Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dasar-dasar atau prinsip pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah nilai
kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berpikir atau bertindak dalam
pembangunan kesehatan. Dasar-dasar ini merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi
dan strategi serta sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan secara
nasional yang meliputi: dasar perikemanusiaan; dasar adil dan merata; dasar pemberdayaan
dan kemandirian serta dasar pengutamaan dan manfaat (Depkes RI, 2000). Tujuan
diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Perencanaan tenaga kesehatan perlu mengutamakan kebutuhan tenaga untuk
mewujudkan upaya-upaya preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI, 2004).
Dalam perspektif penyelenggaraan tugas pemerintahan, urusan pemerintahan di
bidang kesehatan merupakan urusan bersama ( concurrent function) antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah, sehingga setiap pemerintah daerah diwajibkan untuk
meningkatkan pemerataan dan aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan
masyarakat, melalui pengembangan kegiatan dan penyediaan dukungan anggaran yang
memadai, yang dalam pelaksanaannya berpedoman pada ketentuan mengenai Standar
Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pelayanan kesehatan. Upaya peningkatan pelayanan
kesehatan masyarakat selain diarahkan untuk mencapai target Tujuan Pembangunan
Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs), juga harus diarahkan pada
pembudayaan pola hidup sehat bagi masyarakat melalui upaya promotif, preventif, dan
pemberdayaan masyarakat.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat Indonesia yang hidup dalam lingkungan yang
sehat dan berperilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 2000).
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut perlu didukung antara lain oleh
pengembangan sumber daya tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang
memadai (Depkes RI, 2000). Salah satu langkah yang dilakukan dalam pengembangan
sumber daya tenaga kesehatan adalah perencanaan tenaga kesehatan. Yang dimaksud
dengan perencanaan tenaga kesehatan adalah upaya untuk mengetahui kebutuhan tenaga
kesehatan dewasa ini dan di masa mendatang, menyusun prioritas tenaga yang dibutuhkan
dan menyusun alokasi sumber daya untuk menunjang prioritas tersebut (Depkes RI, 2000).
Perencanaan tenaga kesehatan bertujuan untuk menyusun rencana kebutuhan tenaga

1
kesehatan, baik jenis maupun jumlahnya sesuai dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan (Depkes RI, 2000).
Perencanaan tenaga kesehatan dewasa ini pada tingkat pusat, propinsi dan
kabupaten serta kota masih sangat lemah. Peta kebutuhan tenaga kesehatan yang
mengantisipasi perkembangan di masa depan, menyeluruh, spesifik dan jelas belum ada
sehingga sukar dalam pengembangan tenaga kesehatan untuk mengadakan prioritas dan
pengalokasian sumber daya tenaga yang semestinya (Depkes RI, 2000).
Bila ditinjau secara lebih spesifik, pendistribusian untuk beberapa jenis tenaga
kesehatan masih kurang merata, yaitu terutama dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis,
beberapa tenaga kesehatan masyarakat (termasuk epidemiolog kesehatan, administrator
kesehatan, sanitarian dan asisten sanitarian), bidan, ahli gizi dan asisten analis kesehatan
(Depkes RI, 2000).
Pertumbuhan jumlah dokter umum dan dokter gigi di Indonesia secara keseluruhan
tidak disertai dengan distribusinya ke daerah-daerah yang sangat membutuhkan. Adapun
lainnya bekerja di kota kecil dan bagian (presentase) terkecil bekerja di puskesmas
kecamatan (Ilyas, 2002).
Menurut Depkes (2004) yang dikutip oleh Adisasmito (2007), pada tahun 2001
diperkirakan per 100.000 penduduk baru dapat dilayani oleh 7,9 dokter umum dan 2,0
dokter gigi. Banyak puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga dokter umum dan
dokter gigi dengan memadai, apalagi tenaga dokter umum dan dokter gigi sangat
dibutuhkan di daerah perkotaan yang penduduknya padat. Salah satu contoh kota yang
penduduknya padat adalah Kota Pamekasan. Letak Kota Pamekasan sangat strategis, di
mana wilayahnya berbatasan dengan 2 kota lain di Madura yaitu Sumenep dan Sampang.
Kemudahan dan kelengkapan sarana dan prasarana transportasi di Kota Pamekasan
memberikan akses menuju 3 kota lainnya yang ada di Madura telah menjadikan Kota
Pamekasan salah satu daerah penyeimbang di Madura. Dengan mobilitas yang cukup tinggi
akibat kemudahan akses masuk dan keluar Kota Pamekasan melalui perbatasan-perbatasan
yang ada salah satunya yaitu di kecamatan Larangan, maka perlu adanya penanganan
bersama pada wilayah-wilayah perbatasan untuk mencegah meluasnya penularan penyakit.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan pembangunan UPT Puskesmas Pasean yaitu
meningkatkan Upaya Pencegahan, Penanganan dan Pemberantasan Penyakit.
UPT Puskesmas Pasean mempunyai visi “Masyarakat Pasean Sehat dan Mandiri
Tahun 2025”. Salah satu penjelasan visinya adalah diharapkan seluruh masyarakat
Larangan sadar akan pentingnya kesehatan dengan perilaku sehat, mudah mendapatkan
informasi kesehatan serta memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata. Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan sumber daya
manusia, khususnya tenaga dokter umum dan dokter gigi sebagai pemberi pelayanan

