BAB I
1 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas
adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan
kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.
Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun
rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci
lagi ke dalam rencana tahunan Puskesmas sesuai siklus perencanaan anggaran
daerah. Semua rencana kegiatan baik 5 (lima) tahunan maupun rencana tahunan,
selain mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan kabupaten/kota harus
juga disusun berdasarkan pada hasil analisis situasi saat itu (evidence based) dan
prediksi kedepan yang mungkin terjadi. Proses selanjutnya adalah penggerakan
dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan/program yang disusun,
kemudian melakukan pengawasan dan pengendalian diikuti dengan upaya-upaya
perbaikan dan peningkatan (Corrective Action) dan diakhiri dengan pelaksanaan
penilaian hasil kegiatan melalui penilaian kinerja Puskesmas.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap daerah diwajibkan
menyusun dokumen Perencanaaan Pembangunan Daerah secara sistematik,
terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan, oleh karena itu setiap daerah
harus menetapkan RPJMD dan RKPD. Dikarenakan keberhasilan Daerah dalam
pelaksanaan pembangunan sangat ditentukan oleh SKPD yang ada di daerah
dalam menyusun dan melaksanakan perencanaan pembangunan yang telah
disusun tersebut.
Dengan telah ditetapkannya RPJMD Kabupaten Kepahiang maka setiap
SKPD wajib menyusun Renstra SKPD yang sesuai dengan RPJMD tersebut, ini
dikarenakan berdasarkan pasal 5 ayat 2, RPJMD merupakan penjabaran dari visi
misi dan program Kepala daerah yang akan dilaksanakan dan diwujudkan pada
masa jabatannya.
Puskesmas Cugung Lalang dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) yang selanjutnya disebut Rencana Strategis (Renstra)
bidang kesehatan Tahun 2016-2021 berdasarkan dari sumber daya dan potensi
yang dimiliki, isu-isu strategis yang berkembang, evaluasi pembangunan 5 tahun,
politik, atas bawah (Top Down) atau bawah atas (Botton up).
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Kepahiang periode 2016-2021
adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMD 2016-2021 adalah: 1. meningkatnya
status kesehatan dan gizi ibu dan anak; \
2.meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular;
3.meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan;
4.meningkatnya perlindungan finansial, ketersediaan, penyebaran dan mutu obat
serta Sumber Daya Kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional:
1) pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan
dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan
masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continum of
care dan intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan
nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali
mutu dan kendali biaya.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Kepahiang, yang merupakan
Kabupaten pemekaran berdasarkan undang-undang Nomor 39 Tahun 2003
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dengan berdasar kepada Peraturan Daerah No
04 Tahun 2005 tentang Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten
Kepahiang dan SK Bupati Kepahiang Nomor 321 Tahun 2005 tentang tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan yang telah diubah dengan peraturan Daerah
Nomor 05 Tahun 2008 dan Keputusan Bupati Nomor 30 Tahun 2008. Dalam
melaksanakan kegiatan pembangunan, Puskesmas Cugung Lalang berkewajiban
menyusun Rencana 5 tahunan yang selanjutnya disebut sebagai Rencana Strategis.
Dokumen Renstra yang disusun harus menjadi landasan
operasional/pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di
Kabupaten Kepahiang terkhususnya wilayah kerja Puskesmas Cugung Lalang.
Tabel 1
Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas Cugung
Lalang Tahun 2015
3 SD 0 1
Jumlah 32 11
b. Pembiayaan Kesehatan
Pada tahun 2015 Anggaran pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Puskesmas Cugung Lalang sebesar RP.353.766.494,00 dengan realisasi
anggaran sebesar Rp. 303.741.441,00 atau 85,86% daya serap
anggaran. Adapun perbandingan anggaran tersebut dari tahun 2011–
2015 terlihat dalam tabel 4.1 berikut ini
Tabel 2
Pembiayaan Kesehatan Puskesmas Cugung Lalang
2. Kesehatan Masyarakat
a. Kesehatan Keluarga
Kematian ibu merupakan kematian yang terjadi pada ibu karena
peristiwa kehamilan dan persalinan serta masa nifas. Angka kematian
ibu merupakan indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Jumlah
AKI DI Puskesmas Cugung Lalang tahun 2014 dan 2015 sebanyak 0
orang.
