Anda di halaman 1dari 47

Penanganan

keperawatan infark
myocard acut
dan
komplikasi arithmia

EKO SURATMAN
Base Diagnosis :

1.Nyeri dada

2.EKG

3.Iso-Enzym
(Samsu, 2007).
Sindrom Koroner Akut (Acute Coronary Syndrome )

1. IMA dengan elevasi ST


(ST Elevation Myokardial Infarction-STEMI)
2. IMA tanpa elevasi ST
(Tanpa ST Elevation Myokardial Infarction-
Non - STEMI)
3. Angina pectoris tak stabil
Kualifikasi
Acute Coronary Syndroma
1. STEMI :
- Nyeri dada yang khas
- EKG : adanya gelombang ST elevasi
- Enzym jantung meningkat
Lanjutan
2. Non STEMI :
- Nyeri dada yang khas
- EKG : adanya gelombang ST normal,
ST depresi
- Enzym jantung meningkat
Lanjutan
3. Angina pectoris tidak stabil:
- Nyeri dada yang khas
- EKG : Gelombang EKG Normal, atau
ST depresi
- Enzym jantung Normal
Infark miokard adalah nekrosis
miokard yang berkembang cepat oleh
karena ketidakseimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen pada otot


jantung
(Fenton, 2009).
Penyebab
1. Coronary Arteri Disease: aterosklerosis,
artritis, trauma pada koroner, penyempitan
arteri koroner karena spasme atau desecting
aorta dan arteri koroner.

2. Coronary artery emboli: infektive


endokarditis, cardiac mycxoma, cardiopulmonal
bypass surgery, arteriography koroner.
Lanjutan
3. Kelainan konginetal: anomali koronaria.
4. Ketidakseimbangan suplai oksigen dan
kebutuhan miokard: tirotoksikosis, hipotensi
kronis, keracunan karbon monoksida, stenosis
atau insufisiensi aorta.
5. Gangguan hematologi: anemia,
hypercoagulabity, trombosis, trombositosis.
MANIFASTASI KLINIS
 
1.  Nyeri dada menetap, nyeri dada bagian
tengah dan epigastrium tidak hilang dengan
istirahat atau nitrat, nyeri menyebar secara
luas :
2. Banyak keringat, kulit lembab dengan muka
pucat
3. Tekanan darah menurun
4. Dyspnea, kelemahan dan membuat pingsan
 
Lanjutan
5. Nausea dan vomiting
6. Cemas dan gelisah
7. Takikardi atau bradikardi 
Nyeri dada :
Terjadi lebih dari 20 menit dan tak ada Hubungan dengan
aktifitas atau latihan.
Jenis pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap :
@ Hemoglobin
@ Trombosit
@ Eritrosit
@ Faal hemostasis

2. Gula darah
@ puasa
@2 jam Post pandrial ( PP )
Pemeriksaan laboratorium
3. Faal ginjal :
@ Ureum, kreatinin
4. Enzym jantung
@ CPK ( creatinin pospokinase )
@ CKMB( creatinin kinase muscel balance )
@ Troponin
ISOENZYM BIO MARKER
CKMB > 10 u/L

CPK > 50 u/L

LDH > 240 U/L

SGOT > 18 U/L


FAKTOR RISIKO PJK
Yang Tidak Dapat Diubah Yang Dapat Diubah Faktor Risiko Baru
 Usia  Merokok  Inflamasi
 Jenis Kelamin  Hipertensi  Fibrinogen
 Riwayat Keluarga  Dislipidemia  Homosistein
 Etnis  Diabetes Mellitus  Stres Oksidatif
 Obesitas dan
Sindroma Metabolik
 Stress
 Diet lemak yang
tinggi kalori
 Inaktifitas Fisik

(Majid 2008)
Pathofisiologi
PRINSIP PENANGANAN
1. Morfin : Mengurangi/menghilangkan
nyeri dada
2. Oksigen harus diberikan pada pasien dengan
saturasi oksigen arteri <90%..
3. Nitrogliserin (NTG)
Nitrogliserin sublingual 5 mg dengan interval
5 menit..
4. Aspirin
Bagi penderita STEMI, penanganannya meliputi :

a) Terapi trombolitik (kecuali bila ada


kontraindikasi) dalam waktu 12 jam setelah
serangan gejala untuk mengembalikan
kepatenan dan meminimalkan nekrosis.

b) Heparin I.V. untuk meningkatkan kepatenan


di arteri koroner yang diserang.
Lanjutan
e) Inhibitor glikoprotein IIb/IIIa untuk
meminimalkan agregasi keping darah.
d) Inhibitor enzim pengkonversi-angiotensin
(angiotensin - converting enzyme – ACE)
e) PTCA, penempatan stent, atau bedah CABG
untuk membuka arteri yang mengalami
rintangan atau menyempit.
 
PJK
Lokasi infark myocard
Ruang tindakan invasif jantung
Tindakan pemasangan Steen
Bedah jantung
Komplikasi

1. Oedema Paru
2. Gagal jantung
3. Aritmia ventrikel
4. Henti napas henti jantung
Komplikasi
Odema paru
1. Klasifikasi Killip
System yang digunakan secara individu
untuk menentukan IMA (heart attack), dan
komplikasi yang menyertai sekaligus
menentukan prognosis pasien.
Killip class

1. killip class I : tidak ada tanda tanda gagal


jantung
2. Killip class II : pasien dengan keluhan sesak
dan muncul suara bunyi paru tambahan dan
peningkatan bendungan vena jugularis.
Gambaran X-Ray
Odema paru akut
Lanjutan
3. Killip class III ada tanda tanda oedema paru
akut.
4. Killip class IV ada tanda tanda syok
kardiogenik, hypotensi, tekanan darah < dari
90 mgHg, olyguria,
Langkah langkah
penanganan kegawatan
1. Pasang monitor
2. Pasang infus
3. Pasang folly catheter
4. Berikan Oksigen Sungkup 10 liter / menit
5. Posisi pasien semifowler
6. Ambil sampel darah arteri ( BGA )
7. Kolaborasi team medic
Komplikasi
Gangguan irama jantung
PVC ( Prematur ventricel contraction )
Proses terjadinya PVC
Gangguan pembentukan
impuls listrik jantung
PVC Bigimini
Gangguan irama jantung :
VT. ( ventrikel tachicardia )
TAKHIKARDI VENTRIKEL ( VT )

Kriteria :
- Irama : Teratur
- Frekuensi ( HR ): > 100 X/menit
- Gelombang P : Tidak terlihat
- Interval PR : Tidak ada
- Gelombang QRS : > 0,12 detik
Tindakan defibrilasi / cardioversi
Fibrilasi Ventrikel kasar (“Coarse”)

Fibrilasi Ventrikel halus (“Fine”)


VF : Ventrikel Fibrilasi
TINDAKAN DEFIBRILASI
EKG : Asystole
RESUSITASI JANTUNG PARU
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai