overjet : 1,5 mm, overbite : 1,5 Sedangkan pada tahap 2 alat yang
mm) dengan diastema multiple pada digunakan berupa plat aktif dilengkapi
rahang atas pada mesial gigi 14 sampai double cantilever 0,6mm pada gigi 12,
distal gigi 13 dan mesial gigi 11 sampai 13 dan 22 sebagai komponen aktif,
mesial gigi 21 dan rahang bawah pada Labial bow dengan U Loop tipe short
mesial gigi 43 sampai mesial gigi 33, 0,7mm pada gigi 13-23 sebagai
malposisi Gigi Individu rahang Atas gigi komponen pasif saat menjadi penahan
12 Mesiopalato Torsiversi, gigi 13 dan klamer adam 0,7mm pada gigi 16
Distopalato Torsiversi, gigi 22 dan 26 sebagai retensi dan stabilisasi
Distopalatoversi dan rahang bawah gigi alat
32 Mesiolinguo Torsiversi Alat yang digunakan pada
rahang bawah berupa plat aktif yang
dilengkapi dengan double cantilever
pada gigi 32 dan labial bow tipe short
0,7mm dengan U-Loop pada gigi 33
sampai gigi 43 sebagai komponen aktif,
dan klamer adam 0,7 mm pada gigi 36
a b dan 46 sebagai retensi dan stabilisasi
alat.
Pada rahang atas aktivasi finger
spring dengan cara memencet koil
sehingga lengan horizontal finger
spring. Aktvasi double cantilever
c dengan cara membuka koil pertama
Gambar 7. Desain piranti (a) rahang atas (yang menjauhi gigi) kemudian
Tahap 1; (b) rahang atas tahap 2; (c) Rahang membuka koil kedua (yang dekat gigi).
bawah
Labial bow di longgarkan sehingga
lengan horizontal labial bow tidak
Rencana Perawatan
menyentuh gigi 12, 22 dan 13.
Berdasarkan hasil perhitungan
determinasi lengkung didapatkan Pada rahang bawah, aktivasi
kelebihan ruang pada rahang atas dan labial bow dengan menyempitkan U
rahang bawah. Rencana perawatan Loop kemudian dikurangi plat akrilik
yang akan dilakukan adalah edukasi pada gigi 43 untuk menyediakan gigi
bergerak ke lingual. Setelah gigi 43
terkoreksi dilanjutkan untuk
mengaktivasi kembali labial bow dan
mengurangi plat akrilik pada bagian
lingual gigi 33-43.

Penatalaksanaan Kasus
Perawatan diawali dengan
melakukan pencetakan model kerja
pada tanggal 9 Februari 2022 untuk
pembuatan piranti ortodonti lepasan. Gambar 10. Kontrol 3 (13 Desember 2022.)
Kemudian dilakukan insersi piranti
rahang atas dan rahang bawah pada Aktivasi V (Kontrol 4) dilakukan
tanggal 18 agustus 2022. Operator pada tanggal 29 Desember 2022. Pada
memberikan edukasi kepada pasien kunjungan ini, diastema pada gigi 11
mengenai cara melepas dan dan 21 sudah terkoreksi sehingga
memasang piranti, edukasi cara dilanjutkan pencetakan rahang atas
membersihkan piranti, instruksi untuk untuk membuat alat tahap 2, gigi 13
selalu menggunakan piranti kecuali belum terkoreksi. Pada rahang bawah
saat makan dan menggosok gigi, dan dilakukan insersi alat baru dan
edukasi untuk tetap menjaga dilakukan aktivasi pada labial bow
kebersihan rongga mulutnya. Pada untuk meretraksi gigi 33-43 dan
kunjungan ini juga dilakukan aktivasi I dilakukan pengurangan plat akrilik
pada piranti rahang atas dan rahang pada lingual gigi 33-43.
bawah.
Aktivasi II (Kontrol I) dilakukan
pada tanggal 20 Oktober 2022. dan
Aktivasi III (Kontrol 2) dilakukan pada
tanggal 8 November 2022. Namun
belum menunjukan perubahan yang
berarti.
Pada saat Aktivasi IV (Kontrol 3)
dilakukan pada tanggal 13 Desember
2022. Pada kunjungan ini, diastema
pada gigi 11 dan 21 belum terkoreksi
dan dilanjutkan dengan aktivasi dan
edukasi pasien untuk menggunakan Gambar 11. Kontrol 4 (29 Desember 2022.)
piranti orto, malposisi gigi 13 belum
terkoreksi sehingga dilakukan aktivasi Aktivasi VI (kontrol 5) dilakukan
lanjutan. Pada Rahang bawah pada tanggal 19 Januari 2023. Pada
malposisi gigi 32 sudah terkoreksi Rahang atas dilakukan insersi alat baru
sehingga dilanjutkan pencetakan untuk dan dilakukan aktivasi pada gigi 12 dan
membuat alat baru untuk meretraksi 22, gigi 13 belum terkoreksi. Rahang
diastema rahang bawah. bawah sudah terkoreksi dengan
sempurna namun pasien di instruksikan
untuk tetap menggunakan alat
Gambar 12. Kontrol 5 (19 Januari 2022.)

