Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ TOTAL PARENTAL NUTRISI ”

Disusun Oleh: KELOMPOK 3

Nama: Syarifah Nuraida Yana (1914201079)

Dosen Pembimbing: Ns. Syalvia Oresti ,M.Kep

STIKES ALIFAH PADANG

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya sehingga makalah ini dapat terwujud. Paparan materi yang saya
sajikan dalam makalah ini mengacu pada “ TOTAL PARENTAL NUTRISI ”.

Makalah ini saya buat dengan sebaik-baiknya agar dapat dimengerti oleh
seluruh pembacanya. Namun saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran pembaca sangat saya harapkan untuk pembuatan
makalah berikutnya.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah


membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah
ditentukan. Harapan saya kiranya makalah ini bermanfaat serta meningkatkan
mutu dan daya saing pendidikan kesehatan.

Padang, 09 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB IPENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan .................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3

A.Konsep Medik Dari Limfoma ..................................................... 3

A. Definisi TPN................................................................. 3

B. Langkah-langkah TPN.................................................. 4

C. Kondisi Anak Dengan TPN.......................................... 5

D. Kebutuhan dan perhitungan cairan pada bayi dan anak

E. Kebutuhan dan perhitungan Energi pada Bayi dan Anak

F. Kecepatan Infus Glukosa dan perhitungan pada BBL

G. Kecepatan Infus Lipid dan perhitungan pada BBL


H. Kecepatan Infus Asam Amino (Protein) dan perhitungan
pada BBL

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 19

A. Kesimpulan ................................................................................ 19

B. Saran............................................................................................ 19

DAFTAR RUJUKAN

BAB 1
PENDAHULUAN

Dukungan nutrisi merupakan suatu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
manajemen holistik terutama untuk pasien yang sakit kritis oleh karena tindakan
bedah atau non bedah. Pada banyak kasus keadaan pasien memburuk atau bisa
meninggal yang bukan disebabkan oleh penyakit utama namun sebagai
komplikasi sekunder dari malnutrisi. Hal ini penting bagi para klinisi untuk
memahami perubahan metabolisme tubuh yang terjadi pada proses tersebut. Hal
penting lain yang tidak bisa dilupakan adalah bagaimana mendukung pasien
dengan nutrisi yang baik. Nutrisi enteral merupakan pilihan pertama untuk pasien,
namun jika ada kontraindikasi, harus selalu dipertimbangkan untuk menggunakan
nutrisi parenteral (Surya B, 2006).
Nutrisi seperti halnya oksigen dan cairan senantiasa dibutuhkan oleh
tubuh. Penderita yang tidak dapat makan atau tidak boleh makan harus tetap
mendapat masukan nutrisi melalui cara enteral (pipa nasogastrik) atau cara
parentral (intravena). Nutrisi parenteral tidak menggantikan fungsi alamiah usus,
karena itu hanya merupakan jalan pintas sementara sampai usus berfungsi normal
kembali (Ramli, 2009).
Teknik nutrisi parenteral memang tidak mudah dan penuh liku-liku
masaalah biokimia dan fisiologi. Juga harga relatif mahal tetapi jika digunakan
dengan benar pada penderita yang tepat, pada akhirnya akan dapat dihemat lebih
banyak biaya yang semestinya keluar untuk antibiotik dan waktu tinggal dirumah
sakit. Contoh kesalahan yang masih banyak ditemukan di rumah sakit yaitu
pemberian protein tanpa kalori karbohidrat yang cukup dan Pemberian cairan
melalui vena perifer dimana osmolaritas cairan tersebut lebih dari 900 m Osmol
yang seharusnya melalui vena sentral. Jika krisis katabolisme kecil sedang tubuh
mempunyai cukup cadangan tidak timbul masalah apapun. Penderita dewasa
mudah sehat dengan status gisi yang baik, dapat menjalani pembedahan, puasa 5-7
hari setelah operasi sembuh dan pulang dengan selamat hanya dengan kerugian
penurunana berat badan. Tetapi pada kenyataannya lebih banyak penderita yang
kondisi awalnya sudah jelek (berat badan kurang, kadar albumin < 3,5 gr/dl),
untuk penderita ini puasa puasa pasca bedah / pasca trauma 5-7 hari hanya
mendapat infus elektrolit sudah cukup untuk mencetuskan hipoalbuminemia,
hambatan penyenbuhan luka, penurunan daya tahan tubuh sehingga infeksi mudah
menyebar. Sehingga banyak diantara penderita pasca bedah laparotomi karena
perforasi ileum (typhus abdominalis), invaginasi, volvulus, atau hernia inkarserata
kemudian mengalami kebocoran jahitan usus yang menyebabkan peritonitis atau
enterofistula ke kulit . Dengan bantuan nutrisi yang baik penyulit-penyulit fatal ini
dapat dihindari (Ramli, 2009).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Nutrisi parenteral (PN) adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang
diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan.
Nutrisi parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai karena sesuatu hal,
misalnya: Malformasi Kongenital Intestinal, Enterokolitis Nekrotikans, dan
Distres Respirasi Berat. Nutrisi parsial parenteral diberikan apabila usus dapat
dipakai, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan
pertumbuhan (Sulastri, 2009).
Nutrisi Parenteral (NP) merupakan cara pemberian nutrisi dan energi secara
intravena yang bertujuan untuk memberikan kecukupan karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhan
bayi baru lahir yang mempunyai problem klinik yang berat, terutama pada Bayi
Baru Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) di mana belum/tidak memungkinkan
untuk diberikan nutrisi enteral.

B. Langkah-langkah TPN
1. Menggunakan vena perifer untuk cairan pekat.
Osmolritas plasma 300 mOsmol . Vena perifer dapat menerima sampai
maksimal 900 mOsmol . Makin tinggi osmolaritas (makin hipertonis)
maka makin mudah terjadi tromphlebitis, bahkan tromboembli. Untuk
cairan > 900-1000 mOsm, seharusnya digunakan vena setrral (vena cava,
subclavia, jugularis) dimana aliran darah besar dan t cepat dapat
mengencerkan tetesan cairan NPE yang pekat hingga tidak dapat sempat
merusak dinding vena. Jika tidak tersedia kanula vena sentral maka
sebaiknya dipilih dosis rendah (larutan encer) lewat vena perifer, dengan
demikian sebaiknya sebelum memberikan cairan NPE harus memeriksa
tekanan osmolaritas cairan tersebut ( tercatat disetiap botol cairan ) Vena
kaki tidak boleh dipakai karena sangat mudah deep vein trombosis dengan
resiko teromboemboli yang tinggi.
2. Memberikan protein tampa kalori karbohidrat yang cukup.
Sumber kalori yang utama dan harus selalu ada adalah dektrose. Otak dan
eritrosit mutlak memerlukan glukosa setiap saat. Jika tidak tersedia terjadi
gluneogenesis dari subtrat lain. Kalori mutlak dicukupi lebih dulu.
Diperlukan deksrose 6 gram /kg.hari (300 gr) untuk kebutuhan energi
basal 25 kcal/kg. Asam amino dibutuhkan untuk regenerasi sel, sintesis
ensim dan viseral protein. Tetapi pemberian asam amino harus dilindungi
kalori, agar asam amino tersebut tidak dibakar menjadi energi
(glukoneogenesis) Tiap gram Nitrogen harus dilindungi 150 kcal berupa
karbohidrat. Satu gram Nitrogen setara 6,25 gram protetin. Protein 50 gr
memerlukan ( 50 : 6,25 ) x 150 k cal = 1200 kcal atau 300 gram
karbohidrat. Kalori dari asam amino itu sendiri tidak ikut dalam
perhitungan kebutuhan kalori . Jangan memberikan asam amino jika
kebutuhan kalori belum dipenuhi.
3. Tidak melakukan perawatan aseptik.Penyulit trombplebitis karena iritasi
vena sering diikuti radang/ infeksi. Prevalensi infeksi berkisar antara 2-30
% Kuman sering ditemukan adalah flora kulit yang terbawa masuk pada
penyulit atau ganti penutup luka infus.

