EPISTAKSIS
ARJU MIFTAHYUDIN
030.16.016
kasus
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
perdarahan dari kedua hidung sejak 2 jam yang lalu. Perdarahan
terutama di hidung kanan. Sebagian darah tertelan oleh pasien.
Terdapat riwayat penyakit darah tinggi namun sejak 3 bulan ini
berobat alternatif.
Diagnosis banding
-hemoptisis,
-varises oesofagus yang berdarah,
-perdarahan di basis cranii
tatalaksana
PERDARAHAN ANTERIOR
1. Pemeriksaan bagian luar hidung, ada tidaknya luka terbuka
pada bagian luar(dorsum nasal), luka memar, deformitas hidung
2. Perhatikan perdarahan yang keluar, masih mengalir aktif atau
berhenti,darah segar atau sudah menggumpal kehitaman
3. Rinoskopi anterior > cari sumber perdarahan (daerah yang
sering menjadisumber plexus kheiselbach) & bersihkan sisa
darah dengan suction
4. Jika sumber perdarahan sudah terindentifikasi lakukan
pemasangan tamponkapas dengan adrenalin 1:100.000 pada
Plexus Kheiselbach (pastikan TDpasien normal sebelum
menggunakan adrenalin)
5. Bila perdarahan teteap terjadi à tampon kapas padat yang
sudah diberikanadrenalin 1:100.000 dan salep antiseptik.
6. Pemasangan dilakukan dengan bantuan speculum di tangan
kiri dan kapastampon di tangan kanan dengan bantuan pinset
bayonet.
PERDARAHAN ANTERIOR
1. Pemeriksaan bagian luar hidung, ada
tidaknya luka terbuka pada bagian
luar(dorsum nasal), luka memar, deformitas
hidung
2. Perhatikan perdarahan yang keluar, masih
mengalir aktif atau berhenti,darah segar
atau sudah menggumpal kehitaman
3. Rinoskopi anterior > cari sumber
perdarahan & bersihkan sisa darah
dengansuction
4. Periksa dinding faring posterior >
perhatikan ada tidaknya perdarahan aktif
yang mengalir melalui dinding faring
posterior.
5. Jika sumber perdarahan sudah
terindentifikasi lakukan pemasangan
tamponposterior (Beloque tampon).
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
Daftar Pustaka
1. Nuty W Nizar, Endang Mangunkusumo EpistaksisDalam Soepardi EA, lskandar H
(Ed). Buku Ajarllmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok KepalaLeher. Edisi ke-
5. Jakarta. Fakultas KedokteranUniversitas lndonesia.2001 hal 125-9.
2. Gilyoma, Japhet M dan Phillipo L Chalya. Etiological profile and treatment
outcome of epistaxis at a tertiary care hospital in Northwestern Tanzania: a
prospective review of 104 cases. Tanzania: BMC Ear, Nose and Throat. 2011;1-6.
3. Viewhug, Tate L, dan Jhon B Roberson. Epistaxis : Diagnosis and Treatment. USA:
American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. 2006;511-8.