Kegiatan Jenis UKBM UKMB Lama Judul Laporan Posyandu Balita Kegiatan Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Menurut Kemenkes, manfaat penyelenggaraan Posyandu yaitu : 1) untuk mendukung perbaikan perilaku; 2) mendukung perilaku hidup bersih dan sehat; 3) mencegah penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi; 4) mendukung pelayanan Keluarga Berencana; 5) mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup: 1) Penimbangan berat badan dan pengukuran panjangbadan/tinggi badan Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan oleh kader Posyandu dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan/tinggi badan. 2) Penentuan status pertumbuhan Hasil penimbangan berat badan yang dilakukan akan dicatat pada KMS (kartu menuju sehat) yang akan menilai status gizi dan mendeteksi secara dini jika terjadi gangguan pertumbuhan. KMS adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri BB/U. Penyuluhan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader kepada ibu/keluarga balita. Penyuluhan dilakukan melalui pendekatan perorangan, sehingga bukan merupakan penyuluhan kelompok namun kader dapat melakukan penyuluhan kelompok pada hari Posyandu atau di luar hari Posyandu. 3) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas. 4) Program kesehatan ibu hamil, yaitu pemanatauan kesehatan ibu hamil untuk mencegah penyulit dalam proses persalinan 5) Edukasi keluarga berencana dan pemberian kontrasepsi bagi peserta KB 6) Penanggulangan diare Gambaran Posyandu balita di laksanakan di Desa Toweren Toa pada tanggal 14 Pelaksanaan Juni 2022 dengan peserta sebanyak 28 orang Pelayanan Posyandu dibagi menjadi 5 meja, yaitu: Langkah 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui; Langkah 2 Penimbangan dan pengukuran balita; Langkah 3 Pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran; Langkah 4 Penyuluhan dan Pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui Langkah 5 Pelayanan kesehatan, KB dan Imunisasi. Kesimpulan: Posyandu berjalan dengan kondusif, pada saat posyandu juga dilakukan sosialisasi tentang pentingnya imunisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi Catatan/Usulan dari/ ke Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 2022
Kegiatan Jenis UKBM UKMB Lama Judul Laporan Posbindu PTM Kegiatan Latar Belakang Penyakit Tidak Menular menjadi penyebabkematian utama terhadap 36 juta penduduk (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di dunia [1]. Prevalensi PTM terbanyak pada tahun 2013 di Indonesia adalah hipertensi sebesar 9,5% dari jumlah penduduk ≥15 tahun sebanyak 722.329 jiwa Kasus PTM sebenarnya dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko, yaitu gaya hidup yang meliputi kebiasaan merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Salah satu upaya untuk mengendalikan PTM adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat melalui kegiatan Posbindu PTM. Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut dini yang dilaksanakan secara terpadu,rutin dan periodik Proses kegiatan Posbindu PTM dalam tahapan layanan 5 meja meliputi: 1.) registrasi, pemberian nomor urut dan pencatatan ulang hasil pengisian KMS ke buku pencatatan/register oleh petugas pelaksana Posbindu PTM; 2.) wawancara untuk menelusuri informasi faktor risiko perilaku dan riwayat PTM pada keluarga dan sasaran kegiatan; 3.) pengukuran (tinggi badan, berat badan dan lingkar perut); 4.) pemeriksaan faktor risiko PTM (tekanan darah, gula darah, kolesterol