1. PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kondisi dimana kadar gula di dalam darah
lebih tinggi dari pada biasa atau normalnya, tingginya kadar gula darah pada penderita DM
karena gula tidak dapat memasuki sel-sel di dalam tubuh akibat tidak terdapat resisten
terhadap insulin, penyakit ini bisa berkomplikasi dengan penyakit lain seperti stroke, ginjal,
gangguan mata dan sebagain, terapi dietetik merupakan salah satu pilar pengendalian
Diabetes Melitus (Rumah, Prof and Boyoh, 2015)
Diabetes tidak hanya penyakit yang dapat menyebabkan kematian, penyakit ini juga
menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit jantung, dan gagal ginjal. Organisasi
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang
pada usia 20 – 79 tahun di dunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan
angka prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis
kelamin. IDF memperkirakan prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring
penambahan umur penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur 65-79 tahun.
Angka diprediksi terus meningkat hingga mencapai 578 juta di tahun 2030 dan 700 juta di
tahun 2045 (KEMENKES RI, 2020)
Fenomena yang sering terjadi di beberapa Puskesmas terutama yang berkaitan dengan
pelayanan perawat adalah adanya kesenjangan antara kualitas pelayanan perawat dengan
tingginya tuntutan dan harapan pasien terhadap pelayanan. Mengingat tugas perawat sangat
penting, seperti diagnosa, perawatan, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, serta
pemulihan penyakit, maka upaya peningkatan kualitas perawat harus tetap dilakukan untuk
lebih meningkatkan pelayanan terhadap pasien, terutama dalam pelayanan komunikasi yang
terapeutik (Lukman Hadi, Prabowo and Indah Yulitasari, 2013).
Faktor sosial, seperti dukungan keluarga dan teman, juga dapat mempengaruhi
motivasi dan ketaatan pasien terhadap rencana pengobatan, Sementara itu, nilai-nilai budaya
dan norma perilaku dapat memainkan peran signifikan dalam pemilihan pola makan, aktivitas
fisik, dan pemantauan kadar glukosa. Kesadaran akan peran penting komunikasi antar tenaga
kesehatan dan pasien menjadi dasar untuk meningkatkan efektivitas interaksi, mengurangi
hambatan, dan meningkatkan hasil pengelolaan diabetes.
2.3 Manfaat
3.1 Pelaksana
Dalam program penatalaksanaan diabetes, berbagai jenis tenaga kesehatan dan profesional
dapat terlibat dalam melaksanakan komunikasi kepada pasien. Beberapa di antaranya
termasuk:
1. Dokter :
2. Perawat:
3. Farmasi:
4. Ahli Gizi:
7. Tokoh Agama
8. Tokoh Masyarakat
3.2 Sasaran
Alat atau media komunikasi yang dapat digunakan dalam memberikan edukasi diantaranya
:
Keterampilan komunikasi yang baik dapat memberikan hasil yang optimal dalam
Perubahan Sikap (attitude change), Perubahan Pendapat (opinion change), Perubahan
Perilaku (behavior change), Perubahan Sosial (social change) dalam Peningkatan
pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya pencegahan dan pengendalian Diabetes
Mellitus yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tetap sehat dan
mengendalikan kejadian Diabetes Melitus.