TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Maloklusi
pada kunci oklusi normal. Angle membuat pernyataan key of occlusion artinya
inklinasi tonjol gigi pada saat kedua maksila dan mandibula dalam keadaan
tertutup, disertai kontak proksimal dan posisi aksial semua gigi yang benar, dan
mandibula.
gigi molar pertama hampir tidak pernah berubah posisinya dan dikelompokkan
menjadi tiga kelompok, yaitu maloklusi Klas I, Klas II, dan Klas III.2,6,7
tipe:3,6
distal dari bukal groove gigi molar pertama permanen mandibula dan
tidak normal.
Tipe 2 :adanya lengkung gigi yang baik dari gigi anterior maksila
murni pada gigi, dimana tulang wajah dan rahang berada pada posisi
bimaksila.
divisi 1, dengan ciri khas lengkung gigi maksila sempit dengan gigi
fungsi yang baik, perbaikan keadaaan dentofasial dan estetis wajah, serta
Perawatan ortodonti dengan hasil yang lebih baik dapat dicapai dengan
digunakan pada kasus yang sulit serta untuk gerakan tipping, bodily dan
torque.2,7,18
mendapatkan ruang agar gigi dapat berada di posisinya dengan baik. Beberapa
kondisi gigi yang memerlukan ruang yaitu crowding, rotasi gigi anterior atau
posterior, kurva Spee yang tidak normal, proklinasi, posisi molar linguo atau
dapat diperoleh dengan beberapa teknik yaitu ekspansi lengkung untuk kasus
lengkung rahang yang sempit dan kasus crossbite unilateral ataupun bilateral,
slicing proksimal yang dapat dilakukan di anterior serta posterior gigi geligi,
proklinasi ke labial pada kasus insisivus yang retroklinasi dan sudut nasolabial
yang besar. Selain itu ruangan juga dapat diperoleh dengan derotasi gigi
5. Gigi supernumerari
6. Adanya asimetri
4. Profil wajah
6. Umur pasien
kualitas hasil perawatan operator dan dapat juga menjadi perangkat evaluasi
perawatan yang biasa digunakan yaitu PAR (Peer Assessment Rating), ICON (
Index of Complexity, Outcome, and Need) dan Grading system dari American
Board of Orthodontics.23
Indeks PAR dikenalkan oleh Richmond dkk pada tahun 1992. Indeks ini
dibuat untuk indeks ini dan dilakukan pada model sebelum dan sesudah
perawatan.2,23,28
Treatment Need) dan PAR ditemukan oleh Daniels dan Richmond (2000).
Komponen estetik dari IOTN terdiri atas satu set foto standar yang disusun
berdasarkan grade dari 1 sampai 10. Pasien dalam keadaan oklusi dan
dibandingkan dengan foto yang ada dilihat dari aspek anterior, kemudian
dengan pasien.2,29
yang dikemukakan oleh America Board Of Orthodonti (ABO) pada tahun 1999.
panoramik. Terdapat delapan parameter yang harus dinilai dalam parameter ini
2.4.1.1 Alignment
koordinasi tepi insisal dan permukaan palatal dari insisal keempat gigi anterior
dan kaninus . Pada regio anterior mandibula yaitu, koordinasi tepi insisal dan
permukaan labial dari insisal keempat gigi anterior dan kaninus (Gambar 6A
dan 6B).
dan premolar berada dalam alignment mesio distal yang sama sedangkan pada
maksila groove sentral berada dalam satu garis (Gambar 6 C). Alignment diukur
menggunakan ABO measuring gauge bagian A dan diukur di bagian labial atau
bukal gigi yang mengalami deviasi. Jika setiap gigi telah align atau hasil
pengukuran antara 0 sampai 0,5 mm dari alignment yang baik, maka tidak ada
skor yang dihitung. Jika deviasi antara 0,5 sampai 1 mm maka diberi skor 1
setiap gigi yang terlibat (Gambar 7A dan 7B ). Apabila terdapat satu gigi yang
A B
A B
C D
Tepi marginal yaitu titik paling oklusal yang berada pada 1 mm dari
kontak permukaan oklusal gigi yang berdekatan. Pada lengkung maksila dan
mandibula, tepi marginal dari gigi posterior yang berdekatan berada dalam level
yang sama atau antara 0-0,5 mm (Gambar 9). Dalam penilaian, kontak premolar
dan kaninus serta distal premolar pertama mandibula tidak diikutsertakan. Tepi
B
C
dengan meletakkan permukaan datar di bagian oklusal antara sisi kanan dan kiri
gigi posterior. Pada posisi tersebut, permukaan dataran akan berkontak dengan
tonjol bukal gigi molar dan premolar mandibula secara berseberangan. Inklinasi
10A). Pada maksila, permukaan datar berkontak dengan tonjol lingual gigi
molar dan premolar. Tonjol bukal harus berada di antara 0 sampai 1 mm dari
A B
Premolar pertama mandibula dan distal tonjol molar kedua tidak boleh
digunakan dalam pengukuran ini. Jika tonjol lingual mandibula atau bukal
tonjol maksila lebih dari 1 mm tetapi tidak lebih dari 2 mm, maka diberi skor 1
C), maka diberi skor 2. Pemberian skor tidak lebih dari 2 poin.
