Anda di halaman 1dari 50

UKM Internship Novita

P1 – Promosi Kesehatan
Pemberdayaan Masyarakat
POSYANDU
A. Tanggal pelaksanaan : 18 Oktober 2022
B. Jenis UKBM : UKBM Lama
C. Judul Laporan Kegiatan : Posyandu Suling RW.06 Tangki
D. Latar Belakang :
Pos Pelayanan Terpadu atau yang disebut dengan Posyandu, adalah kegiatan Kesehatan
dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
Kesehatan.
Tujuan dari posyandu yaitu :
- Untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas
- Membudayakan NKBS
- Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera
- Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera
Kegiatan pokok dari posyandu antara lain yaitu KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
penanggulagan diare.

E. Gambaran Pelaksanaan :
Tempat : Posyandu Suling RW.06 Tangki
Sasaran : Balita yang berada di wilayah RW.06 Tangki

Hasil :
- Kesiapan SDM
- Kelengkapan pelaksaan posyandu yaitu 5 meja pelaksanaan (pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pelayanan Kesehatan)
- Kelengkapan alat pemeriksaan
- Evaluasi pertumbuhan balita dengan melakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi
badan (TB) atau panjang badan (PB), lingkar kepala (LK)
- Pemberian imunisasi bagi anak sesuai jadwal imunisasinya dan bersamaan dengan
kegiatan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional)
- Jumlah balita yang datang ke posyandu sebanyak 18 anak dan 4 diantaranya
dilakukan pemberian imunisasi.
- Evaluasi hasil kegiatan

Monitoring dan evaluasi :


- Kegiatan berjalan sebagaimana mestinya
- Jumlah SDM mencukupi
- Ketersediaan alat pemeriksaan sesuai kebutuhan, serta antusias para orang tua balita
yang datang untuk pemeriksaan dan konseling cukup baik
- Menganjtukan untuk datang ke posyandu bulan berikutnya untuk monitoring tumbuh
kembang
UKM Internship Novita

POSYANDU 2
A. Tanggal pelaksanaan : 19 Oktober 2022
B. Jenis UKBM : UKBM Lama
C. Judul Laporan Kegiatan : Posyandu Labu Kencana RW.06 Mangga Besar
D. Latar Belakang :
Pos Pelayanan Terpadu atau yang disebut dengan Posyandu, adalah kegiatan Kesehatan
dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
Kesehatan.
Tujuan dari posyandu yaitu :
- Untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil),
melahirkan dan nifas
- Membudayakan NKBS
- Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera
- Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera
Kegiatan pokok dari posyandu antara lain yaitu KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
penanggulagan diare.

E. Gambaran Pelaksanaan :
Tempat : Posyandu Labu Kencana RW.06 Mangga Besar
Sasaran : Balita yang berada di wilayah RW.06 Mangga Besar

Hasil :
- Kesiapan SDM
- Kelengkapan pelaksaan posyandu yaitu 5 meja pelaksanaan (pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pelayanan Kesehatan)
- Kelengkapan alat pemeriksaan
- Evaluasi pertumbuhan balita dengan melakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi
badan (TB) atau panjang badan (PB), lingkar kepala (LK)
- Pemberian imunisasi bagi anak sesuai jadwal imunisasinya dan bersamaan dengan
kegiatan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional)
- Jumlah balita yang datang ke posyandu sebanyak 6 anak, tidak ada anak yang
diberikan imuniasasi
- Evaluasi hasil kegiatan

Monitoring dan evaluasi :


- Kegiatan berjalan sebagaimana mestinya
- Jumlah SDM mencukupi
- Ketersediaan alat pemeriksaan sesuai kebutuhan, serta antusias para orang tua balita
yang datang untuk pemeriksaan dan konseling cukup baik
- Menganjtukan untuk datang ke posyandu bulan berikutnya untuk monitoring tumbuh
kembang
UKM Internship Novita

POSBINDU
A. Tanggal pelaksanaan : 19 Oktober 2022
B. Jenis UKBM : UKBM Lama
C. Judul Laporan Kegiatan : Posbindu Labu Kencana RW.06 Mangga Besar
D. Latar Belakang :
Pos pembinaan terpadu atau disebut dengan Posbindu merupakan kegiatan monitoring
dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular terintegrasi serta gangguan akibat
kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat
melalui pembinaan terpadu. Posbindu merupakan peran serta masyarakat dalam
melakukan kegaitan deteksi dini dan pemantauan faktor risko PTM utama yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodic. Faktor risiko penyakit tidak menular
(PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang
aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak
lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera
merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.

Kegiatan utama posbindu PTM :


1. Deteksi dini faktor risiko dan monitoring
2. Konseling dan rujukan

Adapun jenis kegiatan Posbindu PTM meliputi :


- Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor risiko keturunan dan perilaku
- Melakuakn penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta indeks massa tubuh
termasuk Analisa lemak tubuh
- Melakukan pengukuran tekanan darah
- Melaksanakan konsleing (diet, merokok, stress, aktifitas fisik, dan lain-lain) dan
penyuluhan kelompok
- Melakukan rujukan ke puskesmas bila dibutuhkan

E. Gambaran Pelaksanaan :
Tempat : Posyandu Labu Kencana RW.06 Mangga Besar
Sasaran : Balita yang berada di wilayah RW.06 Mangga Besar

Hasil :
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pengawasan dan pembinaan yang meliputi :
- Kesiapan SDM (sumber daya manusia)
- Mempersiapkan kelengkapan 5 meja pelaksanaan (pendaftaran, penimbangan,
pencatatan, penyuluhan, pelayanan Kesehatan)
- Mempersiapakan kelengkapan alat pemeriksaan untuk melakukan pengukuran BB,
TB, LP, TD.
- Hasil pemeriksaan pada 3 lansia yang datang ke posbindu. Seluruh lansia menjukkan
tekanan darah normal, 2 diantaranya saat ini mengkonsumsi obat darah tinggi secara
rutin.
- Konseling mengenai pengendalian penyakit kronis
UKM Internship Novita

Monitoring dan evaluasi :


- Kegiatan berjalan sebagaimana mestinya
- Jumlah SDM mencukupi
- Ketersediaan alat pemeriksaan sesuai kebutuhan, serta antusias para lansia yang
datang untuk pemeriksaan dan konseling cukup baik
- Menganjurkan lansia untuk control dan cek Kesehatan secara rutin dengan datang ke
posbindu pada bulan berikutnya.

Advokasi
IKS RUMAH 1
A. Tanggal Pelaksanaan : 9 Desember 2022
B. Nama Keluarga : Warga RT 2 RW 3 No.13
C. Judul Laporan kegiatan : Indikator Keluarga Sehat (1) Kunjungan 1
D. Latar Belakang :
Kementrian Kesehatan menetapkan strategi operasional dalam pembangunan kesehatan
melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Pendekaan
keluarga adalah salah satu cara pusat kesehatan masyarakat (Puseksmas) untuk
meningkatkan jangkaun sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Dalam pelaksanaan program
Indonesia Sehat telah disepakati yaitu terdapat 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga, yaitu keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB),
ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap,
bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif, balita mendapatkan pemantauan
pertumbuhan, penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar,
penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa
mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada yang
merokok, keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), keluarga
mempunyai akses sarana air bersih, dan keluarga mempunyai akses atau menggunakan
jamban sehat.

E. Gambaran Pelaksanaan :
Rumah keluarga Tn. R dan Ny. R
1. Keluarga mengikuti program KB (T)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan (Y)
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap (Y)
4. Bayi mendapat ASI eksklusif (Y)
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan (Y)
6. Penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar (N)
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur (Y)
8. Penderita gangguan jiwa medapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan (N)
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok (T)
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN (T)
UKM Internship Novita

11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih (Y)


12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat (Y)

Jumlah IKS Keluarga = 0,7


Dengan demikian, IKS keluarga bernilai Pra-Sehat

IKS RUMAH 2
A. Tanggal Pelaksanaan : 9 Desember 2022
B. Nama Keluarga : Warga RT 2 RW 3 No.14
C. Judul Laporan kegiatan : Indikator Keluarga Sehat (2) Kunjungan 1
D. Latar Belakang :
Kementrian Kesehatan menetapkan strategi operasional dalam pembangunan kesehatan
melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Pendekaan
keluarga adalah salah satu cara pusat kesehatan masyarakat (Puseksmas) untuk
meningkatkan jangkaun sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Dalam pelaksanaan program
Indonesia Sehat telah disepakati yaitu terdapat 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga, yaitu keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB),
ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap,
bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif, balita mendapatkan pemantauan
pertumbuhan, penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar,
penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa
mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada yang
merokok, keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), keluarga
mempunyai akses sarana air bersih, dan keluarga mempunyai akses atau menggunakan
jamban sehat.

E. Gambaran Pelaksanaan :
Rumah keluarga Ny. M
1. Keluarga mengikuti program KB (T)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan (Y)
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap (Y)
4. Bayi mendapat ASI eksklusif (T)
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan (Y)
6. Penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar (N)
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur (T)
8. Penderita gangguan jiwa medapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan (N)
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok (T)
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN (Y)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih (Y)
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat (Y)
UKM Internship Novita

Jumlah IKS Keluarga = 0,6


Dengan demikian, IKS keluarga bernilai Pra-Sehat

IKS RUMAH 3
A. Tanggal Pelaksanaan : 9 Desember 2022
B. Nama Keluarga : Warga RT 2 RW 3 No.14
C. Judul Laporan kegiatan : Indikator Keluarga Sehat (3) Kunjungan 1
D. Latar Belakang :
Kementrian Kesehatan menetapkan strategi operasional dalam pembangunan kesehatan
melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Pendekaan
keluarga adalah salah satu cara pusat kesehatan masyarakat (Puseksmas) untuk
meningkatkan jangkaun sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Dalam pelaksanaan program
Indonesia Sehat telah disepakati yaitu terdapat 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga, yaitu keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB),
ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap,
bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif, balita mendapatkan pemantauan
pertumbuhan, penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar,
penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa
mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada yang
merokok, keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), keluarga
mempunyai akses sarana air bersih, dan keluarga mempunyai akses atau menggunakan
jamban sehat.

E. Gambaran Pelaksanaan :
Rumah keluarga Ny. HM
1. Keluarga mengikuti program KB (Y)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan (Y)
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap (Y)
4. Bayi mendapat ASI eksklusif (Y)
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan (Y)
6. Penderita TB paru mendapatkan pengobatan sesuai standar (N)
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur (T)
8. Penderita gangguan jiwa medapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan (N)
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok (T)
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN (Y)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih (Y)
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat (T)

Jumlah IKS Keluarga = 0,7


Dengan demikian, IKS keluarga bernilai Pra-Sehat
UKM Internship Novita

Kemitraan Penyuluhan dalam/luar Gedung

UKS
A. Tanggal pelaksanaan :
B. Nama Sekolah : SDN 9 Mangga Besar
C. Judul Laporan Kegiatan : Pembinaan (Refreshment) Dokter Kecil
D. Latar Belakang :
Dokter Kecil atau biasa disingkat “Dokcil” adalah Peserta Didik (siswa sekolah) yang
memenuhi kriteria dan telah dilatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan
lingkungannya.
Tujuan dari Dokter Kecil adalah :
- Untuk meningkatkan partisipati peserta didik dalam program usaha kesehatan sekolah
(UKS).
- Agar peserta didik dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, rumah dan
lingkungannya
- Agar peserta didik dapat menolong diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya
Tugas dan kewajiban dari dokter kecil antara lain adalah :
- Selalu bersikap dan berperilaku sehat sehingga dapat menjadi contoh untuk teman-
temannya
- Dapat menggerakan sesame teman untuk Bersama-sama menjalankan usaha kesehatan
terhadap dirinya masing-masing
- Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah dan dirumah
- Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan kesehatan
di sekolah

E. Gambaran Pelaksanaan :
- Menyanyikan Mars Dokter Kecil
- Melakukan peregangan sebelum dimulainya kegiatan
- Melakukan presentasi mengenai P3K
- Menjelaskan mengenai proses pembalutan luka
- Melakukan praktik kepada masing-masing dokter kecil mengenai pembalutan luka
- Melakukan sesi tanya jawab

Penyuluhan
Yang belum :
- JIWA
P2P (MONKEY POX)
A. Tema Penyuluhan : P2P
B. Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Monkey Pox
C. Latar Belakang :
- Cacar monyet atau Monkeypox merupakan penyakit berasal dari virus yang ditularkan
melalui binatang (zoonosis). Virus monkeypox merupakan anggota genus Orthopoxvirus
dalam  Poxviridae. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark
ketika ada dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk
penelitian, sehingga cacar ini disebut 'monkeypox'. WHO mencatat cacar monyet telah
UKM Internship Novita

tersebar hampir di 76 negara yang terkena dampak wabah. Di negara-negara yang terkena
dampak sebelumnya, yang sebagian besar berada di Afrika Barat, dari berbagai latar
belakang dan usia. Sedangkan negara Kawasan ASEAN melaporkan kejadian cacar
monyet yakni Singapura, Thailand dan Philipina.
- Kementerian Kesehatan memastikan satu warga negara Indonesia terkonfirmasi
menderita monkeypox (cacar monyet). Oleh karena itu pentingnya dilakukan penyuluhan
mengenai penyakit monkeypox dengan upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai tanda dan bahaya dari penyakit tersebut.

