Anda di halaman 1dari 10

CERDIK SEMATA

(CERDIK HARI INI SEHAT MASA TUA)

SASA

UPT PUSKESMAS MALAUSMA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJALENGKA

2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan


wujud peran serta masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam kegiatan
deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini
terhadap penyakit PTM, mengingat hampir semua faktor risiko PTM tidak memberikan
gejala pada yang mengalaminya (Kemenkes RI, 2014)
Kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM meliputi kebiasaan
merokok, kurang aktifitas fisik, kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi alkohol,
pengukuran indeks massa tubuh (IMT), lingkar perut, pemeriksaan gula darah sewaktu,
kolesterol, pemeriksaan klinis payudara maupun IVA Test. Jika pada anamnesa
pertama, pengukuran dan pemeriksaan hasilnya tidak sesuai dengan kriteria dalam
batasan normal, maka ditindak lanjuti berupa pembinaan secara terpadu melalui
penyuluhan kelompok atau konseling perseorangan, selanjutnya dirujuk ke Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) (Kemenkes RI, 2014)
Dari data Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
dengan 12 indikatornya. Ada beberapa indikator indeks keluarga sehat (IKS)
Puskesmas Malausma yang capaiannya terendah, salah satunya adalah penderita PTM
hipertensi yang berobat teratur hanya mencapai 440 orang dari 2724 penderita
hipertensi yang terdata (16,15%). Untuk meningkatkan capaian penderita hipertensi
yang berobat teratur dan mencegah komplikasi menahun dari penyakit hipertensi. Salah
satu inovasi yang dilakukan adalah pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular- lanjut usia (Posbindu PTM-Lansia) Plus “CERDIK hari ini Sehat Masa
Tua” (Ceria Semata).
Keunggulan dari Posbindu Ceria Semata ini adalah mengajak dan membina
masyarakat untuk membudayakan gaya hidup sehat “beraktifitas fisik / berolahraga
senam” sebelum pelaksanaan Posbindu. Dimana beraktifitas fisik termasuk kegiatan
dalam berperilaku CERDIK, yaitu:
1. Cek kesehatan secara berkala
2. Enyahkan asap rokok
3. Rutin beraktifitas fisik
4. Diet sehat dengan gizi seimbang
5. Istirahat yang cukup
6. Kelola stress dengan baik.

2
b. RUMUSAN MASALAH
Disamping itu tujuan utama kegiatan Posbindu Ceria Semata ini adalah untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor
risiko PTM, sehingga dapat terselenggaranya penanganan dan pemantauan faktor risiko
PTM oleh masyarakat (Kemenkes RI, 2014). Dengan kegiatan inovasi ini juga untuk
mencapai visi Puskesmas Malausma “Mewujudkan Puskesmas Siaga Berkualitas
Menuju Masyarakat Sehat Mandiri” yang dilaksanakan melalui misi-misinya, yaitu :
1. Memberdayakan masyarakat untuk menuju kemandirian dalam bidang
kesehatan.
2. Menggali potensi masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
3. Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan lintas sektor.
Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Kader kesehatan diberikan
fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM
dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini,
monitoring faktor risiko PTM serta melaksanakan senam sehat bersama penderita PTM
dan masyarakat lainnya.
Kegiatan Posbindu PTM-Lansia ala Puskesmas Malausma ini dinamai Posbindu
“Ceria Semata”. Posbindu Ceria Semata merupakan gabungan dari pelaksanaan
kegiatan program PTM, Lansia, Kesehatan olahraga (Kesorga), Promosi kesehatan
(Promkes) dan Puskesmas keliling (Pusling). Kegiatan ini juga wujud peran serta
masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga bersama, deteksi dini dan monitoring
faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan
periodik. Kegiatan Posbindu ceria semata ini diharapkan dapat meningkatkan capaian
PIS-PK indikator penderita hipertensi yang berobat secara teratur dan sikap mawas diri
masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dan
komplikasinya dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan adanya
perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan, tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat. Dalam
menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi
panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangku kepentingan serta
pelaksana di lapangan.