2
medis, yang berkualitas dan kuantitasnya memadai untuk memberikan pelayanan
kesehatan.
UPT Puskesmas Larangan mengupayakan pembangunan kesehatan
masyarakat Larangan sebaik mungkin sesuai dengan visi misi UPT Puskesmas Laragan.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh UPT Puskesmas Larangan
adalah menyediakan tenaga kesehatan, khususnya dokter umum dan dokter gigi perawat
dan bidan yang sesuai dengan kebutuhan, seimbang dan merata karena merupakan kunci
keberhasilan pembangunan kesehatan yang diharapkan dapat menjamin meningkatnya
kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Kecamatan
Larangan. Untuk menyediakan tenaga kesehatan, khususnya dokter umum dan dokter gigi
perawat dan bidan yang sesuai dengan kebutuhan, seimbang dan merata tersebut perlu
dilihat jumlah kunjungan pasien pada masing-masing puskesmas di UPT Puskesmas
Larangan karena jumlah kunjungannya pasti berbeda-beda. Untuk itu masing-masing
puskesmas membuat akun di aplikasi yang sudah disediakan Kementerian Kesehatan yaitu
Aplikasi Perencanaan Kebutuhan SDMK atau biasa disebut Renbut.
1.2 Tujuan
Terlaksananya proses perencanaan tingkat Puskesmas dalam menyelenggarakan
kebutuhan SDMK Puskesmas Pasean di tahun 2023.

3
BAB 2
REKAPITULASI TENAGA KESEHATAN SAAT INI

STATUS KEPEGAWAIAN
TOTAL
NO PUSKESMAS JENIS TENAGA CPNS Kontrak/
ASN JUMLAH
2022 Non ASN
1 2 4 5 6 7 14
1 PASEAN Kapus 1 1
2 Dokter 1 1 2
3 Dokter Gigi 1 1
4 Perawat 8 28 36
5 Bidan 10 20 30
6 perawat Gigi dan Mulut 1 1 2
Ahli Teknologi
7 1 2 3
Laboratorium Medis
Penyuluh Kesehatan
8 1 1
Masyarakat
9 Apoteker 1 1
10 Asisten Apoteker 1 1
11 Sanitarian 1 1
12 Nutrisionis 1 1
13 Rekam Medik 1 1 2
14 Epidemiologi 0
15 Tenaga Non Kesehatan 5 9 14
JUMLAH 32 64 96