C. Kondisi Anak Dengan TPN


Nutrisi parenteral adalah metode memberikan gizi untuk anak-anak yang
mengalami gagal usus yang parah. Nutrisi parenteral dapat menyediakan
kebutuhan energi penuh (TPN) atau parsial di mana tidak mungkin untuk
memberikan persyaratan penuh atau jika digunakan dalam hubungannya
dengan asupan enteral. Nutrisi parenteral adalah invasif, telah dikaitkan risiko
dan seharusnya hanya digunakan ketika tidak ada metode alternatif pakan
yang tersedia.
 Bayi dengan berat badan terpenuhi 1800 g yang kebutuhan nutrisi
enteralnya tidak dapat terpenuhi > 3 hari.
 Bayi dengan berat badan. > 1800 g yang kebutuhan nutrisi enteralnya
tidak terpenuhi > 5 hari
 Gangguan respirasi > 4 hari (termasuk seringnya serangan apnea)
 Pasca operasi (khusunya operasi abdomen)
 Diare berlanjut atau malabsorbsi
 Enterokolitis netrotikans
 Malformasi kongenital traktus gastrointestinalis

D. Kebutuhan dan perhitungan cairan pada Bayi dan Anak

Kebutuhan cairan inisial pada neonatus


Berat badan Jumlah cairan (ml/kg BB/hari)
< 24 jam 24-28 jam > 48 jam
(kg)
< 1,0 100 – 150 120 – 150 140 – 190
1,0 – 1,5 80 – 100 100 – 120 120 – 160
> 1,5 60 – 80 80 - 120 120 – 160

Kebutuhan cairan berdasarkan rumus Darrow


Anak dengan berat badan kurang dari 10 kg membutuhkan 100 ml air per kg berat
badan. Jadi misalnya, berat badan si kecil adalah 8 kg, air yang dibutuhkan per
hari adalah, 100 ml x 8 = 800 ml air.
Anak dengan berat badan 10-20 kg, membutuhkan 1.000 ml air + 50 ml untuk
setiap kenaikan berat badan di atas 10 kg. Jadi misalnya berat badan si kecil 19
kg, berarti jumlah air yang dibutuhkan adalah 1.000 ml + (50 ml x 9) = 1.450 ml
air.
Anak dengan berat badan lebih dari 20 kg, membutuhkan 1.500 ml air + 20 ml
untuk setiap kg kenaikan berat badan di atas 20 kg. Jadi, jika si kecil mempunyai
berat badan 25 kg, angka kecukupan airnya adalah 1.500 ml + (20 ml x 5 kg) =
1.600 ml air.

E. Kebutuhan dan perhitungan Energi pada Bayi dan Anak

Umumnya bayi baru lahir untuk dapat tumbuh memerlukan kalori 50-60
kkal/kg BB/hari (to maintain weight) dan 100-200 kkal/kg BB/hari (to induce
weight-gain).
Kebutuhan Energi Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi (WKPG)
usia 0-1 th :
P: 110 – 120(kkal/kg Bb)
W:  110 – 120(kkal/kg Bb)

usia 1-3 th  :


P: 100(kkal/kg Bb)
W:  100(kkal/kg Bb)

usia 4-6 th :
P : 90(kkal/kg Bb)
W:  90(kkal/kg Bb)

usia 6-9 th :
P: 80-90(kkal/kg Bb)
W:  60-80(kkal/kg Bb)

usia 10-14 th :
P: 50-70(kkal/kg Bb)
W:  40-55(kkal/kg Bb)

usia 14-15 th :
P: 40-50(kkal/kg Bb)
W:  40(kkal/kg Bb)

Karbohidrat
Sumber utama karbohidrat berasal dari glukosa. Untuk mencegah
terjadinya hipoglikemia, kebutuhan yang diperlukan untuk bayi cukup bulan
adalah 6-8 mg/kg BB/menit dan bayi kurang bulan adalah 4 mg/kg BB/menit,
dapat ditingkatkan 0,5-1 mg/kg BB/menit setiap hari sampai 12-14 mg/kg
BB/menit dalam 5-7 hari. Kebutuhan akan meningkat pada keadaan stress
(misalnya : sepsis, hipotermia) atau bayi dengan ibu Diabetes Mellitus.

