BAB I
PENDAHULUAN
Puskesmas Singgalang 1
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 2
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 3
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Tabel 2.1
Kualifikasi Sumber Daya Manusia dan Realisasi di Puskesmas Singgalang
Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 4
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN
Puskesmas Singgalang 5
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 6
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 7
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
3. Advokasi
Merupakan upaya atau proses yang terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(tokoh-tokoh masyarakat informal dan formal) agar masyarakat di
lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat.
4. Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsip-
prinsip kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara
petugas kesehatan Puskesmas dan sasarannya (pasien atau pihak
lain) dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana dan
advokasi.
Puskesmas Singgalang 8
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
UKBM LSM
LSM Air
Perilaku Hidup
Serat Mikro
Mineral Bersih dan Sehat
Vitamin KSM
Protein Makro
Lemak Pendapatan
Karbohidrat
tinggi Mutu Layanan
Gizi Seimbang Yang Baik
1. Posyandu Balita
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh untuk dan bersama masyarakat dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
Puskesmas Singgalang 15
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 16
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Tabel 3.3
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Singgalang
Tahun 2022
3) Imunisasi
4) Gizi
5) Pencegahan dan penanggulangan Diare
2. Posyandu Lansia
Umur Harapan hidup di Indonesia meningkat dari 68,6 th
(2004) menjadi 69,8 th (2010) (BPS) dan menjadi 70,8 th (2015), dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 72,2 th (2030-2035). Salah
satu permasalahan yang sangat mendasar pada lanjut usia adalah
masalah kesehatan sehingga diperlukan pembinaan kesehatan pada
kelompok pra lanjut usia dan lanjut usia, bahkan sejak usia dini.
Tujuan umum Kebijakan Program Kesehatan Lanjut Usia
adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk
mencapai lansia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdaya
guna bagi keluarga dan masyarakat. Tujuan khususnya adalah :
1) Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan santun
Lansia
2) Meningkatnya koordinasi Lintas program, Lintas Sektor,
organisasi profesi, organisasi masyarakat dan pihak terkait.
3) Meningkatnya ketersediaan data dan informasi di bidang
kesehatan lansia.
4) Meningkatnya peran serta dan pemberdayaan
keluarga,masyarkat dan lansia dalam upaya peningkatan
kesehatan lansia
5) Meningkatnya peran serta Lansiadalam upaya peningkatan
kesehatan keluarga dan masyarakat
Adapun Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia :
1) Menjadi Lansia sehat adalah hak asasi setiap manusia
2) Pelayanan Kesehatan Primer adalah ujung tombak untuk
tercapainya Lansia sehat yang didukung oleh pelayanan rujukan
yang berkualitas
3) Partisipasi lansia perlu diupayakan dalam setiap kegiatan baik
dikeluarga maupun masyarakat berupa kegiatan sosial ekonoomi
sesuai dengan kemampuan, minat dan kondisi kesehatannya
Puskesmas Singgalang 18
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 19
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
4. Pos Gizi
Kasus gizi buruk perlu penanganan yang serius karena
memberi dampak yang buruk terhadap perkembangan sel-sel otak
dan memberi kontribusi yang besar terhadap kematian anak.
Berbagai metode telah dilakukan di Puskesmas Singgalang, seperti
penyuluhan gizi, pembinaan melalui kunjungan rumah, konseling gizi
dan pemberian PMT, namun hal tersebut belum memperlihatkan
hasil yang memuaskan.
Salah satu upaya lain yang dilakukan untuk mengatasi
masalah gizi tersebut adalah melalui pelaksanaan program gizi yang
berkesinambungan dengan memperhatikan sumber daya yang ada.
Positive Deviance dan Pos Gizi merupakan program gizi yang
berbasis keluarga dan masyarakat bagi anak yang beresiko kurang
energi protein.
