1. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi merupakan bagian yang sangat menentukan pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif dan produktif. Dalam pelaksanaan tugas administrasi dan
ketatatusahaan, Kepala UPT Puskesmas dibantu oleh seorang Kepala Tata Usaha dengan
tiga Sub Bagian yakni Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan dan
Aset, dan Sub bagian Perencanaan dan Monitoring. Masing-masing Sub Bagian dapat di
bantu oleh beberapa staf fungsional sebagai pengelola urusan atau kegiatan sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam pelaksanaan tugas manajemen dan tatalaksanan program, Kepala UPT Puskesmas
dibantu oleh keempat orang coordinator, yakni :
B. Ka Subag TU
Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Koordinator Keuangan,
Intervensi dan Kepegawaian yang bertanggungjawab kepada Kepala UPT
Puskesmas.
C. MORTALITAS
1. Angka Kematian Bayi ( AKB )
Angka Kematian Bayi ( AKB ) adalah jumlah penduduk yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun yang di nyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang retan baik terhadap
kesakitan maupun kematian. Angka kematian bayi pada tahun 2015 sebesar 0
kasus, mengalami kenaikan pada tahun 2016 menjadi 1 kasus.
2. Angka Kematian Ibu Melahirkan ( AKI )
Angka Kematian Ibu ( AKI ) juga menjadi salah satu indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kamtian terkait dengan gangguan kehamilan
atau penanganannya ( tidak termasuk kecelakaan / kasus insidentil ) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas ( 42 hari setelah melahirkan )
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
D. MORBIDITAS
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka
prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit
dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam
penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Angka kesakitan penduduk pada suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa hal
diantaranya pola penyakit dan penyakit potensial yang berkembang, baik penyakit
menular maupun penyakit tidak menular. Pada pola penyakit yang ada diwilayah
Puskesmas Sukabumi tahun 2016 berdasarkan laporan bulanan 1 (data kesakitan)
SP2TP Puskesmas Sukabumi, penyakit INF, Akut lain pada sel. Nafas Bag. Atas
menjadi peringkat peretama pada pola penyakit rawat jalan dan inap pada
Puskesmas Sukabumi.
Tabel
Data 10 Penyakit terbesar di puskesmas sukabumi
Tahun 2016
NO NAMA JUMLAH
PENYAKIT KUNJUNGAN
A B C
1 ISPA 1756
2 Penyakit Otot dan Jaringan / Rheumatik Penyakit 945
3 Penyakit Saluran Pencernaan / Gastritis 859
4 Penyakit Kulit 831
5 Hypertensi 692
6 Penyakit Gigi dan Mulut 406
7 Penyakit Diare 245
8 Penyakit Telinga 224
9 Penyakit Mata 199
10 Penyakit Typoid 110
Penyakit menular yang banyak ditemukan dan memiliki potensi menjadi Kejadian
Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Way Kanan, anatara lain :
1. Malaria
Pada tahun 2016 penyakit Malaria dengan pemerikasaan laboratorium berjumlah
0 kasus.
2. Demam Berdarah dengue (DBD)
Kasus DBD du UPT Puskesmas Sukabumi tahun 2016, 3 kasus
3. Gigitan Hewan Tersangka Rabies (GHTR)
Kasus GHTR tahun 2016 di UPT Puskesmas 0 kasus. Namun ini perlu diwaspadai di
karenakan banyak kasus GHTR yang tidak dilaporkan.
4. Diare
Perkembangan penyakit Diare di Puskesmas Sukabumi Tahun 2016 berjumlah 245
Kasus dengan proses kejadian hamper rata setiap bulan. Dan kejadian paling banyak
terjadi di kampung Way Agung.
5. TB Paru
Penyakit TB Paru tahun 2016 di Puskesmas Sukabumi di temukan BTA Positif (+)
sebanyak 22 orang.
E. STATUS GIZI
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah ( kurang dari 2500 gram ) merupakan salah satu faktor
utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Cakupan bayi
BBLR di Puskesmas Sukabumi untuk tahun 2016, sebanyak 1,9%.
2. Status Gizi Balita
Status Gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)
Salah satu cara untuk mengetahui status gizi wanita usia subur (WUS) umur 15-14
tahun adalah dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Indikator
Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar Lingkar Lengan Atas (LILA)
kurang dari 23,5 cm.
F. SUMBER DAYA
1) SUMBER DAA MANUSIA KESEHATAN
Sebagai Unit Pelaksana Teknis dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan Puskesmas
Sukabumi melakuakan usulan kebutuhan tenaga kepada dinas setelah melakukan
perencanaan tenaga kesehatan menggunakan pendekatan facility based ratio, dimana
jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan dihitung berdasarkan rasio standar jumlah
tenaga berdasarkan jenisnya untuk masing-masing fasilitas seperti, Puskesmas, Unit
Rawat Inap, Puskesmas Pembantu, Polindes, Poskesdes dan Bidan.