Terdapat kendala perawatan


pasien dikarenakan Pasien tidak bisa
menghadiri kontrol yang dijadwalkan
karena tidak mendapat ijin kerja dan
akhirnya pada tanggal 12 Februari 2023
pasien menginformasikan bahwa pindah
kerja ke Jakarta dan tidak bisa
melanjutkan perawatan. Pasien
menandatangani inform consent dan Gambar 14. Model studi dalam keadaan
dilakukan cetakan akhir. oklusi (a) sebelum perawatan; (b)
Foto intraoral dan model studi setelah perawatan
sebelum dan setelah perawatan hingga
kontrol ke-5

Gambar 13. Model studi tampak


oklusal (a) sebelum perawatan; (b)
setelah perawatan

Gambar 15. Foto intraoral (a) sebelum


perawatan; (b) setelah perawatan
Pembahasan membutuhkan gaya tekan yang besar
Diastema merupakan celah atau untuk mendorong gigi.
ruang yang terdapat antara gigi geligi Keberhasilan perawatan piranti
yang dapat terjadi pada gigi geligi di ortodonti lepasan tergantung pada
maksila dan mandibula, kondisi ini ketaatan pasien dalam menggunakan
sangat sering ditemui dan menjadi salah piranti secara rutin. Kegagalan
satu masalah estetis. Kondisi ini dapat perawatan sering terjadi karena pasien
terjadi baik pada rahang atas maupun tidak disiplin menggunakan piranti
bawah.. Dengan telah dikoreksinya sesuai dengan aturan pakainya. Selama
kelainan tersebut, mereka berharap perawatan berjalan, terdapat beberapa
akan lebih menambah baik kendala
penampilannya dan meningkatkan rasa Hambatan yang terjadi selama
percaya dirinya perawatan diantaranya terbatasnya
Perawatan diastema tidak hanya jadwal kunjungan untuk melakukan
dengan melakukan penutupan diastema kontrol dikarenakan pandemi Covid-19
dan memperbaiki estetikanya saja, yang terjadi secara global, kurangnya
namun harus memperhatikan faktor kooperatif pasien karena tidak
etiologi yang berkaitan dengan menggunakan alat sesuai waktu yang
malposisi gigi, bentuk morfologi gigi, disarankan sehingga progress
jumlah gigi, perlekatan frenulum yang perawatan berjalan dengan lambat,
abnormal, supernumerary teeth, pasien memiliki kesibukan kerja dan sulit
mikrodonsia, makroglosia, trauma, mendapatkan izin untuk melakukan
herediter dan kebiasaan buruk. Hal ini kontrol rutin, dan pasien pindah tugas
penting dalam mempertimbangkan jenis kerja ke Jakarta sehingga perawatan
perawatan yang akan dilakukan. tidak dapat dilanjutkan dan dengan
Pada kasus ini faktor etiologi terpaksa dihentikan sebelum perawatan
yang menyebabkan kemungkinan selesai dengan sempurna
terjadinya diastema adalah Panjang
lengkung gigi lebih besar daripada Kesimpulan
jumlah mesiodistal gigi. Dikarenakan Penatalaksanaan perawatan
juga akibat migrasi gigi sehingga ortodonti pada kasus ini menggunakan
terdapat ruang kosong yang piranti ortodonti lepasan aktif pada
menyebabkan diastema. Pemeriksaan rahang atas dan rahang bawah yang
blanche test menunjukan hasil negatif dilakukan selama 12 bulan sejak pasien
yang artinya diastema multiple pada datang pertama kali melakukan
pasien ini bukan disebabkan oleh pemeriksaan. Pasien kurang kooperatif
frenulum yang tinggi selama perawatan berlangsung.
Malposisi yang terjadi pada gigi Diastema multiple rahang atas berhasil
12,13, 22 dan 32 disebabkan disebabkan terkoreksi namun malposisi gigi 12,13
oleh panjang lengkung gigi lebih besar dan 22 belum terkoreksi sempurna.
daripada jumlah mesiodistal gigi Multipel diastema pada rahang bawah
sehingga menyebabkan ruang kosong dan malposisi gigi 32 terkoreksi
yang memungkinkan terjadinya migrasi sempurna saat kontrol.
gigi. Pada gigi 13 tidak terjadi perubahan Perawatan ortodonti pada pasien
karena gigi caninus memiliki akar yang ini terpaksa dihentikan dikarenakan
lebih Panjang dan membutuhkan tekanan pasien pindah tugas kerja ke Jakarta
yang besar untuk menggerakannya sehingga pasien tidak dapat
sedangkan piranti lepasan orthodonsia melanjutkan perawatan sampai gigi
memiliki limitasi untuk kasus berat atau pasien terkoreksi sempurna. Pasien
menandatangani informconsent untuk
tidak melanjutkan perawatan dan
menyetujui semua resiko tidak
terkoreksinya gigi secara maksimal.