PD merupakan penyimpangan perilaku yang positif yaitu
mengidentifikasi berbagai perilaku positif dari ibu yang memiliki anak
bergizi baik tetapi dari keluarga kurang mampu dan menularkan
Puskesmas Singgalang 20
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 21
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 24
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 25
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 27
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 28
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
3.2 Tatalaksana Upaya Kesehatan Ibu dan Anak & Keluarga Berencana
Puskesmas Singgalang 29
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 30
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 31
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
3.2.5 Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat.
Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan
yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor
risiko dan komplikasi kebidanan. Kehamilan merupakan proses
reproduksi yang normal , tetapi tetap mempunyai risiko untuk terjadinya
komplikasi. Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan
masyarakat tentang adanya faktor risiko dan komplikasi, serta
penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan kunci
keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yang
dilahirkannya.
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2
tahun.
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang
dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa
kehamilan.
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk
panggul dan tulang belakang
Puskesmas Singgalang 33
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 35
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 36
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 37
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 38
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 41
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 42
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 44
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
a. Data Sasaran :
Jumlah seluruh ibu hamil
Jumlah seluruh ibu bersalin
Jumlah ibu nifas
Jumlah seluruh bayi
Jumlah seluruh anak balita
Jumlah seluruh PUS
b. Data pelayanan :
Jumlah K1
Jumlah K4
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Jumlah ibu nifas yang dilayani 3 kali (KF 3) oleh tenaga
kesehatan
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan
pada umur 6-48 jam
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan kesehatan
lengkap pada umur 0-28 hari (KN 1, KN 2, KN 3)
Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan factor
risiko/komplikasi yang dideteksi oleh masyarakat
Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang ditangani
Jumlah bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada
umur 29 hari–11 bulan sedikitnya 4 kali
Jumlah anak balita (12–59 bulan) yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sedikitnya 8 kali
Jumlah anak balita sakit yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
Jumlah peserta KB aktif
2. Sumber data
Data sasaran berasal dari perkiraan jumlah sasaran
(proyeksi) yang dihitung berdasarkan rumus. Berdasarkan data
tersebut, Bidan di Desa bersama dukun bersalin/bayi dan kader
melakukan pendataan dan pencatatan sasaran di wilayah kerjanya.
Data pelayanan pada umumnya berasal dari :
Register kohort ibu
Register kohort bayi
Register kohort anak balita
Register kohort KB
3. Pengolahan Data
Puskesmas Singgalang 46
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Contoh :
Pembersihan data : Melakukan koreksi terhadap laporan
yangmasuk dari Bidan di nagari mengenai duplikasi nama,
duplikasi alamat, catatan ibu langsung di K4 tanpa melewati
K1.
Validasi : Mecocokkan apabila ternyata K4 & K1 lebih besar
daripada jumlah ibu hamil, jumlah ibu bersalin lebih besar
daripada ibu hamil.
Pengelompokan : Mengelompokkan ibu hamil anemi
berdasarkan nagari untuk persiapan intervensi, ibu hamil
dengan KEK untuk persiapan intervensi.
Hasil pengolahan data dapat disajikan dalam bentuk :
Narasi, Tabulasi, Grafik dan Peta.
1. Narasi : dipergunakan untuk menyusun laporan atau
profil suatu wilayah kerja, misalnya dalam Laporan PWS KIA
yang diserahkan kepada instansi terkait.
2. Tabulasi : dipergunakan untuk menjelaskan narasi dalam
bentuk lampiran.
3. Grafik : dipergunakan untuk presentasi dalam
membandingkan keadaan antar waktu, antar tempat dan
pelayanan. Sebagian besar hasil PWS disajikan dalam
bentuk grafik.
4. Peta : dipergunakan untuk menggambarkan kejadian
berdasarkan gambaran geografis.
