Anda di halaman 1dari 18

Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 14 Juni 2022


Kegiatan
Jenis UKBM UKMB Lama
Judul Laporan Posyandu Balita
Kegiatan
Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. UKBM
adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama
masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor
dan lembaga terkait lainnya.
Menurut Kemenkes, manfaat penyelenggaraan Posyandu yaitu :
1) untuk mendukung perbaikan perilaku; 2) mendukung perilaku
hidup bersih dan sehat; 3) mencegah penyakit yang berbasis
lingkungan dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi; 4)
mendukung pelayanan Keluarga Berencana; 5) mendukung
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman
pangan melalui pemanfaatan pekarangan.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk
balita mencakup:
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran
panjangbadan/tinggi badan
Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan oleh kader Posyandu
dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran
panjang badan/tinggi badan.
2) Penentuan status pertumbuhan
Hasil penimbangan berat badan yang dilakukan akan dicatat
pada KMS (kartu menuju sehat) yang akan menilai status gizi dan
mendeteksi secara dini jika terjadi gangguan pertumbuhan. KMS
adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks antropometri BB/U. Penyuluhan gizi di
Posyandu dilakukan oleh kader kepada ibu/keluarga balita.
Penyuluhan dilakukan melalui pendekatan perorangan, sehingga
bukan merupakan penyuluhan kelompok namun kader
dapat melakukan penyuluhan kelompok pada hari Posyandu atau
di luar hari Posyandu.
3) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan
pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh
kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
4) Program kesehatan ibu hamil, yaitu pemanatauan kesehatan
ibu hamil untuk mencegah penyulit dalam proses persalinan
5) Edukasi keluarga berencana dan pemberian kontrasepsi bagi
peserta KB
6) Penanggulangan diare
Gambaran Posyandu balita di laksanakan di Desa Toweren Toa pada tanggal 14
Pelaksanaan Juni 2022 dengan peserta sebanyak 28 orang
Pelayanan Posyandu dibagi menjadi 5 meja, yaitu:
Langkah 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui;
Langkah 2 Penimbangan dan pengukuran balita;
Langkah 3 Pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran;
Langkah 4 Penyuluhan dan Pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil
dan ibu menyusui
Langkah 5 Pelayanan kesehatan, KB dan Imunisasi.
Kesimpulan:
Posyandu berjalan dengan kondusif, pada saat posyandu juga
dilakukan sosialisasi tentang pentingnya imunisasi untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi
Catatan/Usulan dari/
ke Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 2022