Daftar Pustaka
1. Chesya D., Wibowo D., Azizah A.,
Hubungan Antara Kebiasaan Buruk
Bernafas Melalui Mulut Dengan Tingkat
Keparahan Maloklusi Pada Anak Sekolah
Dasar (Literature Review). Dentin Jurnal
Kedokteran Gigi. 2021.h. 117-121
2. Diandra C., Isnaniah Malik I., Gayatri G.,
Penutupan multiple diastema pada maksila
dan mandibula menggunakan teknik
retraksi anterior dua tahap dengan
perawatan ortodonti standar edgewise. h.
105-108
3. Hafizi I., Fadzillah I., Koreksi Edge to
Edge Bite Gigi Kaninus dengan Labial Arch
Kombinasi Bayonet Band dan Elastic
Rubber Band pada Peranti Ortodonti
Lepasan. Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi. h.
58-63
4 Riyanti E., Indriyanti R., Primarti R. S.,
Prevalensi Maloklusi Dan Gigi Berjejal
Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Umur Pada
Anak-Anak Sekolah Dasar Di Bandung. H.
1-6
5. Jazaldi F, Purbiati M. Perawatan Kasus
Diastema Multipel Secara Multidisiplin.
Journal of Dentistry Indonesia.
2018;15(3):212-25
6. Khairusy CH, Adhani R, Wibowo D.
Hubungan Tingkat Pengetahuan
Responden Dengan Pemilihan
OperatorSelain Dokter Gigi Ditinjau Dari
Bahaya Pemasangan Alat Ortodontik.
Dentino. 2017 Sep 18;2(2):166
7. Luther F, Nelson-Moon Z. Orthodontic
retainers and removable appliances:
Principles of design and use. John Wiley &
Sons; 2012 Dec 26
8. Shigenobu N, Hisano M, Shima S,
Matsubara N, Soma K. Patterns of Dental
Crowding in the Lower Arch andContributing
Factors. The Angle Ortodontics. 2017. h.
303-10.
9. Victoria Rusli V., Purwanegara M. K.,
Penutupan multiple diastema pada maksila
dan mandibula menggunakan teknik
retraksi anterior dua tahap dengan
perawatan ortodonti standar edgewise.
2021. h. 105-110

Anda mungkin juga menyukai