Puskesmas yang sudah menggunakan komputer untuk
mengolah data KIA maka data dari kartu- kartu pelayanan bidan di
nagari, dimasukkan ke dalam komputer sehingga proses pengolahan
Puskesmas Singgalang 47
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
2. Membuat Grafik
a. Menentukan target rata2 per bulan untuk menggambarkan skala
pada garis vertikal (sumbu Y), caranya target 1 tahun/12
b. Hasil perhitungan cakupan kumulatif, dimasukan kedalam lajur
% kumulatif secara berurutan sesuai peringkat (tertinggi sebalah
kiri)
c. Nama desa ditulis pada lajur desa, menyesuaikan lajur kumulatif
d. Hasil perhitungan bulan ini dan bulan lalu untuk tiap desa
dimasukan ke lajur masing2
e. Gambar anak panah untuk mengisi lajur trend,
f. Bila bulan ini lebih tinggi dari bulan lalu maka trend naik (↑)
g. Bila bulan ini lebih rendah dari bulan lalu maka trend turun (↓)
h. Bila bulan ini sama dari bulan lalu maka trend tetap (−)
Puskesmas Singgalang 48
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 49
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
4) Status jelek.
Adalah Desa dengan cakupan dibawah target bulan
Juni 2008, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan
yang menurun dibandingkan dengan bulan lalu. Desa dalam
kategori ini adalah Desa E, yang perlu diprioritaskan untuk
pembinaan agar cakupan bulanan selanjutnya dapat
ditingkatkan diatas cakupan bulanan minimal agar dapat
mengejar kekurangan target sampai bulan Juni, sehingga dapat
pula mencapai target tahunan yang ditentukan.
2. Analisis Lanjut
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan variable
tertentu dengan variable terkait lainnya untuk mengetahui hubungan
sebab akibat antar variable yang dimaksud.
Contoh analisis lanjut : Analisis grafik PWS KIA K1, K4, Pn
Desa Cakupan Cakupan K4 Cakupan Pn Keterangan
K1
A 70 % 60 % 50 % DO K4
B 85 % 70 % DO Pn
C
D
E
Apabila Drop Out (DO) K1 - K4 lebih dari 10 % berarti
wilayah tersebut bermasalah dan perlu penelusuran dan intervensi
lebih lanjut. Drop Out tersebut dapat disebabkan karena ibu yang
Puskesmas Singgalang 50
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 52
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 55
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 56
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 57
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 59
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
ibu nifas, bayi dan anak balita. Pemberian Vitamin A diberikan kepada
bayi dan anak balita 2 kali dalam setahun, pada bulan Februari dan
Agustus.
4. Penanggulangan Anemia Gizi Besi (AGB)
AGB menyebabkan penurunan kemampuan fisik atau
produktifitas kerja, penurunan kemampuan berpikir dan antibodi.
Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan pendarahan pada proses
persalinan yang beujung pada kematian ibu. Penanggulangan AGB
dilakukan dengan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil dan remaja
putri.
5. Penanggulangan Gizi Lebih
Gizi lebih pada orang dewasa dapat menyebabkan
meningkatkan resiko penyakit degeneratif seperti jantung koroner,
diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit hati. Status gizi orang
dewasa dinilai dengan IMT (indeks Massa Tubuh). Orang dewasa
dikategorikan gemuk apabila IMTnya lebih dari 25. Penanggulangan
Gizi lebih dilakukan dengan pengaturan makanan (diet).
6. Konsultasi Gizi
Konsultasi gizi dilakukan diunit pelayanan kesehatan.
Pelayanan diberikan kepada pasien yang menderita penyakit yang
memerlukan pengaturan makanan oleh ahli gizi. Kegiatan dalam
konsultasi berupa pengukuran antropometri, penentuan status gizi,
menggali permasalahan dan membuat kesepakatan dengan klien
serta menentukan kebutuhan gizi klien.