Kegiatan
Jenis UKBM UKMB Lama
Judul Laporan Posbindu PTM
Kegiatan
Latar Belakang Penyakit Tidak Menular menjadi penyebabkematian utama
terhadap 36 juta penduduk (63%) dari seluruh kasus kematian yang
terjadi di dunia [1]. Prevalensi PTM terbanyak pada tahun 2013 di
Indonesia adalah hipertensi sebesar 9,5% dari jumlah penduduk ≥15
tahun sebanyak 722.329 jiwa
Kasus PTM sebenarnya dapat dicegah dengan mengendalikan
faktor risiko, yaitu gaya hidup yang meliputi kebiasaan merokok, diet
yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman
beralkohol. Salah satu upaya untuk mengendalikan PTM adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat melalui
kegiatan Posbindu PTM. Posbindu PTM merupakan wujud peran
serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini,
pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut dini yang
dilaksanakan secara terpadu,rutin dan periodik
Proses kegiatan Posbindu PTM dalam tahapan layanan 5 meja
meliputi: 1.) registrasi, pemberian nomor urut dan pencatatan ulang
hasil pengisian KMS ke buku pencatatan/register oleh petugas
pelaksana Posbindu PTM; 2.) wawancara untuk menelusuri
informasi faktor risiko perilaku dan riwayat PTM pada keluarga dan
sasaran kegiatan; 3.) pengukuran (tinggi badan, berat badan dan
lingkar perut); 4.) pemeriksaan faktor risiko PTM (tekanan darah,
gula darah, kolesterol total, trigliserida, pemeriksaan APE, CBE,
IVA dan lain sebagainya disesuaikan dengan kemampuan Posbindu
PTM) dan 5) identifikasi faktor risiko PTM, konseling/edukasi dan
tindak lanjut lainnya (misal:rujuk ke Fasyankes). Selain itu dilakukan
pencatatan dan pelaporan sehingga pelaksanaannya lebih tertata dan
terarah. Data hasil pencatatan dan pelaporan dikembangkan menjadi
informasi melalui kegiatan surveilans faktor risiko PTM berbasis
Posbindu PTM [5]
Gambaran Posbindu PTM di laksanakan di Desa Hakim Bale Bujang pada
Pelaksanaan tanggal 12 Juli 2022 dengan peserta sebanyak 50 orang
Pelayanan Posyandu dibagi menjadi 5 meja, yaitu:
Meja 1 : Pelayanan registrasi dan administrasi, yaitu kegiatan
mencatat data individu pasien sesuai buku monitoring faktor risiko
PTM yang ada.
Meja 2 : Wawancara faktor risiko PTM
Hal-hal yang perlu diwawancara berkaitan dengan faktor risiko PTM
antara lain riwayat merokok, kebiasaan minum minuman manis, kopi
dan beralkohol, kegiatan aktifitas fisik/olahraga, kebiasaan makan
sayur dan buah, riwayat tekanan darah tinggi, riwayat penyakit
dahulu dan keluarga yang berkaitan dengan penyakit tidak menular.
Meja 3 : Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, IMT, lingkar perut
Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh
(IMT), lingkar perut.
Meja 4 : Pemeriksaan, yaitu kegiatan memeriksa tekanan darah,
kadar glukosa darah, kadar kolesterol, kadar trigliserida darah,
pemeriksaan klinis payudara dan fungsi paru sederhana.
Meja 5 : Konseling dan Edukasi.
Kegiatan konseling dan penyuluhan
Kesimpulan:
Posbindu PTM berjalan dengan kondusif, partisipasi masyarakat
baik. Penyakit yang paling banyak di derita masyarakat adalah
hipertensi. Banyak pasien yang kurang aktivitas fisik, senag
konsumsi makanan manis, asin dan makanan berlemak. Pengetahuan
pasien tentang pentingnya konsumsi obat Hipertensi secara teratur
juga kurang baik.
Catatan/Usulan dari/
ke Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 27 Juli 2022


Kegiatan
Judul Laporan Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan/Booster
Kegiatan
Identitas Penerima Tn. H, 23 tahun
Vaksin
Latar Belakang Pasien datang ingin vaksinasi covid-19 booster, Pasien sudah vaksin
pertama dan kedua Biofarma di Kebayakan, Aceh Tengah dan tidak
ada keluhan sebelumnya.
Pasien ingin vaksin untuk membemtuk kekebalan tubuh terhadap
Virus Covid-19
Gambaran Pasien datang kemudian melakukan pendaftaran ke meja pendaftaran
Pelaksanaan Skrining:
TD: 100/70 mmHg
T: 36,5℃
Riwayat Alergi Vaksin Sebelumnya: Tidak Ada
Riwayat Penyakit Autoimmune/Lupus: Tidak Ada
Kelainan darah/Menerima produk darah Tidak Ada
Pengobatan Immunosupresant/Kemoterapi: Tidak Ada
Riwayat Penyakit Jantung/Asma: Tidak Ada
Riwayat Terkena Covid Sebelumnya: Tidak Ada
Pasien di Acc untuk dillakukan tindakan penyuntikan vaksin
Tindakan:
Ceklis penyuntikan vaksin covid
1. Sasaran vaksin duduk dalam posisi yang nyaman
2. Petugas menyiapkan vaksin yaitu dengan mengambil vaksin
Moderna sebanyak 0.25 ml dan memastikan tidak ada udara
dalam vaksin
3. Membersihkan area penyuntikan dengan alkohol swab dan
dibiarkan hingga kering
4. Menyuntikkan vaksin secara intramuskular pada area deltoid
5. Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar dan dibuang ke
tempat khusus, sementara tempat penyuntikan di usap dengan
alkohol swab baru. Bila terjadi perdarahan, alkohol swab dapat
ditekan di lokasi penyuntikan hingga darah berhenti
Observasi
Sasaran vaksin diminta berpindah ke meja pamantauan untuk
dipantau selama 30 menit untuk mengantisipasi KIPI. Setelah 30
menit pasien diperbolehkan pulang
Catatan/Usulan dari/
ke Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 27 Juli 2022