total, trigliserida, pemeriksaan APE, CBE, IVA dan lain sebagainya disesuaikan dengan kemampuan Posbindu PTM) dan 5) identifikasi faktor risiko PTM, konseling/edukasi dan tindak lanjut lainnya (misal:rujuk ke Fasyankes). Selain itu dilakukan pencatatan dan pelaporan sehingga pelaksanaannya lebih tertata dan terarah. Data hasil pencatatan dan pelaporan dikembangkan menjadi informasi melalui kegiatan surveilans faktor risiko PTM berbasis Posbindu PTM [5] Gambaran Posbindu PTM di laksanakan di Desa Hakim Bale Bujang pada Pelaksanaan tanggal 12 Juli 2022 dengan peserta sebanyak 50 orang Pelayanan Posyandu dibagi menjadi 5 meja, yaitu: Meja 1 : Pelayanan registrasi dan administrasi, yaitu kegiatan mencatat data individu pasien sesuai buku monitoring faktor risiko PTM yang ada. Meja 2 : Wawancara faktor risiko PTM Hal-hal yang perlu diwawancara berkaitan dengan faktor risiko PTM antara lain riwayat merokok, kebiasaan minum minuman manis, kopi dan beralkohol, kegiatan aktifitas fisik/olahraga, kebiasaan makan sayur dan buah, riwayat tekanan darah tinggi, riwayat penyakit dahulu dan keluarga yang berkaitan dengan penyakit tidak menular. Meja 3 : Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, IMT, lingkar perut Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut. Meja 4 : Pemeriksaan, yaitu kegiatan memeriksa tekanan darah, kadar glukosa darah, kadar kolesterol, kadar trigliserida darah, pemeriksaan klinis payudara dan fungsi paru sederhana. Meja 5 : Konseling dan Edukasi. Kegiatan konseling dan penyuluhan Kesimpulan: Posbindu PTM berjalan dengan kondusif, partisipasi masyarakat baik. Penyakit yang paling banyak di derita masyarakat adalah hipertensi. Banyak pasien yang kurang aktivitas fisik, senag konsumsi makanan manis, asin dan makanan berlemak. Pengetahuan pasien tentang pentingnya konsumsi obat Hipertensi secara teratur juga kurang baik. Catatan/Usulan dari/ ke Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 27 Juli 2022
Kegiatan Judul Laporan Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan/Booster Kegiatan Identitas Penerima Tn. H, 23 tahun Vaksin Latar Belakang Pasien datang ingin vaksinasi covid-19 booster, Pasien sudah vaksin pertama dan kedua Biofarma di Kebayakan, Aceh Tengah dan tidak ada keluhan sebelumnya. Pasien ingin vaksin untuk membemtuk kekebalan tubuh terhadap Virus Covid-19 Gambaran Pasien datang kemudian melakukan pendaftaran ke meja pendaftaran Pelaksanaan Skrining: TD: 100/70 mmHg T: 36,5℃ Riwayat Alergi Vaksin Sebelumnya: Tidak Ada Riwayat Penyakit Autoimmune/Lupus: Tidak Ada Kelainan darah/Menerima produk darah Tidak Ada Pengobatan Immunosupresant/Kemoterapi: Tidak Ada Riwayat Penyakit Jantung/Asma: Tidak Ada Riwayat Terkena Covid Sebelumnya: Tidak Ada Pasien di Acc untuk dillakukan tindakan penyuntikan vaksin Tindakan: Ceklis penyuntikan vaksin covid 1. Sasaran vaksin duduk dalam posisi yang nyaman 2. Petugas menyiapkan vaksin yaitu dengan mengambil vaksin Moderna sebanyak 0.25 ml dan memastikan tidak ada udara dalam vaksin 3. Membersihkan area penyuntikan dengan alkohol swab dan dibiarkan hingga kering 4. Menyuntikkan vaksin secara intramuskular pada area deltoid 5. Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar dan dibuang ke tempat khusus, sementara tempat penyuntikan di usap dengan alkohol swab baru. Bila terjadi perdarahan, alkohol swab dapat ditekan di lokasi penyuntikan hingga darah berhenti Observasi Sasaran vaksin diminta berpindah ke meja pamantauan untuk dipantau selama 30 menit untuk mengantisipasi KIPI. Setelah 30 menit pasien diperbolehkan pulang Catatan/Usulan dari/ ke Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 27 Juli 2022