Berikut ini keadaan sumberdaya manusia kesehatan berdasarkan kompetensi dan
status kepegawaian di UPT Puskesmas Sukabumi tahun 2016, seperti terlihat dalam
table berikut ini :
Table
Sumberdaya Manusia Kesehatan Berdasarkan Kompetensi dan Status
Kepegawaian
Di Puskesmas Sukabumi tahun 2016
NO JENIS TENAGA STATUS KEPEGAWAIAN JUMLAH
PNS PTT TKS
1 Dokter Umum 2 2
2 Tenaga Kesehatan 2 1 3
Masyarakat
3 Farmasi 1 1
4 Bidan 11 8 7 26
5 Perawat 11 11 21
6 Perawat Gigi 2 2
7 Tenaga Pendukung 2 2
Total 57
2. SARANA PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Puskesmas dan Jaringanya
Unit Pelaksana Tugas Puskesmas Rawat Inap Sukabumi berada di Kecamatan Buay
Bahuga dengan wilayah kerja sebanyak 9 kelurahan, dalam menjalankan fungsi
Promotif, Prefentif, Kuratif, serta Rehebilitatif Puskesmas Sukabumi ditunjang
dengan 1 unit Rawat Jalan, 1 unit Rawat Inap, 2 unit Pustu, 9 unit Poskesdes, 19 unit
Posyandu.
Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Sesuai dengan VISI yang akan dicapai oleh Bupati dan Wakil Bupati Way Kanan terpilih
yang akan mewujudkan " WAY KANAN MAJU DAN BARDAYA SAING " maka
Puskesmas Sukabumi harus ikut dan berperan aktif untuk mewujudkan hal tersebut.
Untuk penjabaran visi yang telah di tetapkan maka dibuatlah indikator yang akan
dilaksanakan dan tertuang dalam misi dinas kesehatan. Adapun yang menjadi Misi Bupati
dan Wakil Bupati terpilih Yaitu :
Sesuai dengan Visi dan Misi kabupaten yang ada, terutama misi ketiga, maka
Puskesmas Sukabumi berupaya untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, terjangkau, maju dan berdaya saing. Untuk mendukung pencapaian
Visi dan Misi tersebut dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan dibidang kesehatan, dinas kesehatan mempunyai tujuan yaitu :
1. Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Sukabumi.
2. Meningkatkan capaian Cakupan program Puskesmas.
3. Meningkatkan keselamatan pasien.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan pegawai Puskesmas Sukabumi.
3. ISU POKOK
Berdasarkan uraian diatas, maka isu pokok pembangunan kesehatan puskesmas
sukabumi meliputi :
1. Peningkatan mutu pelayanan puskesmas sukabumi
2. Peningkatan capaian Cakupan program puskesmas
3. Peningkatan keselamatan pasien
4. Peningkatan kualitas pelayanan pegawai puskesmas sukabumi.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
1. Anggaran Kesehatan
Kebutuhan anggaran pelayanan UKP, UKM dan Administrasi Puskesmas
Sukabumi sudah dapat terpenuhi dari dana APBD II, BOK dan JKN.
1. Capaian program
Masih terdapat beberapa target program yang belum tercapai, serta angka
kesakitan PTM masih tinggi, belum maksimalnya pelayanan UKP dan
administrasi puskesmas.
2. Penganggaran
Secara umum jumlah anggaran puskesmas sukabumi sudah cukup memadai
namun terkendala aturan penggunaan sehingga dana tidak dapat di serap,
terutama dalam upaa pemenuhan kebutuhan obat-obatan dan perlengkapan
puskesmas.
3. SDM
Jumlah pegawai puskesmas sukabumi sudah mencukupi bahkan berlebih
secara kuantitas namun dilihat dari jenis profesi masih kekurangan terutama
dr.gigi, apoteker dan tenaga analis.
4. Kinerja Organisasi
Dalam rangka mewujudkan Visi Masyarakat buay bahuga sehat mandiri, maju
dan berdaya saing tahun 2021 yang dijabarkan menjadi 4 misi, tujuan yang
ingin dilaksanakan meningkatkan kualitas mutu pelayanan, meningkatkan
capaian program, meningkatkan tatakelola yang handal.
1. Sosial Ekonomi
Tingkat ekonomi ditunjukkan oleh tingkat kemiskinan, pendapat dan daya
beli masyarakat. Turun naiknya harga produk pertanian sangat
mempengaruhi kemampuan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis situasi faktor internal dan eksternal maka dapat
disimpulkan bahwa posisi organisasi UPT Puskesmas Sukabumi berada
pada kuadran III dimana memiliki banyak kelemahan dalam melaksanakan
pembangunan dibidang kesehatan tetapi sebenarnya banyak peluang yang
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan tersebut.