Dari data program kesehatan ibu untuk tiga tahun terakhir
jumlah kematian ibu menurun. Potensi yang dilakukan dalam
penurunan angka kematian ibu adalah adanya dukungan dana Bantuan
Operasional Kesehatan di Puskesmas, meningkatkan cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan, meningkatkan cakupan pelayanan
persalinan di fasilitas kesehatan, adanya dukungan dari organisasi
profesi dalam pembinaan bidan, adanya dokter Spesialis di Rumah
Sakit Kabupaten Kepahiang.
Permasalahan yang di hadapi dalam upaya penurunan angka
kematian ibu adalah Sarana kesehatan di Puskesmas dan di desa masih
kurang dan belum memenuhi standar, Kompetensi tenaga kesehatan
masih kurang dalam penanganan kasus maternal dan neonatal, Masih
ada desa yang tidak memiliki bidan di desa, Kurangnya pengetahuan
ibu hamil keluarga dan masyarakat tentang kesehatan ibu hamil serta
bagaimana bila ada kasus maternal dan neonatal untuk mendapatkan
pelayanan rujukan, Belum adanya koordinasi lintas sektor dan program
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan pada ibu hamil bersalin dan
nifas.
Jumlah angka kematian bayi pada tahun 2014 sebanyak 4
orang. Adapun penyebab kematiannya adalah kasus Asfiksia sebanyak
2 orang, BBLR sebanyak 1 orang, kelainan bawaan 1 orang, Untuk
kematian balita tidak ada.
Pada tahun 2015 jumlah kematian bayi sebanyak sebanyak 2
orang, adapun penyebab kematiannya adalah kasus asfiksia sebanyak 1
orang, kelainan bawaan sebanyak 3 orang.
c. Gizi Masyarakat
Dalam upaya penanganan masalah gizi buruk, diperlukan
adanya keterkaitan dengan sektor/bidang lain khususnya dalam
pencegahan sebelum kasus gizi buruk terjadi. Kasus gizi buruk dapat
teridentifikasi lebih dini melalui kegiatan penimbangan balita yang
pada para pekerja sek terselubung yang ada diwilayah kerja sehingga
menyulitkan petugas dalam meningkatkan penemuan kasus, baik
angka cakupan dan penemuan HIV/AIDS. Cakupan Diare pada tahun
2015 sebanyak 168 dari target penemuan 90 %, pada tahun 2014
berjumlah 124 kasus. Potensi penemuan angka cakupan dapat
dilakukan dengan peningkatan cakupan pendataan tata laksana diare, di
seluruh fasyankes dibentuk pojok oralit untuk penanganan pertama
pada penderita diare untuk mengurangi resiko penularan dan
menunjang indikator 50% puskesmas mampu tata laksana diare.
Permasalahan yang dihadapi dalam penemuan kasus pada penyakit
diare ini salah satunya sugesti masyarakat yang menganggap remeh
penyakit diare sehingga ketika mendapat pelayanan di fasyankes,
penyakitnya sudah mencapai diare dengan dehidrasi sedang bahkan
berat.
C. Lingkungan Strategis
Perkembangan penduduk Puskesmas Cugung Lalang tahun 2015 dengan
pertumbuhan penduduk sebesar 7740 jiwa dengan persebaran yang bervariasi.
Tingkat kepadatan penduduk di Puskesmas Cugung Lalang masih relatif sangat
rendah dibandingkan dengan daerah lainnya, karena perbandingan antara jumlah
peduduk dan luas wilayah masih sangat kecil, penyebaran pemukiman penduduk
masih berkonsentrasi pada daerah perkotaan dan daerah pusat ekonomi.
Laju perkembangan jumlah penduduk Puskesmas Cugung Lalang Tahun
2012-2015 mengalami peningkatan, pada tahun 2015 peningkatan jumlah
penduduk Puskesmas Cugung Lalang selama Tahun 2015 terjadi peningkatan 200
jiwa. Angka kelahiran kasar (CBR) digunakan untuk mengetahui tingkat kelahiran
di Kabupaten Kepahiang yang sangat berkaitan dengan keberhasilan upaya
Keluarga Berencana, jumlah kelahiran Tahun 2015 adalah 150 jiwa, dengan angka
kelahiran untuk Puskesmas Cugung Lalang tahun 2012-2015 diperkirakan lebih
kurang 3000/1000 wanita usia subur, dimana jumlah anak yang dilahirkan
menurut umur seorang wanita yang aktif masa reproduksinya dengan asumsi
mengikuti pola fertilisasi berlaku dari umur 15-49 tahun.