Protein
Pemberian protein biasanya dimulai dalam 48 jam pemberian nutrisi
parenteral dan diberikan dalam bentuk asam amino sintetik. Dosis yang
dianjurkan adalah sebagai berikut :
a. Neonatus dengan BB < 1000 g
Pemberian awal dengan 0,5-1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,25-
0,5 g/kg BB/hari sampai mencapai 2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5
g/kg BB/hari.
b. Neonatus dengan BB > 1000 g
Pemberian awal dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kg
BB/hari sampai mencapai 1,5-3,5 g/kg BB/hari.
Pemberian asam amino tidak boleh diberikan jika pemberian kalori dalam
bentuk glukosa < kal/kg BB/hari, karena penggunaan asam akan rendah sehingga
timbul asidosis dan hiperammonia.

Lemak
Pemberian lemak dapat menggunakan emulsi lemak 10% yang
mengandung 10 g trigliserida dan 1,1 kkal/ml atau 20% yang mengandung 20 g
trigliserida dan 2 kkal/ml.
Kebutuhan lemak pada pemberian NPT adalah sebagai berikut :
a. Nonatus dengan BB < 1000 g
Pemberian awal 0,5 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 0,25-0,5 g/kg
BB/hari sampai mencapai 2-2,5 g/kg BB/hari.
b. Neonatus dengan BB > 1000 g
Pemberian awal di mulai dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan
1 g/kg BB/hari sampai mencapai 3 g/kg BB/hari.

Pemberian emulsi lemak dimulai setelah pemberian dekstrosa dan asam


amino dapat di toleransi dengan baik oleh neonatus dan pemberian emulsi lemak
sebaiknya dalam 24 jam.
Untuk perkembangan otak diperlukan asam lemak rantai panjang seperti
asam linoleat dan asam arakhidonat. Pada bayi kurang bulan dan Bayi Berat Lahir
Sangat Rendah (BBLSR) sering defisiensi asam lemak. Manifestasi klinis
defisiensi asam lemak antara lain : dermatitis, pertumbuhan rambut yang buruk,
trombositopenia, gagal tumbuh dan mudah terjadi infeksi.
Pada pemberian lemak, harus dilakukan monitoring terhadap kadar
trigliserida darah, pemberian harus dikurangi jika kadar trigliserida > 150 mg/dl.
Hati-hati pemberian lemak pada bayi dengan penyakit paru atau hati.
Pemberian infus lemak harus di hentikan, jika terjadi :
 Sepsis
 Trombositopenia (< 50.000/mm3)
 Asidosis (pH < 7,25)
 Hiperbilirubinemia

Vitamin dan Unsur Kelumit


Dapat diberikan multivitamin intravena yang berisi gabungan vitamin
yang larut dalam lemak dan air. Sediaan yang hanya larut dalam air, dapat
ditambahkan pada larutan glukosa dan yang larut dalam lemak, dapat
ditambahkan pada larutan lemak.
Pemberian vitamin A dapat diberikan sejak awal, karena vitamin A
penting untuk pertumbuhan jaringan, sintesa protein, diferensiasi epitel dan juga
diduga dapat mengurangi insidensi displasia bronkopulmonal. Pemberian vitamin
B12 setelah bayi berusia bayi berusia 1 bulan.
Walaupun unsur kelumit didalam tubuh jumlahnya sangat sedikit
(<0,01%), tetapi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan. The
American Society for Clinical Nutrition menganjurkan pemberian unsur kelumit
setelah pemberian NPT selama 4 minggu, tetapi seng (zinc) dapat diberikan lebih
awal.
Komposisi Kebutuhan Vitamin & Unsur Kelumit
Komponen Bayi cukup bulan Bayi kurang bulan
( /kg BB/hr) ( /kg BB/hr)
Vitamin :
Vitamin A 700 mcg 500 mcg
Vitamin E 7 mg 2,8 mcg
Vitamin K 200 mcg 80 mcg
Vitamin D 10 mcg 4 mcg
Thiamine (B1) 1,2 mg 0,35 mg
Riboflavin (B2) 1,4 mg 0,15 mg
Niacin 17 mg 6,8 mg
Piridoksin 1,0 mg 0,18 mg
Asam askorbat (C) 80 mg 25 mg
Asam pantotenat 5,0 mg 2 mg
Sianokobalamin 1,0 mg 0,3 mcg
Folat 140 mg 56 mcg

