Anda di halaman 1dari 34

BAB II

GAMBARAN PELEYANAN PUSKESMAS

A. TUGAS POKOK & FUNGSI

1. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi merupakan bagian yang sangat menentukan pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif dan produktif. Dalam pelaksanaan tugas administrasi dan
ketatatusahaan, Kepala UPT Puskesmas dibantu oleh seorang Kepala Tata Usaha dengan
tiga Sub Bagian yakni Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan dan
Aset, dan Sub bagian Perencanaan dan Monitoring. Masing-masing Sub Bagian dapat di
bantu oleh beberapa staf fungsional sebagai pengelola urusan atau kegiatan sesuai dengan
kebutuhan.

Dalam pelaksanaan tugas manajemen dan tatalaksanan program, Kepala UPT Puskesmas
dibantu oleh keempat orang coordinator, yakni :

1. Koordinator Upaya Kesehatan Wajib dengan 6 Sub Koordinator ( Subkor ) yaitu :


Subkor Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak dan
Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular, Gizi, dan Subkor
Pengobatan.
2. Koordinator Upaya Kesehatan Pengembangan dengan 6 subkor yaitu : Subkor
Usaha Kesehatan Sekolah, Kesehatan Khusus ( mata, jiwa, olah raga dan lansia ),
Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Gigi dan Mulut, Subkor Rawat
Sehari ( oneday care ).
3. Koordinator Upaya Kesehatan Penunjang dengan 3 Subkor yaitu : Subkor SP2TP,
Farmasi, dan Subkor Laboratorium Sederhana.
4. Koordinator Jejaring Pelayanan dengan 4 Subkor Yaitu Subkor Puskesmas
Pembantu, Subkor Poskesdes, Subkor Bidan Desa, Subkor Pusling.
2. TUGAS POKOK & FUNGSI
A. Kepala UPT Puskesmas Sukabumi
Sebagai Kepala UPT Puskesmas Baradatu, memiliki tugas-tugas sebagai berikut :
 Menyelenggarakan fungsi – fungsi Puskesmas dalam wilayah kerjanya.
 Mengkoordinir / mengarahkan semua kegiatan usaha pokok Puskesmas dan
ketatausahaan di Puskesmas.
 Membina hubungan yang baik dengan lintas sektor maupun stake holder yang
lain.

B. Ka Subag TU
Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Koordinator Keuangan,
Intervensi dan Kepegawaian yang bertanggungjawab kepada Kepala UPT
Puskesmas.

C. Kelompok Jabatan Fungsional


Kelompok Jabatan Fungsional pada Puskesmas Sukabumi. sebagai merupakan
Upaya Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari :

 Upaya Kesehatan Wajib


Terdiri dari 6 Program Kesehatan yang wajib dijalankan oleh Puskesmas terdiri
dari : Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA – KB, Gizi, P2M dan
Pengobatan. Penanggung jawab pelaksanaan masing – masing program diatas
adalah seorang coordinator, adapun tugas pokonya adalah sebagai berikut :
1. Koordinator Promosi Kesehatan ( Promkes )
Menggerakan dan membimbing masyarakat dalam wilayah kerja puskesmas.
2. Koordinator Kesehatan Lingkungan ( Kesling )
Mengkoordinir dan menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan kesehatan
lingkungan sesuai standar yang telah dilakukan.
3. Koordinator KIA – KB
Menyelenggarakan pelayanan KIA dan KB di Puskesmas
4. Koordinator Gizi
Mengamati keadaan gizi masyarakat dan mengupayakan perbaikan gizi
masyarakat.
5. Koordinator Pemberantasan Penyakit Menular ( P2M )
Membantu pimpinan melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular langsung ( TBC ) dan bersumber binatang ( Malaria dan DHF )
6. Koordinator Pengobatan
Mengkoordinir penyelenggaraan, pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan.

 Upaya Kesehatan Pengembangan


Terdiri dari 12 Program Kesehatan yang masing – masing programnya di
laksanakan oleh seorang coordinator yang memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1. Koordinator Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )
Membina dan mengawasi upaya kesehatan sekolah yang ada di wilayah kerja
puskesmas.
2. Koordinator Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
Melaksanakan kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut serta
melaksanakan rujukan dan koordianasi lintas program.
3. Koordinator Perawatan Kesehatan Masyarakat
Membantu pimpinan dalam membina kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat diluar gedung puskesmas.
4. Koordinator Program Kesehatan Mata
Membantu pimpinan dalam upaya pelayanan kesehatan mata di wilayah kerja
puskesmas.
5. Koordinator Program Kesehatan Usia Lanjut ( USILA )
Melaksanakan kegiatan pembinaan, perawatan, pemeriksaan penyuluhan
kesehatan kepada penduduk usia lanjut.
6. Koordinator Pengobatan Tradisional ( Bartra )
Membina dan mengawasi pelayanan kesehatan dan pengobatan tradisional
yang ada diwilayah kerja puskesmas.
7. Koordinator Program Kesehatan Jiwa
Melaksanakan kegiatan pelayanankesehatan jiwa meliputi pendataan /
penemuan penderita gangguan jiwa, melakukan rujukan penderita gangguan
jiwa untuk penanganan lebih lanjut.
8. Koordinator Pelayanan Kesehatan Perduli Remaja ( PKPR )
Melakukan Pembinaan, penyuluhan dan konseling ke sekolah – sekolah
tentang HIV/IMS, NAFZA dan kesehatan reproduksi serta kekerasan dalam
rumah tangga.
9. Koordinator Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )
Membina kesehatan, keselamatan pekerja, serta lingkungan tempat kerja yang
sehat.
10. Koordinator Makanan dan Minuman ( Makamin )
Melaksanakan kegiatan pengawasan Makanan dan Minuman yang
mengandung bahan – bahan berbahaya di sekolah serta TTU
11. Koordinator Penyakit Tidak Menular ( PTM )
Melakukan jajaring pencegahan dan penanggulangan PTM dengan upaya
kesehatan secara promotif dan preventif.
12. Koordinator One Day Care dan Rawat Inap
Menyelenggarakan pelyanan medic one day care dan rawat ianap pada
ruangan rawat ianap di puskesmas.
 Upaya Kesehatan Penunjang
Terdiri dari 3 program yang juga masing – masing dikoordinir oleh koordinator
dengan tugas pokok sebagi berikut :
1. Koordinator Laboratorium
Mengkoordinir pemeriksaan laboratorium dan penyediaan reagensia yang
diperlukan oleh puskesmas.
2. Koordinator Pencatatan dan Pelaporan ( SP2TP )
Menyiapkan laporan, perencanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan puskesmas
serta membantu pimpinan dalam proses manajemen yang ada di puskesmas.
3. Koordinator Farmasi
Mengkoordinir penyelenggaraan Apotek Puskesmas, termasuk administrasi obat-
obatan serta penyimpannya.