3. Pemeriksaan Garam
Pemeriksaan garam dilakukan di Sekolah Dasar disetiap
jorong. Murid-murid dengan jumlah 26 orang disetiap sekolah diminta
membawa garam kesekolah, kemudian diwawancarai mengenai
beberapa hal tentang garam misalnya: tempat membeli garam, wadah
penyimpanan, tempat meletakkan dan juga dilakukan pemeriksaan
iodium dengan menggunakan iodine tes. Pemeriksaan garam ini
dilakukan setiap bulan februari dan agustus.
4. Pemberian Tablet Fe
Tablet Fe diberikan kepada ibu hamil dengan jumlah 90 butir
selama kehamilan dengan ketentuan trimester pertama diberikan 30
butir, trimester kedua 30 butir dan trimester ketiga 30 butir. Ibu nifas
juga diberikan tablet Fe sebanyak 30 butir selama nifas dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi pada ibu hamil dan
menyusui. Remaja putri juga diberikan tablet Fe yang harus diminum
sebanyak 1 butir setiap hari selama 10 hari yang dimulai pada hari
pertama menstruasi.
5. Konsultasi Gizi
Kegiatan yang dilakukan pada konsulasi gizi adalah sebagai
brikut
a. Pasien datang berdasarkan rujukan dari BP/KIA/KB atau datang
dengan keinginan sendiri.
b. Melakukan pengukuran Antopometri (BB & TB) Cari IMT untuk
menentukan status gizi.
c. Anamnesa Kebiasaan Makan Pasien
d. Recall 24 jam konsumsi makanan pasien
e. Tentukan kebutuhan gizi pasien
f. Penjelasan Diet Pasien
g. Review kepada pasien
6. Penyuluhan Gizi
Penyuluhan gizi dilakukan dipuskesmas, diposyandu, disekolah
dan tempat umum lainnya. Materi penyuluhan desesuaikan dengan
keadaan sasaran. Penyuluhan dilakukan menggunakan media seperti
flipcahart, lembar balik, lapto, proyektor dan lain sebagainya. Umumnya
materi yang disampaikan adalah mengenai menu seimbang orang
dewasa lansia dan anak, manfaat garam beriodium, manfaat vitamin A,
cara memilih dan mengolah makanan yang baik, kadarzi dan lain
sebagainya.
7. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dilakukan apabila ada kasus yang misalnya
gizi buruk. Balita gizi buruk dikunjungi kerumahnya bersama tim
Puskesmas Singgalang 65
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
4. Tablet Fe
Tablet tambah darah untuk membantu pembentukan sel
darah merag guna mencegah anemia gizi besi
5. Media Penyuluhan (lembar balik, liflet, laptop,dll)
6. Media Konsultasi Gizi (food model, timbangan injak, microtois, alat
ukur panjang badan, pita LILA, liflet diet.)
Puskesmas Singgalang 66
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
a. Inspeksi sanitasi
Inspeksi sanitasi dilakukan untuk air minum dengan sistem
perpipaan, depot air minum dan air minum bukan jaringan perpipaan,
melalui:
Penetapan lokasi titik dan frekuensi inspeksi sanitasi;
Pengamatan dan peniaian terhadap sarana air minum dengan
menggunakan formulir inspeksi sanitasi sarana air minum
(terlampir); dan
Menetapkan tingkat resiko pencemaran berdasarkan penilaian.
b. Pemeriksaan kualitas air bersih
Pemerikasaan kualitas air dilakukan dengan cara
pengambilan sampel air minum.
Puskesmas Singgalang 67
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 69
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 70
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
5. Klinik Sanitasi
Tujuan pelaksanaan klinik sanitasi adalah suatu upaya penyehatan
lingkungan dan pembenrantasan penyakit berbasis lingkungan. Dengan
klinik sanitasi maka upaya penyehatan lingkungan difokuskan pada
kelompok resiko tinggi penyakit berbasis lingkungan.