c. Tujuan
Inovasi Posbindu ceria semata mempunyai tujuan utama, yakni terlaksananya

pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta masyarakat
secara terpadu, rutin dan periodik. Hal ini menjadi prioritas karena melihat hasil
pendataan PIS-PK tahun 2018, jumlah penderita PTM hipertensi di wilayah kerja UPT
Puskesmas Malausma mencapai 2724 orang sedangkan penderita hipertensi yang
berobat teratur hanya mencapai 440 orang (16,15%). Dengan adanya kegiatan
3
Posbindu yang rutin di setiap desa, dan adanya fasilitas kesehatan yang lebih dekat ini
diharapkan akan dimanfaatkan oleh penderita hipertensi untuk memeriksakan
kesehatannya secara rutin sehingga akan meningkatkan capaian PIS-PK terutama
indikator penderita hipertensi yang berobat teratur. Dengan adanya kegiatan olahraga
senam bersama sebelum kegiatan Posbindu ceria semata, diharapkan akan menjadi
daya tarik masyarakat untuk melaksanakan aktifitas fisik teratur sebagai salah satu
perilaku hidup gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Sehingga dapat
meningkatkan kebugaran fisik dan mencegah komplikasi menahun dari penyakit
hipertensi itu sendiri.

BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
Teori sesuai tema yang dipilih: Singkat saja langsung terkait tema.
Cek kesehatan pada lansia,
Faktor yang mempengaruhi keteraturan cek kesehatan lansia
B. Kerangka Pikir
Bentuk bagan yang menunjukan masalah di bagian kanan (dependen), faktor
yang mempengaruhi dimana salah satunya bisa dipecahkan dengan promkes
 edukasi dll.
Sebelum bagan ada uraian dulu yang mengarahkan ke bagan  1 paragraf
saja

4
BAB III

KEGIATAN

A. Perencanaan (Uraikan langkah perencanaan: analisis situasi, perumusan


masalah, perumusan tujuan umum dan khusus, pemilihan dan penentuan
kegiatan, penentuan sumber daya, pelaku potensial, rencana pelaksanaan
kegiatan, integrasi kegiatan-biaya)
B. Pelaksanaan (Uraikan tahapan pelaksanaan:
C. Pemantauan dan evaluasi kegiatan
D. Hasil kegiatan
a. Input

Inovasi Posbindu ceria semata ini membutuhkan sumber daya manusia,


keuangan maupun prasarana lainnya. Adapun tenaga Kesehatan yang dimilki oleh
Puskesmas Malausma, antara lain : dokter 2 orang, perawat 22 orang, bidan 29 orang,
Promkes 1orang dan apoteker 1 orang. Dibantu oleh 55 orang tenaga kader kesehatan
di 11 Posbindu di 11 desa wilayah kerja UPT Puskesmas Malausma.

Adapun Sarana Kesehatan yang tersedia, yaitu:


 RR Posbindu PTM
I. Register PTM : ada
II. Format Laporan Bulanan : ada
 PTM Kit : 11 set
 Lansia kit : 1 set
 Kendaraan : 2 (Roda 4), 4 ( Roda 2)
 Jumlah Desa : 11 Desa
 Jumlah Posbindu PTM : 11 Buah
 Jumlah Polindes/Pustu : 11 Buah

Kegiatan pokok dari program inovasi Posbindu ceria semata ini, adalah
kunjungan ke Posbindu PTM-Lansia di sebelas desa dengan jarak yang berjauhan dan
dilanjutkan dengan kunjungan rumah ke semua sasaran sesuai data base PIS-PK
sebagai langkah intervensi lanjut terutama keluarga yang mempunyai risiko kesehatan.

Rincian kegiatan Pelaksanaan kegiatan inovasi ceria semata, yaitu :


1. Analisis masalah

2. Membuat rencana kegiatan

3. Melakukan sosialisasi dengan lintas program dan lintas sektor


4. Melakukan advokasi
5. Melakukan kegiatan Posbindu ceria semata meliputi kegiatan olahraga senam
bersama, penyuluhan, screening PTM, konseling, pengobatan di Puskesmas keliling
(Pusling) dan kunjungan rumah