Kegiatan
Judul Laporan Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan/Booster
Kegiatan
Identitas Penerima Tn. T, 40 tahun
Vaksin
Latar Belakang Pasien datang ingin vaksinasi covid-19 booster, Pasien sudah vaksin
pertama dan kedua Sinovac di Aceh Tengah dan tidak ada keluhan
sebelumnya.
Pasien ingin vaksin untuk membemtuk kekebalan tubuh terhadap
Virus Covid-19
Gambaran Pasien datang kemudian melakukan pendaftaran ke meja pendaftaran
Pelaksanaan Skrining:
TD: 120/70 mmHg
T: 36,5℃
Riwayat Alergi Vaksin Sebelumnya: Tidak Ada
Riwayat Penyakit Autoimmune/Lupus: Tidak Ada
Kelainan darah/Menerima produk darah Tidak Ada
Pengobatan Immunosupresant/Kemoterapi: Tidak Ada
Riwayat Penyakit Jantung/Asma: Tidak Ada
Riwayat Terkena Covid Sebelumnya: Tidak Ada
Pasien di Acc untuk dillakukan tindakan penyuntikan vaksin
Tindakan:
Ceklis penyuntikan vaksin covid
1. Sasaran vaksin duduk dalam posisi yang nyaman
2. Petugas menyiapkan vaksin yaitu dengan mengambil vaksin
Moderna sebanyak 0.25 ml dan memastikan tidak ada udara
dalam vaksin
3. Membersihkan area penyuntikan dengan alkohol swab dan
dibiarkan hingga kering
4. Menyuntikkan vaksin secara intramuskular pada area deltoid
5. Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar dan dibuang ke
tempat khusus, sementara tempat penyuntikan di usap dengan
alkohol swab baru. Bila terjadi perdarahan, alkohol swab dapat
ditekan di lokasi penyuntikan hingga darah berhenti
Observasi
Sasaran vaksin diminta berpindah ke meja pamantauan untuk
dipantau selama 30 menit untuk mengantisipasi KIPI. Setelah 30
menit pasien diperbolehkan pulang
Catatan/Usulan dari/
ke Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 27 Juli 2022


Kegiatan
Judul Laporan Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan/Booster
Kegiatan
Identitas Penerima Tn. S, 63 tahun
Vaksin
Latar Belakang Pasien datang ingin vaksinasi covid-19 booster, Pasien sudah vaksin
pertama dan kedua Moderna di Aceh Tengah dan tidak ada keluhan
sebelumnya.
Pasien ingin vaksin untuk membemtuk kekebalan tubuh terhadap
Virus Covid-19
Gambaran Pasien datang kemudian melakukan pendaftaran ke meja pendaftaran
Pelaksanaan Skrining:
TD: 140/90 mmHg
T: 36,9℃
Riwayat Alergi Vaksin Sebelumnya: Tidak Ada
Riwayat Penyakit Autoimmune/Lupus: Tidak Ada
Kelainan darah/Menerima produk darah Tidak Ada
Pengobatan Immunosupresant/Kemoterapi: Tidak Ada
Riwayat Penyakit Jantung/Asma: Ada
Riwayat Terkena Covid Sebelumnya: Tidak Ada
Pasien di Acc untuk dillakukan tindakan penyuntikan vaksin
berdasarkan surat keterangan kelayakan vaksin dari dokter jantung
yang dilampirkan pasien
Tindakan:
Ceklis penyuntikan vaksin covid
1. Sasaran vaksin duduk dalam posisi yang nyaman
2. Petugas menyiapkan vaksin yaitu dengan mengambil vaksin
Moderna sebanyak 0.25 ml dan memastikan tidak ada udara
dalam vaksin
3. Membersihkan area penyuntikan dengan alkohol swab dan
dibiarkan hingga kering
4. Menyuntikkan vaksin secara intramuskular pada area deltoid
5. Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar dan dibuang ke
tempat khusus, sementara tempat penyuntikan di usap dengan
alkohol swab baru. Bila terjadi perdarahan, alkohol swab dapat
ditekan di lokasi penyuntikan hingga darah berhenti
Observasi
Sasaran vaksin diminta berpindah ke meja pamantauan untuk
dipantau selama 30 menit untuk mengantisipasi KIPI. Setelah 30
menit pasien diperbolehkan pulang
Catatan/Usulan dari/
ke Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 27 Juli 2022