Alur merujuk pasien penyakit berbasis lingkungan ke klinikk sanitasi
adalah sebagai berikut :
a. Pengunjung mendaftar di loket
b. Petugas loket mengisi kartu status
c. Pasien menuju ke poliklinik dengan membawa kartu status
d. Petugas poliklinik (perawat, dokter, bidan) memeriksa pasien sesuai
prosedur yang berlaku dipuskesmas
e. Apabila dari hasil emeriksaan diduga menderita penyakit yang berbasis
lingkungan (diare, kecacingan, ISPA, malaria, DBD, TB Paru,
kulit/gatal-gatal, keracunan makan, minuman dan pestisida) dan
diakibatkan oleh pengaruh lingkungan, maka pemeriksa memberikan
kartu rujukan/kartu status kepada pasien untuk menuju ke petugas
klinik sanitasi
Puskesmas Singgalang 71
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 73
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
HIV ( + )
SEMBUH
Puskesmas Singgalang 74
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
PAJANAN INFEKSI TB
10%
MATI
Kosentrasi Kuman
Lama kontak
Keterlambatan Diagnosis
Tatalaksana tak memadai
Kondisi kesehatan
Malnutrisi
Penyakit DM, dll
Puskesmas Singgalang 75
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
3. Tugas PMO :
Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur
sampai selesai pengobatan
Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat
Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu
yang telah ditentukan
Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang
mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera
memeriksakan dirim ke fasilitas kesehatan.
Tugas seorang Pengawas Minum Obat (PMO) bukanlah
untuk menggantikan kewajiban pasien mengambil obat dari unit
pelayanan kesehatan.
4. Fasilitas Pendukung Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
TB Paru :
Dalam Manajemen Program Pengendalian TB, logistik /
fasilitas pendukung dikelompokan menjadi 2, yaitu ;
a. Logistik Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Sediaan OAT lini pertama ada 2 macam Yaitu Kombinasi
Dosis Tetap (KDT) dan Kombipak
OAT KDT : Kombinasi Isoniasid dengan Rifampisin (HR) atau
empat jenis ; Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol
(HRZE) dalam satu tablet yang disesuaikan dengan berat badan.
OAT Kombipak Paket Obat lepas yang terdiri dari Isoniasid,
Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol yang dikemas dalam bentuk
blister
Paduan OAT yang digunakan oleh Program : Katergori 1,
Kategori 2 dan kategori anak
b. Logistik Non OAT
Puskesmas Singgalang 77
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
LPLPO LPLPO
Permintaan/pengiriman Permintaan/ Pengiriman
RS/Klinik Puskemas
6. Visualisasi Data :
Jenis – jenis data yang akan di disajikan pada papan cakupan
Program di Puskesmas atau di dinas Kesehatan meliputi :
a. Peta Wilayah Kasus TB : BTA +, TB Anak, Rongent +, TB Mangkir
b. Grafik Jumlah penderita TB : BTA +, TB Anak, Rongent +, TB
Mangkir dibuat berdasarkan Waktu., tempat, Kelompok umur dan
jenis Kelamin.
c. CDR masing-masing Nagari atau Puskesmas
d. Protap / SOP : penatalaksanaan penderita TB
e. Alur Pelayanan dan Rujukan
Puskesmas Singgalang 79
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 80
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 81
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
6. Format Pelaporan
- Laporan Bulanan Kusta
- Register dan Kartu penderita kusta
Alur Pelaporan program Kusta
Ditjen PP & PL
Propinsi
Kabupaten
7. Visualisasi Data
Data yang disajikan adalah :
- Peta Penderita Kusta
- Jumlah Penderita Kusta Type MB dan PB, berdasarkan tempat,
umur dan jenis kelamin.