D. Gambaran Pelaksanaan :
- Melakukan penyuluhan kepada pasien yang hendak berobat di Puskesmas Kecamatan
Taman Sari, dengan melakukan presentasi menggunakan poster
- Dalam penyuluhan ditekankan beberapa hal yang penting diketahui mengenai topik yang
disampaikan
- Menjawab pertanyaan pasien mengenai topik penyuluhan yang disampaikan

P2P (TB)
A. Tema Penyuluhan : TB
B. Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Tuberkulosis
C. Latar Belakang :
- Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari
kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan adalah
pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Tuberkulosis
(TB) adalah infeksi bakteri yang dapat menyerang hampir semua bagian tubuh, tetapi
paling sering menyerang paru-paru, kondisi ini disebut ‘tuberkulosis paru-paru’.
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa). Penyakit ini masih menjadi masalah
kesehatan global. Diperkirakan sepertiga dari populasi dunia sudah tertular TB paru,
dimana sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-50 tahun).
- Di Indonesia sendiri, penderita penyakit TB masih sangat banyak dengan tinggi nya
angka penularan di masyarakat. Kurangnya edukasi dan pengetahuan masyarakat menjadi
salah satu faktor utama penularan penyakit ini. Oleh karena itu penyuluhan ini
dilaksanakan penyuluhan ini dengan upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai tanda, bahaya dan pengobatan TB.

D. Gambaran Pelaksanaan :
- Melakukan penyuluhan kepada pasien yang hendak berobat di Puskesmas Kecamatan
Taman Sari, dengan melakukan presentasi menggunakan poster
- Dalam penyuluhan ditekankan beberapa hal yang penting diketahui mengenai topik yang
disampaikan
- Menjawab pertanyaan pasien mengenai topik penyuluhan yang disampaikan

P2P (TB SMP 54)


A. Tema Penyuluhan : TB
B. Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Tuberkulosis
C. Latar Belakang :
UKM Internship Novita

- Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari
kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan adalah
pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Tuberkulosis
(TB) adalah infeksi bakteri yang dapat menyerang hampir semua bagian tubuh, tetapi
paling sering menyerang paru-paru, kondisi ini disebut ‘tuberkulosis paru-paru’.
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa). Penyakit ini masih menjadi masalah
kesehatan global. Diperkirakan sepertiga dari populasi dunia sudah tertular TB paru,
dimana sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-50 tahun).
- Di Indonesia sendiri, penderita penyakit TB masih sangat banyak dengan tinggi nya
angka penularan di masyarakat. Kurangnya edukasi dan pengetahuan masyarakat menjadi
salah satu faktor utama penularan penyakit ini. Oleh karena itu penyuluhan ini
dilaksanakan penyuluhan ini dengan upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai tanda, bahaya dan pengobatan TB.

D. Gambaran Pelaksanaan :
- Melakukan penyuluhan kepada siswa-siswi kelas 7 di SMP 54, dengan melakukan
presentasi menggunakan power point di Aula Sekolah
- Dalam penyuluhan ditekankan beberapa hal yang penting diketahui mengenai topik yang
disampaikan
- Menjawab pertanyaan pasien mengenai topik penyuluhan yang disampaikan

Gizi (GiziSMP 54)


E. Tema Penyuluhan : Gizi
F. Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan Gizi SMP 54
G. Latar Belakang :
- Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa anak-anak dan
dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 – 24 tahun. Tingginya aktivitas
fisik dan aktivitas otak ditambah lagi dengan masa  pertumbuhan yang sedang terjadi,
harus dibarengi oleh konsumsi makanan yang cukup. Sering kali, pada usia remaja terjadi
peningkatan nafsu makan yang besar. Namun, sebetulnya tidak ada makanan yang tidak
boleh dimakan, selama makanan itu memang sehat dan bergizi serta tidak berlebihan.
- Gizi seimbang bagi remaja adalah makanan yang di konsumsi remaja yang mengandung
zat sumber tenaga, zat pembangun,dan zat pengatur serta beraneka ragam jenisnya.
- Berikut ini faktor–faktor yang mempengaruhi kebutuhannya zat gizi usia remaja seperti :
Aktivitas fisik, Lingkungan, Pengobatan, Depresi dan kondisi mental, adanya penyakit
penyerta, dan stress
- Kecukupan gizi remaja akan terpenuhi dengan pola makan yang beragam dan gizi
seimbang.
- Dibandingkan dengan standar WHO, anak laki-laki Indonesia lebih pendek 12,5 cm dan
perempuan 9,8 cm. Berdampak terhadap penurunan fungsi kognitif, gangguan sistem
metabolisme tubuh, menurunnya kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit
degeneratif  (Diabetes, hipertensi penyakit jantung dan obesitas)

H. Gambaran Pelaksanaan :
UKM Internship Novita

- Melakukan penyuluhan kepada siswa-siswi kelas 7 di SMP 54, dengan melakukan


presentasi menggunakan power point di Aula Sekolah
- Dalam penyuluhan ditekankan beberapa hal yang penting diketahui mengenai topik yang
disampaikan
- Menjawab pertanyaan pasien mengenai topik penyuluhan yang disampaikan

Kesehatan Lingkungan (Styrofoam SMP 54)


A. Tema Penyuluhan : Kesehatan Lingkungan
B. Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan mengenai bahaya penggunan Styrofoam SMP 54
C. Latar Belakang :
- Styrofoam merupakan merek dagang dari suatu industri. Namun, dari kalangan pedagang
menyebutkan bahwa styrofoam adalah bahan apung yang biasa digunakan pedagang
sebagai pengemas/wadah makanan.
- Styrofoam terbuat dari bahan dasar kimia kopolimer styrene yaitu polisterin yang tidak
bisa terurai oleh alam. Sedangkan, sytrene itu sendiri dibuat melalui proses dengan
menggunakan zat kimia benzena.
- Pedagang makanan banyak memilih menggunakan styrofoam karena harganya yang lebih
ekonomis, praktis, tahan bocor, dan tidak merusak/ mengubah bentuk makanan yang
mereka jual. Ketidakpahaman para pedagang makanan atas pengetahuan yang secara
dalam berkaitan dengan kandungan residu yang terdapat pada styrofoam.
- Kandungan tersebut berbahaya untuk tubuh karena dapat mengganggu sistem syaraf
dalam tubuh.
- Pada lingkungan sekolah SMP 54, angka penggunaan Styrofoam sebagai wadah makanan
masih sangat tinggi, sehingga dilakukan penyuluhan ini dengan harapan siswa dan siswi
mengerti bahaya dari penggunaan Styrofoam.
-
D. Gambaran Pelaksanaan :
- Melakukan penyuluhan kepada siswa-siswi kelas 7 di SMP 54, dengan melakukan
presentasi menggunakan power point di Aula Sekolah
- Dalam penyuluhan ditekankan beberapa hal yang penting diketahui mengenai topik yang
disampaikan
- Menjawab pertanyaan pasien mengenai topik penyuluhan yang disampaikan

KIA. (25 Oktober 2022)


A. Tema Penyuluhan : KIA
B. Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan mengenai dan penyakit paling sering pada anak
- Sakit pada anak dianggap wajar karena sistem imun mereka belum berkembang
sempurna, sehingga rentan terinfeksi virus dan bakteri. Meski begitu, ibu tetap perlu
menjaga kesehatan anak agar tumbuh kembangnya optimal, terutama pada 1000 hari awal
kehidupannya
o Diare
Anak dikatakan diare jika buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali sehari,
terlebih jika feses yang dikeluarkan cenderung encer. Penyebab diare antara lain:
infeksi saluran pencernaan, keracunan atau alergi makanan, infeksi parasit, hingga
penyakit iritasi usus. Saat anak diare, hal yang bisa ibu lakukan adalah tetap
UKM Internship Novita

memberikannya makanan dan minuman, khususnya cairan yang mengandung


garam dan elektrolit (oralit).
o Demam
Demam merupakan gejala penyakit yang sering dialami anak. Ini karena seiring
pertumbuhannya, demam adalah respon alami tubuh terhadap perubahan yang
terjadi pada tubuh anak. Misalnya, pertumbuhan gigi. Anak dikatakan demam jika
suhu tubuhnya lebih dari 37,5 derajat celsius. Ibu bisa mengatasi demam yang
dialami Anak dengan mengompres air hangat, memberikan asupan makanan dan
minuman yang banyak, menutupi seluruh tubuhnya (misalnya dengan selimut),
dan memandikannya dengan air hangat. Sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak
Indonesia, ibu baru bisa memberikan obat penurun panas jika suhu tubuhnya
sudah mencapai 38 derajat celsius.
o ISPA
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang menyerang bagian atas, seperti
hidung, tenggorokan, faring, laring, dan bronkus. Penyakit ini umumnya
disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Gejala yang ditimbulkan antara lain:
hidung tersumbat (sering mengeluarkan ingus), bersin, batuk, demam, sakit
kepala, kelelahan, dan sakit saat menelan. Saat anak mengidap ISPA, ibu bisa
membantunya dengan membiarkan annak tidur cukup, banyak minum air,
menjaga kelembaban ruangan dalam rumah, mengoleskan petroleum jelly di
bagian luar hidungnya, serta menjauhkan dari asap rokok atau hal lain yang bisa
memicu ISPA.

C. Gambaran Pelaksanaan :
- Melakukan penyuluhan kepada ibu dan bapak di ruang tunggu KIA Lt. 4 PKC Taman
Sari
- Dalam penyuluhan ditekankan beberapa hal yang penting diketahui mengenai topik yang
disampaikan
- Menjawab pertanyaan pasien mengenai topik penyuluhan yang disampaikan

JIWA. (25 Oktober 2022)


A. Tema Penyuluhan : Kesehatan Jiwa
B. Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan mengenai depresi pasca melahirkan
- Depresi postpartum adalah keadaan ketika seorang ibu merasakan rasa sedih, bersalah,
dan bentuk umum depresi lainnya dalam jangka waktu yang lama setelah melahirkan. Hal
ini sering dikarenakan karena kelahiran bayi itu sendiri. Kelahiran bayi dapat
memberikan dorongan perasaan dan emosi yang kuat, mulai dari kesenangan,
kebahagiaan, hingga ketakutan. Lonjakan berbagai macam emosi ini yang berperan
dalam terjadinya depresi postpartum.
- Sebagian besar ibu baru mengalami baby blues pasca persalinan setelah melahirkan.
Kondisi tersebut biasanya meliputi perubahan suasana hati, tangisan, kecemasan, dan
kesulitan tidur. Baby blues biasanya dimulai dalam dua hingga tiga hari pertama setelah
melahirkan, dan bisa berlangsung hingga dua minggu.
- Namun, beberapa ibu baru mengalami bentuk depresi yang lebih parah dan bertahan
lama. Itulah yang dikenal sebagai depresi postpartum atau depresi pasca persalinan.
UKM Internship Novita

Dalam kondisi yang jarang terjadi, gangguan mood ekstrem yang disebut psikosis


postpartum juga dapat berkembang setelah melahirkan. 
- Depresi postpartum bukanlah bentuk cacat karakter atau kelemahan seorang ibu.
Terkadang itu hanya komplikasi melahirkan. Jika ibu mengalami depresi postpartum,
perawatan segera diperlukan untuk mengelola gejala dan membantu ibu terikat dengan
bayi baru lahir.

C. Gambaran Pelaksanaan :
- Melakukan penyuluhan kepada ibu dan bapak di ruang tunggu KIA Lt. 4 PKC Taman
Sari
- Dalam penyuluhan ditekankan beberapa hal yang penting diketahui mengenai topik yang
disampaikan
- Menjawab pertanyaan pasien mengenai topik penyuluhan yang disampaikan.

KB. (25 Oktober 2022)


D. Tema Penyuluhan : KB
E. Judul Laporan Kegiatan : Penyuluhan mengenai keluarga berencana
- KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan
bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya
penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan
produksi nasional.

Seperti yang kita tahu, ada banyak pilihan jenis alat kontrasepsi yang bisa dipilih.
Beberapa jenis alat kontrasepsi tersebut yaitu:
- Pil (biasa dan menyusui) 
Memiliki manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap
saat. Terhadap kesehatan risikonya sangat kecil.
- Suntik KB (1 dan 3 bulan) 
Jenis alat kontrasepsi yang satu ii bisa dibilang sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan) selama tahun pertama penggunaan suntik KB. Alat kontrasepsi suntikan juga
mempunyai keuntungan seperti tidak perlu menyimpan obat suntiknya dan jangka
pemakaiannya biasa dalam jangka panjang.
- Implan (susuk) 
Merupakan alat kontrasepsi yang digunakan di lengan atas bawah kulit dan sering
digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak mengganggu
produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
- AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) 
Seperti namanya, AKDR adalah alat kontrasepsi yang digunakan dalam rahim. Efek
sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka
panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.
- Kondom 
Manfaatnya kondom sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat
dibeli dengan mudah.
- Tubektomi 
Jenis kontrasepsi ini adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau
memasang cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan)
UKM Internship Novita

seorang perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik apabila kehamilan akan terjadi risiko
kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
- KB alami 
Program KB ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang tidak ingin tubuhnya disisipi
benda asing. tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi, atau takut pada efek
sampingnya. KB alami ini dapat dilakukan dengan tiga cara, di antaranya: tidak
berhubungan intim saat masa subur, mennarik penis sebelum mengeluarkan sperma atau
ejakulasi saat penetrasi, dan memberikan ASI eksklusif pada bayi.