Kegiatan
Judul Laporan Vaksinasi Covid-19 Dosis Lanjutan/Booster
Kegiatan
Identitas Penerima Ny. S, 34 tahun
Vaksin
Latar Belakang Pasien datang ingin vaksinasi covid-19 booster, Pasien sudah vaksin
pertama dan kedua Sinovac di Aceh Tengah dan tidak ada keluhan
sebelumnya.
Pasien ingin vaksin untuk membemtuk kekebalan tubuh terhadap
Virus Covid-19
Gambaran Pasien datang kemudian melakukan pendaftaran ke meja pendaftaran
Pelaksanaan Skrining:
TD: 110/80 mmHg
T: 36,7℃
Riwayat Alergi Vaksin Sebelumnya: Tidak Ada
Riwayat Penyakit Autoimmune/Lupus: Tidak Ada
Kelainan darah/Menerima produk darah Tidak Ada
Pengobatan Immunosupresant/Kemoterapi: Tidak Ada
Riwayat Penyakit Jantung/Asma: Tidak Ada
Riwayat Terkena Covid Sebelumnya: Tidak Ada
Pasien di Acc untuk dillakukan tindakan penyuntikan vaksin
Tindakan:
Ceklis penyuntikan vaksin covid
1. Sasaran vaksin duduk dalam posisi yang nyaman
2. Petugas menyiapkan vaksin yaitu dengan mengambil vaksin
Moderna sebanyak 0.25 ml dan memastikan tidak ada udara
dalam vaksin
3. Membersihkan area penyuntikan dengan alkohol swab dan
dibiarkan hingga kering
4. Menyuntikkan vaksin secara intramuskular pada area deltoid
5. Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar dan dibuang ke
tempat khusus, sementara tempat penyuntikan di usap dengan
alkohol swab baru. Bila terjadi perdarahan, alkohol swab dapat
ditekan di lokasi penyuntikan hingga darah berhenti
Observasi
Sasaran vaksin diminta berpindah ke meja pamantauan untuk
dipantau selama 30 menit untuk mengantisipasi KIPI. Setelah 30
menit pasien diperbolehkan pulang
Catatan/Usulan dari/
ke Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 10 Juli 2022


Kegiatan
Judul Laporan Pemeriksaaan Status Gizi
Kegiatan
Identitas Bayi/Anak/ An GA, Laki laki, 4 tahun 4 bulan
Kelompok Sasaran
Latar Belakang Ibu pasien datang posyandu ingin memantau tumbuh kembang anak,
memantau status gizi balita
Pasien lahir dengan BBL 3200 dan TB 50cm
Gambaran Pendaftaran
Pelaksanaan Melakukan pendaftaran di meja 1 posyandu, kemudian melanjutkan
penimbangan dan pengukuran tinggi badan di meja 2
Menimbang Balita
- Menggunakan timbangan yang kokoh dan akurat
- Pastikan jarum menunjukkan angka 0 (nol) dalam keadaan tanpa
muatan
- Timbangan harus diletakkan secara horizontal saat menimbang
- Timbang berat balita, baringkan bayi di atas timbangan, pastikan
bayi menggunakan pakaian yang tipis/ringan
- Pastikan jarum penunjuk telah berhenti bergerak pada saat
membaca hasil timbangan
- Gunakan timbangan sesuai kapasitas maksimalnya
Mengukur Tinggi Badan
- Melakukan pengukuran tinggi badan di permukaan lantai dan
tembok yang rata
- Lepaskan alas kaki, topi dan aksesoris rambut
- Pastikan kepala, bahu, bokong, betis dan tumit menyentuk
permukaan dinding
- Tarik microtois hingga menyentuh puncak kepala balita
- Lihat angka pada microtois
Hasil Pengukuran:
BB: 15 kg
TB: 98.5 cm
BB/U: -2 s/d +2 SD (normal)
TB/U: -2 s/d +2 SD (normal)
BB/TB: -1 s/d +1 SD(gizi baik)
Catatan/Usulan dari/
ke Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 14 Juli 2022