Puskesmas Singgalang 82
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
2. Sasaran :
a. Masyarakat
b. Penderita / Tergigit
c. Keluarga Penderita/tergigit
d. Petugas Kesehatan
e. Lintas Sektoral
3. Kegiatan pelayanan yang dilaksanakan :
a. Pelacakan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies ( HPR )
Puskesmas Singgalang 83
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 85
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 86
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
6. Visualisasi Data
- Peta Wilayah Kasus Filariasis
- Grafik Kasus Filariasis berdasarkan ; Umur, Jenis Kelamin, Wilayah
/tempat
- Grafik Hasil Pengobatan Massal Filariasis
4. PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD)
Setiap tahun ribuan orang meninggal karena Demam Berdarah dengue
(DBD) dan sering menyebabkan kejadian luar biasa. Penyakit ini bersifat musiman
dan biasanya kasusnya meningkat pada musim hujan. DBD masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang serius karena angka kesakitan pada semua
kelompok umur cukup tinggi.
Masih tingginya angka kesakitan dan kematian DBD disebabkan karena
ketidak pedulian masyarakat dalam upaya menanggulangi DBD, sebagian
masyarakat sudah tahu cara pencegahannya tetapi tidak melaksanakan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mencegah DBD. Faktor – faktor
yang mempengaruhi penyebar luasan DBD, antara lain : Prilaku masyarakat,
Perubahan iklim, pertumbuhan ekonomi, ketersediaan air bersih.
1. Tujuan :
a. Memutus rantai penularan
b. Penemuan penderita dan tata laksana kasus
c. Menurunkan angka Kesakitan dan kematian akibat DBD
2. Sasaran :
a. Masyarakat
b. Penderita DBD
c. Keluarga Penderita DBD
d. Petugas Kesehatan
e. Lintas Sektoral
3. Kegiatan Pelayanan yang dilaksanakan :
a. Pengendalian Vektor
Pengendalian Fisik ; PSN
Pengendalian Biologis
Pengendalian Kimiawi :
Larvasida
Penyemprotan / Fogging
Demam Berdarah Dengue ditularkan terutama oleh Nyamuk Aedes Aegypti.
Cara pencegahan / pemberantasan yang dapat dilakukan saat ini adalah
dengan memberantas vektor ( Nyamuk penularnya ), karena vaksin untuk
mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia. Salah satu
kegiatan pencegahan yang dilaksanakan adalah dengan melakukan
penyemprotan terhadap vektor penular. Penyemprotan dilakukan apabila
ditemukan kasus positif DBD yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan dari
Rumah Sakit dan ditemukan jentik disekitar rumah tempat tinggal penderita.
Puskesmas Singgalang 87
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 88
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 89
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Tatalaksana DBD :
a. Masyarakat
b. Penderita Malaria
c. Keluarga Penderita
3. Kegiatan Pelayanan yang dilaksanakan :
a. Penemuan dan pengobatan penderita.
Kegiatan penemuan dan pengobatan penderta dapat dilakukan secara
aktif maupun pasif dan melalui kegiatan survey, bentuk kegiatannya
antara lain :
1. Active Case Detection ( ACD )
Penemuan penderita dengan cara Petugas / JMD/ Kader secara aktif
mencari penderita dengan mendatangi rumah penduduk secara rutin
dalam siklus waktu tertentu berdasarkan tingkat insiden kasus malaria
di daerah tersebut.
2. Pasif Case Detection ( PCD )
Upaya penemuan penderita secara pasif menunggu penderita datang
berobat, dilakukan oleh tenaga kesehatan di unit pelayanan
kesehatan.
3. Mass Fever Survey ( MFS )
Kegiatan pengambilan sediaan darah pada semua oprang yang
menunjukkan gejala klinis malaria di suatu wilayah.
4. Mass Blood Survey ( MBS )
Upaya pencarian dan penemuan penderita malaria melalui survey
didaerah endemis yang penduduknya tidak lagi menunjukkan gejala
spesifik malaria.
Pada kegiatan ini dapat juga dilaksanakan sosialisasi bagi petugas,
kader dan tokoh masyarakat.
5. Kontak Survey
Pengambilan sediaan darah pada orang-orang yang tinggal serumah
dengan penderita Positif malaria atau orang-orang tinggal disekitar
rumah penderita malaria.