Kegiatan Judul Laporan Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan/Booster Kegiatan Identitas Penerima Tn. T, 40 tahun Vaksin Latar Belakang Pasien datang ingin vaksinasi covid-19 booster, Pasien sudah vaksin pertama dan kedua Sinovac di Aceh Tengah dan tidak ada keluhan sebelumnya. Pasien ingin vaksin untuk membemtuk kekebalan tubuh terhadap Virus Covid-19 Gambaran Pasien datang kemudian melakukan pendaftaran ke meja pendaftaran Pelaksanaan Skrining: TD: 120/70 mmHg T: 36,5℃ Riwayat Alergi Vaksin Sebelumnya: Tidak Ada Riwayat Penyakit Autoimmune/Lupus: Tidak Ada Kelainan darah/Menerima produk darah Tidak Ada Pengobatan Immunosupresant/Kemoterapi: Tidak Ada Riwayat Penyakit Jantung/Asma: Tidak Ada Riwayat Terkena Covid Sebelumnya: Tidak Ada Pasien di Acc untuk dillakukan tindakan penyuntikan vaksin Tindakan: Ceklis penyuntikan vaksin covid 1. Sasaran vaksin duduk dalam posisi yang nyaman 2. Petugas menyiapkan vaksin yaitu dengan mengambil vaksin Moderna sebanyak 0.25 ml dan memastikan tidak ada udara dalam vaksin 3. Membersihkan area penyuntikan dengan alkohol swab dan dibiarkan hingga kering 4. Menyuntikkan vaksin secara intramuskular pada area deltoid 5. Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar dan dibuang ke tempat khusus, sementara tempat penyuntikan di usap dengan alkohol swab baru. Bila terjadi perdarahan, alkohol swab dapat ditekan di lokasi penyuntikan hingga darah berhenti Observasi Sasaran vaksin diminta berpindah ke meja pamantauan untuk dipantau selama 30 menit untuk mengantisipasi KIPI. Setelah 30 menit pasien diperbolehkan pulang Catatan/Usulan dari/ ke Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 27 Juli 2022
Kegiatan Judul Laporan Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan/Booster Kegiatan Identitas Penerima Tn. S, 63 tahun Vaksin Latar Belakang Pasien datang ingin vaksinasi covid-19 booster, Pasien sudah vaksin pertama dan kedua Moderna di Aceh Tengah dan tidak ada keluhan sebelumnya. Pasien ingin vaksin untuk membemtuk kekebalan tubuh terhadap Virus Covid-19 Gambaran Pasien datang kemudian melakukan pendaftaran ke meja pendaftaran Pelaksanaan Skrining: TD: 140/90 mmHg T: 36,9℃ Riwayat Alergi Vaksin Sebelumnya: Tidak Ada Riwayat Penyakit Autoimmune/Lupus: Tidak Ada Kelainan darah/Menerima produk darah Tidak Ada Pengobatan Immunosupresant/Kemoterapi: Tidak Ada Riwayat Penyakit Jantung/Asma: Ada Riwayat Terkena Covid Sebelumnya: Tidak Ada Pasien di Acc untuk dillakukan tindakan penyuntikan vaksin berdasarkan surat keterangan kelayakan vaksin dari dokter jantung yang dilampirkan pasien Tindakan: Ceklis penyuntikan vaksin covid 1. Sasaran vaksin duduk dalam posisi yang nyaman 2. Petugas menyiapkan vaksin yaitu dengan mengambil vaksin Moderna sebanyak 0.25 ml dan memastikan tidak ada udara dalam vaksin 3. Membersihkan area penyuntikan dengan alkohol swab dan dibiarkan hingga kering 4. Menyuntikkan vaksin secara intramuskular pada area deltoid 5. Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar dan dibuang ke tempat khusus, sementara tempat penyuntikan di usap dengan alkohol swab baru. Bila terjadi perdarahan, alkohol swab dapat ditekan di lokasi penyuntikan hingga darah berhenti Observasi Sasaran vaksin diminta berpindah ke meja pamantauan untuk dipantau selama 30 menit untuk mengantisipasi KIPI. Setelah 30 menit pasien diperbolehkan pulang Catatan/Usulan dari/ ke Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 27 Juli 2022