 Jejaring dan Jaringan Fasilitas Pelayanan Kesehatan


1. Puskesmas Pembantu
 Menyelenggarakan sebagian kegiatan pokok puskesmas sesuai
kompetensi tenaga dan peralatan yang dimiliki.
 Sebagai unsur penunjang kegiatan Puskesmas dalam mendekatkan dan
meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat diwilayah kerja puskesmas.
 Merujuk penderita / klien sesaui dengan kebutuhan kepada dokter
puskesmas, dokter rumah sakit terdekat yang diperkirakan mempunyai
kemampuan mengatasi kasusnya.
 Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada posyandu serta
kegiatan peran serta masyarakat diwilayah kerjanya.
 Melaporkan adanya kejadian luar biasa dalam waktu 24 jam kepada
Kepala UPT Puskesmas untuk diteruskan kapada Kepala Dinas
Kesehatan Way Kanan
 Menghimpun catatan / register kegiatan ( Pelapor ) untuk disampaikan
kepada Kepala UPT Puskesmas sebagai atasan langsung.
2. Bidan Desa
 Melaksanakan penyeliaan, pemantauan, dan evaluasi kerja bidan desa
di wilayah kerjanya.
 Membina hubungan kerja bidan desa dalam tatanan organisasi
Puskesmas maupun hubungannya dengan organisasi Dinas Kesehatan
serta organisasi profesi yang barkaitan dengan tugas pokok dan fungsi
bidan.
3. Pusling
 Meningkatkan askes dan jangkauan pelayanan dasar diwilayah kerja
puskesmas.
 Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan di daerah yang jauh dan
sulit.
 Mendukung pelaksanaan kegiatan luar gedung seperti posyandu,
Imunisasi, KIA, penyuluhan kesehatan, survailans, pemberdayaan
masyarakat, dll.
 Mendukung pelayanan rujukan.
 Mendukung pelayanan promotif dan preventif.
4. Poskesdes
 Melaksanakan pengamatan dan kewaspadaan dini ( survailans
penyakit, survailans gizi, survailans perilaku beresiko dan survailans
lingkungan dan masalah kesehatan lainnya ), penanganaan
kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta
pelayanan kesehatan dasar.
 Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan, dll. Kegiatan dilakukan
berdasar pendekatan edukatif atau pemasyarakatan yang dilakukan
melalui musyawarah mufakat yang di sesuaikan kondisi dan potensi
masyarakat setempat.

B. ANALISIS SITUASI KESEHATAN


Gamabaran mengenai derajat kesehatan mencakup indikator umur harapan hidup
waktu lahir ( UHH ), mortalitas berisi indikator – indikator angak kematian ibu
dan angka kematian bayi, morbiditas berisi indikator – indikator mengenai
penyakit infeksi, penyakit non infeksi dan penyakit potensial, sedangkan untuk
status gizi dilihat dari indikator balita denagn gizi buruk.
Estimasi umur harapan hidup untuk penduduk Indonesia tahun 2016 adalah 72
tahun. Umur Harapan Hidup Propinsi Lampung adalah 70,05 tahun, Umur
Harapan Hidup di Kabupaten Way Kanan pada tahun 2016 adalah 69,96 tahun
( BPS Kabupaten Way Kanan 2015 ) sedangkan Umur Harapan Hidup Kecamatan
Baradatu adalah 69,96 tahun.

C. MORTALITAS
1. Angka Kematian Bayi ( AKB )
Angka Kematian Bayi ( AKB ) adalah jumlah penduduk yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun yang di nyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang retan baik terhadap
kesakitan maupun kematian. Angka kematian bayi pada tahun 2015 sebesar 0
kasus, mengalami kenaikan pada tahun 2016 menjadi 1 kasus.
2. Angka Kematian Ibu Melahirkan ( AKI )
Angka Kematian Ibu ( AKI ) juga menjadi salah satu indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kamtian terkait dengan gangguan kehamilan
atau penanganannya ( tidak termasuk kecelakaan / kasus insidentil ) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas ( 42 hari setelah melahirkan )
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan


kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum,
pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikan indikator keberhasilan
pembangunan sektor kesehatan.

