p
Rongga hidung kita kaya dengan pembuluh darah. Pada rongga bagian
depan, tepatnya pada sekat yang membagi rongga hidung kita menjadi dua,
terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus Kiesselbach. Pada
rongga bagian belakang juga terdapat banyak cabang-cabang dari pembuluh
darah yang cukup besar antara lain dari arteri sphenopalatina.2
Epistaksis adalah perdarahan yang berasal dari hidung dan dapat timbul
spontan tanpa dapat ditelusuri sebabnya.3 Epistaksis bukanlah suatu penyakit
melainkan suatu tanda atau gejala. Walau pada umumnya epistaksis dapat
diatasi dengan mudah, namun perdarahan hidung merupakan masalah yang
sangat lazim, sehingga tiap dokter harus siap menangani kasus demikian.1
|
p p
c
p
£imisan atau dalam bahasa kedokterannya disebut Epistaksis merupakan
gejala yang sangat sering dijumpai sehari ƛ hari pada anak - anak maupun usia
lanjut. Walau demikian banyak orang tua yang ketakutan dan bingung bila
anaknya kedapatan sedang mimisan. £imisan sendiri bukan merupakan suatu
penyakit tetapi merupakan gejala dari suatu penyakit, itu artinya mimisan bisa
terjadi karena bermacam sebab dari yang ringan sampai yang berat.
|
p p
c
p
è
Hidung kita kaya pembuluh darah, yang berasal dari Arteri karotis
eksterna dan interna (A. karotis eksterna & interna). A. karotis eksterna
mensuplai darah ke hidung lewat A. maksilaris interna dan A. fasialis. Cabang
|
p p
c
p
terminal A. fasialis yaitu A. labialis superior, mensuplai darah ke dasar hidung
dan septum bagian anterior. Sedangkan A. maksilaris interna akan masuk fossa
4
pterigomaksilaris dan kemudian membentuk percabangan arteri, yaitu:
posterior superior alveolar, descending palatine, infraorbital, sphenopalatine,
pterygoid canal, dan pharyngeal. A.descending palatine berjalan ke bawah
melalui kanalis palatina mayor dan mensuplai darah ke dinding lateral hidung,
serta juga septum hidung bagian anterior lewat percabangan ke foramen
incisivus. Adapun A. sfenopalatin masuk hidung dekat area perlekatan posterior
konka media untuk kemudian mensuplai dinding lateral hidung, dan juga
memberikan percabangannya ke septum hidung anterior. Arteri karotis interna
memberikan kontribusi pada sistem vaskularisasi hidung, terutama lewat
cabangnya, A. ophtalmicus. Pleksus Kiesselbach atau Little area, terletak di
bagian anterior tulang rawan septum. Setiap cabang arteri yang mensuplai
hidung ke area ini saling berhubungan membentuk anastomosis.
|
p p
c
p
merangsang dan trauma pada pembedahan dapat juga menyebabkan
epistaksis.
ëp nfeksi. nfeksi hidung dan sinus paranasal, rinitis, sinusitis serta
granuloma spesifik, seperti lupus, sifilis dan lepra dapat menyebabkan
epistaksis.
ëp Ñeoplasmaë Epistaksis yang berhubungan dengan neoplasma biasanya
sedikit dan intermiten, kadang-kadang ditandai dengan mukus yang
bernoda darah, Hemongioma, karsinoma, serta angiofibroma dapat
menyebabkan epistaksis berat.
ëp Kelainan congenital. Kelainan kongenital yang sering menyebabkan
epistaksis ialah perdarahan telangiektasis heriditer (hereditary
hemorrhagic telangiectasia/Osler's disease). Pasien ini juga menderita
telangiektasis di wajah, tangan atau bahkan di traktus gastrointestinal
dan/atau pembuluh darah paru.
ëp Sebab-sebab lain termasuk benda asing dan perforasi septum. Perforasi
septum nasi atau abnormalitas septum dapat menjadi predisposisi
perdarahan hidung. Bagian anterior septum nasi, bila mengalami deviasi
atau perforasi, akan terpapar aliran udara pernafasan yang cenderung
mengeringkan sekresi hidung. Pembentukan krusta yang keras dan usaha
melepaskan dengan jari menimbulkan trauma digital. Pengeluaran krusta
berulang menyebabkan erosi membrana mukosa septum dan kemudian
perdarahan.