Kegiatan Judul Laporan Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan/Booster Kegiatan Identitas Penerima Ny. S, 34 tahun Vaksin Latar Belakang Pasien datang ingin vaksinasi covid-19 booster, Pasien sudah vaksin pertama dan kedua Sinovac di Aceh Tengah dan tidak ada keluhan sebelumnya. Pasien ingin vaksin untuk membemtuk kekebalan tubuh terhadap Virus Covid-19 Gambaran Pasien datang kemudian melakukan pendaftaran ke meja pendaftaran Pelaksanaan Skrining: TD: 110/80 mmHg T: 36,7℃ Riwayat Alergi Vaksin Sebelumnya: Tidak Ada Riwayat Penyakit Autoimmune/Lupus: Tidak Ada Kelainan darah/Menerima produk darah Tidak Ada Pengobatan Immunosupresant/Kemoterapi: Tidak Ada Riwayat Penyakit Jantung/Asma: Tidak Ada Riwayat Terkena Covid Sebelumnya: Tidak Ada Pasien di Acc untuk dillakukan tindakan penyuntikan vaksin Tindakan: Ceklis penyuntikan vaksin covid 1. Sasaran vaksin duduk dalam posisi yang nyaman 2. Petugas menyiapkan vaksin yaitu dengan mengambil vaksin Moderna sebanyak 0.25 ml dan memastikan tidak ada udara dalam vaksin 3. Membersihkan area penyuntikan dengan alkohol swab dan dibiarkan hingga kering 4. Menyuntikkan vaksin secara intramuskular pada area deltoid 5. Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar dan dibuang ke tempat khusus, sementara tempat penyuntikan di usap dengan alkohol swab baru. Bila terjadi perdarahan, alkohol swab dapat ditekan di lokasi penyuntikan hingga darah berhenti Observasi Sasaran vaksin diminta berpindah ke meja pamantauan untuk dipantau selama 30 menit untuk mengantisipasi KIPI. Setelah 30 menit pasien diperbolehkan pulang Catatan/Usulan dari/ ke Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 10 Juli 2022
Kegiatan Judul Laporan Pemeriksaaan Status Gizi Kegiatan Identitas Bayi/Anak/ An GA, Laki laki, 4 tahun 4 bulan Kelompok Sasaran Latar Belakang Ibu pasien datang posyandu ingin memantau tumbuh kembang anak, memantau status gizi balita Pasien lahir dengan BBL 3200 dan TB 50cm Gambaran Pendaftaran Pelaksanaan Melakukan pendaftaran di meja 1 posyandu, kemudian melanjutkan penimbangan dan pengukuran tinggi badan di meja 2 Menimbang Balita - Menggunakan timbangan yang kokoh dan akurat - Pastikan jarum menunjukkan angka 0 (nol) dalam keadaan tanpa muatan - Timbangan harus diletakkan secara horizontal saat menimbang - Timbang berat balita, baringkan bayi di atas timbangan, pastikan bayi menggunakan pakaian yang tipis/ringan - Pastikan jarum penunjuk telah berhenti bergerak pada saat membaca hasil timbangan - Gunakan timbangan sesuai kapasitas maksimalnya Mengukur Tinggi Badan - Melakukan pengukuran tinggi badan di permukaan lantai dan tembok yang rata - Lepaskan alas kaki, topi dan aksesoris rambut - Pastikan kepala, bahu, bokong, betis dan tumit menyentuk permukaan dinding - Tarik microtois hingga menyentuh puncak kepala balita - Lihat angka pada microtois Hasil Pengukuran: BB: 15 kg TB: 98.5 cm BB/U: -2 s/d +2 SD (normal) TB/U: -2 s/d +2 SD (normal) BB/TB: -1 s/d +1 SD(gizi baik) Catatan/Usulan dari/ ke Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 14 Juli 2022