Kasus Kematian ibu di Puskesmas Sukabumi Periode tahun 2016 sebesar 1


kasus. Hal ini erat kaitannya dengan peningkatan pelayanan komplikasi
obstetrik dan meningkatnya status kesehatan ibu. Sebab utama kematian ibu
adalah pendaharaan, eklamsia, infeksi dan penyebab lainnya.
3. Angka Kematian Balita ( AKABA )
Angka Kematian Balita adalah : jumlah kematian anak yang berumur < 5
tahun per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui
pada periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 tidak ditemukan kasus
kematian diwilayah kerja Puskesmas Sukabumi.

D. MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka
prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit
dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam
penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Angka kesakitan penduduk pada suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa hal
diantaranya pola penyakit dan penyakit potensial yang berkembang, baik penyakit
menular maupun penyakit tidak menular. Pada pola penyakit yang ada diwilayah
Puskesmas Sukabumi tahun 2016 berdasarkan laporan bulanan 1 (data kesakitan)
SP2TP Puskesmas Sukabumi, penyakit INF, Akut lain pada sel. Nafas Bag. Atas
menjadi peringkat peretama pada pola penyakit rawat jalan dan inap pada
Puskesmas Sukabumi.

Tabel
Data 10 Penyakit terbesar di puskesmas sukabumi
Tahun 2016
NO NAMA JUMLAH
PENYAKIT KUNJUNGAN
A B C
1 ISPA 1756
2 Penyakit Otot dan Jaringan / Rheumatik Penyakit 945
3 Penyakit Saluran Pencernaan / Gastritis 859
4 Penyakit Kulit 831
5 Hypertensi 692
6 Penyakit Gigi dan Mulut 406
7 Penyakit Diare 245
8 Penyakit Telinga 224
9 Penyakit Mata 199
10 Penyakit Typoid 110

Penyakit menular yang banyak ditemukan dan memiliki potensi menjadi Kejadian
Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Way Kanan, anatara lain :
1. Malaria
Pada tahun 2016 penyakit Malaria dengan pemerikasaan laboratorium berjumlah
0 kasus.
2. Demam Berdarah dengue (DBD)
Kasus DBD du UPT Puskesmas Sukabumi tahun 2016, 3 kasus
3. Gigitan Hewan Tersangka Rabies (GHTR)
Kasus GHTR tahun 2016 di UPT Puskesmas 0 kasus. Namun ini perlu diwaspadai di
karenakan banyak kasus GHTR yang tidak dilaporkan.
4. Diare
Perkembangan penyakit Diare di Puskesmas Sukabumi Tahun 2016 berjumlah 245
Kasus dengan proses kejadian hamper rata setiap bulan. Dan kejadian paling banyak
terjadi di kampung Way Agung.
5. TB Paru
Penyakit TB Paru tahun 2016 di Puskesmas Sukabumi di temukan BTA Positif (+)
sebanyak 22 orang.

E. STATUS GIZI
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah ( kurang dari 2500 gram ) merupakan salah satu faktor
utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Cakupan bayi
BBLR di Puskesmas Sukabumi untuk tahun 2016, sebanyak 1,9%.
2. Status Gizi Balita
Status Gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)
Salah satu cara untuk mengetahui status gizi wanita usia subur (WUS) umur 15-14
tahun adalah dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Indikator
Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar Lingkar Lengan Atas (LILA)
kurang dari 23,5 cm.
F. SUMBER DAYA
1) SUMBER DAA MANUSIA KESEHATAN
Sebagai Unit Pelaksana Teknis dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan Puskesmas
Sukabumi melakuakan usulan kebutuhan tenaga kepada dinas setelah melakukan
perencanaan tenaga kesehatan menggunakan pendekatan facility based ratio, dimana
jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan dihitung berdasarkan rasio standar jumlah
tenaga berdasarkan jenisnya untuk masing-masing fasilitas seperti, Puskesmas, Unit
Rawat Inap, Puskesmas Pembantu, Polindes, Poskesdes dan Bidan.
Berikut ini keadaan sumberdaya manusia kesehatan berdasarkan kompetensi dan
status kepegawaian di UPT Puskesmas Sukabumi tahun 2016, seperti terlihat dalam
table berikut ini :

Table
Sumberdaya Manusia Kesehatan Berdasarkan Kompetensi dan Status
Kepegawaian
Di Puskesmas Sukabumi tahun 2016
NO JENIS TENAGA STATUS KEPEGAWAIAN JUMLAH
PNS PTT TKS
1 Dokter Umum 2 2
2 Tenaga Kesehatan 2 1 3
Masyarakat
3 Farmasi 1 1
4 Bidan 11 8 7 26
5 Perawat 11 11 21
6 Perawat Gigi 2 2
7 Tenaga Pendukung 2 2
Total 57
2. SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Puskesmas dan Jaringanya
Unit Pelaksana Tugas Puskesmas Rawat Inap Sukabumi berada di Kecamatan Buay
Bahuga dengan wilayah kerja sebanyak 9 kelurahan, dalam menjalankan fungsi
Promotif, Prefentif, Kuratif, serta Rehebilitatif Puskesmas Sukabumi ditunjang
dengan 1 unit Rawat Jalan, 1 unit Rawat Inap, 2 unit Pustu, 9 unit Poskesdes, 19 unit
Posyandu.

Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Sesuai dengan VISI yang akan dicapai oleh Bupati dan Wakil Bupati Way Kanan terpilih
yang akan mewujudkan " WAY KANAN MAJU DAN BARDAYA SAING " maka
Puskesmas Sukabumi harus ikut dan berperan aktif untuk mewujudkan hal tersebut.
Untuk penjabaran visi yang telah di tetapkan maka dibuatlah indikator yang akan
dilaksanakan dan tertuang dalam misi dinas kesehatan. Adapun yang menjadi Misi Bupati
dan Wakil Bupati terpilih Yaitu :

1. Menciptakan Tatakelola Pemerintahan yang baik dengan peningkatan kapasitas


kebijakan, ketatalaksanaan, kapasitas kelembagaan, dan sumberdaya manusia
aparatur.
2. Peningkatan kualitas dan jangkauan infrastruktur dasar dengan meningkatkan
proporsi jalan dalam kondisi mantap, rasio elektrifikasi dan jaringan irigasi.
3. Mempersiapkan Sumberdaya Manusia yang komperatif dengan mewujudkan
pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau serta
perluasan askes dan penguatan peran perempuan, pemuda.
4. Revitalisasi kebijakan pertanian dalam rangka meningkatkan prokduktifitas, dan
nilai tambah hasil pertanian melaui pengembangan produk unggulan daerah.
5. Mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah menuju keunggulan
kompetitif dan komparetif.
6. Mewujudkan sistem keamanan dan ketertiban yang kondusif, kerukunan hidup
antar umat beragama, penanggulangan bencana dan menjaga kelestarian
lingkungan hidup.

Sesuai dengan Visi dan Misi kabupaten yang ada, terutama misi ketiga, maka
Puskesmas Sukabumi berupaya untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, terjangkau, maju dan berdaya saing. Untuk mendukung pencapaian
Visi dan Misi tersebut dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan dibidang kesehatan, dinas kesehatan mempunyai tujuan yaitu :
1. Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Sukabumi.
2. Meningkatkan capaian Cakupan program Puskesmas.
3. Meningkatkan keselamatan pasien.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan pegawai Puskesmas Sukabumi.

3. ISU POKOK
Berdasarkan uraian diatas, maka isu pokok pembangunan kesehatan puskesmas
sukabumi meliputi :
1. Peningkatan mutu pelayanan puskesmas sukabumi
2. Peningkatan capaian Cakupan program puskesmas
3. Peningkatan keselamatan pasien
4. Peningkatan kualitas pelayanan pegawai puskesmas sukabumi.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS

A. ANALISIS FAKTOR STRATEGIS


Berdasarkan hasil kajian melalui SWOT Analisis terindentifikasi beberapa faktor
internal dan eksternal yang dapat memberikan pengaruh positif dan negative dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan di kecamatan buay bahuga.

ANALISIS FAKTOR INTERNAL


Faktor internal yang mempunyai kontribusi positif atau sebagai kekuatan dalam
pembangunan kesehatan di Puskesmas Sukabumi yaitu :

1. Anggaran Kesehatan
Kebutuhan anggaran pelayanan UKP, UKM dan Administrasi Puskesmas
Sukabumi sudah dapat terpenuhi dari dana APBD II, BOK dan JKN.

2. Infrastruktur fasilitas pelayanan kesehatan


Kondosi unit rawat inap, pustu dalam kondisi yang tidak memenuhi standar
pelayanan, sarana pendukung seperti ambulan dan peralatan kesehatan masih
kurang memadai.

3. Manajemen Program dan Tata Lakasana


Secara umum puskesmas telah melaksanakan fungsi manajemen dari
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, Upaya peningkatan
sinkronisasi, sinergisme telah dilakukan melalui Penjaringan Aspirasi Masyarakat
( SMD, MMD ) dan koordinasi lintas sektor dan stakeholder.
4. Struktur Organisasi
Dengan adanya tugas dan wewenang yang jelas maka masing-masing penaggung
jawab program dan unit pelayanan menjalankan tugas dan fungsinya masing-
masing secara jelas dan juga saling berkoordianasi untuk mendukung pencapaian
indikator masing-masing program sehingga tujuan pembangunan kesehatan dapat
dicapai.

sedangakan faktor internal yang mempunyai kontribusi sebagai kelemahan dalam


Pembangunan Kesehatan di Kecamatan Buay Bahuga, antara lain :

1. Capaian program
Masih terdapat beberapa target program yang belum tercapai, serta angka
kesakitan PTM masih tinggi, belum maksimalnya pelayanan UKP dan
administrasi puskesmas.

2. Penganggaran
Secara umum jumlah anggaran puskesmas sukabumi sudah cukup memadai
namun terkendala aturan penggunaan sehingga dana tidak dapat di serap,
terutama dalam upaa pemenuhan kebutuhan obat-obatan dan perlengkapan
puskesmas.

3. SDM
Jumlah pegawai puskesmas sukabumi sudah mencukupi bahkan berlebih
secara kuantitas namun dilihat dari jenis profesi masih kekurangan terutama
dr.gigi, apoteker dan tenaga analis.
4. Kinerja Organisasi
Dalam rangka mewujudkan Visi Masyarakat buay bahuga sehat mandiri, maju
dan berdaya saing tahun 2021 yang dijabarkan menjadi 4 misi, tujuan yang
ingin dilaksanakan meningkatkan kualitas mutu pelayanan, meningkatkan
capaian program, meningkatkan tatakelola yang handal.