Persebaran penduduk Puskesmas Cugung Lalang menurut wilayah kerja
puskesmas relatif tidak merata, tahun 2015 penduduk Puskesmas Cugung Lalang
lebih di desa bumi sari 19% dan di desa suro bali dan air hitam 3%. Jumlah
penduduk di wilayah Puskesmas Cugung Lalang Tahun 2015 sebesar 7.740 jiwa
dengan angka kepadatan penduduk rata-rata 8,3 jiwa/km2. Dimana jumlah
penduduk wanita sebanyak 3.934 (50.8 %) jiwa dan penduduk laki-laki sebanyak
3.806 jiwa ( 49.17%).
Komposisi penduduk menurut kelompok umur pada tahun 2015. Puskesmas
Cugung Lalang pada tahun 2015 menurut kelompok umur menunjukkan bahwa
67,53% berusia produktif (15-64 tahun), 28,52% berusia muda (0-14 tahun) dan
3,95% berusia 65 tahun keatas sehingga angka beban tanggungan (depedency
ratio) penduduk sebesar 48.
Tingkat pendidikan penduduk merupakan salah satu indikator yang
menentukan indeks pembangunan manusia. Disamping kesehatan, pendidikan
memegang porsi yang besar bagi terwujudnya kualitas SDM Indonesia. Keadaan
tersebut erat kaitannya dengan Angka Partisipasi Sekolah (APS), yakni persentase
jumlah murid sekolah berbagai jenjang pendidikan terhadap penduduk kelompok
usia sekolah yang sesuai.
Status kesehatan masyarakat secara umum telah meningkat, akan tetapi
disparitas kesehatan antar tingkat sosek, antar kawasan dan perkotaan masih
cukup tinggi. Diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), menurut
JKN ditargetkan pada Tahun 2019 semua penduduk sudah tercakup dalam JKN.
Sehingga peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, baik pada fasilitas
kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, serta
perbaikan sistem rujukan. Untuk mengendalikan beban anggaran negara yang
diperlukan dalam JKN memerlukan dukungan dari upaya kesehatan masyarakat
yang bersifat promotif dan preventif agar masyarkat tetap sehat.
Di Pedesaan setelah disahkan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang desa,
dimana desa sudah memilki dana Alokasi yang cukup besar setiap tahunnya untuk
pemberdayaan masayarakt desa. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) akan lebih mungkin diupayakan
di tingkat rumah tangga di desa, karena cukup tersedianya sarana-sarana yang
menjadi faktor pemungkinnya.
BAB II
BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III
BAB III
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
PUSKESMAS CUGUNG LALANG
Dalam Rencana Strategis Puskesmas Cugung Lalang 2016-2021 adapun visi dan
misi, , yaitu:
Visi
“Terwujudnya Masyarakat yang sehat dan mandiri ”
Misi
Untuk mewujudkan Visi tersebut diatas Puskesmas Cugung Lalang memiliki Misi
yaitu:
a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata dan bermutu.
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan
Tujuan
1. Terwujudnya sistem manajemen mutu yang efektif, efisien, dan dapat
dipertanggungjawabkan
2. Meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan
promotif,preventif,rehabilitatif maupun kuratif
A. Sasaran Strategis
Sasaran strategis Puskesmas cugung Lalang sesuai dengan misi Dinas
Kesehatan Kabupaten Kepahiang dengan sasaran meningkatnya kualitas
kesehatan masyarakat dan meningkatkan akses, pemerataan dan standar layanan
kesehatan.
Sasaran Strategis adalah:
1. Administrasi dan Tata Usaha
Sasaran strategis Administrasi dan tata usaha adalah
a. Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran program
pembangunan kesehatan sebesar 100%
b. Meningkatnya pelayanan administrasi kepegawaian 90%
c. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan barang milik daerah/
negara di lingkungan dinas kesehatan secara efektif efisien dan dilaporkan
sesuia ketentuan sebesar 100%
d. Meningkatnya pengelolaan data dan informasi kesehatan sebesar 100%
2. UKM
Sasaran Strategis adalah
a. Meningkatnya status gizi masyarkat sebesar 100%
b. Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan
kepada masyarakat sebesar 100%
c. Meningkatnya kualitas lingkungan sehat sebesar 100%
d. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) tertentu dan target Universal Children
Imunization (UCI) sebesar 94%.
e. Melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan
kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.