F. Gambaran Pelaksanaan :
- Melakukan penyuluhan kepada ibu dan bapak di ruang tunggu KIA Lt. 4 PKC Taman
Sari
- Dalam penyuluhan ditekankan beberapa hal yang penting diketahui mengenai topik yang
disampaikan
- Menjawab pertanyaan pasien mengenai topik penyuluhan yang disampaikan

P2 – Kesehatan Lingkungan

Verifikasi STBM

A. Judul Laporan Kegiatan : Verifikasi STBM Kelurahan Krukut 7 September 2022


B. Latar Belakang :
- STBM (Sosialisasi Total Berbasis Masyarakat) dilakukan sebagai upaya
meningkatkan kesehatan serta meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan.
- Melakukan pemeriksaan lapangan secara langsung ke lingkungan dan rumah warga
mengenai STBM di kelurahan Krukut.
C. Gambaran Pelaksanaan :
- Melakukan verifikasi ke rumah warga mengenai STBM (Sosialisasi Total Berbasis
Masyarakat) setelah formulir STBM dikumpulkan, dengan melihat kamar mandi,
melihat apakah terdapat septitank.
- Memantau fasilitas MCK yang tersedia di masig-masing RT kelurahan Krukut.
- Melihat saluran air rumah warga.

Penyuluhan STBM

A. Judul Laporan Kegiatan : STBM Kelurahan Tangki 29 Agustus 2022


B. Latar Belakang :
- STBM (Sosialisasi Total Berbasis Masyarakat) dilakukan sebagai upaya
meningkatkan kesehatan serta meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan.
- Melakukan Sosialisasi Total Berbasis Masyarakat yang merupakan program tahunan
PKC Taman Sari pada Ketua RT, RW, Kader dan warga kelurahan Tangki di kantor
kelurahan Tangki
- STBM merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesehatan
serta meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan Kelurahan Tangki.

C. Gambaran Pelaksanaan :
UKM Internship Novita

- Memberikan presentasi mengenai STBM, menjaga lingkungan, serta bahaya apabila


tidak menerapkan STBM.
- Memberikan formulir kepada perwakilan dari masing masing RW untuk program
STBM
UKM Internship Novita

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

A. Judul Laporan Kegiatan : Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 11 November 2022


Kelurahan Glodok
B. Latar Belakang :
PSN adalah sebuah gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus
terdiri dari :

1. Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air


seperti bak mandi, ember air, tempat  penampungan air minum, penampung air
lemari es dan lain-lain.
2. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan
lain sebagainya.
3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi
untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.

Sedangkan untuk  Plus-nya, kegiatan pencegahan DBD lainya bisa dilakukan seperti :

1. Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan bubuk abate) pada tempat


penampungan air yang sulit dibersihkan
2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk
3. Menggunakan kelambu saat tidur
4. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
5. Menanam tanaman pengusir nyamuk
6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah

Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat


istirahat nyamuk, dan lain- lain.

C. Gambaran Pelaksanaan :
- Melakukan sosialisasi kepada JUMANTIK kelurahan Glodok untuk melakukan
kegiatan PSN
- Melakukan pemeriksaan kerumah rumah warga di Kelurahan Glodok
- Pemeriksaan dilakukan dengan melihat apakah masih terdapat jentik atau tidak pada
warga yang masih menggunakan penampungan
- Didapatkan 4 rumah yang terdapat jentik di penampungan airnya.
- Pemilik rumah diedukasi mengenai 3M Plus

Membina keluarga supaya tidak merokok

A. Judul Laporan Kegiatan : Membina keluarga supaya tidak merokok di Kelurahan


Tangki
F. Identitas Keluarga : Warga RT 2 RW 3 No.13
B. Latar Belakang :
UKM Internship Novita

Bahaya merokok bagi kesehatan tubuh tidak perlu diragukan lagi. Berbagai penyakit
berbahaya dapat disebabkan oleh kebiasaan buruk ini. Tak hanya perokok aktif, rokok
juga berbahaya bagi siapa pun yang menghirup asapnya atau perokok pasif. 
Setiap rokok yang Anda hisap bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit,
seperti penyakit jantung, stroke, masalah kesuburan, dan gangguan pada paru-paru,
misalnya PPOKdan kanker paru-paru. Di Indonesia, diperkirakan ada lebih dari 230.000
orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok setiap tahunnya.

C. Gambaran Pelaksanaan :
- Edukasi mengenai efek samping yang dapat disebabkan dari merokok.
- Edukasi untuk mulai berhenti merokok dengan mengurangi jumlah konsumsi rokok
perhari secara bertahap
- Edukasi untuk konsumsi makanan lain sebagai pengganti rokok, seperti permen, buah
atau makanan ringan lain namun tidak secara berlebihan
- Edukasi untuk tidak merokok di dalam rumah/ruang tertutup

P 3 – Pelayanan Kesehatan Keluarga

ANC

K1
A. Judul Laporan Kegiatan : Melakukan Pemeriksaan ANC Trimester-1 pada ibu RA
B. Identitas Pasien :
- Nama : Ny. RA
- Usia : 23 tahun
- G1P0A0 usia kehamilan 9 minggu

C. Latar Belakang :
- Melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) kepada ibu hamil
- Dengan dilakukannya ANC maka perkembangan kondisi ibu hamil akan terpantau
dengan baik serta memantau kemajuan kehamilan untuk memastiakn Kesehatan ibu
dan tumuh kembang janin.
- ANC merupakan salah satu upaya penapisan awal dari faktor risiko kehamilan
- Memberikan edukasi mengenai persiapan melahirkan kepada ibu hamil

D. Gambaran Pelaksanaan :
Hasil pemeriksaan ANC terpadu (prinsip 10 T) pada ibu RA, sebagai berikut :

S : Pasien G1P0A0 usia kehamilan 9 minggu. Datang untuk control kehamilan. Saat ini
pasien mengatakan sesekali merasakan mual.

O:
- BB 38 kg, TB 155 cm, LILA 20 cm, TD 90/70 mmHg
- Pemeriksaan Leopold :
UKM Internship Novita

o Leopold 1 : TFU belum teraba


o Leopold 2 : belum teraba
o Leopold 3 : belum teraba
o Leopold 4 : belum teraba
o
A : G1P0A0 usia kehamilan 9 minggu

P:
- Edukasi tanda dan bahaya kehamilan
- Istirahat cukup
- Asuhan Keperawatan Ante Natal Care (ANC)
- Perbaiki pola makan, harus sering makan
- Rujuk ke poli Gizi

Medikamentosa :
R/ Kalsium Laktat 500 mg tab no. XXX
S 1 dd 1
R/ Tablet tambah darah kombinasi : Salut Ferro no. XXX
S 1 dd 1

K1 (Laporan 2)
A. Judul Laporan Kegiatan : Melakukan Pemeriksaan ANC Trimester-1 pada ibu NS
B. Identitas Pasien :
- Nama : Ny. NS
- Usia : 25 tahun
- G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu

C. Latar Belakang :
- Melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) kepada ibu hamil
- Dengan dilakukannya ANC maka perkembangan kondisi ibu hamil akan terpantau
dengan baik serta memantau kemajuan kehamilan untuk memastiakn Kesehatan ibu
dan tumuh kembang janin.
- ANC merupakan salah satu upaya penapisan awal dari faktor risiko kehamilan
- Memberikan edukasi mengenai persiapan melahirkan kepada ibu hamil

D. Gambaran Pelaksanaan :
Hasil pemeriksaan ANC terpadu (prinsip 10 T) pada ibu NS, sebagai berikut :

S : Pasien G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu. Datang untuk control kehamilan. Saat ini
pasien mengatakan merasakan mual dan muntah.

O:
- BB 40 kg, TB 155 cm, LILA 21 cm, TD 90/70 mmHg
- Pemeriksaan Leopold :
o Leopold 1 : TFU belum teraba
UKM Internship Novita

o Leopold 2 : belum teraba


o Leopold 3 : belum teraba
o Leopold 4 : belum teraba
o
A : G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu

P:
- Edukasi tanda dan bahaya kehamilan
- Istirahat cukup
- Asuhan Keperawatan Ante Natal Care (ANC)
- Perbaiki pola makan, harus sering makan
- Rujuk ke poli Gizi

Medikamentosa :
R/ Kalsium Laktat 500 mg tab no. XXX
S 1 dd 1
R/ Tablet tambah darah kombinasi : Salut Ferro no. XXX
S 1 dd 1

K2
A. Judul Laporan Kegiatan : Melakukan Pemeriksaan ANC Trimester-2 pada Ny. DA
B. Identitas Pasien :
- Nama : Ny. DA
- Usia : 27 tahun
- G3P3A0 usia kehamilan 25 minggu

C. Latar Belakang :
- Melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) kepada ibu hamil
- Dengan dilakukannya ANC maka perkembangan kondisi ibu hamil akan terpantau
dengan baik serta memantau kemajuan kehamilan untuk memastiakn Kesehatan ibu
dan tumuh kembang janin.
- ANC merupakan salah satu upaya penapisan awal dari faktor risiko kehamilan
- Memberikan edukasi mengenai persiapan melahirkan kepada ibu hamil

D. Gambaran Pelaksanaan :
Hasil pemeriksaan ANC terpadu (prinsip 10 T) pada ibu DA sebagai berikut :

S : Pasien G3P2A0 usia kehamilan 25 minggu. Datang untuk control kehamilan. Saat ini
pasien mengatakan tidak ada keluhan mengenai kehamilannya.

O:
- BB 47kg, TB 152 cm, LILA 23 cm, TD 120/80 mmHg

A : G3P2A0 usia kehamilan 25 minggu


UKM Internship Novita

P:
- Eduaksi tanda dan bahaya kehamilan
- Istirahat cukup
- Asuhan Keperawatan Ante Natal Care (ANC)
- Edukasi mengenai pilihan KB setelah melahirkan

K3 (LAPORAN 1)
A. Judul Laporan Kegiatan : Melakukan Pemeriksaan ANC Trimester-3 pada Ny. AM
B. Identitas Pasien :
- Nama : Ny. AM
- Usia : 16 tahun
- G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu

C. Latar Belakang :
- Melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) kepada ibu hamil
- Dengan dilakukannya ANC maka perkembangan kondisi ibu hamil akan terpantau
dengan baik serta memantau kemajuan kehamilan untuk memastiakn Kesehatan ibu
dan tumuh kembang janin.
- ANC merupakan salah satu upaya penapisan awal dari faktor risiko kehamilan
- Memberikan edukasi mengenai persiapan melahirkan kepada ibu hamil

D. Gambaran Pelaksanaan :
Hasil pemeriksaan ANC terpadu (prinsip 10 T) pada ibu M, sebagai berikut :

S : Pasien G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu. Datang untuk control kehamilan. Saat ini
pasien mengatakan tidak ada keluhan mengenai kehamilannya.

O:
- BB 57 kg, TB 150 cm, LILA 27 cm, TD 90/70 mmHg
- Pemeriksaan Leopold :
o Leopold 1 : TFU 27 cm, fundus teraba bokokng
o Leopold 2 : bagian kiri teraba punggung, bagian kanan terasa ekstremitas
o Leopold 3 : bagian terbawah janin teraba kepala
o Leopold 4 : kepala sudah masuk panggul
o
A : G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu

P:
- Eduaksi tanda dan bahaya kehamilan
- Istirahat cukup
- Asuhan Keperawatan Ante Natal Care (ANC)
- Edukasi mengenai pilihan KB setelah melahirkan
UKM Internship Novita

Medikamentosa :
R/ Kalsium Laktat 500 mg tab no. XXX
S 1 dd 1
R/ Tablet tambah darah kombinasi : Salut Ferro no. XXX
S 1 dd 1

K3 (LAPORAN 2)
A. Judul Laporan Kegiatan : Melakukan Pemeriksaan ANC Trimester-3 pada Ny. FPR
B. Identitas Pasien :
- Nama : Ny. FPR
- Usia : 28 tahun
- G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu

C. Latar Belakang :
- Melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) kepada ibu hamil
- Dengan dilakukannya ANC maka perkembangan kondisi ibu hamil akan terpantau
dengan baik serta memantau kemajuan kehamilan untuk memastiakn Kesehatan ibu
dan tumuh kembang janin.
- ANC merupakan salah satu upaya penapisan awal dari faktor risiko kehamilan
- Memberikan edukasi mengenai persiapan melahirkan kepada ibu hamil

D. Gambaran Pelaksanaan :
Hasil pemeriksaan ANC terpadu (prinsip 10 T) pada ibu M, sebagai berikut :

S : Pasien G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu. Datang untuk control kehamilan. Saat ini
pasien mengatakan tidak ada keluhan mengenai kehamilannya.

