A. Latar Belakang
Anak balita merupakan salah satu populasi paling beresiko untuk terkena
berbagai macam gangguan kesehatan (kesakitan) dan kematian. Menurut Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Balita di
Indonesia sebesar 44/10.000 Kelahiran Hidup. Bila dihitung secara matematis,
berarti dalam setiap jam terjadi 22 kematian balita di Indonesia, suatu jumlah yang
tergolong fantastis untuk ukuran di era globalisasi.
Gizi sangat berperan dalam tumbuh kembang anak. Tujuan pemberian gizi
yang baik adalah mencapai tumbuh kembang anak yang adekuat. Pada bayi dan
anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini akan berlanjut hingga dewasa.
Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka bayi termasuk
kelompok yang paling mudah menderita kelainan gizi. Sedangkan saat ini mereka
sedang mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat dan memerlukan zat-zat
gizi dalam jumlah yang relatif besar. Maka kesehatan yang baik ditunjang dengan
keadaan gizi yang baik, ini merupakan hal yang utama untuk tumbuh kembang yang
optimal bagi seorang anak. Pengetahuan ibu yang baik dalam pemberian makanan
pendamping ASI sangat menunjang status gizi anak
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau
minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24
bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan
peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus
dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan
kemampuan bayi. Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas dan kuantitasnya penting
untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat pada
periode ini, tetapi sangat diperlukan hygienitas dalam pemberian MP-ASI tersebut.
Sanitasi dan hygienitas MP-ASI yang rendah memungkinkan terjadinya kontaminasi
mikroba yang dapat meningkatkan risiko atau infeksi lain pada bayi. Selama kurun
2
waktu 4-6 bulan pertama ASI masih mampu memberikan kebutuhan gizi bayi,
setelah 6 bulan produksi ASI menurun sehingga kebutuhan gizi tidak lagi dipenuhi
dari ASI saja. Peranan makanan tambahan menjadi sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi tersebut.
Salah satu faktor penyebab perilaku penunjang orang tua dalam memberikan
makanan pendamping ASI pada bayinya adalah masih rendahnya pengetahuan ibu
tentang makanan bergizi bagi bayinya. Karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki
oleh ibu, sehingga banyak bayi yang mengalami gizi kurang
B. Permasalahan
D. Pelaksanaan