BAB IV
BAB IV
Tabel 3
Sasaran Pembangunan Kesehatan pada RPJMN 2015-2019
Target
No Indikator Status Awal
2019
1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
346
a. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup 306
(SP 2010)
32
b. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 24
(2012/2013)
c. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak 19,6
17,0
balita (persen) (2013)
d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada 32,9
28,0
anak baduta (bawah dua tahun) (persen) (2013)
Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak
2
Menular
297
a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk 245
(2013)
0,46
b. Prevalensi HIV (persen) <0,50
(2014)
212
c. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria 300
(2013)
25,8
d. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 23,4
(2013)
e. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun 15,4
15,4
(persen) (2013)
7,2
f. Prevalensi merokok penduduk usia <18 tahun 5,4
(2013)
3 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan
a. Jumlah kecamatan memiliki minimal Puskesmas yang 0
5.600
tersertifikasi akreditasi (2014)
b. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal satu 10
481
RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional (2014)
c. Presentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen 71,2
95
imunisasi dasar lengkap pada bayi (2013)
1. Sekretariat
A. Meningkatnya kualitas Perencanaan dan penganggaran program
pembangunan kesehatan
B. Meningkatnya pelayanan administrasi kepegawaiaan
C. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan barang milik daerah/
negara di lingkungan dinas kesehatan secara efektif efisien dan
dilaporakan sesuai ketentuan
D. Meningkatnya pengelolahan data dan informasi kesehatan
2. Bina Kesehatan Masyarakat
A. Menurunnya Jumlah angka kematian Ibu dan Bayi
a) Menyusun regulasi berupa perbup/instruksi/himbauan tentang
keharusan persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
b) Menjamin distribusi tenaga kesehatan yang merata di Puskesmas dan
Jaringannya (Pustu dan Poskesdes)
c) Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan
ibu dan anak
3) peningkatan pembiayaan;
Pembiayaan Puskesmas diarahkan untuk memperkuat pelaksanaan
promotif dan preventif secara efektif dan efisien dengan
memaksimalkan sumber daya yang ada di Puskesmas.
4) peningkatan Sistem Informasi Puskesmas (SIP);
Pengembangan sistem informasi kesehatan di Puskesmas diarahkan
untuk mendapatkan data dan informasi masalah kesehatan dan capaian
pembangunan kesehatan yang dilakukan secara tepat waktu dan akurat.
5) pelaksanaan akreditasi Puskesmas.
Pelaksanaan akreditasi Puskesmas dimaksudkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan difokuskan pada daerah yang
menjadi prioritas pembangunan kesehatan.
2. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of Care)
Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan
keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu,
bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.
3.Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan
Program-program khusus untuk menangani permasalahan kesehatan pada
bayi, balita dan lansia, ibu hamil, dan keluarga miskin, kelompok-kelompok
berisiko, serta masyarakat di daerah terpencil, perbatasan, dan daerah
bermasalah kesehatan.
5. TATA USAHA
Meningkatnya kualitas Perencanaan dan penganggaran program
pembangunan kesehatan
BAB V
BAB V
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
B. Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan meliputi peningkatan pendanaan dan efektifitas
pendanaan. Peningkatan pendanaan kesehatan dilakukan melalui peningkatan
proporsi anggaran kesehatan secara signifikan sehingga mencapai 5% dari APBD
pada tahun 2020. Peningkatan pendanaan kesehatan juga melalui dukungan dana
dari Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Guna meningkatkan
efektifitas pendanaan pembangunan kesehatan maka perlu mengefektifkan peran
dan kewenangan Pemerintah Daerah, sinergitas pelaksanaan pembangunan
kesehatan dengan Pemerintah Daerah dan pengelolaan DAK yang lebih tepat
sasaran.
Dalam upaya meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan maka
pendanaan kesehatan diutamakan untuk peningkatan akses dan mutu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin melalui program Jaminan Kesehatan Nasional
dan Jaminan Kesehatan Daerah, pemberdayaan masyarakat, penguatan sub-sub
sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional untuk mendukung upaya penurunan
Angka Kematian Ibu, Bayi, Balita, peningkatan gizi masyarakat dan pengendalian
penyakit dan serta penyehatan lingkungan.
BAB VI
BAB VI
PENUTUP
Tarmizi, SKM
Nip. 19651130 198703 1 004
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG ......................................... 1
. ...........
B KONDISI UMUM,POTENSI DAN ......................................... 3
. PETMASALAHAN ...........
C LINGKUNGAN STRATEGIS ......................................... 18
...........
BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI ......................................... 21
...........
BAB TUJUAN DAN STRATEGIS ......................................... 25
III PUSKESMAS CUGUNG LALANG ...........
BAB ARAH KEBIJAKAN DAN ......................................... 30
IV STRATEGI NASIONAL ...........
BAB V TARGET KINERJA DAN ......................................... 42
KERANGKA PENDANAAN ...........
BAB PENUTUP ......................................... 70
VI ...........