5
6. Melakukan pencatatan & pelaporan
Kegiatan inovasi ini dilaksanakan lintas program, melibatkan bebagai program
kesehatan Puskesmas, antara lain PTM, Lansia, Kesjaor, Perkesmas, Promkes,
Kesling, apoteker dan Pusling. Melibatkan juga lintas sektor dari kecamatan, desa
maupun kader kesehatan yang turut serta aktif dalam kegiatan inovasi.
Untuk sarana dan prasarananya memanfaatkan yang ada di Puskesmas, seperti
PTM/Lansia kit berikut register PTM/Lansia yang didapatkan programmer terkait dari
dinas kesehatan kabupaten Majalengka.
Adapun untuk pembiayaan kegiatan inovasi ceria semata ini dibiayai oleh
BOK/JKN, termasuk biaya perjalanan dinas dan alat habis pakai lainnya (obat, stik
laboratorium sederhana,dll)

b. Proses

Cara Melakukan Kegiatan Inovasi Ceria Semata:

Prosedur / Langkah- 1. Melakukan koordinasi dengan desa & kader kesehatan untuk
Langkah pelaksanaan Posbindu ceria semata
2. Meja 1 (Pendaftaran)
Registrasi Pasien sesuai KTP atau identitas lain, pemberian
nomor kode/urut yang sama, melakukan wawancara tentang
riwayat penyakit sendiri serta melakukan pemeriksaan
tekanan darah sebelum beraktifitas fisik
3. Melakukan aktifitas fisik bersama bagi peserta dengan tanda
vital dalam batas normal selama 30-45 menit sesuai kondisi
kebugaran fisik peserta
4. Meja 2
Melakukan penyuluhan kesehatan tentang 12 indikator
program PIS-PK
5. Wawancara, tanyakan tentang riwayat penyakit sendiri dan
keluarga, tentang prilaku hidup bersih dan sehat, kebiasaan
makan buah dan sayur dan lain-lain.
6. Meja 3
Pengukuran , Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Perut, IMT
oleh kader
7. Meja 4
Pemeriksaan tekanan darah dan laboratorium sederhana (gula
darah, kolesterol, asam urat)
8. Meja 5
Identifikasi faktor risiko, konseling/edukasi, tindak lanjut dan
pemberian obat
9. Kunjungan rumah ke rumah sasaran PIS-PK terutama
penderita PTM sesuai data base
10. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
2. Evaluasi Kegiatan Inovasi Ceria Semata pada trimester I Tahun 2022 :
6
Target
N per Realisasi Trimester I Masalah Yang
Indikator
o tahun (%) dihadapi
(%)
1. Pelayanan Kesehatan :
a. Deteksi dini faktor 100% Belum tercapai Kurangnya
risiko PTM pada usia Realisasi trimester I baru pengetahuan
produktif ≥ 15 tahun mencapai 19,14% masyarakat tentang
manfaatnya deteksi
dini faktor risiko PTM
dan kurangnya peran
serta aktif kader untuk
menggerakan
masyarakat untuk
kontak ke fasilitas
kesehatan.

b. Pelayanan pada 100% Belum tercapai


Kurangnya
penderita Hipertensi Realisasi trimester I baru
pengetahuan
mencapai 15,49%
masyarakat tentang
pentingnya berobat
teratur bagi penderita
hipertensi
2. 100%
Kunjungan rumah Belum tercapai
Realisasi trimester I baru Kurangnya koordinasi
mencapai 5% lintas program,
penanggung jawab
daerah binaan (Pj.
Darbin) dan lintas
3. 100% sektor
Entry PIS-PK intervensi Belum tercapai
lajut Realisasi trimester I baru Belum efektifnya
mencapai 1,15% sosialisasi entry PIS-
PK intervensi lanjut

Kegiatan inovasi Posbindu ceria semata ini, membutuhkan kerjasama serta


koordinasi yang baik dari berbagai pihak, lintas program maupun lintas sektor. Dalam
kegiatannya banyak mendapatkan hambatan Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang manfaatnya deteksi dini faktor risiko PTM dan kurangnya peran serta aktif kader
untuk menggerakan masyarakat untuk kontak ke fasilitas kesehatan, kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya berobat teratur bagi penderita

7
hipertensi,kurangnya koordinasi lintas program, penanggung jawab daerah binaan (Pj.
Darbin) dan lintas sektor dan belum efektifnya sosialisasi entry PIS-PK intervensi lanjut.

c. Output

Dengan kegiatan inovasi ceria semata, pada trimester I Tahun 2022 ini, tenaga
kesehatan Puskesmas Malausma sudah melaksanakan kegiatan PIS-PK intervensi
lanjut Puskesmas nganjang ka imah ke 649 KK yang tersebar di sebelas desa dari
sasaran sejumlah 13.002 KK.