Kegiatan
Judul Laporan Pemeriksaaan Status Gizi
Kegiatan
Identitas Bayi/Anak/ An. RW, Laki laki, 4 tahun 6 bulan
Kelompok Sasaran
Latar Belakang Ibu pasien datang posyandu ingin memantau tumbuh kembang anak,
memantau status gizi balita
Pasien lahir dengan BBL 3000 dan TB 50cm
Gambaran Pendaftaran
Pelaksanaan Melakukan pendaftaran di meja 1 posyandu, kemudian melanjutkan
penimbangan dan pengukuran tinggi badan di meja 2
Menimbang Balita
- Menggunakan timbangan yang kokoh dan akurat
- Pastikan jarum menunjukkan angka 0 (nol) dalam keadaan tanpa
muatan
- Timbangan harus diletakkan secara horizontal saat menimbang
- Timbang berat balita, baringkan bayi di atas timbangan, pastikan
bayi menggunakan pakaian yang tipis/ringan
- Pastikan jarum penunjuk telah berhenti bergerak pada saat
membaca hasil timbangan
- Gunakan timbangan sesuai kapasitas maksimalnya
Mengukur Tinggi Badan
- Melakukan pengukuran tinggi badan di permukaan lantai dan
tembok yang rata
- Lepaskan alas kaki, topi dan aksesoris rambut
- Pastikan kepala, bahu, bokong, betis dan tumit menyentuk
permukaan dinding
- Tarik microtois hingga menyentuh puncak kepala balita
- Lihat angka pada microtois
Hasil Pengukuran:
BB: 17 kg
TB: 98. cm
BB/U: -2 s/d +2 SD (normal)
TB/U: -2 s/d +2 SD (normal)
BB/TB: +1 s/d +2 SD (resiko gizi lebih)
Catatan/Usulan dari/
ke Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 14 Juli 2022


Kegiatan
Judul Laporan Pemeriksaaan Status Gizi
Kegiatan
Identitas Bayi/Anak/ An. M, Perempuan, 4 tahun 2 bulan
Kelompok Sasaran
Latar Belakang Ibu pasien datang posyandu ingin memantau tumbuh kembang anak,
memantau status gizi balita
Pasien lahir dengan BBL 2900 dan TB 50cm
Gambaran Pendaftaran
Pelaksanaan Melakukan pendaftaran di meja 1 posyandu, kemudian melanjutkan
penimbangan dan pengukuran tinggi badan di meja 2
Menimbang Balita
- Menggunakan timbangan yang kokoh dan akurat
- Pastikan jarum menunjukkan angka 0 (nol) dalam keadaan tanpa
muatan
- Timbangan harus diletakkan secara horizontal saat menimbang
- Timbang berat balita, baringkan bayi di atas timbangan, pastikan
bayi menggunakan pakaian yang tipis/ringan
- Pastikan jarum penunjuk telah berhenti bergerak pada saat
membaca hasil timbangan
- Gunakan timbangan sesuai kapasitas maksimalnya
Mengukur Tinggi Badan
- Melakukan pengukuran tinggi badan di permukaan lantai dan
tembok yang rata
- Lepaskan alas kaki, topi dan aksesoris rambut
- Pastikan kepala, bahu, bokong, betis dan tumit menyentuk
permukaan dinding
- Tarik microtois hingga menyentuh puncak kepala balita
- Lihat angka pada microtois
Hasil Pengukuran:
BB: 11.6 kg
TB: 92.7 cm
BB/U: -3 s/d -2 SD (kurang)
TB/U: -3 s/d -2 SD (pendek)
BB/TB: -2 s/d -1 SD (resiko gizi kurang)
Catatan/Usulan dari/
ke Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 14 Juli 2022


