Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN KOMUNITAS

(GIZI MASYARAKAT DAN PENGEMBANGAN KOTA)

DISUSUN OLEH KELOMPOK:2

YUTRIA TELAUMBANUA (1914201096)

WIDYA PUTRI DELANI (1914201093)

VIONA HALIMAHTUSADIAH (1914201092)

Dosen pembimbing :NS.HELMANIS SUCI M.KEP

STIKES ALIFAH PADANG

TAHUN 2020 / 2021


KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat-Nyalah kami
kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PROGRAM PEMBINAAN
KESEHATAN KOMUNITAS(GIZI MASYARAKAT DAN PENGEMBANGAN KOTA)’’
dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat sebagai proses belajar bagi kami semua namun
insyaallah dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kelompok memohon maaf bila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini dikarenakan kami
masih dalam proses belajar. Kami berharap makalah ini dapat diterima dengan baik.

Padang , Juni 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Pembinaan Kesehatan Komunitas adalah segala upaya fasilitas yang


bersifat persuasif dan melalui pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan masyarakat dalam menemukan,
merencanakan serta memecahkan masalah menggunakan sumber daya atau
potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh –tokoh
masyarakat serta LSM yang masih ada dan hidup di masyarakat(Christenson
& Robinson, 1989).Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan
dengan demikian penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses
sedangkan kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirianmasyarakat dibidang
kesehatan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi
masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Peran serta masyarakat di dalam
pembangunan kesehatan dapat diukur dengan makin banyakknya jumlah anggota
masyarakat yang mau memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti, Puskesmas,
Pustu, Polindes, mau hadir ketika 1 ada kegiatan penyuluhan kesehatan,dll.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan program pembinaan kesehatan komunitas?

2. Seperti apa itu pembinaan kesehatan gizi masyarakat?

3. Seperti apa itu pengembangan program kota sehat?

C. TujuanPenulisan

1. Untuk mengetahui tentang program pembinaan kesehatan komunitas.

2. Untuk mengetahui tentang pembinaan kesehatan gizi masyarakat

3. Untuk mengetahui tentang pengembangan program kota sehat


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Gizi kesehatan masyarakat adalah kesehatan gizi yang mengacu pada cabang
populasi terfokus kesehatan masyarakat yang memantau diet, status gizi dan kesehatan,
dan program pangan dan gizi, dan memberikan peran kepemimpinan dalam
menerapkan publik kesehatan prinsip-prinsip untuk kegiatan yang mengarah pada
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pengembangan kebijakan dan
perubahan lingkungan.Program pembinaan kesehatan komunitas adalah untuk
membimbing masyarakat untuk lebih mandiri dalam bidang kesehatan.Pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat di
bidang kesehatan dengan demikian penggerakkan dan pemberdayaan
masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian merupakan hasil,
karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di
lingkungannya.

B. Program pembinaan gizi masyarakat

1. Edukasi Gizi

a. Tujuan: mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat mengacu pada


Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan sesuai dengan risiko/masalah gizi.

b. Sasaran: kelompok dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

c. Lokasi: Posyandu, Pusling, Institusi Pendidikan, Kegiatan Keagamaan,


Kelas Ibu, Kelas Balita, Upaya Kesehatan Kerja (UKK), dll.

d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam edukasi gizi disesuaikan dengan


siatuasi dan kondisi serta berkoordinasi dengan tim penyuluhan di
puskesmas misalnya tenaga promosi kesehatan.
Pelaksanaan edukasi gizi dilakukan dengan:

1) Merencana kan kegiatan edukasi diwilayah kerja Puskesmas

2) Membuat jadwal kegiatan

3) Merencanakan dan membuat materi edukasi yangakan disampaikan oleh


masyarakat termasuk pre test dan post test

4) Menyajikan materi edukasi kepada masyarakat

5) Memberikan pembinaan kepada kaderagar mampu melakukan pendidikan gizi di


Posyandu dan msyarakat luas

6) Memberikan pendidikan gizi secara langsung di UKBM, Institusi


pendidikan,peretemuan keagaaman dan pertemuan-pertemuan lainnya

7) Melakukan diskusi / Tanya jawab dengan peserta

8) Melakukan evaluasi hasil pretest danpost test

9) Menyusun laporan hasil kegiatan pelaksanaan dan pendidikan gizi diwilayah


kerja puskesmas.

2. Konseling ASI eksklusifa

a. Tujuan: meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga sehingga


bayi baru lahir segera diberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan meneruskan
ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Sejak usia 6 bulandisamping
meneruskanASImulai diperkenalkan MakananPendamping ASI(MP-ASI),
selanjutnya tetapmeneruskan ASI dan MP-ASI sesuai kelompok usia sampai
usia 24 bulan.

b. Sasaran: ibu hamil dankeluarga/ibu yangmempunyaianak usia 0-24 bulan.