Kegiatan Judul Laporan Pemeriksaaan Status Gizi Kegiatan Identitas Bayi/Anak/ An. RW, Laki laki, 4 tahun 6 bulan Kelompok Sasaran Latar Belakang Ibu pasien datang posyandu ingin memantau tumbuh kembang anak, memantau status gizi balita Pasien lahir dengan BBL 3000 dan TB 50cm Gambaran Pendaftaran Pelaksanaan Melakukan pendaftaran di meja 1 posyandu, kemudian melanjutkan penimbangan dan pengukuran tinggi badan di meja 2 Menimbang Balita - Menggunakan timbangan yang kokoh dan akurat - Pastikan jarum menunjukkan angka 0 (nol) dalam keadaan tanpa muatan - Timbangan harus diletakkan secara horizontal saat menimbang - Timbang berat balita, baringkan bayi di atas timbangan, pastikan bayi menggunakan pakaian yang tipis/ringan - Pastikan jarum penunjuk telah berhenti bergerak pada saat membaca hasil timbangan - Gunakan timbangan sesuai kapasitas maksimalnya Mengukur Tinggi Badan - Melakukan pengukuran tinggi badan di permukaan lantai dan tembok yang rata - Lepaskan alas kaki, topi dan aksesoris rambut - Pastikan kepala, bahu, bokong, betis dan tumit menyentuk permukaan dinding - Tarik microtois hingga menyentuh puncak kepala balita - Lihat angka pada microtois Hasil Pengukuran: BB: 17 kg TB: 98. cm BB/U: -2 s/d +2 SD (normal) TB/U: -2 s/d +2 SD (normal) BB/TB: +1 s/d +2 SD (resiko gizi lebih) Catatan/Usulan dari/ ke Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 14 Juli 2022
Kegiatan Judul Laporan Pemeriksaaan Status Gizi Kegiatan Identitas Bayi/Anak/ An. M, Perempuan, 4 tahun 2 bulan Kelompok Sasaran Latar Belakang Ibu pasien datang posyandu ingin memantau tumbuh kembang anak, memantau status gizi balita Pasien lahir dengan BBL 2900 dan TB 50cm Gambaran Pendaftaran Pelaksanaan Melakukan pendaftaran di meja 1 posyandu, kemudian melanjutkan penimbangan dan pengukuran tinggi badan di meja 2 Menimbang Balita - Menggunakan timbangan yang kokoh dan akurat - Pastikan jarum menunjukkan angka 0 (nol) dalam keadaan tanpa muatan - Timbangan harus diletakkan secara horizontal saat menimbang - Timbang berat balita, baringkan bayi di atas timbangan, pastikan bayi menggunakan pakaian yang tipis/ringan - Pastikan jarum penunjuk telah berhenti bergerak pada saat membaca hasil timbangan - Gunakan timbangan sesuai kapasitas maksimalnya Mengukur Tinggi Badan - Melakukan pengukuran tinggi badan di permukaan lantai dan tembok yang rata - Lepaskan alas kaki, topi dan aksesoris rambut - Pastikan kepala, bahu, bokong, betis dan tumit menyentuk permukaan dinding - Tarik microtois hingga menyentuh puncak kepala balita - Lihat angka pada microtois Hasil Pengukuran: BB: 11.6 kg TB: 92.7 cm BB/U: -3 s/d -2 SD (kurang) TB/U: -3 s/d -2 SD (pendek) BB/TB: -2 s/d -1 SD (resiko gizi kurang) Catatan/Usulan dari/ ke Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 14 Juli 2022
Kegiatan Judul Laporan Pemeriksaaan Status Gizi Kegiatan Identitas Bayi/Anak/ An. K, Perempuan, 3 tahun 6 bulan Kelompok Sasaran Latar Belakang Ibu pasien datang posyandu ingin memantau tumbuh kembang anak, memantau status gizi balita Pasien lahir dengan BBL 3200 dan TB 50cm Gambaran Pendaftaran Pelaksanaan Melakukan pendaftaran di meja 1 posyandu, kemudian melanjutkan penimbangan dan pengukuran tinggi badan di meja 2 Menimbang Balita - Menggunakan timbangan yang kokoh dan akurat - Pastikan jarum menunjukkan angka 0 (nol) dalam keadaan tanpa muatan - Timbangan harus diletakkan secara horizontal saat menimbang - Timbang berat balita, baringkan bayi di atas timbangan, pastikan bayi menggunakan pakaian yang tipis/ringan - Pastikan jarum penunjuk telah berhenti bergerak pada saat membaca hasil timbangan - Gunakan timbangan sesuai kapasitas maksimalnya Mengukur Tinggi Badan - Melakukan pengukuran tinggi badan di permukaan lantai dan tembok yang rata - Lepaskan alas kaki, topi dan aksesoris rambut - Pastikan kepala, bahu, bokong, betis dan tumit menyentuk permukaan dinding - Tarik microtois hingga menyentuh puncak kepala balita - Lihat angka pada microtois Hasil Pengukuran: BB: 12.3 kg TB: 87 cm BB/U: -2 s/d +2 SD (normal) TB/U: -3SD(sangat pendek) BB/TB: 0 s/d +1 SD (gizi baik) Catatan/Usulan dari/ ke Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 14 Juli 2022