B. ISU STRATEGIS
Berdasarkan permasalahan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
diwilayah kerja puskesmas Sukabumi sesuai tugas dan fungsi UPT Puskesmas
Sukabumi, yang menjadi isu strategis adalah :
1. Akses dan mutu pelayanan kesehatan
Kesakitan dan kematian dikecamatan Buay Bahuga dipengaruhi oleh akses
dan mutu pelayanan kesehatan yang belum optimal. Tidak semua masyarakat
dapat dengan mudah mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu.
Infrastruktur yang tidak maksimal serta keterbatasan sumberdaya merupakan
kendala utama dalam mencapai akses dan mutu pelayanan kesehatan.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku masyarakat terhadap kesehatan belum optimal. Sebagian besar
masarakat belum mampu menjaga kesehatan dirinya sendiri dan masih sering
diketemukan perilaku yang tidak sehat, seperti merokok, membuang sampah
sembarangan, tidak manjaga kebersihan lingkungan dan sebagainya.
3. Transisi epidemiologi
Kejadian penyakit menular dikecamatan buay bahuga masih cukup tinggi.
Mobilisasi penduduk dan faktor lingkungan dikecamatan buay bahuga
beresiko untuk penularan penyakit. Sementara penyakit tidak menular (PTM)
menyerang masyarakat melalui perilaku masyarakat yang tidak sehat.
5. Manajemen Kesehatan
Pembangunan kesehatan belum sepenuhnya sinergi antara daerah dan pusat.
Dukungan kebijakan / regulasi belum maksimal. Beberapa program masih
fragmented dan tidak disiapkan regulasi ataupun NSPK yang mengatur dan
member petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan. Regulasi sistem rujukan (JKN)
maasih menjadi keluhan masyarakat, kurang praktis memakan waktu yang
cukup lama. Intervensi politis menghambat proses penganggaran dan tidak
evidencebased. Penempatan SDM dan seringnya pergantian pemimpin
menjadikan pembangunan tidak konsisten dan tidak sustainable.
C. KUNCI KEBERHASILAN
Berdasarkan permasalahan dan isu strategis pembangunan kesehatan maka kunci
keberhasilan pembangunan kesehatan di kecamatan buay bahuga yaitu :
1. Meningkatkan askes dan mutu pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat
3. Mengembangkan sistem informasi kesehatan
4. Pemenuhan Sumber Daya Kesehatan
5. Penguatan Manajemen Kesehatan
BAB IV
TUJUAN, SASARAN,
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. TUJUAN
Terselenggaranya pembangunan kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat kecamatan buay bahuga.
B. SASARAN
Kondisi yang diharapkan pada Rencana Strategis (Renstra) periode 2016-2021
adalah sebagai berikut :
1. DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan yang diharapkan akan tercapai akhir 2021 adalah sebagai
berikut :
a. Umur Harapan Hidup (UHH) diharapkan tercapai menjadi 72 tahun
b. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup diharapkan akan
tercapai menjadi 149 per 100.000 kelahiran hidup.
c. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup diharapkan akan
tercapai menjadi 25 per 1000 kelahiran hidup.
d. Prevelensi gizi kurang dan buruk kurang dari 15%
2) Gizi Masyarakat
a. Cakupan Balita ditimbang berat badannya (D/S) menjadi 90% tahun
2021.
b. Cakupan Penanggulangan kasus gizi buruk menjadi 100% tahun 2021
c. Cakupan Ibu Hamil mendapat Fe-90 tablet (Fe-3) menjadi 100%
tahun2021
d. Cakupan Balita mendapat vitamin A menjadi 90% tahun 2021
e. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
pada anak usia 6-24 bulan pada keluarga miskin menjadi 100% tahun
2021
f. Cakupan ASI Ekslusif menjadi 90% tahun 2021
g. Cakupan Rumah Tangga menggunakan garam beryodium 90%
3) Penanggulangan Penyakit
a. Angka keberhasilan pengobatan (success rate) TB Paru menjadi 98%
tahun 2021
b. Angka kesakitan malaria (Annual Paracide Insidens) per 1000
penduduk menjadi kurang dari 0,1 per 1000 penduduk pada tahun
2021.
c. Angka penemuan penderita penyakit TB Paru menjadi 90% tahun
2021
d. Angka kesakitan DBD (IR) per 100.000 penduduk menjadi 12 per
100.000 tahun 2021.
e. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mendapat ARV menjadi
100%
f. Cakupan penemuan dan penanganan diare menjadi 100%
g. Cakupan penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada balita
menjadi 100%
7) Kesehatan Tradisional
a. Menyelanggarakan pelayanan kestradkom
b. Sarana produksi obat tradisonal yang memenuhi syarat menjadi 100%
c. Sarana produksi kosmetika yang memenuhi syarat menjadi 100%