3. Konseling Gizi melalui Pos pembinaan Terpadu Penyakit tidak menulara


a. Tujuan: mencegah dan mengendalikan factor risiko PTM berbasis masyarakat
sesuai dengan sumber daya dan kebiasaan masyrakat agar masyarakat dapat
mawas diri (awareness) terhadap factor risiko PTM.

b. Sasaran: masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia > 15 tahun.

c. Konseling gizi dilakukan dengan tahapan :

1) Menyiapkan materi konseling gizi yang akan disampaikan kepada


masyarakat seputar Penyakit Tidak Menular (seperti diet untuk penyakit
yang tergolong PTM)

2) Menyediakan media yang akan digunakan saat konseling gizi

3) Menyediakan form atau catatan asuhan gizi pasien

4) Mengisi form atau catatan asuhan gizi pasien

5) Melakukan konseling gizi sesuai dengan materi atau topik permasalahan


pasien dengan menggunakan alat bantu media penyuluhan.

6) Membuka sesi diskusi/tanya jawab untuk pasien

7) pasien diminta untuk mengulangi inti materi yang disampaikan oleh Ahli
gizi sebagai bahan untuk mengevaluasi pengetahuan dan pemahaman
pasien seputar diet yang akan dijalankan.

8) Membuat evaluasi hasil kegiatan

9) Membuat laporan hasil kegiatand.Target dari kegiatan konseling gizi :


dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mencegah dan
mengendalikan faktor resiko PTM dengan menerapkan Diet terkait
penyakit PTM yang diderita sehingga dapat merubah sikap dan perilaku
(pola makan) agar sesuai dengan diet yang harus dijalani sehingga dapat
mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan menjadi lebih baik
dan mencegah adanya komplikasi penyakit lainnya
4.Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM)

Pemulihan gizi berbasis masyarakat merupakan upaya yang dilakukan


masyarakat untuk mengatasi masalah gizi yang dihadapi dengan
dibantuoleh tenaga gizi puskesmas dan tenaga kesehatan
lainnya.Pendirian PGBM tergantung kepada besaran masalah gizi di
daerah.Dalam pelaksanaan PGBM dapat merujuk kepada besaran
masalah gizi di daerah.Dalam pelaksanaan PGBM dapat merujuk buku
pedoman pelayanan gizi buruk Kementerian Kesehatan 2011.

a) Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan status gizi balit

b) Sasaran kegiatan ini adalah balita BGM dan balita gizi buruk tanpa
komplikasi

c) Target dalam kegiatan Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat adalah Semua


Balita Gizi Buruk mendapatkan penanganan dan perawatan melalui program
Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kondisi kesehatan dan status gizi balita

5.Surveilans GiziKegiatan surveilens gizi meliputi kegiatan pengumpulan


dan pengolahan data yang dilakukan secara terus menerus, penyajian serta
diseminasi informasi bagi Kepala Puskesmas serta lintas program dan lintas
sector terkait di tingkat kecamatan. Informasi dari kegiatan surveilens gizi
dimanfaatkan untuk melakukan tindakan segera maupun untuk
perencanaan program jangka pendek, menengah, maupun jangka
panjang.Sebagai acuan bagi petugas gizi puskesmas dalam melakukan
surveilens gizi bisa menggunakan buku surveilens gizi, Kemeterian
Kesehatan RI, 2014.

a.Tujuan

1) Tersedianya informasi berkala dan terus menerus untuk mengetahui


masalah gizi dan perkembangan di masyarakat
2) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab
masalah gizi dan factor terkait

3) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi di suatu daerah

4) Menyedikan informasi intervensi yang paling tepat untuk dilakukan


(bentuk, sasaran, dan tempat)

B lingkupdata surveilens gizi antara lain :

1) Data status gizi

2) Data konsumsi makanan

3) Data cakupan program gizi

D.Sasaran: bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, pekerja serta lansia.

E.Dalam pelaksanaan surveilens gizi, tenaga gizi puskesmas


berkoordinasi dengan tenaga surveilens di Puskesmas melakukan kegiatan
antara lain :

1) Merencanakan surveilens mulai dari lokasi, metode, cara melakukan,


dan penggunaan data

2) Melakukan surveilens gizi meliputi mengumpulkan data, mengolah


data, menghasilkan data, menganalisa data, melaksanakan diseminasi
informasi.

3) Membina kader posyandu dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan gizi di


posyandu.

4) Melaksanakan intervensi gizi yang tepat

5) Membuat laporan surveilens gizie.Contoh kegiatan dalam surveilens gizi


antara lain :
A. Pemantauan Status Gizi (PSG)

a) Tujuan : mengetahui status gizi masyarakat sebagai bahan perencanaan

Sasaran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi, balita, anak usia


sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu menyusui, pekerja serta lansia)

B. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

a) Tujuan : tersedianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat dan


akurat sebagai dasar penentuan tindakan dalam upaya untuk pencegahan
dan penanggulangan masalah gizi, selain itu bertujuan untuk memantau
situasi pangan dan gizi antar desa atau kelurahan dalam 1 kecamatan

b) Sasaran : lintas program dan lintas sectoral di tingkat kecamatan di


wilayah kerja Puskesmas.

C. System kewaspadaan Dini –Kejadian Luar Biasa/SKD KLB Gizi Buruka)

Tujuan: mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk di suatu wilayah


pada kurun waktu tertentub)

Sasaran : balita dan keluarga, posyandu

D. Pemantauan Konsumsi garam beryodium di rumah tangga

a) Memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam


beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat. Dilaksanakan setiap satu
tahun sekali.

b) Sasarannya adalah ibu rumah tangga.Hasil kegiatan surveilans gizi akan


digunakan untuk merencanakan kegiatan Program UKM pada periode
selanjutny

Anda mungkin juga menyukai