ëp Pengaruh lingkungan.£isalnya tinggal di daerah yang sangat tinggi,
tekanan udara rendah atau lingkungan udaranya sangat kering
^
|
p p
c
p
ëp Penyakit kardiovaskuler. Hipertensi dan kelainan pembuluh darah, seperti
pada aterosklerosis, nefritis kronik, sirosis hepatis, sifilis, diabetes melitus
dapat menyebabkan epistaksis. Epistaksis akibat hipertensi biasanya
hebat, sering kambuh dan prognosisnya tidak baik.
ëp Biasanya infeksi akut pada demam berdarah, influenza, morbili, demam
tifoid.
ëp Vangguan endokrin. Pada wanita hamil, menarche dan menopause sering
terjadi epistaksis, kadang-kadang beberapa wanita mengalami perdarahan
persisten dari hidung menyertai fase menstruasi.
ëp Defisiensi Vitamin C dan K
ëp |lkoholisme
ëp Penyakit von Willebrand
|
p p
c
p
Epistaksis anterior
2.
p Epistaksis posterior, berasal dari arteri sphenopalatina dan arteri ethmoid
posterior.Perdarahan cenderung lebih berat dan jarang berhenti sendiri,
sehingga dapat menyebabkan anemia, hipovolemi dan syok. Sering
ditemukan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular.3,5,6
Epistaksis posterior
|
p p
c
p
V
|
p p
c
p
menghilangkan rasa sakit dan membuat vasokontriksi pembuluh darah sehingga
perdarahan dapat berhenti untuk sementara.3,5,7 Sesudah 10 sampai 15 menit
kapas dalam hidung dikeluarkan dan dilakukan evaluasi.7
|
p p
c
p
ujuan pengobatan epistaksis adalah untuk menghentikan perdarahan.
Hal-hal yang penting dicari tahu adalah:1,5,6
|
p p
c
p
5.p Riwayat gangguan perdarahan dalam keluarga
6.p Hipertensi
7.p Diabetes mellitus
8.p Penyakit hati
9.p Vangguan koagulasi
10.prauma hidung yang belum lama
11.pObat-obatan, misalnya aspirin, fenil butazon
£etode rotter
|
p p
c
p
ëp Pada epistaksis anterior, jika sumber perdarahan dapat dilihat dengan jelas,
dilakukan kaustik dengan larutan nitras argenti 20%-30%, asam trikloroasetat
10% atau dengan elektrokauter. Sebelum kaustik diberikan analgesia topikal
terlebih dahulu.
ëp Bila dengan kaustik perdarahan anterior masih terus berlangsung, diperlukan
pemasangan tampon anterior dengan kapas atau kain kasa yang diberi vaselin
yang dicampur betadin atau zat antibiotika. Dapat juga dipakai tampon rol
yang dibuat dari kasa sehingga menyerupai pita dengan lebar kurang ½ cm,
diletakkan berlapis-lapis mulai dari dasar sampai ke puncak rongga hidung.
ampon yang dipasang harus menekan tempat asal perdarahan dan dapat
dipertahankan selama 1-2 hari.
|
p p
c
p
pada dua buah benang yang terdapat pada satu sisi tampon Bellocq dan
kemudian kateter ditarik keluar hidung. Benang yang telah keluar melalui
hidung kemudian ditarik, sedang jari telunjuk tangan yang lain membantu
mendorong tampon ini ke arah nasofaring. Jika masih terjadi perdarahan
dapat dibantu dengan pemasangan tampon anterior, kemudian diikat
pada sebuah kain kasa yang diletakkan di tempat lubang hidung sehingga
tampon posterior terfiksasi. Sehelai benang lagi pada sisi lain tampon
Bellocq dikeluarkan melalui mulut (tidak boleh terlalu kencang ditarik) dan
diletakkan pada pipi. Benang ini berguna untuk menarik tampon keluar
melalui mulut setelah 2-3 hari. Setiap pasien dengan tampon Bellocq
harus dirawat.
ampon Bellocq
|
p p
c
p
Dapat terjadi langsung akibat epistaksis sendiri atau akibat usaha
penanggulangannya. |kibat pemasangan tampon anterior dapat timbul sinusitis
(karena ostium sinus tersumbat), air mata yang berdarah (bloody tears) karena
darah mengalir secara retrograd melalui duktus nasolakrimalis dan septikemia.