O:
- BB 70 kg, TB 152 cm, LILA 24 cm, TD 100/60 mmHg
- Pemeriksaan Leopold :
o Leopold 1 : TFU 29 cm, fundus teraba bokokng
o Leopold 2 : bagian kiri teraba punggung, bagian kanan terasa ekstremitas
o Leopold 3 : bagian terbawah janin teraba kepala
o Leopold 4 : kepala sudah masuk panggul
o
A : G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu

P:
- Eduaksi tanda dan bahaya kehamilan
- Istirahat cukup
- Asuhan Keperawatan Ante Natal Care (ANC)
- Edukasi mengenai pilihan KB setelah melahirkan

Medikamentosa :
UKM Internship Novita

R/ Kalsium Laktat 500 mg tab no. XXX


S 1 dd 1
R/ Tablet tambah darah kombinasi : Salut Ferro no. XXX
S 1 dd 1

KB
Implant
KB (Implant) Laporan 1
A. Judul laporan kegiatan : Pemasangan KB Implan (F, 24 tahun)
B. Identias pasien :
F, 24 tahun, G0P1A0.
TD 100/60, BB 40 kg, TB 150 cm
C. Latar Belakang
- Pasien datang untuk melakukan pemasangan KB
- Pasien berusia 24 tahun dan memiliki 1 anak berusia 11 bulan (G0P1A0)
- Sebelumnya pasien menggunakan KB suntik 3 bulan, namun ingin merubah dengan
KB Implan 3 tahun.

D. Gambaran kegiatan
1. Memberikan informed consent kepada pasien
2. Mempersiapkan alat dan bahan serta mencuci tangan, serta menggunakan sarung
tangan steril.
3. Tentukan daerah untuk pemasangan implant.
4. Lakukan septik aseptic menggunakan betadine.
5. Jika terdapat kain steril yang berlubang, tutup untuk menandai tempat pemasangan.
6. Lakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku
7. Buat lubang insisi kurang lebih sekitar 0,5 cm dengan scalpel yang tajam
8. Trokar dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan di bawah
kulit
9. Kapsul dimasukkan ke dalam trocar dan di dorong dengan plugger sampai kapsul
terletak di bawah kulit
10. Lakukan hal yang sama pada kapsul kedua
11. Kedua kapsul di bawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunannya
menyerupai huruf V. Setelah kedua kapsul terletak di bawah kulitm trocar ditarik
perlahan-lahar keluar.
12. Perhatikan apakah terdapat perdarahan atau tidak
13. Jika tidak terdapat perdarahan, tutup luka dengan kasa steril, kemudian di tutup
dengan plester
14. Berikan edukasi kepada pasien agar luka tidak basah selama kurang lebih 3 hari dan
datang kembali jika terdapat keluhan.
15. Rapihkan alat dan bahan serta cuci tangan

Monitoring / Evaluasi :
- Observasi pasien selama 5-10 menit : Tidak ada efek samping pada pasien
UKM Internship Novita

- Edukasi pasien tentang masa pakai implant (3 tahun) : Pasien telah mengerti
- Edukasi pasien cara untuk memeriksa implant

KB (Implant) Laporan 2
A. Judul laporan kegiatan : Pelepasan dan Pemasangan KB Implan (K, 44 tahun)
B. Identias pasien : K, 44 tahun, G0P1A0,
C. Latar Belakang
- Pasien datang untuk melakukan pelapasan dan pemasangan KB Implant
- Pasien berusia 44 tahun dan memiliki 1 anak, sudah SMP. (G0P1A0)
- Sebelumnya pasien menggunakan KB Implan 3 tahun. Pasien sudah menggunakan
KB Implan sebanyak 5 kali.
- Pasien di edukasi merubah metode KB menjadi IUD. Namun pasien tetap memilih
menggunakan KB Implan.

D. Gambaran kegiatan
1. Memberikan informed consent kepada pasien
2. Mempersiapkan alat dan bahan serta mencuci tangan, serta menggunakan sarung
tangan steril.
3. Melakukan pemeriksaan untuk mencari KB Implant yang terpasang.
4. Tentukan daerah untuk pelepasan Implant.
5. Lakukan septic aseptic menggunakan betadine.
6. Buat lubang insisi kurang lebih sekitar 0,5cm dengan scalpel yang tajam.
7. Menarik Implant untuk mengeluarkan kedua kapsul implant secara perlahan.
8. Perhatikan apakah terapat perdarahan atau tidak. Tutup sementara menggunakan kasa
steril.
9. Selanjutnya melakuakn pemasangan implant di lokasi berbeda. Tentukan daerah
untuk pemasangan implant.
10. Lakukan septik aseptic menggunakan betadine.
11. Jika terdapat kain steril yang berlubang, tutup untuk menandai tempat pemasangan.
12. Lakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku
13. Buat lubang insisi kurang lebih sekitar 0,5 cm dengan scalpel yang tajam
14. Trokar dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan di bawah
kulit
15. Kapsul dimasukkan ke dalam trocar dan di dorong dengan plugger sampai kapsul
terletak di bawah kulit
16. Lakukan hal yang sama pada kapsul kedua
17. Kedua kapsul di bawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunannya
menyerupai huruf V. Setelah kedua kapsul terletak di bawah kulitm trocar ditarik
perlahan-lahar keluar.
18. Perhatikan apakah terdapat perdarahan atau tidak
19. Jika tidak terdapat perdarahan, tutup luka dengan kasa steril, kemudian di tutup
dengan plester
20. Berikan edukasi kepada pasien agar luka tidak basah selama kurang lebih 3 hari dan
datang kembali jika terdapat keluhan.
21. Rapihkan alat dan bahan serta cuci tangan
UKM Internship Novita

Monitoring / Evaluasi :
- Observasi pasien selama 5-10 menit : Tidak ada efek samping pada pasien
- Edukasi pasien tentang masa pakai implant (3 tahun) : Pasien telah mengerti
- Edukasi pasien cara untuk memeriksa implant

KB (Implant) Laporan 3
A. Judul laporan kegiatan : Pelepasan dan Pemasangan KB Implan (DH, 26 tahun)
B. Identias pasien : DH, 26 tahun, G0P1A0,
C. Latar Belakang
- Pasien datang untuk melakukan pelapasan dan pemasangan KB Implant
- Pasien berusia 26 tahun dan memiliki 1 anak (G0P1A0)
- Sebelumnya pasien menggunakan KB Implan 3 tahun.

D. Gambaran kegiatan
1. Memberikan informed consent kepada pasien
2. Mempersiapkan alat dan bahan serta mencuci tangan, serta menggunakan sarung
tangan steril.
3. Melakukan pemeriksaan untuk mencari KB Implant yang terpasang.
4. Tentukan daerah untuk pelepasan Implant.
5. Lakukan septic aseptic menggunakan betadine.
6. Buat lubang insisi kurang lebih sekitar 0,5cm dengan scalpel yang tajam.
7. Menarik Implant untuk mengeluarkan kedua kapsul implant secara perlahan.
8. Perhatikan apakah terapat perdarahan atau tidak. Tutup sementara menggunakan kasa
steril.
9. Selanjutnya melakuakn pemasangan implant di lokasi berbeda. Tentukan daerah
untuk pemasangan implant.
10. Lakukan septik aseptic menggunakan betadine.
11. Jika terdapat kain steril yang berlubang, tutup untuk menandai tempat pemasangan.
12. Lakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku
13. Buat lubang insisi kurang lebih sekitar 0,5 cm dengan scalpel yang tajam
14. Trokar dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan di bawah
kulit
15. Kapsul dimasukkan ke dalam trocar dan di dorong dengan plugger sampai kapsul
terletak di bawah kulit
16. Lakukan hal yang sama pada kapsul kedua
17. Kedua kapsul di bawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunannya
menyerupai huruf V. Setelah kedua kapsul terletak di bawah kulitm trocar ditarik
perlahan-lahar keluar.
18. Perhatikan apakah terdapat perdarahan atau tidak
19. Jika tidak terdapat perdarahan, tutup luka dengan kasa steril, kemudian di tutup
dengan plester
20. Berikan edukasi kepada pasien agar luka tidak basah selama kurang lebih 3 hari dan
datang kembali jika terdapat keluhan.
21. Rapihkan alat dan bahan serta cuci tangan

Monitoring / Evaluasi :
UKM Internship Novita

- Observasi pasien selama 5-10 menit : Tidak ada efek samping pada pasien
- Edukasi pasien tentang masa pakai implant (3 tahun) : Pasien telah mengerti
- Edukasi pasien cara untuk memeriksa implant

IUD
KB (IUD) Laporan 1
A. Judul laporan kegiatan : Pemasangan KB IUD (DL, 45 tahun)
B. Identias pasien :
DL, 45 tahun, G0P8A0.
TD 110/70, BB 40 kg, TB 152 cm
C. Latar Belakang
- Pasien datang untuk melakukan pemasangan KB
- Pasien berusia 45 tahun dan memiliki 8 anak. Anak pasien yang paling kecil berusia
11 tahun.
- Pasien menikah di usia 16 tahun, menarche diusia 15 tahun
- Saat ini pasien sudah menggunakan KB IUD, namun sudah habis waktunya dan ingin
melepas lalu memasang kembali.

D. Gambaran kegiatan
1. Memberikan informed consent kepada pasien
2. Mempesilahkan pasien untuk BAK terlebih dahulu. Jika sudah selesai pasien diminta
untuk membuka celan dan berbaring di meja pemeriksaan dengan posisi lithotomy.
Nyalakan lampu pemeriksaan
3. Mempersiapkan alat dan bahan serta mencuci tangan, serta menggunakan sarung
tangan steril.
4. Lubrikasi inspekulo dengan gel
5. Masukkan inspekulo hingga terlihat porsio dengan jelas dan terlihat IUD yang
sebelumnya
6. Jepit IUD, dan Tarik keluar untuk melepaskan IUD
7. Lalu lakukan pemasang IUD dengan memasukkan sonde hingga kedalam fundus
untuk mengukur kedalaman. Sesuaikan flange pada IUD
8. Masukkan IUD ke dalam cervical canal
9. Teruskan IUD hingga mengenai fundus
10. Pegang tongkat pendorong di tempat dan Tarik mundur inserter hingga IUD
mengembang di dalam uterus
11. Dorong inserter secara perlahan untuk memastikan IUD pada posisinya
12. Inserter diam dan Tarik kelaur tongkat pendorong. Tarik keluar inserter
13. Gunting benang untuk memotong benang sekitar 3 cm dari ostium serviks eksterna
14. Lepaskan inspekulo
15. Mempersilahkan pasien turun dari kursi pemeriksaan dan mengenakan celana
kembali
16. Berikan edukasi kepada pasien datang kembali jika terdapat keluhan.
17. Rapihkan alat dan bahan serta cuci tangan

Monitoring / Evaluasi :
UKM Internship Novita

- Observasi pasien selama 5-10 menit : Tidak ada efek samping pada pasien
- Edukasi pasien tentang masa pakai IUD (8 tahun) : Pasien telah mengerti

KB (IUD) Laporan 2
A. Judul laporan kegiatan : Pemasangan KB IUD (M, 34 tahun)
B. Identias pasien :
M, 34 tahun, G0P3A0.
TD 110/70, BB 5 kg, TB 151 cm
C. Latar Belakang
- Pasien datang untuk melakukan pemasangan KB
- Pasien berusia 34 tahun dan memiliki 3 anak.
- Saat baru pertama kali menggunakan KB

D. Gambaran kegiatan
1. Memberikan informed consent kepada pasien
2. Mempesilahkan pasien untuk BAK terlebih dahulu. Jika sudah selesai pasien diminta
untuk membuka celan dan berbaring di meja pemeriksaan dengan posisi lithotomy.
Nyalakan lampu pemeriksaan
3. Mempersiapkan alat dan bahan serta mencuci tangan, serta menggunakan sarung
tangan steril.
4. Lubrikasi inspekulo dengan gel
5. Masukkan inspekulo hingga terlihat porsio dengan jelas
6. Lalu lakukan pemasang IUD dengan memasukkan sonde hingga kedalam fundus
untuk mengukur kedalaman. Sesuaikan flange pada IUD
7. Masukkan IUD ke dalam cervical canal
8. Teruskan IUD hingga mengenai fundus
9. Pegang tongkat pendorong di tempat dan Tarik mundur inserter hingga IUD
mengembang di dalam uterus
10. Dorong inserter secara perlahan untuk memastikan IUD pada posisinya
11. Inserter diam dan Tarik kelaur tongkat pendorong. Tarik keluar inserter
12. Gunting benang untuk memotong benang sekitar 3 cm dari ostium serviks eksterna
13. Lepaskan inspekulo
14. Mempersilahkan pasien turun dari kursi pemeriksaan dan mengenakan celana
kembali
15. Berikan edukasi kepada pasien datang kembali jika terdapat keluhan.
16. Rapihkan alat dan bahan serta cuci tangan

Monitoring / Evaluasi :
- Observasi pasien selama 5-10 menit : Tidak ada efek samping pada pasien
- Edukasi pasien tentang masa pakai IUD (8 tahun) : Pasien telah mengerti

Suntik

Pil
UKM Internship Novita

IMD
Laporan IMD 1 (FES, 16 tahun)
A. Judul : Memperkenalkan IMD dan ASI pada ibu
B. Identitas : Ibu FES, 16 tahun, Post-Partus
C. Latar Belakang :
- Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan,
dimana bayi di biarkan mencari putting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke
putting susu).
- IMD akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif dan
lama menyusui.
- Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun dan
mencegah anak kurang gizi.