Kegiatan Judul Laporan Pemeriksaaan Status Gizi Kegiatan Identitas Bayi/Anak/ An. FS, Perempuan, 3 tahun 8 bulan Kelompok Sasaran Latar Belakang Ibu pasien datang posyandu ingin memantau tumbuh kembang anak, memantau status gizi balita Pasien lahir dengan BBL 3000 dan TB 50cm Gambaran Pendaftaran Pelaksanaan Melakukan pendaftaran di meja 1 posyandu, kemudian melanjutkan penimbangan dan pengukuran tinggi badan di meja 2 Menimbang Balita - Menggunakan timbangan yang kokoh dan akurat - Pastikan jarum menunjukkan angka 0 (nol) dalam keadaan tanpa muatan - Timbangan harus diletakkan secara horizontal saat menimbang - Timbang berat balita, baringkan bayi di atas timbangan, pastikan bayi menggunakan pakaian yang tipis/ringan - Pastikan jarum penunjuk telah berhenti bergerak pada saat membaca hasil timbangan - Gunakan timbangan sesuai kapasitas maksimalnya Mengukur Tinggi Badan - Melakukan pengukuran tinggi badan di permukaan lantai dan tembok yang rata - Lepaskan alas kaki, topi dan aksesoris rambut - Pastikan kepala, bahu, bokong, betis dan tumit menyentuk permukaan dinding - Tarik microtois hingga menyentuh puncak kepala balita - Lihat angka pada microtois Hasil Pengukuran: BB: 18 kg TB: 98.7 cm BB/U: -2 s/d +2 SD (normal) TB/U: -2 s/d +2 SD (normal) BB/TB: +2 s/d +3 SD (gizi lebih) Catatan/Usulan dari/ ke Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal 3 Oktober 2022
Pelaksaanaan Kegiatan Tema Penyuluhan TB Judul Laporan TB di Lingkungan Sekolah Asrama Kegiatan Latar Belakang Tuberkulosis atau sering disebut TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan organ lainnya. Sumber penularan penyakit ini adalah pasien TB terutama pasien yang mengandung kuman TBC dalam dahaknya. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei/percik renik). Kasus tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan yang serius. Kematian karena tuberkulosis mencapai diperkirakan 1,3 juta pasien dan ditemukan kasus baru sebanyak 6,4 juta Kasus tuberculosis secara global. Kasus baru TBC sebanyak 319 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 40 per 100.000 penduduk tahun 2017 di Indonesia. Case detection rate di Provinsi Jawa Barat mencapai 71% tahun 2018. (WHO, Global Tuberculosis Report, 2018, Kemenkes RI, 2019). Tuberkulosis adalah penyakit infeksius menular melalui droplet yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (WHO, 2014). Sumber penularan penyakit ini adalah pasien TBC terutama pasien yang mengandung kuman TBC dalam dahaknya. Pemerintah sendiri telah mengatur penanggulangan TBC dengan adanya PMK 67 tahun 2021 yang tujuannya adalah melindungi masyarakat dari penulatan TBC agar tidak terjadi kesakitan, kematian dan kecacatan dengan target diharapkan dampak pada tahun 2020 penurunan angka kesakitan karena TBC sebesar 30 persen dibandingkan angka 2014 dan penurunan angka kemarian karena TBC sebesar 40 persen dibandingkan tahun 2014. Salah satu strategi penanggulangan TBC dalam pencapaian eliminasi TBC nasional adalah pengendalian faktor risiko dengan diantaranya peromosi lingkungan dan hidup sehat, penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC (menteri kesehatan RI, 2016). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian tuberculosis. Begitu juga dengan tindakan/praktik juga berhubungan signifikan dengan kejadian tuberkulosis. Maka dari itu penting dilakukan penyuluhan kesehatan pencegahan TB di masyarakat. ( Setiarni SM, Sutomo AH, Hariyono W, 2011, Wenas, AR, Kandou GD, Rombot DV, 2015)