5. Sistem Informasi Kesehatan (SIK)


Sistem informasi kesehatan dipuskesmas sukabumi belum berfungsi optimal.
Pemeliharaan dan ketersediaan perangkat keras (hardware) belum memadai,
belum tersedia perangkat lunak (software) yang terintegrasi, data dan
informasi yang tersedia belum lengkap, tepat waktu, validitas dan akurasinya
masih rendah, data dan informasi belum dimanfaatkan dengan optimal.

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL


Faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan
kesehatan di kecamatan buay bahuga sebagi berikut :
1. Peraturan Perundang-undangan dan kebijakan
Dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan
bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsure
kesejahteraan ang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagiamana dimaksud dalam pancasila dan undang-undang dasar Negara
republik Indonesia tahun 1945. Pada pasal 5 Undang-undang nomor 36 tahun
2009 disebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh askes sumber daya dibidang kesehatan (ayat-1), setiap orang
mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu
dan terjangkau (ayat-2).
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diperkuat oleh Sistem Kesehatan
Nasional yang meliputi sub sistem upaya kesehatan; sub sistem pembiayaan
kesehatan; sub sistem sumber daya manusia kesehatan; sub sistem sediaan
farmasi, perbekalan kesehatan, dan makanan; sub sistem manajemen dan
informasi kesehatan; sub sistem pemberdayaan masyarakat.

Peraturan menteri kesehatan nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas,


peraturan menteri kesehatan nomor 44 tahun 2016 tentang manajemen
puskesmas serta peraturan menteri kesehatan tentang penggunaan dana JKN
sangat membantu puskesmas dalam mencapai visi misi yang ingin dicapai.

2. Kemitraan dan kerjasama lintas sector


Kerjasama dengan stekholder terkait menjadi kunci keberhasilan pembangunan
kesehatan diwilayah puskesmas baradatu, karena pelayanan kesehatan tidak bisa
berdiri sendiri terutama dalam pelaksanaan kesehatan UKM yang berbasis
masyarakat.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Pengaruh globalisasi yang berdampak pada kemajuan IPTEK seperti
kecanggihan teknologi ilmu kedokteran dan peraturan kesehatan mempunyai
peluang besar dalam menunjang kelancaran upaya pelayanan kesehatan
didaerah. Dengan IPTEK yang tinggi tentunya juga berpengaruh terhadap
industri farmasi yang pada nantinya dapat meningkatkan kualitas penyediaan
obat dan perbekalan kesehatan. Kemajuan teknologi informasi membuka
peluang dalam menunjang kemudahan mengakses informasi dan promosi
kesehatan.
4. Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Jaminan Kesehatan Nasional dilaksanakan serentak diseluruh Indonesia dengan
harapan seluruh masyarakat bisa mengakses pelayanan kesehatan secara
komperehensif, baik ditingkat pelayanan kesehatan dasar maupun ditingkat
pelayanan rujukan/ perorangan sesuai mekanisme penyelenggaraan JKN yang
telah diatur oleh Undang-undang SJSN.

Faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi pemerintah dalam melaksanakan


pembangunan kesehatan di Provinsi Lampung adalah :

1. Sosial Ekonomi
Tingkat ekonomi ditunjukkan oleh tingkat kemiskinan, pendapat dan daya
beli masyarakat. Turun naiknya harga produk pertanian sangat
mempengaruhi kemampuan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan.

2. Mobilitas Penduduk dan Transisi Demografi


Secara geografis letak kecamatan Buay Bahuga sebagai tempat belanja
penduduk dari wilayah kecamatan sekitar dan merupakan terminal bagi
kabupaten way kanan. Transisi demografi akibat perbaikan status kesehatan,
peningkatan status ekonomidan tingkat kesejahteraan akan berpengaruh
terhadap peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan tantangan
tersendiri untuk upaya pelayanan kesehatan pada manusia usia lanjut
(manula).

3. Perubahan Ekologi dan Lingkungan


Pengembangan kecamatan Buay Bahuga menjadi wilayah perkotaan tidak
diikuti oleh tata kelola lingkungan yang baik berdampak pada lingkungan
yang kumuh, pengolahan sampah dan limbah rumah tangga yang tidak
optimal berpotensi untuk terjadinya wabah penyakit menular.

Berdasarkan hasil analisis situasi faktor internal dan eksternal maka dapat
disimpulkan bahwa posisi organisasi UPT Puskesmas Sukabumi berada
pada kuadran III dimana memiliki banyak kelemahan dalam melaksanakan
pembangunan dibidang kesehatan tetapi sebenarnya banyak peluang yang
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan tersebut.

B. ISU STRATEGIS
Berdasarkan permasalahan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
diwilayah kerja puskesmas Sukabumi sesuai tugas dan fungsi UPT Puskesmas
Sukabumi, yang menjadi isu strategis adalah :
1. Akses dan mutu pelayanan kesehatan
Kesakitan dan kematian dikecamatan Buay Bahuga dipengaruhi oleh akses
dan mutu pelayanan kesehatan yang belum optimal. Tidak semua masyarakat
dapat dengan mudah mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu.
Infrastruktur yang tidak maksimal serta keterbatasan sumberdaya merupakan
kendala utama dalam mencapai akses dan mutu pelayanan kesehatan.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku masyarakat terhadap kesehatan belum optimal. Sebagian besar
masarakat belum mampu menjaga kesehatan dirinya sendiri dan masih sering
diketemukan perilaku yang tidak sehat, seperti merokok, membuang sampah
sembarangan, tidak manjaga kebersihan lingkungan dan sebagainya.