D. Gambaran :
- Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa
menghilangkan vernix  (kulit putih). 
- Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada
kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi.
Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
- Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri
puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi
memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
- Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan
dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring
mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
- Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai
proses menyusu pertama selesai.
- Menjelaskan manfaat dari ASI Eksklusif kepada ibu

R/ Kalsium Laktat 500 mg tab no. XXX


S 1 dd 1
R/ Tablet tambah darah kombinasi : Salut Ferro no. XXX
S 1 dd 1

Laporan IMD 2 (SNA, 19 tahun)


E. Judul : Memperkenalkan IMD dan ASI pada ibu SNA
F. Identitas : Ibu SNA, 19 tahun, Post-Partus, G2P2A0
G. Latar Belakang :
- Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan,
dimana bayi di biarkan mencari putting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke
putting susu).
- IMD akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif dan
lama menyusui.
- Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun dan
mencegah anak kurang gizi.
UKM Internship Novita

H. Gambaran :

- Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa


menghilangkan vernix  (kulit putih). 
- Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada
kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi.
Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
- Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri
puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi
memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
- Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan
dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring
mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
- Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai
proses menyusu pertama selesai.
- Menjelaskan manfaat dari ASI Eksklusif kepada ibu

R/ Kalsium Laktat 500 mg tab no. XXX


S 1 dd 1
R/ Tablet tambah darah kombinasi : Salut Ferro no. XXX
S 1 dd 1
UKM Internship Novita

P 4 – Pelayanan Gizi

Pengukuran BB/TB Balita Sehat


PASIEN 1
A. Tanggal Pelaksanaan : 25 Oktober 2022
B. Judul Laporan Kegiatan : Monitoring Tumbuh Kembang Bayi RZ, usia 7 hari
C. Identitas Bayi/Anak : RZ, laki-laki, 7 hari
D. Latar Belakang :
Kecukupan gizi pada anak manifestasinya dapat dilihat dari pertumbuhan
anak. Penilaian terhadap pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya adalah pengukuran antropometrik. Adapun parameter ukuran
antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik adalah tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, Panjang lengan,
proporsi tubuh, lingkar kepala dan Panjang tungkai. Selain pemeriksaan
antropometri, untuk menilai pertumbuhan dapat juga dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Berat badan dan tinggi badan merupakan
parameter yang paling sering digunakan dalam pengukuran antropometri gizi
untuk menilai pertumbuhan fisik atau keadaan gizi. Berat badan dan tinggi badan
akan lebih bermakna bila diperhitungkan dengan umur, BB/U, TB/U dan BB/TB
merupakan tiga indikator utama antropometri gizi yang banyak dipakai untuk
menentukan status gizi pada balita.
Kelompok bayi dan anak balita adalah salah satu keompok umur yang
rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi, oleh sebab itu indikator yang
paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah dengan melalui
pengukuran status gizi balita. Kurang gizi pada anak balita tidak mudah dikenali
oleh pemerintah atau masyarakat bahkan keluarga. Artinya andaikata disuatu desa
terdapat sejumlah anak yang menderita gizi kurang dan tidak segera menjadi
perhatian karena anak tampak sakit. Faktor timbulnya gizi kurang pada anak
balita lebih kompleks, maka upaya penanggulangannya memerlukan pendekatan
dari berbagi segi kehidupan anak secara terintergritas. Artinya tidak hanya
memperbaik aspek makanan saja tetapi juga lingkungan hidup anak seperti pada
pengasuhan, Pendidikan ibu, air bersih dan kesehatan lingkungan, mutu layanan
kesehatan dan sebagainya.
E. Gambaran Pelaksanaan :
o Melakukan anamnesa kepada ibu pasien
o Memeriksa suhu
o Melakukan penimbangan BB dan TB/PB
o Melakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar perut, dan lingkar lengan
o Didapatkan hasil BB 3.04 kg, PB 49 cm
o Memberikan edukasi kepada ibu pasien tentang pentingnya ASI Eksklusif on
demand

PASIEN 2
A. Tanggal Pelaksanaan : 13 Desember 2022
B. Judul Laporan Kegiatan : Monitoring Tumbuh Kembang Bayi NR, usia 4 hari
C. Identitas Bayi/Anak : NR, perempuan, 4 hari
UKM Internship Novita

D. Latar Belakang :
Kecukupan gizi pada anak manifestasinya dapat dilihat dari pertumbuhan
anak. Penilaian terhadap pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya adalah pengukuran antropometrik. Adapun parameter ukuran
antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik adalah tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, Panjang lengan,
proporsi tubuh, lingkar kepala dan Panjang tungkai. Selain pemeriksaan
antropometri, untuk menilai pertumbuhan dapat juga dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Berat badan dan tinggi badan merupakan
parameter yang paling sering digunakan dalam pengukuran antropometri gizi
untuk menilai pertumbuhan fisik atau keadaan gizi. Berat badan dan tinggi badan
akan lebih bermakna bila diperhitungkan dengan umur, BB/U, TB/U dan BB/TB
merupakan tiga indikator utama antropometri gizi yang banyak dipakai untuk
menentukan status gizi pada balita.
Kelompok bayi dan anak balita adalah salah satu keompok umur yang
rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi, oleh sebab itu indikator yang
paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah dengan melalui
pengukuran status gizi balita. Kurang gizi pada anak balita tidak mudah dikenali
oleh pemerintah atau masyarakat bahkan keluarga. Artinya andaikata disuatu desa
terdapat sejumlah anak yang menderita gizi kurang dan tidak segera menjadi
perhatian karena anak tampak sakit. Faktor timbulnya gizi kurang pada anak
balita lebih kompleks, maka upaya penanggulangannya memerlukan pendekatan
dari berbagi segi kehidupan anak secara terintergritas. Artinya tidak hanya
memperbaik aspek makanan saja tetapi juga lingkungan hidup anak seperti pada
pengasuhan, Pendidikan ibu, air bersih dan kesehatan lingkungan, mutu layanan
kesehatan dan sebagainya.
E. Gambaran Pelaksanaan :
o Melakukan anamnesa kepada ibu pasien
o Memeriksa suhu
o Melakukan penimbangan BB dan TB/PB
o Melakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar perut, dan lingkar lengan
o Didapatkan hasil BB 2,7 kg, PB 47 cm
o Memberikan edukasi kepada ibu pasien tentang pentingnya ASI Eksklusif on
demand

PASIEN 3
A. Tanggal Pelaksanaan : 1 November 2022
B. Judul Laporan Kegiatan : Monitoring Tumbuh Kembang Bayi HAP, usia 12 hari
C. Identitas Bayi/Anak : HAP, perempuan, 12 hari
D. Latar Belakang :
Kecukupan gizi pada anak manifestasinya dapat dilihat dari pertumbuhan
anak. Penilaian terhadap pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya adalah pengukuran antropometrik. Adapun parameter ukuran
antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik adalah tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, Panjang lengan,
proporsi tubuh, lingkar kepala dan Panjang tungkai. Selain pemeriksaan
UKM Internship Novita

antropometri, untuk menilai pertumbuhan dapat juga dilakukan pemeriksaan


laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Berat badan dan tinggi badan merupakan
parameter yang paling sering digunakan dalam pengukuran antropometri gizi
untuk menilai pertumbuhan fisik atau keadaan gizi. Berat badan dan tinggi badan
akan lebih bermakna bila diperhitungkan dengan umur, BB/U, TB/U dan BB/TB
merupakan tiga indikator utama antropometri gizi yang banyak dipakai untuk
menentukan status gizi pada balita.
Kelompok bayi dan anak balita adalah salah satu keompok umur yang
rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi, oleh sebab itu indikator yang
paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah dengan melalui
pengukuran status gizi balita. Kurang gizi pada anak balita tidak mudah dikenali
oleh pemerintah atau masyarakat bahkan keluarga. Artinya andaikata disuatu desa
terdapat sejumlah anak yang menderita gizi kurang dan tidak segera menjadi
perhatian karena anak tampak sakit. Faktor timbulnya gizi kurang pada anak
balita lebih kompleks, maka upaya penanggulangannya memerlukan pendekatan
dari berbagi segi kehidupan anak secara terintergritas. Artinya tidak hanya
memperbaik aspek makanan saja tetapi juga lingkungan hidup anak seperti pada
pengasuhan, Pendidikan ibu, air bersih dan kesehatan lingkungan, mutu layanan
kesehatan dan sebagainya.
E. Gambaran Pelaksanaan :
o Melakukan anamnesa kepada ibu pasien
o Memeriksa suhu
o Melakukan penimbangan BB dan TB/PB
o Melakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar perut, dan lingkar lengan
o Didapatkan hasil BB 3,2 kg, PB 48 cm, Lingkar Perut 39 cm
o Memberikan edukasi kepada ibu pasien tentang pentingnya ASI Eksklusif on
demand

PASIEN 4
A. Tanggal Pelaksanaan : 6 Desember 2022
B. Judul Laporan Kegiatan : Monitoring Tumbuh Kembang Bayi ANM, usia 24 hari
C. Identitas Bayi/Anak : ANM, perempuan, 24 hari
D. Latar Belakang :
Kecukupan gizi pada anak manifestasinya dapat dilihat dari pertumbuhan
anak. Penilaian terhadap pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya adalah pengukuran antropometrik. Adapun parameter ukuran
antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik adalah tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, Panjang lengan,
proporsi tubuh, lingkar kepala dan Panjang tungkai. Selain pemeriksaan
antropometri, untuk menilai pertumbuhan dapat juga dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Berat badan dan tinggi badan merupakan
parameter yang paling sering digunakan dalam pengukuran antropometri gizi
untuk menilai pertumbuhan fisik atau keadaan gizi. Berat badan dan tinggi badan
akan lebih bermakna bila diperhitungkan dengan umur, BB/U, TB/U dan BB/TB
merupakan tiga indikator utama antropometri gizi yang banyak dipakai untuk
menentukan status gizi pada balita.
UKM Internship Novita

Kelompok bayi dan anak balita adalah salah satu keompok umur yang
rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi, oleh sebab itu indikator yang
paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah dengan melalui
pengukuran status gizi balita. Kurang gizi pada anak balita tidak mudah dikenali
oleh pemerintah atau masyarakat bahkan keluarga. Artinya andaikata disuatu desa
terdapat sejumlah anak yang menderita gizi kurang dan tidak segera menjadi
perhatian karena anak tampak sakit. Faktor timbulnya gizi kurang pada anak
balita lebih kompleks, maka upaya penanggulangannya memerlukan pendekatan
dari berbagi segi kehidupan anak secara terintergritas. Artinya tidak hanya
memperbaik aspek makanan saja tetapi juga lingkungan hidup anak seperti pada
pengasuhan, Pendidikan ibu, air bersih dan kesehatan lingkungan, mutu layanan
kesehatan dan sebagainya.
E. Gambaran Pelaksanaan :
o Melakukan anamnesa kepada ibu pasien
o Memeriksa suhu
o Melakukan penimbangan BB dan TB/PB
o Melakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar perut, dan lingkar lengan
o Didapatkan hasil BB 3,9 kg, PB 50 cm, Lingkar Perut 38 cm
o Memberikan edukasi kepada ibu pasien tentang pentingnya ASI Eksklusif on
demand

PASIEN 5
A. Tanggal Pelaksanaan : 6 Desember 2022
B. Judul Laporan Kegiatan : Monitoring Tumbuh Kembang Bayi AKK, usia 11 hari
C. Identitas Bayi/Anak : AKK, perempuan, 11 hari
D. Latar Belakang :
Kecukupan gizi pada anak manifestasinya dapat dilihat dari pertumbuhan
anak. Penilaian terhadap pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya adalah pengukuran antropometrik. Adapun parameter ukuran
antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik adalah tinggi badan,
berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, Panjang lengan,
proporsi tubuh, lingkar kepala dan Panjang tungkai. Selain pemeriksaan
antropometri, untuk menilai pertumbuhan dapat juga dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Berat badan dan tinggi badan merupakan
parameter yang paling sering digunakan dalam pengukuran antropometri gizi
untuk menilai pertumbuhan fisik atau keadaan gizi. Berat badan dan tinggi badan
akan lebih bermakna bila diperhitungkan dengan umur, BB/U, TB/U dan BB/TB
merupakan tiga indikator utama antropometri gizi yang banyak dipakai untuk
menentukan status gizi pada balita.
Kelompok bayi dan anak balita adalah salah satu keompok umur yang
rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi, oleh sebab itu indikator yang
paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah dengan melalui
pengukuran status gizi balita. Kurang gizi pada anak balita tidak mudah dikenali
oleh pemerintah atau masyarakat bahkan keluarga. Artinya andaikata disuatu desa
terdapat sejumlah anak yang menderita gizi kurang dan tidak segera menjadi
perhatian karena anak tampak sakit. Faktor timbulnya gizi kurang pada anak
UKM Internship Novita

balita lebih kompleks, maka upaya penanggulangannya memerlukan pendekatan


dari berbagi segi kehidupan anak secara terintergritas. Artinya tidak hanya
memperbaik aspek makanan saja tetapi juga lingkungan hidup anak seperti pada
pengasuhan, Pendidikan ibu, air bersih dan kesehatan lingkungan, mutu layanan
kesehatan dan sebagainya.
E. Gambaran Pelaksanaan :
o Melakukan anamnesa kepada ibu pasien
o Memeriksa suhu
o Melakukan penimbangan BB dan TB/PB
o Melakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar perut, dan lingkar lengan
o Didapatkan hasil BB 2,7 kg, PB 47 cm
o Memberikan edukasi kepada ibu pasien tentang pentingnya ASI Eksklusif on
demand