|kibat pemasangan tampon posterior dapat timbul otitis media,
haemotympanum, serta laserasi palatum mole dan sudut bibit bila benang yang
dikeluarkan melalui mulut terlalu kencang ditarik.
|
p p
c
p
Sebagai akibat perdarahan hebat dapat terjadi syok dan anemia. ekanan
darah yang turun mendadak dapat menimbulkan iskemia otak, insufisiensi
koroner dan infark miokard dan akhirnya kematian. Harus segera dilakukan
pemberian infus atau transfusi darah.6
|
p p
c
p
Epistaksis (perdarahan dari hidung) adalah suatu gejala dan bukan suat
penyakit, yang disebabkan oleh adanya suatu kondisi kelainan atau keadaan
tertentu. Epistaksis bisa bersifat ringan sampai berat yang dapat berakibat fatal.
Epistaksis disebabkan oleh banyak hal, namun dibagi dalam dua kelompok besar
yaitu sebab lokal dan sebab sistemik. Epistaksis dibedakan menjadi dua
berdasarkan lokasinya yaitu epistaksis anterior dan epistaksis posterior. Dalam
memeriksa pasien dengan epistaksis harus dengan alat yang tepat dan dalam
posisi yang memungkinkan pasien untuk tidak menelan darahnya sendiri.
ëp £emencet hidung
ëp Pemasangan tampon anterior dan posterior
ëp Kauterisasi
ëp igasi (pengikatan pembuluh darah)
Epsitaksis dapat dicegah dengan antara lain tidak memasukkan benda keras
ke dalam hidung seperti jari, tidak meniup melalui hidung dengan keras, bersin
melalui mulut, menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan perdarahan,
dan terutam berhenti merokok
|
p p
c
p
è
pp
1.p Warta £edika. £imisan atau Epistaksis. Warta £edika [serial online] 2007
Jul 2[cited 2009 £ar 4] | ailable from:
http://www.wartamedika.com/2007/07/mimisan- atau-epistaksis.html
2.p Wikipedia. Epistaxis. Wikipedia 2009 Feb 10 [cited 2009 Feb 28] | ailable
from: http://en.wikipedia.org/wiki/Epistaxis
¬ p Schlosser RJ. Epistaxis. Ñew England Journal Of £edicine [serial online]
2009 feb 19 [cited 2009 feb 28] | ailable from:
http://content.nejm.org/cgi/content/full/360/8/784p
4.p Ê p p p
pÊ p p
p
p
pppp
p
5.p E ans J|. Epistaxis: reatment & £edication. e£edicines Specialities 2007
Ño 28 [cited £ar 2] | ailable from:
http://emedicine.medscape.com/article/764719-treatment
6.p |nias CR. Epistaxis. Otorrhinolaryngology [serial online] cited 2009 £ar 4
| ailablefrom :http://www.medstudents.com.br/otor/otor3.htm
7.p Freeman R. Ñosebleed. Health nformation Home [serial online] 2007 Feb
2 [cited 2009 £ar 4] | ailable from :
http://my.cle elandclinic.org/disorders/Ñosebleed/hic_Ñosebleed_Epistaxi
s.aspxpp
8.p skandar Ñ, Supardi E|. (eds) Buku |jar lmu Penyakit elinga Hidung
enggorokan. Edisi Enam, Jakarta FKU, 2007, hal. 91, 155-159.
|
p p
c
p
è !" #
K|| PEÑV|Ñ|RƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ..i
D|F|R SƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ.ii
B|B ƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ..1
PendahuluanƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ..ƦƦƦƦ.1
B|B ƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ.3
DefinisiƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ..3
VaskularisasiƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ..ƦƦ3
EtiologiƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ..4
Sumber perdarahanƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ6
Vambaran Klinis dan PemeriksaanƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ.8
PenatalaksanaanƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ10
KomplikasiƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ...14
Pencegahan Perdarahan BerulangƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ.Ʀ.15
ProgosisƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ.15
B|B ƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ..ƦƦƦƦ16
KesimpulanƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ..16
D|F|R PUS|K|ƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦƦ..17
|
p p
c
p
" V " #
Puji dan syukur penulis panjatkan pada kehadirat uhan Yang £aha Esa
karena berkat rahmat dan karuniaÑya, penulis dapat menyelesaikan refrat
ƠEPS|KSSơ dalam rangka melengkapi persyaratan kepaniteraan klinik senior
dibagian lmu Penyakit Hidung & enggorokan RSUD Dr. R£. Djoelham, Binjai.
Penyusun
|
p p