6. Surveilan Migrasi
Kegiatan pengambilan sediaan darah pada orang-orang yang
menunjukkan gejala klinis malaria yang datang dari daerah endemis
malaria.
b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan kajian
epidemiologis secara terus menerus dan sistematis
c. Melaksanakan Peneyelidikan Epidemiologi
d. Melakukan Intervensi untuk pengendalian Vektor dengan kegiatan ;
Larvasidasi, Penyemprotan dan Kelambunisasi
e. Pelatihan Kader
4. Fasilitas Pendukung Pengendalian dan Pemberantasan Malaria
a. Logistik berupa Obat : ACT ( Darplex, Arterakine, OAM ), Obat Non ACT (
Kina, Primakuine, Artermeter )
Puskesmas Singgalang 91
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
b. Logistik Non Obat/ Bahan dan alat diagnostik : RDT, Giemsa, Microslide,
Blood Lancet, Hand scone, Mikroskop, Kelambu LLIN’s, boks slide dan
rak slide.
c. Barang cetakan : Buku Pedoman, Formulir pencatatan dan pelaporan,
brosur, poster, lembar balik dan lain-lain.
5. Format Pelaporan
- Laporan Bulanan Kasus Malaria
- Laporan Logistik Malaria
- Laporan Penyelidikan Epidemiologi
6. Visualisasi Data
- Peta Wilayah Kasus Malaria
- Grafik Kasus Malaria berdasarkan ; Umur, Jenis Kelamin, Wilayah / tempat
dan Waktu
Alur Penemuan Penderita Malaria
Pasien datang dengan Gejala
Klinis Demam atau Riwayat
Demam dari 7 hari lalu
Puskesmas Singgalang 92
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 93
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
1. Tujuan :
a. Menemukan dan Menurunkan angka kesakitan Ispa/Pneumonia
b. Melakukan Pengobatan yang tepat untuk mencegah terjadinya kematian
akibat Ispa / Pneumonia
2. Sasaran :
Puskesmas Singgalang 94
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
a. Masyarakat
b. Penderita ISPA
c. Keluarga Penderita ISPA
3. Kegiatan Pelayanan yang dilaksanakan :
a. Penemuan dan tatalaksana Kasus ; Penemuan secara pasif maupun aktif
b. Surveilans
c. Pemberdayaan Masyarakat : Pelatihan kader
d. Penyuluhan yang intensif tentang ISPA
e. Rujukan kasus
4. Fasilitas Pendukung Pengendalian dan Pemberantasan ISPA
a. Logistik berupa Obat : Kontrimoksazol, Paracetamol, Amoksilin
b. Alat Bantu Tata Laksana : Sound Timer, Oksigen Konsentrator.
c. Barang cetakan : Buku Pedoman, Formulir pencatatan dan pelaporan,
brosur, poster, lembar balik dan lain-lain.
d. VCD
5. Format Pelaporan
- Laporan Bulanan Kasus Ispa
- Registrasi Penderita Ispa
- Laporan Penyelidikan Epidemiologi
6. Visualisasi Data
- Peta Wilayah Kasus ISPA dan Pneumonia
Puskesmas Singgalang 95
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 96
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
1. Tujuan :
a. Menemukan dan Menurunkan angka kesakitan karena HIV /AIDS
b. Melakukan Pengobatan yang tepat untuk mencegah terjadinya kematian
akibat HIV / AIDS
2. Sasaran :
a. Masyarakat
b. Penderita dan keluarga
c. Lintas program dan Lintas sektor terkait.
3. Kegiatan Pelayanan yang dilaksanakan :
a. Penemuan dan tatalaksana Kasus ; Penemuan secara pasif maupun aktif
b. Rujukan kasus
c. Pemberdayaan Masyarakat
d. Penyuluhan dan sosialisasi yang intensif tentang HIV / AIDS kepada
masyarakat dan ditingkat sekolah
e. Pelayanan Gizi dan Laboratorium
f. Klinik VCT
g. Perawatan dirumah
h. Pelatihan Petugas : Konselor
i. Pengembangan Layanan Komprehensif HIV & IMS yang
berkesinambungan (LKB).