A B
C D
Kontak oklusal yang dilihat adalah kontak gigi molar dan premolar.
Tonjol bukal molar dan premolar mandibula (Gambar 12A) dan tonjol lingual
gigi molar dan premolar maksila (Gambar 12B) harus berkontak dengan gigi
maksila memiliki satu tonjol lingual fungsional, dan molar maksila hanya
kecil (Gambar 13), maka tidak di- evaluasi. Jika tonjol menonjol, tetapi tidak
dengan gigi antagonis, maka tidak diberikan skor. Skor tidak diberikan pada
tonjol distolingual gigi molar pertama dan kedua maksila dan pada tonjol
A B
yang diletakkan pada bagian gigi yang tidak berkontak. Apabila tidak ada
14A), maka diberikan skor 1 dan skor 2 jika lebih dari 1 (Gambar 14B). Skor
Klas I Angle. Secara ideal, tonjol kaninus harus berada tepat (antara 0 sampai 1
(Gambar 15). Tonjol bukal premolar maksila berada di ( antara 1 mm) embrasur
mandibula.
(Gambar 16A), maka diberikan skor 1 untuk gigi maksila. Jika tonjol bukal
premolar dan molar maksila deviasi lebih dari 2 mm dari posisinya (Gambar
16B), maka diberikan skor 2 untuk setiap gigi yang deviasi. Tidak ada
pemberian skor lebih dari 2 poin. Pada kondisi tertentu, oklusi posterior dapat
berakhir menjadi hubungan Klas II atau III, tergantung pada tipe pencabutan
A B
Gambar 16. Deviasi hubungan oklusal. A.Tonjol bukal maksila deviasi 1 - 2 mm.
B.Tonjol bukal maksila deviasi lebih dari 2 mm.
Pada kasus Klas II ( Gambar 17A), tonjol bukal gigi molar pertama
maksila harus berada di embrasur atau kontak proksimal antara premolar kedua
dan molar pertama mandibula. Tonjol bukal dari molar kedua maksila berada di
mandibula. Pada kasus Klas III ( ketika premolar mandibula diekstraksi), tonjol
bukal dari premolar kedua maksila berada di groove bukal molar pertama
Gambar 17. Hubungan oklusal pada Klas II dan III. A Kontak gigi
pada Klas II. B.Kontak gigi pada Klas III.
2.4.1.6 Overjet
menentukan hubungan yang baik pada model diperlukan trimming basis yang
mandibula dengan baik. Overjet yang baik didapat jika tonjol bukal molar dan
lingual kaninus dan insisivus maksila (Gambar 19B). Pada hubungan tersebut
A B
Gambar 19. Overjet.A. Regio posterio. B. Regio anterior
tonjol bukal mandibula deviasi 1 mm atau kurang dari permukaan sentral gigi
antagonis (Gambar 20A), maka diberikan skor 1 pada gigi tersebut. Jika posisi
tonjol bukal mandibula deviasi lebih dari 1 mm, maka diberikan skor 2 poin
(Gambar 20B). Tidak ada pemberian skor lebih dari 2 poin. Pada regio anterior,
jika insisivus dan kaninus tidak berkontak pada permukaan lingual insisivus
dan kaninus maksila dengan jarak tidak lebih dari 1 mm (Gambar 20C), maka
diberi 1 poin untuk tiap gigi maksila. jika lebih dari 1 mm, maka diberikan skor
C D
mandibula dari arah oklusal. Permukaan mesial dan distal gigi harus dalam
gigi. Jika terdapat ruangan 0,5 mm atau kurang, maka tidak diberi skor. Jika
(Gambar 22A), maka diberikan skor 1 untuk ruangan tersebut. Jika lebih dari 1
A B
Gambar 22. Deviasi kontak interproksimal A.Lebih dari 0,5
tetapi tidak lebih dari 1 mm. B. Lebih dari 1 mm.
umum, akar gigi-gigi maksila dan mandibula harus paralel satu sama lain dan
berorientasi tegak lurus terhadap dataran oklusal (Gambar 23). Dalam keadaan
pengukuran kaninus dengan akar gigi yang berdekatan. Jika angulasi akar gigi
ke mesial atau distal (tidak paralel) dan berdekatan, tetapi tidak berkontak
dengan akar dari gigi sebelahnya, maka diberikan skor 1 untuk setiap
Apabila angulasi akar ke mesial atau distal dan berkontak dengan akar gigi
A B
Gambar 24. Deviasi angulasi akar A. Angulasi akar tidak paralel tetapi tidak berkontak.
B.Angulasi akar berkontak.
dikategorikan berhasil jika skor lebih kecil atau sama dengan 27.
DENTAL
MALOKLUSI DENTOSKELETAL
SKELETAL
PERAWATAN
PENCABUTAN TANPA
PENCABUTAN
angulasi akar.
MALOKLUSI
SKELETAL KLAS I
PERAWATAN
PENCABUTAN TANPA
PENCABUTAN
HASIL HASIL
PERAWATAN PERAWATAN
EVALUASI EVALUASI
INDEKS ABO INDEKS ABO
PERBANDINGAN