Kegiatan
Judul Laporan Pemeriksaaan Status Gizi
Kegiatan
Identitas Bayi/Anak/ An. K, Perempuan, 3 tahun 6 bulan
Kelompok Sasaran
Latar Belakang Ibu pasien datang posyandu ingin memantau tumbuh kembang anak,
memantau status gizi balita
Pasien lahir dengan BBL 3200 dan TB 50cm
Gambaran Pendaftaran
Pelaksanaan Melakukan pendaftaran di meja 1 posyandu, kemudian melanjutkan
penimbangan dan pengukuran tinggi badan di meja 2
Menimbang Balita
- Menggunakan timbangan yang kokoh dan akurat
- Pastikan jarum menunjukkan angka 0 (nol) dalam keadaan tanpa
muatan
- Timbangan harus diletakkan secara horizontal saat menimbang
- Timbang berat balita, baringkan bayi di atas timbangan, pastikan
bayi menggunakan pakaian yang tipis/ringan
- Pastikan jarum penunjuk telah berhenti bergerak pada saat
membaca hasil timbangan
- Gunakan timbangan sesuai kapasitas maksimalnya
Mengukur Tinggi Badan
- Melakukan pengukuran tinggi badan di permukaan lantai dan
tembok yang rata
- Lepaskan alas kaki, topi dan aksesoris rambut
- Pastikan kepala, bahu, bokong, betis dan tumit menyentuk
permukaan dinding
- Tarik microtois hingga menyentuh puncak kepala balita
- Lihat angka pada microtois
Hasil Pengukuran:
BB: 12.3 kg
TB: 87 cm
BB/U: -2 s/d +2 SD (normal)
TB/U: -3SD(sangat pendek)
BB/TB: 0 s/d +1 SD (gizi baik)
Catatan/Usulan dari/
ke Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 14 Juli 2022


Kegiatan
Judul Laporan Pemeriksaaan Status Gizi
Kegiatan
Identitas Bayi/Anak/ An. FS, Perempuan, 3 tahun 8 bulan
Kelompok Sasaran
Latar Belakang Ibu pasien datang posyandu ingin memantau tumbuh kembang anak,
memantau status gizi balita
Pasien lahir dengan BBL 3000 dan TB 50cm
Gambaran Pendaftaran
Pelaksanaan Melakukan pendaftaran di meja 1 posyandu, kemudian melanjutkan
penimbangan dan pengukuran tinggi badan di meja 2
Menimbang Balita
- Menggunakan timbangan yang kokoh dan akurat
- Pastikan jarum menunjukkan angka 0 (nol) dalam keadaan tanpa
muatan
- Timbangan harus diletakkan secara horizontal saat menimbang
- Timbang berat balita, baringkan bayi di atas timbangan, pastikan
bayi menggunakan pakaian yang tipis/ringan
- Pastikan jarum penunjuk telah berhenti bergerak pada saat
membaca hasil timbangan
- Gunakan timbangan sesuai kapasitas maksimalnya
Mengukur Tinggi Badan
- Melakukan pengukuran tinggi badan di permukaan lantai dan
tembok yang rata
- Lepaskan alas kaki, topi dan aksesoris rambut
- Pastikan kepala, bahu, bokong, betis dan tumit menyentuk
permukaan dinding
- Tarik microtois hingga menyentuh puncak kepala balita
- Lihat angka pada microtois
Hasil Pengukuran:
BB: 18 kg
TB: 98.7 cm
BB/U: -2 s/d +2 SD (normal)
TB/U: -2 s/d +2 SD (normal)
BB/TB: +2 s/d +3 SD (gizi lebih)
Catatan/Usulan dari/
ke Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal 3 Oktober 2022


Pelaksaanaan
Kegiatan
Tema Penyuluhan TB
Judul Laporan TB di Lingkungan Sekolah Asrama
Kegiatan
Latar Belakang Tuberkulosis atau sering disebut TBC adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat
menyerang paru dan organ lainnya. Sumber penularan penyakit ini
adalah pasien TB terutama pasien yang mengandung kuman TBC dalam
dahaknya. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei/percik renik).
Kasus tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan yang
serius. Kematian karena tuberkulosis mencapai diperkirakan 1,3 juta
pasien dan ditemukan kasus baru sebanyak 6,4 juta Kasus tuberculosis
secara global. Kasus baru TBC sebanyak 319 per 100.000 penduduk
dengan angka kematian 40 per 100.000 penduduk tahun 2017
di Indonesia. Case detection rate di Provinsi Jawa Barat mencapai 71%
tahun 2018. (WHO, Global Tuberculosis Report, 2018, Kemenkes RI,
2019).
Tuberkulosis adalah penyakit infeksius menular melalui droplet
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (WHO, 2014).
Sumber penularan penyakit ini adalah pasien TBC terutama pasien yang
mengandung kuman TBC dalam dahaknya. Pemerintah sendiri telah
mengatur penanggulangan TBC dengan adanya PMK 67 tahun 2021
yang tujuannya adalah melindungi masyarakat dari penulatan TBC agar
tidak terjadi kesakitan, kematian dan kecacatan dengan target
diharapkan dampak pada tahun 2020 penurunan angka kesakitan karena
TBC sebesar 30 persen dibandingkan angka 2014 dan penurunan angka
kemarian karena TBC sebesar 40 persen dibandingkan tahun 2014.
Salah satu strategi penanggulangan TBC dalam pencapaian eliminasi
TBC nasional adalah pengendalian faktor risiko dengan diantaranya
peromosi lingkungan dan hidup sehat, penerapan pencegahan dan
pengendalian infeksi TBC (menteri kesehatan RI, 2016).
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian
tuberculosis. Begitu juga dengan tindakan/praktik juga berhubungan
signifikan dengan kejadian tuberkulosis. Maka dari itu penting
dilakukan penyuluhan kesehatan pencegahan TB di masyarakat.
( Setiarni SM, Sutomo AH, Hariyono W, 2011, Wenas, AR, Kandou
GD, Rombot DV, 2015)

