Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PELATIHAN BT&CLS SMART EMERGENCY

HARI KEDUA

NAMA : Ns. Dea Difibri, S.Kep

NO.ABSEN : 10

INSTANSI : Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning/online (physical


distanching), peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu
menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan
pendapat yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan
menyelesaikan tugas, peserta wajib mengunggah melalui aplikasi system website
www.smartemergency.id pada hari Kedua sesuai deadline yang sudah tertera pada system
tugas peserta.
Note: (File yang diunggah berbentuk dokumen/PDF)

1. TRIAGE
Pada kondisi bencana ada istilah START, Jelaskan istilah tersebut dan cara
pengaplikasian dari Metode START tersebut..!!
Jawaban :
Metode Triage START adalah sistem triase yang sederhana dan mudah digunakan atau
diterapkan dalam pemilihan menggunakan warna merah, kuning, hijau, hitam. Triage adalah
tindakan memilih korban sebelum ditangani dengan cepat berdasarkan berat luka yang harus
diprioritaskan.
A. Prioritas 1 – MERAH: korban dengan kondisi kritis
• Airway dan breathing
• Perdarahan yang tidak terkontrol
• Cedera leher atau kepala
• Luka terbuka di perut
• Hipo/hiptermia
• Luka bakar berat
B. Prioritas 2 – KUNING: kondisi yang mendesak
• Luka bakar tanpa ada masalah jalan napas
• Rasa sakit yang amat sakit di beberapa bagian tubuh
• Adanya bengkak dan perubahan bentuk terutama pada anggota ekstremitas
• Cedera punggung
C. Prioritas 3 – HIJAU: Korban yang tidak mengalami cedera serius, memerlukan
perawatan sedikit dan dapat menunggu perawatan tanpa bertambah parah, seperti:
• Rasa sakit ringan
• Luka bakar ringan
• Bengkak
D. Prioritas 0 – HITAM: diberikan pada korban yang sudah meninggal.
Dalam sistem START, pertama katakan pada korban yang bisa jalan pindah ke daerah
khusus yang sudah ditetapkan, kemudian alihkan kepada korban yang tidak bisa jalan
dengan penilaian awal.

2. Initial Assessment
Sebutkan langkah-langkah dalam melakukan Initial Assessment..!! Jelaskan
Jawaban :
Initial Assessment adalah bagian terpenting dari semua proses penilaian korban atau pasien
dimana kita harus mengenali dan melakukan penanganan terhadap semua keadaan yang
mengancam nyawa korban. Intial assesment meliputi :
1) Persiapan penderita
2) Triage
3) Pengkajian primer ( ABCDE )
4) Resusitasi
5) Pemeriksaan penunjang
6) Pengkajian sekunder
7) Pengawsan dan evalusi ulang
8) Terapi definitif Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua,yaitu : a.
Pengkajian Primer yaitu penanganan ABCDE dan resusitasi,meliputi
A : Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai kontrol
servikal.
B : Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi
adekuat.
C : Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan.
D : Disability, mengecek status neurologis.
E : Exposure, mengkaji semua anggota tubuh ( enviromental control ).
b. Pengkajian sekunder yaitu head to toe ( pemeriksaan dengan teliti dari ujung kepala
sampai kaki, melakukan log rol untuk untuk melihat bagaimana tubuh bagian belakang, jika
hemodinamik pasien sudah stabil, meliputi :
• Anamnesis pasien
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan tanda-tanda vital
• Pemeriksaan riwayat pasien

3. Airway And Breathing Management


Dalam kasus Airway and Breathing sering kali ditemukan ganguan atau bahkan
sumbatan jalan nafas, apa yang menjadi poin penting ketika anda berhadapan
menangani pasien tersebut yang mengalami gangguan Airway and Breathing...?
Jelaskan
Jawaban :
a. Menggunakan APD level 3
b. Pakai alat yang bisa disposible atau yang dapat disterilkan
c. Pada ruangan yang tekanannya negatif
d. Batasi orang yang ada diruangan dalam melakukan tindakan
e. Gunakan teknik intubasi yang memaksimalkan keberhasilan intubasi dalam satu kali
percobaan
f. Intubasi endotrakeal harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan berpengalaman

4. Trauma Capitis
Pada kasus Trauma Capitis atau Kepala, ada berapa tingkat kesadaran dan GCS..?
Jelaskan masing-masing poin-nya..!!
Jawaban :
§ Composmentis, yaitu kondisi seseorang yang sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya
maupun terhadap lingkungannya dan dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan
pemeriksa dengan baik.
§ Apatis, yaitu kondisi seseorang yang tampak segan dan acuh tak acuh terhadap
lingkungannya.
§ Delirium, yaitu kondisi seseorang yang mengalami kekacauan gerakan, siklus tidur bangun
yang terganggu dan tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi serta meronta-ronta.
§ Somnolen yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun masih dapat sadar bila
dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti akan tertidur kembali.
§ Sopor, yaitu kondisi seseorang yang mengantuk yang dalam, namun masih dapat
dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi tidak terbangun
sempurna dan tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
§ Semi-coma yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons terhadap
pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama sekali, respons terhadap rangsang nyeri hanya
sedikit, tetapi refleks kornea dan pupil masih baik.
§ Coma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, memberikan respons terhadap
pertanyaan, tidak ada gerakan, dan tidak ada respons terhadap

5. Trauma Thorax and Abdoment


Pasien Tn. J diketahui umur 45 thn mengalami kecelakaan dan terdapat jejas di dada
sebelah kiri, terjadi peningkatan teknan JVP sebelah kiri, dan terjadi deviasi trakea
kesebelah kanan, RR 37 x/mnt, HR 125 x/mnt, TD 160/90 MmHg, pasien pucat, akral
dingin, CRT 4 dtk, ada jejas di Abdomen akibat trauma tumpul, dari data diatas
pasien mengalami kasus trauma dengan...? Jelaskan langkah-langkah yang anda
lakukan..!!
Jawaban :
Pasien mengalami trauma dengan tension pneumothorax
Tindakan yang harus dilakukan needle dengan langkah2:
A. Memastikan A3 (Aman diri, Aman lingkungan, Aman pasien) dengan melakukan
pengendalian infeksi yang relevan akan digunakan.
B. Siapkan peralatan yang dibutuhkan:
• Alkohol/betadine swab
• Jarum ARS 10g atau jarum Angio Cath 14g**
• Jarum suntik 10mL & NaCl
• Stetoskop
• Gunakan jarum ukuran alternatif
C. Temukan lokasi spesifik di sisi yang terkena: ruang interkostal ke-2, garis klavikula tengah.
D. Bersihkan situs tengara dengan kapas alkohol/betadine.
E. Hubungkan jarum thoracocentesis ke jarum suntik 10mL.
F. Masukkan jarum pada sudut 90° ke dinding dada pasien.
G. Saat memasukkan jarum, aspirasi jarum suntik 10mL. Resistensi dirasakan sampai kanula
memasuki ruang pleura dan melepaskan udara dan / atau cairan.
H. Ulangi prosedur untuk menentang pleura.
I. Lepaskan jarum yang meninggalkan kanula di tempatnya.
J. Evaluasi ulang pasien.
K. Auskultasi dada.
L. Jika ditemukan bahwa pneumotoraks ketegangan kembali:
• Ulangi prosedur ini dengan meninggalkan kanula awal di situ.
• Masukkan kanula kedua yang berbatasan langsung dengan yang pertama

~ Selamat Mengerjakan ~

Anda mungkin juga menyukai