Unsur Kelumit :
Zinc 100-200 mcg 400-600 mcg
Copper (cupric sulfate) 10-20 mcg 20 mcg
Manganese sulfat 2-10 mcg 2-10 mcg
Kromium klorida 0,14-0,2 mcg 0,14-0,2 mcg
Flouride 1 mcg 1 mcg
Iodin 3-5 mcg 3-5 mcg
(Etika R, 2009)

Kecepatan Infus Glukosa dan perhitungan pada BBL


F.
Konsentrasi glukosa neonatus berhubungan sangat erat dengan kecepatan infus
glukosa. Glucose Infusion Rate (GIR) secara istilah menunjukkan seberapa
banyak glukosa dalam miligram (mg) per kilogram berat badan neonatus (kg) per
menitnya (mg/kg/menit). GIR dapat dihitung menggunakan salah satu rumus
dibawah ini :

1. GIR (mg/kg/menit) = % dekstrose yang sedang dipakai infus x kebutuhan


cairan (ml/jam) dibagi berat badan (kg) x 6.
2. GIR = kebutuhan cairan (ml/kg/hari) x % dekstrose yang diinfus dibagi
144
3. GIR = kebutuhan cairan (ml/kg/hari) x % dekstore yang diinfus x 0,007

Untuk menghitung menggunakan metode 1 (sama dengan metode 2). Pertama,


tentukan kebutuhan cairan neonatus perharinya dalam ml/kgBB/hari (24 jam) dan
dikonversi kedalam ml/kg/menit dengan membaginya dengan 1440.

Apabila dekstrose 10% yang digunakan, kalikan hasil diatas dengan 100 untuk
mendapatkan GIR (untuk rumus 2) dalam mg/kg/menit. Dimana untuk D10%,
D5% dst berlaku :

 D10%, didalamya terdapat 100mg/ml dekstrose


 D5%, didalamnya terdapat 50 mg/ml dekstrose
 D7,5%, didalamya terdapat 75 mg/ml dekstrose.

Contoh 1 :

Neonatus dengan kebutuhan cairan 80 ml/kgBB/hari. Maka apabila dikonversikan


kedalam ml/kg/menit sehingga dibagi 1440 hasilnya adalah 0,055 ml/kg/menit.
Apabila D10% yang dipakai sebagai cairan infusnya maka GIRnya adalah 0,055 x
100 = 5,5 mg/kg/menit.

Contoh 2

Neonatus BB 3 kg, kebutuhan cairan 70 ml/kg/hari, cairan infus D10%

a. Rumus 1
GIR = (10 x (70 x 3)/24)
3x6
= 4,86 mg/kgbb/menit
b. Rumus 2
GIR= 70 x 10
144
= 4,86 mg/kgbb/menit
c. Rumus 3
GIR= 70 x 10 x 0,007
= 4,9 mg/kg/menit.
G. Kecepatan Infus Lipid dan perhitungan pada BBL

Pemberian lemak intravena selain sebagai sumber asam lemak esensial


(terutama asam linoleat) juga sebagai subtrat sumber energi pendamping
karbohidrat terutama pada kasus stress yang meningkat. Bila lemak tidak
diberikan dalam program nutrisi parenteral total bersama subtrat lainnya maka
defisiensi asam lemak rantai panjang akan terjadi kira-kira pada hari ketujuh
dengan gejala klinik bertahan sekitar empat minggu. Untuk mencegah keadaan ini
diberikan 500 ml emulsi lemak 10 ml paling sedikit 2 kali seminggu. Asam lemak
esensial berperan dalam fungsi platelet , penyembuhan luka, sintesa prostaglandin
dan immunocompetence. Oleh karena ada keuntungan bila diberikan bersama-
sama dengan glikosa sebagai sumber energi dianjurkan 30 -40 % dari total kalori
diberikan dari lemak. Ada bukti infus lemak merata 24 jam lebih baik dan lebih
dipilih dibanding pemberian intermitten. Direkomendasikan untuk tidak
memberikan > 60% kalori total diambil dari subtrat lemak. Sebagai pegangan
jangan berikan porsi lemak > 2 gr / kg BB /hari. Sebaiknya lakukan pemeriksaan
kadar triglised plasma sebelum pemberian emulsi lemak intravena sebagai data
dasar.
Preparat emulsi lemak yang beredar ada dua jenis, konsetrasi 10%
(1kcal/mlk ) dan 20 % ( 2 k cal / ml ) dengan osmolalityas 270-340 m Osmol /L
sehingga dapat diberikan melalui perifer.
Kontra indikasi absolut infus emulsi lemak adalah trigliserit 500 mr/l
,Kolesterol 400 mg/l . kontraindikasi rtelatis : Trigeliderit 300-500 mg/l.
Kolesterol 300-400 mg/l ganggguan berat faal ginjal dan hepar.