Gambaran Pelaksanaan kegiatan dilakukan di SMP-IT Az Zahra dengan jumlah


Pelaksanaan Peserta 40 orang
Penyuluhan dilakukan di balai mushala sekolah pada hari Senin, 3
Oktober 2022 dengan topik TB di Lingkungan Asrama Sekolah
Diskusi:
1. Pertanyaan: Apa yang terjadi bila penderita TB tidak minum obat?
Jawaban: Penderita tidak akan sembuh dan perjalanan penyakit
dapat semakin parah. Penderita juga beresiko menularkan
penyakit ke orang lain terutama pada orang yang sering
berinteraksi seperti teman 1 asrama, guru dan orang rumah saat
sedang pulang liburan.

2. Pertanyaan: Apakah semua batuk dicurigai TB?


Jawaban: Tidak semua batuk langsung dicurigai TB. Ada gejala
gejala khas yang harus ditanyakan dan harus muncul sebelum
seseorang dicurigai terjangkit TB. Terdapat pemeriksaan khusus
yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis TB melalui
pemeriksaan dahak. Anak anak juga diajarkan tentang etika
batuk dan bersin dimana mereka harus menutup mulut dan
hidung dengan lengan bagian dalam atau dengan sapu tangan
atau tisu
Kesimpulan:
Promosi kesehatan tentang TB di Lingkungan Asrama Sekolah telah dilakukan
dan seluruh peserta sudah mengerti tentang pentingnya untuk menemukan
penderita TB dan mencegah penularan dari TB.
Catatan/Usulan
ke/dari Pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi Herman

Tanggal Pelaksanaan 12 Oktober 2022


Judul Laporan Kegiatan Inisiasi menyusui dini
Identitas Pasien An. AG, 2 bulan
Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses meletakkan bayi baru
lahir pada dada atau perut ibu agar bayi secara alami dapat mencari
sendiri sumber air susu ibu atau ASI dan mulai menyusu. Bayi akan
mendapatkan kekebalan tubuh. IMD bermanfaat bagi ibu karena dapat
membantu mempercepat proses pemulihan pasca persalinan. Dalam 1
jam kehidupan pertama bayi dilahirkan ke dunia, bayi dipastikan untuk
mendapatkan kesempatan melakukan IMD (Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2011,
ditemukan sebagian besar ibu sudah meletakkan bayi di dadanya segera
setelah kelahiran. Namun 87% bayi hanya diletakkan dengan durasi
kurang dari 30 menit, padahal IMD yang tepat harus dilakukan minimal
1 jam atau sampai bayi mulai menyusu (IDAI, 2016)
Menurut WHO tahun 2017 kontak antara kulit ibu dan kulit bayi
segera setelah lahir pada saat IMD akan meningkatkan kemungkinan
pemberian ASI eksklusif selama satu sampai enam bulan kehidupan
Rendahnya pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Indonesia
merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan
mortalitas bayi.
Gambaran Pelaksanaan Pasien lahir normal di RS Datu Beru pada 12 Agustus 2022 dan
melakukan inisiasi menyusui dini dengan tahapan :
- Setelah lahir bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa
menghilangkan lapisan vernix caseosa agar bayi tetap nyaman
- Bayi diposisikan tengkurap di dada/perut ibu dengan kulit bayi
bersentuhan langsung dengan kulit ibu. Bayi dapat diberi
penghangat berupa topi dan selimut yang menutupi bayi dan ibu
bira dirasa perlu
- Bayi dibiarkan mencari sendiri puting susu ibu
- Saat bayi mencari putting susu, ibu perlu didukung dan dibantu
untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu
- Bayi dibiarkan tetap dalam posisi bersentuhan skin to skin
dengan ibu sampai proses menyusui pertama selesai
Selanjutnya diberikan edukasi kepada ibu pasien tentang
pemberian ASI eksklusif pada bayi hingga bayi berusia 6 bulan,
dimana pada periode ini bayi hanya mendapatkan ASI tanpa
makanan tambahan dan susu formula.
Catatan/Usulan dari/ke
pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 12 Oktober 2022