LKB adalah Upaya yang meliputi upaya promotif, prenventif, kuratif dan
rehabilitatif yang mencakup semua bentuk layanan HIV dan IMS. Pelayanan yang
diberikan sejak dari rumah atau komunitas , fasilitas kesehatan dan kembali ke
rumah atau komunitas ; juga selama perjalanan infeksi HIV ( semenjak belum
terinfeksi sampai stadium terminal). Dimana kegiatan dilaksanakan harus
melibatakan seluruh aspek terkait baik pemerintah, swasta maupun masyarakat.
Komponen utama dalam pengendalian HIV adalah ; Pencegahan,
Perawatan, Pengobatan, dukungan dan konseling. Layanan Komprehensif dan
berkesinambungan juga memberikan dukungan baik aspek manajerial, medis,
psikologi maupun sosial ODHA selama perawatan dan pengobatan untuk
mengurangi atau menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
4. Fasilitas Pendukung Pengendalian dan Pemberantasan HIV/AIDS
a. Obat-Obatan : ARV
b. Alat Diagnostik : Rapid Test / RDT
c. Alat APD untuk Petugas Kesehatan
d. Barang cetakan : Buku Pedoman, Formulir pencatatan dan pelaporan,
brosur, poster, lembar balik dan lain-lain.
5. Format Pelaporan
- Laporan Bulanan Puskesmas
6. Visualisasi Data
- Peta Wilayah Kasus HIV AIDS
- Grafik Kasus HIV/ ADIS berdasarkan ; Umur, Jenis Kelamin, Wilayah /
tempat dan Waktu
Puskesmas Singgalang 97
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
Puskesmas Singgalang 98
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
c. Keluarga Penderita
d. Petugas Kesehatan / Lintas Program / Lintas Sektoral
2. Program Imunisasi
a. Bahan / Alat Imunisasi :
Vaksin Imunisasi dan Pelarut : Campak, Polio, DPT-HIB, TT, DT dan
Td, BCG, HB0
Vaksin Carier / Termos Vaksin
Kulkas Vaksin
Ice cold
Safety Box
Hand Scone
Spuid / Jarum Suntik
Kapas alkohol
Termometer untuk Kulkas Vaksin/fristeg/fridge-tag
b. Barang Cetakan : Buku Pedoman, Formulir pencatatan dan pelaporan,
brosur, poster, lembar balik dan lain-lain.
3. Program Haji
a. Bahan / Alat Imunisasi :
Vaksin Haji : Meningitis, Influenza
Spuid / Jarum suntik
Safety Box
Hand Scone
Kapas Alkohol
Coldbox
b. Barang Cetakan : Buku Pedoman, Buku Haji, Formulir pencatatan dan
pelaporan, brosur, poster, lembar balik dan lain-lain.
4. Program Bencana
a. Bahan / Alat :
Peralatan P3K
Alat Resusitasi
Peralatan untuk pertolongan pertama pada Gangguan Kesehatan dan
Penyakit
Obat-Obatan
Radio Orari/HT/Hp
Logistik pedukung lain ; Tandu, Oksigen, Tensi meter, Termometer
b. Barang Cetakan : Buku Pedoman, Formulir pencatatan dan pelaporan,
brosur, poster, lembar balik dan lain-lain.
c. Media Tranportasi/Mobil Ambulance/Motor
E. FORMAT – FORMAT PELAPORAN
a. Format Laporan Surveilans :
Laporan W1
Laporan W2
Laporan Surveilans Campak
List Penderita AFP
Laporan Surveilans Integrasi AFP dan PD3I
Laporan Kelengkapan dan Ketepatan
Puskesmas Singgalang 103
Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat Tahun 2022
BAB IV
PENUTUP