Deteksi Dini Stunting


PASIEN 1
A. Tanggal Pelaksanaan : 24 November 2022
B. Judul Laporan Kegiatan : Deteksi Dini Stunting SH, laki-laki, 3 bulan
C. Identitas : SH, laki-laki, 3bulan
D. Latar Belakang :
o Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE /
mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir,
terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin
o Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan sebagai akibat keseimbangan
antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh
yang diekskpresikan dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dapat dinilai
secara langsung melalui pengukuran antropometri, klinis, biokimia, dan
biofisik

E. Gambaran Pelaksanaan :
- Kegiatan posyandu dilakukan di Posyandu PKK Anggrek.
- Anak diukur berat badan dan tinggi badan, kemudian dilakukan pencatatan
pada grafik untuk menentukan status gizi.
- Melakuakn penilaian TTV didapatkan dalam batas normal
- Penilaian tumbuh dan kembangnya menurut KPSP sesuai dengan seusianya
- Penilaian pada SH, laki-laki, 3 bulan, hasil pengukuran BB didapatkan 3,5 kg
dengan TB 67 cm
- Penilaian status gizi anak berdasarkan kurva WHO z-scores, didapatkan:
o BB/U z-scores = dibawah -3SD (gizi buruk)
o TB/U z-scores = -3SD hingga -2SD (pendek)
o BB/PB z-scores = dibawah -3SD (sangat kurus)
 
MONITORING & EVALUASI 
UKM Internship Novita

- Kegiatan berjalan dengan lancar dan baik


- Edukasi memperbanyak porsi makan disesuaikan dengan menu keluarga 
- Kembali kunjungan pada posyandu bulan berikutnya untuk monitoring tumbuh
kembangnya 

PASIEN 2
A. Tanggal Pelaksanaan : 17 Oktober2022
B. Judul Laporan Kegiatan : Deteksi Dini Stunting PA, perempuan, 1 tahun 6 bulan
C. Identitas : PA, perempuan, 1 tahun 6 bulan
D. Latar Belakang :
 Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE /
mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah
lahir, terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan
janin
 Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan sebagai akibat keseimbangan
antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh
yang diekskpresikan dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dapat
dinilai secara langsung melalui pengukuran antropometri, klinis, biokimia,
dan biofisik
-
E. Gambaran Pelaksanaan :
- Kegiatan posyandu dilakukan di Posyandu PKK Belimbing Kencana
- Anak diukur berat badan dan tinggi badan, kemudian dilakukan pencatatan
pada grafik untuk menentukan status gizi.
- Melakuakn penilaian TTV didapatkan dalam batas normal
- Penilaian tumbuh dan kembangnya menurut KPSP sesuai dengan seusianya
- Penilaian pada PA, perempuan, 1 tahun 6 bulan, hasil pengukuran BB
didapatkan 10 kg dengan TB 76 cm
- Penilaian status gizi anak berdasarkan kurva WHO z-scores, didapatkan:
o BB/U z-scores = - 2 SD hingga 2 SD (normal)
o TB/U z-scores = -3SD hingga -2SD (pendek)
o BB/PB z-scores = - 2 SD hingga 2 SD (normal)
 
MONITORING & EVALUASI 
- Kegiatan berjalan dengan lancar dan baik
- Edukasi memperbanyak porsi makan disesuaikan dengan menu keluarga 
- Kembali kunjungan pada posyandu bulan berikutnya untuk monitoring tumbuh
kembangnya 

Suplementasi Gizi
PASIEN 1
UKM Internship Novita

A. Tanggal Pelaksanaan : 9 September 2022


B. Judul Laporan : Suplementasi Gizi ibu Hamil
C. Identitas :
o Nama : Ny. RA
o Usia : 23 tahun
o G1P0A0 usia kehamilan 9 minggu

D. Latar Belakang :
Salah satu faktor penyebab anemia gizi karena kurangnya asupan zat besi pada
makanan yang dikonsumsi setiap hari yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) di
bawah normal.
Pada ibu hamil anemia akan meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah, keguguran, lahir sebelum waktunya, risiko perdarahan sebelum dan/atau
pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya. Pada bayi
dalam kandungan dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, tidak
dapat mencapai tinggi optimal dan anak menjadi kurang cerdas.
Sumber makanan kaya zat besi dan asam folat umumnya terdapat pada sumber
protein hewani seperti hati, ikan dan daging yang harganya relatif mahal dan belum
sepenuhnya terjangkau oleh kebanyakan masyarakat di Indonesia. Pemberian tablet
tambah darah sebagai salah satu upaya penting dalam pencegahan dan penanggulangan
anemia yang merupakan cara yang efektif karena dapat mencegah dan menanggulangi
anemia akibat kekurangan zat besi dan atau asam folat. Tablet tambah darah merupakan
tablet yang diberikan kepada wanita usia subur dan ibu hamil. Untuk ibu hamil diberikan
setiap hari selama masa kehamilannya atau minimal 90 (sembilan puluh) tablet.

E. Gambaran Pelaksanaan :
o Melakukan pemeriksaan ANC terpadu (prinsip 10 T) pada ibu RA
o Mengedukasi pasien mengenai kebutuhan gizi ibu dalam masa kehamilan
o Memberikan informasi mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah
selama masa kehamilan
o Memberikan resep tablet tambah darah dan mengedukasi ibu mengkonsumsi
setiap hari selama masa kehamilan

PASIEN 2
A. Tanggal Pelaksanaan : 9 September 2022
B. Judul Laporan : Suplementasi Gizi ibu Hamil
C. Identitas :
o Nama : Ny. NS
o Usia : 25 tahun
o G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu

D. Latar Belakang :
Salah satu faktor penyebab anemia gizi karena kurangnya asupan zat besi pada
makanan yang dikonsumsi setiap hari yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) di
bawah normal.
UKM Internship Novita

Pada ibu hamil anemia akan meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah, keguguran, lahir sebelum waktunya, risiko perdarahan sebelum dan/atau
pada saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya. Pada bayi
dalam kandungan dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, tidak
dapat mencapai tinggi optimal dan anak menjadi kurang cerdas.
Sumber makanan kaya zat besi dan asam folat umumnya terdapat pada sumber
protein hewani seperti hati, ikan dan daging yang harganya relatif mahal dan belum
sepenuhnya terjangkau oleh kebanyakan masyarakat di Indonesia. Pemberian tablet
tambah darah sebagai salah satu upaya penting dalam pencegahan dan penanggulangan
anemia yang merupakan cara yang efektif karena dapat mencegah dan menanggulangi
anemia akibat kekurangan zat besi dan atau asam folat. Tablet tambah darah merupakan
tablet yang diberikan kepada wanita usia subur dan ibu hamil. Untuk ibu hamil diberikan
setiap hari selama masa kehamilannya atau minimal 90 (sembilan puluh) tablet.

E. Gambaran Pelaksanaan :
o Melakukan pemeriksaan ANC terpadu (prinsip 10 T) pada ibu NS
o Mengedukasi pasien mengenai kebutuhan gizi ibu dalam masa kehamilan
o Memberikan informasi mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah
selama masa kehamilan
o Memberikan resep tablet tambah darah dan mengedukasi ibu mengkonsumsi
setiap hari selama masa kehamilan

P 5 – P2P
Imunisasi Dasar/BIAS
A. Judul laporan kegiatan :
Melakukan Skrining serta BIAS di SD Bala Keselamatan
B. Identitas :
Siswa dan siswa SD kelas 1 dan kelas 5
C. Latar belakang :
Melakukan pemeriksaan kesehatan serta vaksin MR pada di siswa dan siswa kelas 1 dan
vaksinasi HPV pada siswi kelas 5
D. Gambaran :
Melakukan pemeriksaan kesehatan yang terdiri dari mengukur BB dan TB, pemeriksaan
head to toe yang terdiri dari kesehatan mata, mulut, hidung dan telinga. Serta
menanyakan riwayat kesehatan serta imunsasi kepada siswa dan siswi.

Vaksin COVID-19
A. Judul laporan kegiatan : Vaksinasi COVID-19 di
B. Identitas Penerima :
Masyarakat yang mendatangi lokasi vaksinasi di … pada …
C. Latar Belakang :
Melakukan promosi kesehatan yaitu mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi
baik vaksin 1 dan 2 serta booster
D. Gambaran :
- Melakukan skrining sebelum dilakukannya vaksin covid
UKM Internship Novita

- Mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya vaksin covid


- Mengedukasi masyarakat mengenai pilihan vaksin
- Mengedukasi masyarakat mengenai efek samping dari vaksinasi

Tracing Penyakit Menular


Mobile VCT
A. Tema penyuluhan : Mobile VCT di komplek Kota Indah
B. Latar Belakang
Melakukan pemeriksaan HIV kepada WPS atau tamu di komplek Kota Indah.
C. Gambaran :
- Melakukan pemeriksaan rapid VCT pada WPS atau tamu
- Mengedukasi untuk menggunakan alat kontrasepsi berupa kondom untuk mencegah
tertulatnya infeksi menular seksual lainnya.

Poli ISPA
A. Judul laporan kegiatan : Poli ISPA PKC Taman Sari 24 Agustus 2022
B. Identitas : Pasien yang memerlukan pemeriksaan untuk mendeteksi covid-19. Terdapat
16 orang.
C. Latar Belakang : Melakukan pemeriksaan swab baik Antigen maupun PCR kepada pasien
yang mendatangi poli ISPA. Dengan jumlah 12 PCR dan 13 Antigen. Berdasarkan hasil
maka didapatkan 1 pasien positif covid-19.
D. Gambaran : Melakukan pemeriksaan Covid dengan metode swab nasofaring antigen dan
PCR
- Siapkan alat-alat serta APD yang diperlukan
1. Pemeriksaan PCR
- Konfirmasi ulang mengenai identitas pasien dan tulis pada label di dinding cryotube
- Pastikan tidak ada obstruksi pada lubang hidung
- Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung, pastikan posisi swab pada septum
bawah hidung
- Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring
- Swab kemudian dilakukan gerakkan memutar secara perlahan
- Kemudian masukkan sesegra mungkin ke dalam cryotube
- Putuskan tangkai plastic di daerah mulut cryotube dan tutup dengan rapat
- Selanjutnya lakukan swab pada orofaring
- Lakukan usap pada belakang tonsil dan hindarkan swab menyentuh bagian lidah
- Kemudian masukkan sesegra mungkin ke dalam cryotube
- Putuskan tangkai plastic di daerah mulut cryotube dan tutup dengan rapat
- Simpan pada cool box untuk di kirim ke lab
2. Pemeriksaan Antigen
- Konfirmasi ulang mengenai identitas pasien dan tulis pada label di dinding cryotube
- Pastikan tidak ada obstruksi pada lubang hidung
- Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung, pastikan posisi swab pada septum
bawah hidung
UKM Internship Novita

- Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring


- Swab kemudian dilakukan gerakkan memutar secara perlahan
- Kemudian masukkan sesegra mungkin ke dalam reagen
- Putuskan tangkai plastic lalu tutup dan teteskan pada test kit antigen.

ACF
A. Judul laporan kegiatan : Tracing COVID-19 SD Kemurnian
B. Identitas : Murid SD Kemurnian berjumlah 80 orang (Kelas 1 dan 6 SD)
C. Latar Belakang : Dilakukan tracing pada murid SD Kemurnian dikarenakan terdapat 4
murid yang dinyatakan positif sebelumnya. Setelah dilakukan swab antigen dan PCR
didapatkan hasil 2 murid positif Covid pada hasil pemeriksaan antigen.
D. Gambaran : Melakukan pemeriksaan Covid dengan metode swab nasofaring antigen dan
PCR

Penapisan TB
Laporan 1 (Mantoux Test)
A. Judul laporan kegiatan :
Pemeriksaan Mantoux Test (28 September 2022)

B. Identitas pasien : SFA, laki-laki, 3 tahun 4 bulan

C. Latar belakang :
- Pasien datang karena menemani ibu nya berobat di poli TB.
- Pasien memiliki keluhan batuk sejak 1 minggu yang lalu, batuk disertai dahak.
Keluhan demam dan pilek disangkal oleh ibu pasien.
- Ibu pasien merupakan seorang penderita TB yang sedang menjalani pengobatan pada
bulan ke-2.
- Pasien tinggal Bersama ibu pasien dan neneknya.
- Berdasarkan keluhan dan riwayat kontak pasien, maka pasien dilakukan pemeriksaan
Mantoux Test untuk memeriksa apakah pasien mengalami TB atau tidak.