Gambaran Pelaksanaan kegiatan dilakukan di SMP-IT Az Zahra dengan jumlah
Pelaksanaan Peserta 40 orang Penyuluhan dilakukan di balai mushala sekolah pada hari Senin, 3 Oktober 2022 dengan topik TB di Lingkungan Asrama Sekolah Diskusi: 1. Pertanyaan: Apa yang terjadi bila penderita TB tidak minum obat? Jawaban: Penderita tidak akan sembuh dan perjalanan penyakit dapat semakin parah. Penderita juga beresiko menularkan penyakit ke orang lain terutama pada orang yang sering berinteraksi seperti teman 1 asrama, guru dan orang rumah saat sedang pulang liburan.
2. Pertanyaan: Apakah semua batuk dicurigai TB?
Jawaban: Tidak semua batuk langsung dicurigai TB. Ada gejala gejala khas yang harus ditanyakan dan harus muncul sebelum seseorang dicurigai terjangkit TB. Terdapat pemeriksaan khusus yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak. Anak anak juga diajarkan tentang etika batuk dan bersin dimana mereka harus menutup mulut dan hidung dengan lengan bagian dalam atau dengan sapu tangan atau tisu Kesimpulan: Promosi kesehatan tentang TB di Lingkungan Asrama Sekolah telah dilakukan dan seluruh peserta sudah mengerti tentang pentingnya untuk menemukan penderita TB dan mencegah penularan dari TB. Catatan/Usulan ke/dari Pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi Herman
Tanggal Pelaksanaan 12 Oktober 2022
Judul Laporan Kegiatan Inisiasi menyusui dini Identitas Pasien An. AG, 2 bulan Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses meletakkan bayi baru lahir pada dada atau perut ibu agar bayi secara alami dapat mencari sendiri sumber air susu ibu atau ASI dan mulai menyusu. Bayi akan mendapatkan kekebalan tubuh. IMD bermanfaat bagi ibu karena dapat membantu mempercepat proses pemulihan pasca persalinan. Dalam 1 jam kehidupan pertama bayi dilahirkan ke dunia, bayi dipastikan untuk mendapatkan kesempatan melakukan IMD (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2011, ditemukan sebagian besar ibu sudah meletakkan bayi di dadanya segera setelah kelahiran. Namun 87% bayi hanya diletakkan dengan durasi kurang dari 30 menit, padahal IMD yang tepat harus dilakukan minimal 1 jam atau sampai bayi mulai menyusu (IDAI, 2016) Menurut WHO tahun 2017 kontak antara kulit ibu dan kulit bayi segera setelah lahir pada saat IMD akan meningkatkan kemungkinan pemberian ASI eksklusif selama satu sampai enam bulan kehidupan Rendahnya pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Indonesia merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas bayi. Gambaran Pelaksanaan Pasien lahir normal di RS Datu Beru pada 12 Agustus 2022 dan melakukan inisiasi menyusui dini dengan tahapan : - Setelah lahir bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan lapisan vernix caseosa agar bayi tetap nyaman - Bayi diposisikan tengkurap di dada/perut ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu. Bayi dapat diberi penghangat berupa topi dan selimut yang menutupi bayi dan ibu bira dirasa perlu - Bayi dibiarkan mencari sendiri puting susu ibu - Saat bayi mencari putting susu, ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu - Bayi dibiarkan tetap dalam posisi bersentuhan skin to skin dengan ibu sampai proses menyusui pertama selesai Selanjutnya diberikan edukasi kepada ibu pasien tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi hingga bayi berusia 6 bulan, dimana pada periode ini bayi hanya mendapatkan ASI tanpa makanan tambahan dan susu formula. Catatan/Usulan dari/ke pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 12 Oktober 2022