3. Transisi epidemiologi
Kejadian penyakit menular dikecamatan buay bahuga masih cukup tinggi.
Mobilisasi penduduk dan faktor lingkungan dikecamatan buay bahuga
beresiko untuk penularan penyakit. Sementara penyakit tidak menular (PTM)
menyerang masyarakat melalui perilaku masyarakat yang tidak sehat.

4. Sumber Daya Kesehatan


Keberadaan SDM kesehatan dikecamatan buay bahuga belum tercukupi
secara proporsional dimana pada beberapa wilayah sulit masih kekurangan
SDM. Dukungan sarana prasarana utamanya alat-alat kesehatan yang bermutu
relative terbatas dan mahal menjadi kendala dalam mengakses pelayanan
kesehatan yang bermutu.

5. Manajemen Kesehatan
Pembangunan kesehatan belum sepenuhnya sinergi antara daerah dan pusat.
Dukungan kebijakan / regulasi belum maksimal. Beberapa program masih
fragmented dan tidak disiapkan regulasi ataupun NSPK yang mengatur dan
member petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan. Regulasi sistem rujukan (JKN)
maasih menjadi keluhan masyarakat, kurang praktis memakan waktu yang
cukup lama. Intervensi politis menghambat proses penganggaran dan tidak
evidencebased. Penempatan SDM dan seringnya pergantian pemimpin
menjadikan pembangunan tidak konsisten dan tidak sustainable.

C. KUNCI KEBERHASILAN
Berdasarkan permasalahan dan isu strategis pembangunan kesehatan maka kunci
keberhasilan pembangunan kesehatan di kecamatan buay bahuga yaitu :
1. Meningkatkan askes dan mutu pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat
3. Mengembangkan sistem informasi kesehatan
4. Pemenuhan Sumber Daya Kesehatan
5. Penguatan Manajemen Kesehatan
BAB IV
TUJUAN, SASARAN,
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. TUJUAN
Terselenggaranya pembangunan kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat kecamatan buay bahuga.

B. SASARAN
Kondisi yang diharapkan pada Rencana Strategis (Renstra) periode 2016-2021
adalah sebagai berikut :

1. DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan yang diharapkan akan tercapai akhir 2021 adalah sebagai
berikut :
a. Umur Harapan Hidup (UHH) diharapkan tercapai menjadi 72 tahun
b. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup diharapkan akan
tercapai menjadi 149 per 100.000 kelahiran hidup.
c. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup diharapkan akan
tercapai menjadi 25 per 1000 kelahiran hidup.
d. Prevelensi gizi kurang dan buruk kurang dari 15%

2. KINERJA YANG DIHARAPKAN


Kinerja yang diharapkan akan tercapai pada akhir 2021 adalah sebagai
berikut:
1) Kesehatan Ibu dan Anak
a. Jumlah kasus kematian ibu menjadi 0 kasus tahun 2021
b. Jumlah kasus kematian bayi menjadi 0 kasus tahun 2021
c. Jumlah kasus kematian anak balita / balita menjadi 0 kasus tahun 2021
d. Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan menjadi 95% tshun
2021
e. Cakupan kunjungan bayi menjadi 100% tahun 2021
f. Cakupan KB aktif menjadi 86% tahun2021
g. Cakupan kunjungan neonatus pertama (KNI) menjadi 100%
h. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita menjadi 73%

2) Gizi Masyarakat
a. Cakupan Balita ditimbang berat badannya (D/S) menjadi 90% tahun
2021.
b. Cakupan Penanggulangan kasus gizi buruk menjadi 100% tahun 2021
c. Cakupan Ibu Hamil mendapat Fe-90 tablet (Fe-3) menjadi 100%
tahun2021
d. Cakupan Balita mendapat vitamin A menjadi 90% tahun 2021
e. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
pada anak usia 6-24 bulan pada keluarga miskin menjadi 100% tahun
2021
f. Cakupan ASI Ekslusif menjadi 90% tahun 2021
g. Cakupan Rumah Tangga menggunakan garam beryodium 90%

3) Penanggulangan Penyakit
a. Angka keberhasilan pengobatan (success rate) TB Paru menjadi 98%
tahun 2021
b. Angka kesakitan malaria (Annual Paracide Insidens) per 1000
penduduk menjadi kurang dari 0,1 per 1000 penduduk pada tahun
2021.
c. Angka penemuan penderita penyakit TB Paru menjadi 90% tahun
2021
d. Angka kesakitan DBD (IR) per 100.000 penduduk menjadi 12 per
100.000 tahun 2021.
e. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapat ARV menjadi
100%
f. Cakupan penemuan dan penanganan diare menjadi 100%
g. Cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada balita
menjadi 100%

4) Pencegahan & Penanganan Penyakit


a. Cakupan Universal Child Immunization/UCI menjadi 100%
b. Desa/kelurahan yang mengalami KLB ditangani kurang dari 24 jam
menjadi 100%
c. Acute Flacid Paralisis/AFP rate per 100.000 penduduk usia kurang
dari 15 tahun menjadi lebih dari 2 per 100.000 penduduk usia kurang
dari 15 tahun.
d. Kampung yang melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular
(PTM) menjadi 100%