Kegiatan inovasi ini menjadi angin segar terutama untuk keluarga yang
mempunyai anggota keluarga penderita PTM,seperti hipertensi dan kencing manis yang
diharuskan untuk memeriksakan kesehatan dan minum obat secara teratur.

d. Outcome

Kegiatan inovasi ceria semata ini juga disambut baik oleh masyarakat,karena
memberikan dampak positif untuk melakukan deteksi dini risiko PTM dan beraktifitas
fisik/berolahraga bersama, dengan fasilitas kesehatan yang menjadi lebih dekat bila
dibandingkan harus ke Puskesmas induk yang jaraknya jauh, medan yang berat dan
kendala lainnya seperti biaya serta alat transportasi.

Deteksi dini faktor risiko PTM pada usia produktif ≥ 15 tahun sampai Trimester I
Tahun 2022 secara kuantitas dan kualitas berhasil menemukan penderita PTM (DM-HT)
kasus baru. Diantara penderita DM-HT kasus baru ini ada yang disertai dengan keluhan
maupun tanpa keluhan klinis.

Dengan pemberian penyuluhan kesehatan di Posbindu dan kunjungan rumah,


diharapkan kedepannya penderita PTM khususnya penderita hipertensi dan
masyarakat, biasa melaksanakan perilaku hidup sehat “CERDIK” :

1. Cek kesehatan secara rutin


2. Enyahkan asap rokok
3. Rajin beraktiftas fisik/berolahraga
4. Diet gizi seimbang
5. Istirahat cukup
6. Kelola stress dengan baik

Masyarakat pun akan merasakan manfaatnya, antara lain kebugaran fisik


masyarakat akan meningkat dan komplikasi menahun akibat PTM pun dapat dicegah
sehingga di fase kehidupan lanjut usia masih ceria, sehat, bugar dan produktif.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Inovasi kegiatan .. Penekanan ada perubahan dalam upaya pencegahan


maupun promotive kesehatan … apa perubahan yang terjadi pada
kelompok masyarakat sebagai sasaran, bagaimana proses terjadi
menunjukan inovasi dalam pemberdayaan / kemitraan / advokasi ???
B. Kontribusi kegiatan ke program transformasi sistem kesehatan  di
sebelah mana kontribusinya  lihat edukasi kesehatan sebagai upaya
promotive.
C. Masalah atau keterbatasan yang dialami
Inovasi ceria semata merupakan modifikasi Posbindu PTM-Lansia yang sudah
ada di puskesmas Malausma. Kegiatannya melibatkan berbagai pihak lintas
program maupun lintas sektor, sehingga dalam pelaksanaannya pasti ada pro
dan kontra serta hambatan.
Koordinasi yang baik dengan lintas program dan lintas sektor diharapkan
mengurangi masalah yang ada dalam pelaksanan inovasi ini.
Jadwal Posbindu ceria semata dilaksanakan secara tepat waktu, kunjungan ke
rumah sebagai intervensi lanjut pun sesuai dengan kontrak waktu dengan
keluarga sasaran PIS-PK.
Evaluasi kegiatan ini dilaksanakan oleh lintas program setiap bulan dan lintas
sektor setiap Trimester dan rapat koordinasi ditingkat kecamatan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan  menjawab tujuan.. Rumuskan dalam paragraph singkat.
B. Saran  operasional  untuk siapa melakukan apa sebagai tindak lanjut atau
agar kegiatan berkelanjutan

Daftar Pustaka
Sebaiknya ada artikel jurnal, peraturan permenkes terkait, UU dsb.
Bukan hanya buku
Jumlah sitasi 7-10 buah
Dengan software lebih bagus. Misalnya Mendeley
Model kutipan  Harvard atau Vancouver

9
10

Anda mungkin juga menyukai