Judul Laporan Kegiatan Inisiasi menyusui dini Identitas Pasien An. NT, 2 bulan Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses meletakkan bayi baru lahir pada dada atau perut ibu agar bayi secara alami dapat mencari sendiri sumber air susu ibu atau ASI dan mulai menyusu. Bayi akan mendapatkan kekebalan tubuh. IMD bermanfaat bagi ibu karena dapat membantu mempercepat proses pemulihan pasca persalinan. Dalam 1 jam kehidupan pertama bayi dilahirkan ke dunia, bayi dipastikan untuk mendapatkan kesempatan melakukan IMD (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2011, ditemukan sebagian besar ibu sudah meletakkan bayi di dadanya segera setelah kelahiran. Namun 87% bayi hanya diletakkan dengan durasi kurang dari 30 menit, padahal IMD yang tepat harus dilakukan minimal 1 jam atau sampai bayi mulai menyusu (IDAI, 2016) Menurut WHO tahun 2017 kontak antara kulit ibu dan kulit bayi segera setelah lahir pada saat IMD akan meningkatkan kemungkinan pemberian ASI eksklusif selama satu sampai enam bulan kehidupan Rendahnya pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Indonesia merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas bayi. Gambaran Pelaksanaan Pasien lahir normal di RS Datu Beru pada 8 Agustus 2022 dan melakukan inisiasi menyusui dini dengan tahapan : - Setelah lahir bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan lapisan vernix caseosa agar bayi tetap nyaman - Bayi diposisikan tengkurap di dada/perut ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu. Bayi dapat diberi penghangat berupa topi dan selimut yang menutupi bayi dan ibu bira dirasa perlu - Bayi dibiarkan mencari sendiri puting susu ibu - Saat bayi mencari putting susu, ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu - Bayi dibiarkan tetap dalam posisi bersentuhan skin to skin dengan ibu sampai proses menyusui pertama selesai Selanjutnya diberikan edukasi kepada ibu pasien tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi hingga bayi berusia 6 bulan, dimana pada periode ini bayi hanya mendapatkan ASI tanpa makanan tambahan dan susu formula. Catatan/Usulan dari/ke pendamping Muhammad Qisthi Lazuardi
Tanggal Pelaksanaan 6 Agustus 2022
Judul Laporan Kegiatan Pil KB Identitas Pasien H, 33 tahun Latar Belakang Pasien sudah memiliki 2 anak, ingin menggunakan KB pil untuk menjarangkan kehamilan. Pasien sebelumnya juga menggunakan KB pil Gambaran Pelaksanaan Pemberian pil KB di desa Waq Toweren pada saat Posyandu Pasien diberikan pil KB untuk durasi satu bulan. Pasien juga diedukasi tentang cara mengkonsumsi pil KB, dimana pil diminum selama 21 hari berturut, 1 pil 1 hari di waktii yang sama, kemudian tidak meminum pil pada hari ke 23 hingga 7 hari kedepan, dimana pada perioder tersebut pasien akan menstruasi. Di berikan pil KB untuk satu bulan kepada pasien. Pasien juga di edukasi tentang efek samping pil KB seperti perubahan rasa mual, nyeri kepala, perubahan mood serta perubahan siklus haid. Catatan/Usulan dari/ke pendamping