5) Pelayanan Penyehatan Lingkungan


a. Penduduk yang memiliki askes terhadap air minum yang berkualitas
menjadi 100%
b. Kualitas air yang memenuhi syarat menjadi 100%
c. Penduduk yang menggunakan jamban sehat menjadi 90%
d. Kawasan sehat menjadi 100%
e. Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
menjadi 90%
f. Cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 90%
g. Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) menjadi 90%
h. Cakupan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat
kesehatan menjadi 90%
i. RS yang mengelola limbah dengan baik/memenuhi syarat menjadi
100%

6) Pelayanan Kesehatan Dasar


a. Cakupan rawat jalan puskesmas menjadi 15%
b. Cakupan rawat inap puskesmas menjadi 1,5%
c. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin menjadi
100%
d. Puskesmas mampu PONED
e. Melaksanakan standar pelayanan medic dasar
f. Melaksanakan program K3
g. Melaksanakan yankes olah raga

7) Kesehatan Tradisional
a. Menyelanggarakan pelayanan kestradkom
b. Sarana produksi obat tradisonal yang memenuhi syarat menjadi 100%
c. Sarana produksi kosmetika yang memenuhi syarat menjadi 100%

8) Pelayanan Obat dan Perbekalan Kesehatan


a. Ketersedian obat dan vaksin menjadi 100%
b. Instalasi farmasi puskesmas sesuai standar
c. Melaksanakan pelaanan kefarmasian sesuai standar
9) Alat Kesehatan dan Makanan Minuman
a. Sarana alat kesehatan yang memenuhi
b. Sarana Industri Rumah Tangga Panagan (IRTP) yang memenuhi syarat
menjadi 90%

10) Sumber Daya Manusia


a. Kebutuhan dokter gigi Terpenuhi
b. Kebutuhan Apoteker Terpenuhi
c. Kebutuhan ahli gizi terpenuhi

11) Pembiyaan Kesehatan


a. Ketersediaan anggaran kesehatan APBD menjadi 10%
b. Ketepatan laporan keuangan sebesar 10%
c. Ketersediaan data dan informasi kesehatan sebesar 100%
d. Akutabilitas dan pencapaian kinerja program pembangunan kesehatan
yang baik sebesar 100%

12) Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat


a. Presenatase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sebesar 80%
b. Presentase Desa Siaga Aktif sebesar 100%
c. Presentase SD yang mempromosikan kesehatan sebasar 85%
d. Posyandu purnama mandiri sebesar 100%

13) Administrasi Perkantoran


a. Terselengaranya layanan perkantoran sebesar 100%
14) Sarana & Prasarana
a. Tersedianya sarana prasarana perkantoran sebesar 100%

15) Peningkatan Disiplin Aparatur


a. Peningkatan Disiplin Aparatur sebesar 100%
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

A. Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Sasaran hasil program meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi kesehatan ibu dan anak.
Tujuan :
1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi
2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan anak
3. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kepada komunitas dan gender
Kegiatan :
1. Peningkatan Kesehatan Ibu :
- Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu hamil,
bersalin dan nifas
- Peningkatan persalinan di fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih
- Peningkatan kerjasama dan peranserta aktif nakes dan masyarakat dalam
pelaksanaan program KIA
- Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat dalam kesehatan reproduksi
2. Peningkatan Kesehatan Anak
- Peningkatan akses dan kualitas pelayanan neonatus, bayi dan balita oleh
tenaga kesehatan
- Peningkatan tatalaksana kasus kesakitan pada balita
- Peningkatan deteksi dini tumbuh kembang balita
- Peningkatan pelayanan kesehatan peduli remaja
- Peningkatan tatalaksana kesehatan kepada komunitas dan gender
B. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Tujuan :
1. Meningkatnya kualitas penanganan masalah gizi masyarakat
Kegiatan :
1. Penanggulangan Gizi buruk
2. Perbaikan Gizi pada Ibu Hamil
3. Perbaikan Gizi pada bayi dan anak
4. Surveilans gizi

C. Program Pengendalian Penyakit Menular


Sasaran hasil program menurunnya angka kematian, kesakitan dan kecacatan
akibat penyakit menular.
Tujuan :
1. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung
2. Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber binatang
Kegiatan :
1. Pengendalian penyakit menular langsung
2. Pengendalian penyakit bersumber binatang

D. Program Pencegahan dan Pengamatan Penyakit


Tujuan :
1. Meningkatnya pembinaan dibidang imunisasi dan karatina kesehatan
2. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular
Kegiatan :
1. Pembinaan imunisasi dan karantina kesehatan
2. Pengendalian penyakit tidak menular
E. Program Kesehatan Lingkungan
Tujuan :
1. Perbaikan kualitas lingkungan
Kegiatan :
1. Penyehatan air dan sanitasi dasar
2. Hygine dan sanitasi pangan
3. Pengembangan kawasan sehat dan sanitasi darurat
4. Penyehatan lingkungan dan tempat-tempat umum
5. Pengamanan dampak limbah, udara dan radiasi