H. Kecepatan Infus Asam Amino (Protein) dan perhitungan pada BBL

Pemberian protein biasanya dimulai dalam 48 jam pemberian nutrisi parenteral


dan diberikan dalam bentuk asam amino sintetik. Dosis yang dianjurkan adalah
sebagai berikut : a. Neonatus dengan BB < 1000 g Pemberian awal dengan 0,5-1
g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,25-0,5 g/kg BB/hari sampai mencapai
2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5 g/kg BB/hari. b. Neonatus dengan BB
> 1000 g Pemberian awal dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 1
g/kg BB/hari sampai mencapai 1,5-3,5 g/kg BB/hari.

Selain kalori yang dipenuhi dengan karbohidrat dan lemak , tubuh masih
memerlukan asam amino untuk regenerasi sel , enzym dan visceral protein
Pemberian protein / asam amino tidak untuk menjadi sumber energi Karena itu
pemberian protein / asam amino harus dilindungi kalori yang cukup, agar asam
amino yang diberikan ini tidak dibakar menjadi energi ( glukoneogenesis). Jangan
memberikan asam amino jika kebutuhan kalori belum dipenuhi.
Diperlukan perlindungan 150 kcal ( karbohidrat ) untuk setiap gram nitrogen atau
25 kcal untuk tiap gram asam amino . Kalori dari asam amino itu sendiri tidak ikut
dalam perhitungan kebutuhan kalori. Satu gram N ( nitrogen ) setara 6,25 gram
asam amino atau protein jika diberikan protein 1 gram/ kg = 50 gram / hari maka
diperlukan karbohidrat ( 50:6,25 ) x 150 kcal = 1200 kcal atau 300 gram.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung
melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Nutrisi parenteral
tidak bertujuan menggantikan kedudukan nutrisi enteral lewat usus yang normal.
Segera jika usus sudah berfungsi kembali, perlu segera dimulai nasogastric
feeding, dengan sediaan nutrisi enteral yang mudah dicerna.

Nutrisi parenteral dapat diberikan dengan aman jika megikuti pedoman yang
tepat. Karena tubuh penderita perlu waktu adapatasi terhadap perubahan
mekanisme baru maka selama penyesuaian tersebut jangan memberi beban yang
berlebihan.

Nutrisi parenteral tidak bertujuan menggantikan kedudukan nutrisi enteral lewat


usus yang normal. Segera jika usus sudah berfungsi kembali, perlu segera dimulai
nasogastric feeding, dengan sediaan nutrisi enteral yang mudah dicerna. Nutrisi
parenteral dapat diberikan dengan aman jika megikuti pedoman diatas. Karena
tubuh penderita perlu waktu adapatasi terhadap perubahan mekanisme baru maka
selama penyesuaian tersebut jangan memberi beban yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman S. Nutrisi Parenteral. Dalam : Pedoman Terapi Penyakit Pada Bayi


Bary Lahir, Bagian IKA FK Unpad Bandung, 2002 : 114-24.

Morgan, Jane B., Kovar. The Low Birth Weight Infant and Parenteral Nutrition in
: Nutrition Research Review. Great Britain. 1992. 115-129 10. Wargo, Sharon
Groh. Parenteral Nutrition Guidelines for Newborn Infants. 2005. Diunduh 1 Juli
2011

Anda mungkin juga menyukai