Judul Laporan Kegiatan Inisiasi menyusui dini
Identitas Pasien An. NT, 2 bulan
Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses meletakkan bayi baru
lahir pada dada atau perut ibu agar bayi secara alami dapat mencari
sendiri sumber air susu ibu atau ASI dan mulai menyusu. Bayi akan
mendapatkan kekebalan tubuh. IMD bermanfaat bagi ibu karena dapat
membantu mempercepat proses pemulihan pasca persalinan. Dalam 1
jam kehidupan pertama bayi dilahirkan ke dunia, bayi dipastikan untuk
mendapatkan kesempatan melakukan IMD (Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2011,
ditemukan sebagian besar ibu sudah meletakkan bayi di dadanya segera
setelah kelahiran. Namun 87% bayi hanya diletakkan dengan durasi
kurang dari 30 menit, padahal IMD yang tepat harus dilakukan minimal
1 jam atau sampai bayi mulai menyusu (IDAI, 2016)
Menurut WHO tahun 2017 kontak antara kulit ibu dan kulit bayi
segera setelah lahir pada saat IMD akan meningkatkan kemungkinan
pemberian ASI eksklusif selama satu sampai enam bulan kehidupan
Rendahnya pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Indonesia
merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan
mortalitas bayi.
Gambaran Pelaksanaan Pasien lahir normal di RS Datu Beru pada 8 Agustus 2022 dan
melakukan inisiasi menyusui dini dengan tahapan :
- Setelah lahir bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa
menghilangkan lapisan vernix caseosa agar bayi tetap nyaman
- Bayi diposisikan tengkurap di dada/perut ibu dengan kulit bayi
bersentuhan langsung dengan kulit ibu. Bayi dapat diberi
penghangat berupa topi dan selimut yang menutupi bayi dan ibu
bira dirasa perlu
- Bayi dibiarkan mencari sendiri puting susu ibu
- Saat bayi mencari putting susu, ibu perlu didukung dan dibantu
untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu
- Bayi dibiarkan tetap dalam posisi bersentuhan skin to skin
dengan ibu sampai proses menyusui pertama selesai
Selanjutnya diberikan edukasi kepada ibu pasien tentang
pemberian ASI eksklusif pada bayi hingga bayi berusia 6 bulan,
dimana pada periode ini bayi hanya mendapatkan ASI tanpa
makanan tambahan dan susu formula.
Catatan/Usulan dari/ke
pendamping
Muhammad Qisthi Lazuardi

Tanggal Pelaksanaan 6 Agustus 2022


Judul Laporan Kegiatan Pil KB
Identitas Pasien H, 33 tahun
Latar Belakang Pasien sudah memiliki 2 anak, ingin menggunakan KB pil untuk
menjarangkan kehamilan. Pasien sebelumnya juga menggunakan KB pil
Gambaran Pelaksanaan Pemberian pil KB di desa Waq Toweren pada saat Posyandu
Pasien diberikan pil KB untuk durasi satu bulan. Pasien juga
diedukasi tentang cara mengkonsumsi pil KB, dimana pil
diminum selama 21 hari berturut, 1 pil 1 hari di waktii yang sama,
kemudian tidak meminum pil pada hari ke 23 hingga 7 hari
kedepan, dimana pada perioder tersebut pasien akan menstruasi.
Di berikan pil KB untuk satu bulan kepada pasien. Pasien juga di
edukasi tentang efek samping pil KB seperti perubahan rasa mual,
nyeri kepala, perubahan mood serta perubahan siklus haid.
Catatan/Usulan dari/ke
pendamping

Anda mungkin juga menyukai