KU Baik, PF dbn
BB : 14 kg, TB : 90 cm

D. Gambaran pelaksanaan :
Melakukan pemeriksaan Mantoux test kepada pasien.
- Memberikan informed consent kepada pasien
- Mempersiapkan alat dan bahan serta mencuci tangan, serta menggunakan sarung
tangan
- Memposisikan pasien supaya nyaman dan tenang
- Mengambil 0,1 ml (5 tuberculin unit) antigen PPD dengan menggunakan spuit 1 cc
- Memilih area yang akan dilakukan penyuntikan, yaitu pada daerah yang bebas lesi
dan jauh dari vena.
- Lakukan septik aseptic
UKM Internship Novita

- Injeksikan antigen PPD secara intrakutan, dengan bevel menghadap ke atas. Lalu
injeksikan hingga terbentuk gelembung
- Cabut jarum perlahan, buang sampah ke safety box
- Edukasi pasien untuk kembali dalam 2-3 hari setelah penyuntikan untuk melihat hasil
pemeriksaan mantoux

Laporan 2 (TCM)
E. Judul laporan kegiatan :
Skrining TB pada pasien poli (28 September 2022)

F. Identitas pasien : AP, laki-laki, 25 tahun

G. Latar belakang :
- Pasien datang dengan keluhan batuk sejak 1 bulan.
- Pasien merupakan penderita HIV sejak 5 tahun yang lalu
- Pasien mengkonsumsi obat ARV secara teratur.
- Pasien belum pernah terdiagnosis TB sebelumnya
- Keluhan lain seperti demam, penurunan berat badan disangkal oleh pasien.

- Pasien datang dengan keluhan batuk sejak 2 bulan.


- Pasien mengatakan baru berobat sekarang mengenai batuk yang dialami nya
- Pasien belum mengkonsumsi obat-obatan apapun
- Pasien belum pernah terdiagnosis TB sebelumnya
- Keluhan lain seperti demam, penurunan berat badan disangkal oleh pasien.

KU Baik, PF dbn
BB 60 kg, TB 164 cm, TD 110/80

H. Gambaran pelaksanaan :
- Melakukan pemeriksaan TCM kepada pasien
- Memberikan informed consent kepada pasien
- Memberikan pasien pot penampung dahak sebanyak 2 buah
- Pot dahak pertama diberikan untuk menampung dahak sewaktu atau saat pasien
datang ke puskesmas. Pot dahak kedua diberikan untuk menampung dahak pada pagi
hari.
- Mengedukasi pasien mengenai pengambilan dahak yang baik
- Memberikan informasi kepada pasien untuk mengantar kembali pot dahak kedua
- Mengedukasi pasien mengenai pengobatan TB yang akan diterima apabila hasil TCM
positif TB.

Pengobatan TB

PASIEN 1

A. Judul : Pengobatan TB Paru (Lama), pada pasien JFP


UKM Internship Novita

B. Identitas : JFP, Laki-laki, 42 tahun


C. Latar Belakang :
Pasien datang untuk control rutin dan mengambil obat TB. Saat ini pasien mengatakan
mengalami batuk yang tidak membaik sejak 3 bulan yang lalu. Batuk dikatakan tidak
berdahak, keluhan seperti sesak disangkal oleh pasien. Pasien terkonfirmasi TB sejak 2
Agustus 2022 dengan keluhan awal yaitu batuk dan demam. Pasien memiliki riwayat
rawat inap di RS Hermina Ciputat dan terdiagnosa TB.

D. Gambaran pelaksanaan
O:
KU : Baik, Compos Mentis, BB 82 kg, TB 155 cm
TD 100/70, HR 80, RR 18, Suhu 36

Status generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar, massa (-)
Pulmo : Ves +/+, Rhonchi +/+, Wheezing -/-
Cor : S1S2 reguler, Murmur -/-, Gallop -/-
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik

Pemeriksaan TCM : MTB Detected, Rif Senstive

A : TB Paru dalam pengobatan OAT fase awal

P:
Medikamentosa :
R/ KDT Kat. I Fase Awal no. XX
S 1 dd 5 PO (AC)
R/ KDT Kat. I Fase Lanjutan no. LX
S 1 dd 5 PO (AC)
R/ Obat batuk hitam sirup no. I
S 3 dd 1 cth
R/ Vitamin B Kompleks no.X
S 1 dd 1

Edukasi :
- Edukasi mengenai penyakit TB, penularan, pengobatan serta efek samping dari
pengobatan
- Edukasi pasien supaya menggunakan masker
- Edukasi pasien menghindari makanan yang menjadi pencetus batuk
- Melakukan olahraga ringan sehari-hari
- Istirahat cukup
- Edukasi mengenai etika batuk dengan baik dan benar
UKM Internship Novita

- Edukasi pasien dan keluarga untuk selalu membuka jendela atau ventilasi saat pagi
dan siang hari
- Kontrol sebelum obat habis
- Edukasi pasien mengenai pergantian obat dari fase awal ke fase lanjutan. Dimana
pasien menghabiskan obat fase awal selama 4 hari terlebih dahulu dan mengkonsumsi
fase lanjutan setelahnya.

PASIEN 2

A. Judul : Pengobatan TB Paru (Baru), pada pasien AA


B. Identitas : AA, Laki-laki, 32 tahun
C. Latar Belakang :
Pasien datang dengan keluhan batuk kering sejak 1 bulan yang lalu. Batuk dikatakan
disertai dahak dan tidak disertai darah. Batuk dikatakan sangat mengganggu aktivitas
sehari-hari pasien. Keluhan seperti demam dan keringan di malam hari disangkal oleh
pasien. Pasien mengatakan adanya penurunan nafsu makan namun pasien tidak
mengingat berat badan sebelumnya. Keluhan lainnya disangkal oleh pasien. Riwayat
kontak erat TB tidak diketahui. Pasien tidak merokok.

Pasien sudah melakukan pemeriksaan sputum dan hasilnya positif pada tanggal 6
Oktober 2022.

D. Gambaran pelaksanaan
O:
KU : Baik, Compos Mentis, BB 44 kg, TB 160 cm
TD 100/70, HR 80, RR 18, Suhu 36

Status generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar, massa (-)
Pulmo : Ves +/+, Rhonchi +/+, Wheezing -/-
Cor : S1S2 reguler, Murmur -/-, Gallop -/-
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik

Pemeriksaan TCM : MTB Detected, Rif Senstive

A : TB Paru

P:
Medikamentosa :
R/ KDT Kat. I Fase Awal no. XLV
S 1 dd 3 PO (AC)
R/ Obat batuk hitam sirup no. I
S 3 dd 1 cth
UKM Internship Novita

R/ Vitamin B6 25 mg no.XXV
S 1 dd 1

Edukasi :
- Edukasi mengenai penyakit TB, penularan, pengobatan serta efek samping dari
pengobatan
- Edukasi pasien supaya menggunakan masker
- Edukasi pasien menghindari makanan yang menjadi pencetus batuk
- Melakukan olahraga ringan sehari-hari
- Istirahat cukup
- Edukasi mengenai etika batuk dengan baik dan benar
- Edukasi pasien dan keluarga untuk selalu membuka jendela atau ventilasi saat pagi
dan siang hari
- Kontrol sebelum obat habis yaitu 2 nggu.
- Edukasi apabila keluarga mengalami keluhan serupa untuk melakukan skrining di
puskesmas.

PASIEN 3
E. Judul : Pengobatan TB Paru (Baru), pada pasien NV
F. Identitas : NV, Perempuan, 53 tahun
G. Latar Belakang :
Pasien datang dengan keluhan batuk sejak 3 minggu yang lalu. Batuk dikatakan disertai
dahak dan tidak disertai darah. Batuk dikatakan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari
pasien. Pasien mengatakan sering kali badannya terasa panas dingin, seperti meriang.
Keluhan seperti keringat di malam hari disangkal oleh pasien. Pasien mengatakan adanya
penurunan nafsu makan namun pasien tidak mengingat berat badan sebelumnya. Keluhan
lainnya disangkal oleh pasien. Riwayat kontak erat TB tidak diketahui. Pasien tidak
merokok. Pasien dinyatakan positif HIV.

Pasien sudah melakukan pemeriksaan sputum dan hasilnya positif pada tanggal 21
November 2022.

H. Gambaran pelaksanaan
O:
KU : Baik, Compos Mentis, BB 50 kg, TB 150 cm
TD 100/70, HR 80, RR 18, Suhu 36

Status generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar, massa (-)
Pulmo : Ves +/+, Rhonchi +/+, Wheezing -/-
Cor : S1S2 reguler, Murmur -/-, Gallop -/-
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik
UKM Internship Novita

Pemeriksaan TCM : MTB Detected, Rif Senstive

A : TB Paru

P:
Medikamentosa :
R/ KDT Kat. I Fase Awal no. XLV
S 1 dd 3 PO (AC)
R/ Obat batuk hitam sirup no. I
S 3 dd 1 cth
R/ Vitamin B6 25 mg no.XXV
S 1 dd 1

Edukasi :
- Edukasi mengenai penyakit TB, penularan, pengobatan serta efek samping dari
pengobatan
- Edukasi pasien supaya menggunakan masker
- Edukasi pasien menghindari makanan yang menjadi pencetus batuk
- Melakukan olahraga ringan sehari-hari
- Istirahat cukup
- Edukasi mengenai etika batuk dengan baik dan benar
- Edukasi pasien dan keluarga untuk selalu membuka jendela atau ventilasi saat pagi
dan siang hari
- Kontrol sebelum obat habis yaitu 2 minggu.
- Edukasi apabila keluarga mengalami keluhan serupa untuk melakukan skrining di
puskesmas.

PASIEN 4

E. Judul : Pengobatan TB Paru (Lama), pada pasien MASN


F. Identitas : MASN, Laki-laki, 26 tahun
G. Latar Belakang :
Pasien datang untuk control rutin dan mengambil obat TB. Saat ini pasien sudah tidak
mengalami keluhan apapun. Pasien terkonfirmasi TB sejak 27 Juli 2022 dengan keluhan
awal yaitu batuk dan demam.

H. Gambaran pelaksanaan
O:
KU : Baik, Compos Mentis, BB 60 kg, TB 165 cm
TD 100/70, HR 80, RR 18, Suhu 36

Status generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar, massa (-)
Pulmo : Ves +/+, Rhonchi +/+, Wheezing -/-
UKM Internship Novita

Cor : S1S2 reguler, Murmur -/-, Gallop -/-


Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik

Pemeriksaan TCM : MTB Detected, Rif Senstive

A : TB Paru dalam pengobatan OAT fase lanjutan

P:
Medikamentosa :
R/ KDT Kat. I Fase Lanjutan no. C
S 1 dd 4 PO (AC)

Edukasi :
- Edukasi mengenai penyakit TB, penularan, pengobatan serta efek samping dari
pengobatan
- Edukasi pasien supaya menggunakan masker
- Edukasi pasien menghindari makanan yang menjadi pencetus batuk
- Melakukan olahraga ringan sehari-hari
- Istirahat cukup
- Edukasi mengenai etika batuk dengan baik dan benar
- Edukasi pasien dan keluarga untuk selalu membuka jendela atau ventilasi saat pagi
dan siang hari
- Kontrol sebelum obat habis

PASIEN 5

I. Judul : Pengobatan TB Paru (Lama), pada pasien A


J. Identitas : A, Perempuan, 27 tahun
K. Latar Belakang :
Pasien datang untuk control rutin dan mengambil obat TB. Saat ini pasien sudah tidak
mengalami keluhan apapun. Pasien terkonfirmasi TB sejak 9 Juli 2022 dengan keluhan
awal yaitu batuk, penurunan berat badan dan demam.