F. Program Upaya Kesehatan Dasar


Sasaran hasil program menikatnya upaya kesehatan dasar, alternative dan
komplementer, kesehatan kerja, olah raga dan matra.
Tujuan :
1. Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
2. Meningkatnya pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan
tradisional/komlementer alternative
3. Meningkatnya pembinaan upaya kesehatan kerja, olah raga dan matra
4. Meningkatnya pembinaan penggunaan BOK untuk puskesmas
Kegiatan :
1. Pembinaan upaya kesehatan dasar
2. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional/komlementer
alternative
3. Pembinaan penggunaan BOK untuk Puskesmas

G. Program Pelayanan Kesehatan Tradisional


Sasaran hasil program ini adalah terselenggaranya pealayanan kesehatan
tradisional/komplementer alternatif yang aman dan bermutu.
Tujuan :
1. Meningkatnya pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan
tradisional/komplementer alternative
2. Mengembangkan Obat Asli Indonesia
Kegiatan :
1. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional/komplementer
alternative
2. Pengembangan Obat Asli Indonesia

H. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan


Sasaran hasil program meningkatnya sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
yang memenuhi standard an terjangkau oleh masyarakat.
Tujuan :
1. Meningkatnya ketersediaan obat esensial generic di saran pelayanan kesehatan
dasar.
2. Meningkatnya mutu dan keamanan perbekalan kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga
3. Meningkatnya penggunaan obat rasional melalui pelayanan kefarmasian yang
berkualitas untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal
Kegiatan :
1. Penyediaan obat public dan perbekalan kesehatan
2. Pembinaan distribusi alat kesehatan & perbekalan kesehatan rumah tangga
3. Pembinaan pelayanan kefarmasian.

I. Program Alat Kesehatan dan Makanan Minuman


Tujuan :
1. Meningkatnya mutu dan keamanan perbekalan kesehatan dan perbekalan
kesehatan rumah tangga
2. Meningkatnya mutu pembinaan, pengawasan dan pengendalian kesehatan
makanan
Kegiatan :
1. Peningkatan mutu pengawasan dan pengamanan alat kesehatan
2. Peningkatan mutu pembinaan, pengawasan dan pengendalian kesehatan
makanan.

J. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia


Kesehatan
Sasaran hasil program meningkatnya ketersediaan dan mutu sumber daya manusia
kesehatan sesuai standar pelayanan kesehatan.
Tujuan :
1. Meningkatnya perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan
2. Meningkatnya pelaksana pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
3. Terselenggaranya sertifikasi, standarisasi dan peningkatan mutu SDM
kesehatan.
Kegiatan :
1. Perancanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan
2. Pembinaan pendidikan tenaga keshatan
3. Diklat tenaga kesehatan
4. Sertifikasi, standarisasi dan peningkatan mutu SDM Kesehatan.

K. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainya


Sasaran hasil program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
adalah meningkatna koordinasi dan dukungan manajemen dalam pelaksanaan
tugas teknis lainnya.
Tujuan :
1. Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada
masyarakat
2. Meningkatnya penanggulangan krisis secara cepat
3. Meningkatnya pembiayaan dan jaminan pemeliharaan kesehatan
4. Meningkatana pengembangan sistem informasi kesehatan
5. Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran program pembangunan
kesehatan
6. Meningkatnya pelayanan administrasi kepegawaian
7. Meningkatnya kualitas pengelolaan anggaran dan barang milik Negara.
8. Meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan haji.
Kegiatan :
1. Pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
2. Penggulangan krisis kesehatan
3. Pembinaan, pengembangan, pembiayaan dan jaminan pemeliharaan kesehatan
4. Pengolaan data informasi kesehatan
5. Perencanaan dan penggaran program pembangunan kesehatan
6. Pembinaan administrasi kepegawaian
7. Pembinaan dan pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan
8. Peningkatan penyelenggaraan kesehatan jemaah haji.

L. Program Pembiyayaan dan Jaminan Kesehatan


Sasaran program ini adalah terselenggaranya jaminan pemeliharaan kesehatan
bagi seluruh masyarakat (JKN)
Tujuan :
1. Meningkatnya pembiyaan dan jaminan pemeliharaan kesehatan
Kegiatan :
1. Pembinaan, pengembangan, pembiayaan dan jaminan pemeliharaan
kesehatan.
M. Program Promosi Kesehatan
Sasaran program promosi Kesehatan adalah meningkatnya pengetahuan dan
keasadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.
Tujuan :
1. Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada
masyarakat.
Kegiatan :
1. Pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehtan
2. PHBS
3. Pembinaan desa ODH
4. Penerapan Inikator keluarga sehat

N. Program Layanan Perkantoran


1. Administrasi Umum Perkantoran
Sasaran program ini adalah mendukung terselenggaranya kegiatan layanan
perkantoran.
Tujuan :
1. Terselenggaranya kegiatan layanan perkantoran
Kegiatan :
1. Pengelolaan administrasi perkantoran
2. Peningkatan Sarana Prasarana Perkantoran
Sasaran program ini adalah mendukung terselenggaranya kegiatan layanan
perkantoran
Tujuan :
1. Tersedianya fasilitas, sarana prasarana perkantoran
Kegiatan :
2. Penyediaan fasilitas, sarana prasarana perkantoran
3. Peningkatan Disiplin Aparatur
Sasaran program ini adalah mendukung kelancaran penyelenggaran layanan
perkantoran.
Tujuan :
1. Peningkatan disiplin aparatur
Kegiatan :
1. Pembinaan disiplin aparatur.

Anda mungkin juga menyukai