4
BAB 3
PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2022

STATUS KEPEGAWAIAN
N PUSKESM Kontrak Kontrak TOTAL
JENIS TENAGA
O AS ASN Daerah/Prov BLUD/BOK/Suk JUMLAH
insi wan
1 2 4 5 6 7 14
1 PASEAN Kapus 1 1
2 Dokter 1 1 /- 2
3 Dokter Gigi 1 1
4 Perawat 8 -/3 8 / - / 17 36
5 Bidan 10 5 /- 2 / - / 14 31
perawat Gigi dan
6 1 - /-/1 2
Mulut
Ahli Teknologi
7 1 2/-/- 3
Laboratorium Medis
Penyuluh
Kesehatan
8 1 - /1/- 2
Masyarakat/Promot
or Kesehatan
9 Apoteker 1 1/-/- 2
10 Asisten Apoteker 1 1
11 Sanitarian - - /1/- 1
12 Nutrisionis - - /1/- 1
13 Rekam Medik 1 - /-/1 2
14 Epidemiologi 0
Tenaga Non
15 5 1/- 5/1/1 13
Kesehatan
JUMLAH 32 10 56 98

5
BAB 4
ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN BERDASARKAN ANALISA BEBAN KERJA
(ABK)

Metode Analisa Beban Kerja Kesehatan adalah suatu metode perhitungan kebutuhan
SDM Kesehatan berdasarkan pada beban kerja yang dilaksanakan oleh setiap jenis SDM
Kesehatan pada tiap fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Metode ini digunakan untuk menghitung kebutuhan semua jenis SDM Kesehatan. Langkah-
langkah yang digunakan dalam metode ABK adalah:
a. Menetapkan fasilitas pelayanan kesehatan dan jenis SDM Kesehatan;
b. Menetapkan waktu kerja tersedia;
c. Menetapkan komponen beban kerja (tugas pokok, tugas penunjang, uraian tugas) dan
norma waktu;
d. Menghitung standart beban kerja;
e. Menghitung standart kegiatan penunjang
f. Menghitung kebutuhan SDM Kesehatan per institusi/ fasilitas pelayanan kesehatan
(puskesmas/rumah sakit)

Analisa kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan Analisa beban kerja (ABK) pada UPT
Puskesmas Pasean terdapat pada lampiran berikut ini:

6
BAB 5
ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN BERDASARKAN STANDAR KETENAGAAN
MINIMAL (SKM)

Metode Analisa berdasarkan standar ketenagaan minimal (SKM) merupakan hasil


pengembangan dari motede beban kerja (ABK) yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan
SDM Kesehatan di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. Standar Ketenagaan Minimal di UPT
Puskesmas Pasean terlihat seperti lampiran berikut ini:

7
BAB 6
KESIMPULAN
Dalam rangka mengupayakan pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Pasean
dan sekitarnya UPT Puskesmas Pasean berusaha memberikan pelayanan yang maksimal, salah
satunya yaitu ketersediaan tenaga kesehatan dan SDMK lainnya. Untuk itu Kementerian
Kesehatan menyediakan aplikasi Perencanaan Kebutuhan SDMK atau biasa disebut Renbut.
Semua puskesmas wajib mengupdate data SDMK yang ada di puskesmas ke aplikasi. Untuk
Data 2022 UPT Puskesmas Pasean sudah mengupdate data SDMK di Aplikasi Renbut dengan
rincian memiliki 98 karyawan (jumlah ASN : 32 ,Kontrak Daerah : 7 , Kontrak Provinsi : 3 ,
Kontrak BOK : 4 , Kontrak BLUD : 18 dan tenaga Sukwan 34). Dengan ketersediaan tenaga
kesehatan, khususnya dokter umum, dokter gigi, perawat dan bidan yang sesuai dengan
kebutuhan, seimbang dan merata karena merupakan kunci keberhasilan pembangunan
kesehatan yang diharapkan dapat menjamin meningkatnya kualitas dan pemerataan jangkauan
pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Kecamatan Pasean.

Anda mungkin juga menyukai