L. Gambaran pelaksanaan
O:
KU : Baik, Compos Mentis, BB 36 kg, TB 152 cm
TD 100/70, HR 80, RR 18, Suhu 36

Status generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar, massa (-)
Pulmo : Ves +/+, Rhonchi +/+, Wheezing -/-
Cor : S1S2 reguler, Murmur -/-, Gallop -/-
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
UKM Internship Novita

Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik

Pemeriksaan TCM : MTB Detected, Rif Senstive

A : TB Paru dalam pengobatan OAT fase lanjutan

P:
Medikamentosa :
R/ KDT Kat. I Fase Lanjutan no. XXVIII
S 1 dd 2 PO (AC)

Edukasi :
- Edukasi mengenai penyakit TB, penularan, pengobatan serta efek samping dari
pengobatan
- Edukasi pasien supaya menggunakan masker
- Edukasi pasien menghindari makanan yang menjadi pencetus batuk
- Melakukan olahraga ringan sehari-hari
- Istirahat cukup
- Edukasi mengenai etika batuk dengan baik dan benar
- Edukasi pasien dan keluarga untuk selalu membuka jendela atau ventilasi saat pagi
dan siang hari
- Kontrol sebelum obat habis

Tindakan Medis
Partus Normal

LAPORAN 1 (FES, 16 tahun)

A. Data Pasien : FES, 16 tahun


B. Nama DPJP : dr. Ika Yulianti
C. Diagnosa : Spontaneous vertex delivery
D. Tindakan Medis : Partus
E. Ringkasan Pelaksanaan
S : G1P0A0, 38 minggu, datang dengan keluhan mules mulai sering dan keluar flek.
O:
TD 129/80mmHg, BB 50kg, TB 153 cm
Bayi lahir pukul 10.20
JK Laki-laki, BB 2,9 kg, TB 48 cm

Prosedur yang dilakukan :


1. Mengenali gejala dan tanda kala dua
2. Menyiapkan pertolongan persalinan. Mempersiapkan kelengkapan peralatan, bahan
dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi
ibu dan bayi baru lahir
UKM Internship Novita

3. Menggunakan celemek, mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan


4. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik
5. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
6. Memberishkan vulva dan perineum, menyeka dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kasa
7. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap
8. Apabila pembukaan sudah lengkap, memposisikan ibu dalam posisi yang nyaman
untuk mengeran
9. Melakukan bimbingan mengeran kepada ibu saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
mengeran
10. Lahirkan kepala, lindungi perneium dengan satu tangan. Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
mengeran perlahan
11. Periksa kemungkinan lilitan tali pusat
12. Tunggu kepala bayi melakuakn putaran paksi luar secara spontan
13. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu
untuk mengeran saat kontraksi. Gerakan dengan lembut kepala kearah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
14. Setelah kedua bahu lahir, geset tangan bawah untuk kepala dan bahu. GUnakan
tangan atas untuk menelurusri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. Lanjutkan
ke punggung, bokong dan tungkai
15. Menilai apakah bayi menangis atau tidak.
16. Keringkan tubuh bayi dan letakkan diatas perut ibu
17. Periksa kembali uterus untuk memastiakn tidak ada bayi lagi didalam uterus
18. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin. Lalu suntikkan oksitosin 10 unit IM di
1/3 paha atas bagian distal lateral
19. Jepit tali pusat dengan klem, diulur dan di potong diantara kedua klem
20. Lakukan perengangan dan dorongan distal kranial hingga plasenta terlepas
21. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terlepas kemudian lahirkan dan
tempatkan pada wadah
22. Menilai perdarahan dan rupture perineum
23. Jahit luka apabila terdapat rupture perineum dari dalam ke luar
24. Jika sudah selesai, edukasi ibu untuk melakukan IMD

LAPORAN 2 (SNA, 19 tahun)


A. Data Pasien : SNA, 19 tahun
B. Nama DPJP : dr. Ika Yulianti
C. Diagnosa : Spontaneous vertex delivery
D. Tindakan Medis : Partus
E. Ringkasan Pelaksanaan
S : G2P1A0, 38 minggu, datang dengan keluhan mules mulai sering dan keluar flek.
O:
TD 119/78mmHg, BB 65kg, TB 155 cm
Bayi lahir pukul 15.40
UKM Internship Novita

JK Perempuan, BB 3.150 kg, TB 49 cm

Prosedur yang dilakukan :


1. Mengenali gejala dan tanda kala dua
2. Menyiapkan pertolongan persalinan. Mempersiapkan kelengkapan peralatan, bahan
dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi
ibu dan bayi baru lahir
3. Menggunakan celemek, mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
4. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik
5. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
6. Memberishkan vulva dan perineum, menyeka dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kasa
7. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap
8. Apabila pembukaan sudah lengkap, memposisikan ibu dalam posisi yang nyaman
untuk mengeran
9. Melakukan bimbingan mengeran kepada ibu saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk
mengeran
10. Lahirkan kepala, lindungi perneium dengan satu tangan. Tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
mengeran perlahan
11. Periksa kemungkinan lilitan tali pusat
12. Tunggu kepala bayi melakuakn putaran paksi luar secara spontan
13. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Anjurkan ibu
untuk mengeran saat kontraksi. Gerakan dengan lembut kepala kearah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
14. Setelah kedua bahu lahir, geset tangan bawah untuk kepala dan bahu. GUnakan
tangan atas untuk menelurusri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. Lanjutkan
ke punggung, bokong dan tungkai
15. Menilai apakah bayi menangis atau tidak.
16. Keringkan tubuh bayi dan letakkan diatas perut ibu
17. Periksa kembali uterus untuk memastiakn tidak ada bayi lagi didalam uterus
18. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin. Lalu suntikkan oksitosin 10 unit IM di
1/3 paha atas bagian distal lateral
19. Jepit tali pusat dengan klem, diulur dan di potong diantara kedua klem
20. Lakukan perengangan dan dorongan distal kranial hingga plasenta terlepas
21. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terlepas kemudian lahirkan dan
tempatkan pada wadah
22. Menilai perdarahan dan rupture perineum
23. Jahit luka apabila terdapat rupture perineum dari dalam ke luar
24. Jika sudah selesai, edukasi ibu untuk melakukan IMD

Bedah Minor
EKSTRAKSI KUKU
A. Tanggal pelayanan : 11 Oktober 2022
UKM Internship Novita

B. Sumber Data : Puskesmas


C. Data dasar pasien : DS, Laki-laki, 20 tahun
D. Nama pendamping :
E. Nama DPJP : dr. Anandanu Pramadya M.
F. Diagnosa : Nail disorder
G. Tindakan Medis : Bedah Minor
H. Ringkasan Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Minta formulir persetujuan atau penolakan tindakan medis yang sudah ditanda
tangani oleh pasien atau keluarga pasien
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
5. Atur posisi pasien untuk mempermudah dilakukannya tindakan
6. Menggunakan handscoon
7. Disinfeksi daerah kuku yang akan dicabut atau ekstraksi dengan menggunakan caira
betadine
8. Anestesi blok bagian kuku yang akan diekstraksi dengan menggunakaan lidokain
9. Pastikan pasien sudah merasa baal (mati rasa) pada daerah kuku yang telah
disuntikkan lidokain
10. Angkat kuku menggunakan klem dari tepi kiri ke kanan atau arah sebaliknya
11. Bersihkan bagian atas jari kuku yang telah diangkat, perlahan-lahan dengan
menggunakan kasa steril
12. Olesi salep antibiotika di atas permukaan tersebut, kemudian tempelkan kasa steril
yang sudah di beri betadine
13. Buang bahn medis yang telah dipakai ke tempat sampah medis
14. Mencuci tangan
15. Meresepkan obat-obatan
16. Menjelaskan kepada pasien untuk tidak kena air terlebih dahulu dan control kembali
dalam 3 hari untuk mengganti perban

EKSTRAKSI KUKU
A. Tanggal pelayanan : 17 Oktober 2022
B. Sumber Data : Puskesmas
C. Data dasar pasien : TKK, Laki-laki, 25 tahun
D. Nama pendamping :
E. Nama DPJP : dr. Anandanu Pramadya M.
F. Diagnosa : Nail disorder
G. Tindakan Medis : Bedah Minor
H. Ringkasan Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Minta formulir persetujuan atau penolakan tindakan medis yang sudah ditanda
tangani oleh pasien atau keluarga pasien
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
5. Atur posisi pasien untuk mempermudah dilakukannya tindakan
6. Menggunakan handscoon
UKM Internship Novita

7. Disinfeksi daerah kuku yang akan dicabut atau ekstraksi dengan menggunakan cairan
betadine
8. Anestesi blok bagian kuku yang akan diekstraksi dengan menggunakaan lidokain
9. Pastikan pasien sudah merasa baal (mati rasa) pada daerah kuku yang telah
disuntikkan lidokain
10. Angkat kuku menggunakan klem dari tepi kiri ke kanan atau arah sebaliknya
11. Bersihkan bagian atas jari kuku yang telah diangkat, perlahan-lahan dengan
menggunakan kasa steril
12. Olesi salep antibiotika di atas permukaan tersebut, kemudian tempelkan kasa steril
yang sudah di beri betadine
13. Buang bahn medis yang telah dipakai ke tempat sampah medis
14. Mencuci tangan
15. Meresepkan obat-obatan
16. Menjelaskan kepada pasien untuk tidak kena air terlebih dahulu dan control kembali
dalam 3 hari untuk mengganti perban

EKSTRAKSI KORPUS ALIENUM TELINGA (1)


A. Tanggal pelayanan : 24 November 2022
B. Sumber Data : Puskesmas
C. Data dasar pasien : TK, Perempuan, 47 tahun
D. Nama pendamping :
E. Nama DPJP : dr. Malvin
F. Diagnosa : Foreign body in ear
G. Tindakan Medis : Bedah Minor
H. Ringkasan Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Minta formulir persetujuan atau penolakan tindakan medis yang sudah ditanda
tangani oleh pasien atau keluarga pasien
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
5. Atur posisi pasien untuk mempermudah dilakukannya tindakan
6. Menggunakan handscoon
7. Menggunakan otoskop untuk visualisasi yang lebih baik
8. Mengambil corpus alienum menggunakan forceps. Ingatkan pasien untuk tidak
bergerak.
9. Keluarkan corpus alienum, pastikan sudah tidak ada yang tersisa.
10. Mencuci tangan
11. Meresepkan obat-obatan
12. Menjelaskan kepada pasien untuk lebih berhati-hati dan tidak memasukkan apapun ke
telinga.

EKSTRAKSI KORPUS ALIENUM TELINGA (2)


A. Tanggal pelayanan : 14 Desember 2022
B. Sumber Data : Puskesmas
C. Data dasar pasien : MH, Laki-laki, 5 tahun
D. Nama pendamping :
UKM Internship Novita

E. Nama DPJP : dr. Malvin


F. Diagnosa : Foreign body in ear
G. Tindakan Medis : Bedah Minor
H. Ringkasan Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Minta formulir persetujuan atau penolakan tindakan medis yang sudah ditanda
tangani oleh pasien atau keluarga pasien
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
5. Atur posisi pasien untuk mempermudah dilakukannya tindakan
6. Menggunakan handscoon
7. Menggunakan otoskop untuk visualisasi yang lebih baik
8. Mengambil corpus alienum menggunakan forceps. Ingatkan pasien untuk tidak
bergerak.
9. Keluarkan corpus alienum, pastikan sudah tidak ada yang tersisa.
10. Mencuci tangan
11. Meresepkan obat-obatan
12. Menjelaskan kepada pasien untuk lebih berhati-hati dan tidak memasukkan apapun ke
telinga.

Menjahit Luka
Menjahit Luka
A. Tanggal pelayanan : 14 November 2022
B. Sumber Data : Puskesmas
C. Data dasar pasien : R, Laki-laki, 36 tahun
D. Nama pendamping :
E. Nama DPJP : dr. Malik Djamaludin
F. Diagnosa : Superficial injury of wrist and hand
G. Tindakan Medis : Menjahit Luka
H. Ringkasan Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Minta formulir persetujuan atau penolakan tindakan medis yang sudah ditanda
tangani oleh pasien atau keluarga pasien
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
5. Atur posisi pasien untuk mempermudah dilakukannya tindakan
6. Menggunakan handscoon
7. Irigasi dengan NaCl 0.9%
8. Lakukan aseptic dan antiseptic melingkar dari dalam keluar menggunakan betadine
9. Menyuntikkan lidocaine di beberapa titik sekitar luka
10. Pastikan pasien tidak merasa nyeri, lalu melakukan penjahitan luka dengan 6 jahitan
11. Setelah selesai, membersihkan menggunakan NaCl dan tutup dengan kassa dan
plester
12. Mencuci tangan
13. Meresepkan obat-obatan
UKM Internship Novita

14. Menjelaskan kepada pasien untuk tidak kena air terlebih dahulu dan control kembali
dalam 3 hari untuk mengganti perban

Menjahit Luka (ANDRE)


A. Tanggal pelayanan : 30 November 2022
B. Sumber Data : Puskesmas
C. Data dasar pasien : A, Laki-laki, 37 tahun
D. Nama pendamping :
E. Nama DPJP : dr. dr. Anandanu Pramadya M.
F. Diagnosa : Attention to surgical dressings and sutures
G. Tindakan Medis : Menjahit Luka
H. Ringkasan Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Minta formulir persetujuan atau penolakan tindakan medis yang sudah ditanda
tangani oleh pasien atau keluarga pasien
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
5. Atur posisi pasien untuk mempermudah dilakukannya tindakan
6. Menggunakan handscoon
7. Irigasi dengan NaCl 0.9%
8. Lakukan aseptic dan antiseptic melingkar dari dalam keluar menggunakan betadine
9. Menyuntikkan lidocaine di beberapa titik sekitar luka
10. Pastikan pasien tidak merasa nyeri, lalu melakukan penjahitan luka dengan 2 jahitan
11. Setelah selesai, membersihkan menggunakan NaCl dan tutup dengan kassa dan
plester
12. Mencuci tangan
13. Meresepkan obat-obatan
14. Menjelaskan kepada pasien untuk tidak kena air terlebih dahulu dan control kembali
dalam 3 hari untuk mengganti perban

Anda mungkin juga menyukai