Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK JE

DENGAN HYDROCHEPALUS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Neurobehavior


Dosen pengampuh : Ns. Sri Hartini, S.Kep

Disusun oleh
Kelompok I :
1. Ardi Budi Jatmiko
2. Dewi Fatmawati
3. Eko Purwanto
4. Fitriani
5. Juwita Saptaningtyas
6. Putri Hapsari

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


CENDIKIA UTAMA
2009
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu
hydrocephalus dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan
teknologi yang semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia
semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu
penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan
terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah
Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar
tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan
hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan
keperawatan yang khusus. Namun saat ini hydrocephalus selain disebabkan
oleh kelainan congenital dapat juga disebabkan oleh infeksi, neoplasma
(tumor), dan juga perdarahan.
Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal
dalam ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan
Yuliani, 2001). Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling
banyak pada anak usia dibawah 6 tahun.
B. Tujuan
Mengetahui dan mendapatkan gambaran mengenai Asuhan
Keperawatan pada An. JE dengan Hydrocephalus.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Hydrochepalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan
dilatasi yang progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi
gabungan dari jaringan – jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung
yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat
berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial
menyebabkan terjadinya peleburan ruang – ruang tempat mengalirnya liquor.
(http:///www.askephydrochepalus.com).
Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel
serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Menurut Mumenthaler (1995) definisi hydrocephalus yaitu timbul bila
ruang cairan serebro spinallis internal atau eksternal melebar.
Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang
mengakibatkan bertmbahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan
tekanan intracranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan
tempat mengalirnya cairan serebro spinal (Ngastiyah, 1997).
Hydrocephalus berkembang jika aliran serebro spinal terhambat pada
tempat sepanjang perjalanannya, timbulnya Hydrocephalus akibat produksi
yang berlebihan cairan serebro spinal dianggap sebagai proses yang intermiten
setelah suatu infeksi atau trauma. Ini dapat terjadi kelainan yang progresif
pada anak-anak yang disebabkan oleh papiloma pleksus, yang dapat diatasi
dengan operasi (Mumenthaler, 1995).

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


1. Anatomi otak
2. Fisiologi Cairan Cerebro Spinalis
a. Pembentukan CSF
Normal CSF diproduksi + 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari dengan
demikian CSF di perbaharui setiap 8 jam.
Pada anak dengan hidrosefalus, produksi CSF ternyata berkurang + 0,
30 / menit. CSF di bentuk oleh PPA;
1) Plexus choroideus (yang merupakan bagian terbesar)
2) Parenchym otak
3) Arachnoid
b. Sirkulasi CSF
Melalui pemeriksaan radio isotop, ternyata CSF mengalir dari tempat
pembentuknya ke tempat ke tempat absorpsinya. CSF mengalir dari II
ventrikel lateralis melalui sepasang foramen Monro ke dalam ventrikel
III, dari sini melalui aquaductus Sylvius menuju ventrikel IV. Melalui
satu pasang foramen Lusckha CSF mengalir cerebello pontine dan
cisterna prepontis. Cairan yang keluar dari foramen Magindie menuju
cisterna magna. Dari sini mengalir kesuperior dalam rongga
subarachnoid spinalis dan ke cranial menuju cisterna infra
tentorial.Melalui cisterna di supratentorial dan kedua hemisfere cortex
cerebri.
Sirkulasi berakhir di sinus Doramatis di mana terjadi absorbsi melalui
villi arachnoid.

C. 3 BENTUK HYDROCHEPALUS
a. Non – komunikasi (nonkommunicating hydrocephalus)
Biasanya diakibatkan obstruksi dalam system ventrikuler yang
mencegah bersikulasinya CSF. Kondisi tersebut sering dijumpai pada
orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi congenital pada
system saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping lesion) ataupun
bekas luka.Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi
lesi pada system ventricular atau bentukan jaringan adhesi atau bekas luka
didalam system di dalam system ventricular. Pada klien dengan garis
sutura yag berfungsi atau pada anak – anak dibawah usia 12 – 18 bulan
dengan tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tanda – tanda dan
gejala – gejala kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak – anak yang garis
suturanya tidak bergabung terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan
pembesaran kepala.
b. Hidrosefalus Komunikasi (Kommunicating hidrocepalus)
Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF tetapi villus
arachnoid untuk mengabsorbsi CSF terdapat dalam jumlah yang sangat
sedikit atau malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa,
biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah
sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan
tanda dan gejala – gejala peningkatan ICP)
c. Hidrosefalus Bertekan Normal (Normal Pressure Hidrocephalus)
Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan
kompresi jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan
intrakranial biasanya normal, gejala – gejala dan tanda – tanda lainnya
meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini
berhubungan dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau thrombosis,
mengitis; pada beberapa kasus (Kelompok umur 60 – 70 tahun) ada
kemingkinan ditemukan hubungan tersebut.

D. ETIOLOGI
Penyebab dari hirochepalus adalah :
1. Kelainan bawaan
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Perdarahan

E. HIDROCEPHALUS PADA ANAK ATAU BAYI


Hidrosephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dapat di bagi dua (2 ) ;
1. Kongenital
Merupakan Hidrosephalus yang sudah diderita sejak bayi dilahirkan,
sehingga ;
a. Pada saat lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil
b. Terdesak oleh banyaknya cairan didalam kepala dan tingginya tekanan
intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.
2. Di dapat
Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar, dengan penyebabnya
adalah penyakit – penyakit tertentu misalnya trauma, TBC yang
menyerang otak dimana pengobatannya tidak tuntas.
Pada hidrosefalus di dapat pertumbuhan otak sudah sempurna, tetapi
kemudian terganggu oleh sebab adanya peninggian tekanan intrakranial
sehingga perbedaan hidrosefalus kongenital dengan di dapat terletak pada
pembentukan otak dan pembentukan otak dan kemungkinan prognosanya..
Penyebab sumbatan ;
Penyebab sumbatan aliran CSF yang sering terdapat pada bayi dan anak –
anak ;
1. Kelainan kongenital
2. Infeksi di sebabkan oleh perlengketan meningen akibat infeksi dapat
terjadi pelebaran ventrikel pada masa akut ( misal ; Meningitis )
3. Neoplasma
4. Perdarahan , misalnya perdarahan otak sebelum atau sesudah lahir.
Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga
terbagi dalam dua bagianyaitu :
1. Hidrosefalus komunikan
Apabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat
aliran bebas CSF dal;am sistem ventrikel sampai ke tempat sumbatan.
2. Hidrosefalus non komunikan
Apabila obstruksinya terdapat terdapat didalam sistem ventrikel sehingga
menghambat aliran bebas dari CSF.
Biasanya gangguan yang terjadi pada hidrosefalus kongenital adalah pada
sistem vertikal sehingga terjadi bentuk hidrosefalus non komunikan.
Manifestasi klinis
a. Bayi ;
1) Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.
2) Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela
menjadi tegang, keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
3) Tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial;
 Muntah
 Gelisah
 Menangis dengan suara ringgi
 Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi,
peningkatan pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil,
lethargi – stupor.
4) Peningkatan tonus otot ekstrimitas
5) Tanda – tanda fisik lainnya ;
 Dahi menonjol bersinar atau mengkilat dan pembuluh –
pembuluh darah terlihat jelas.
 Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah
– olah di atas iris.
 Bayi tidak dapat melihat ke atas, “sunset eyes”
 Strabismus, nystagmus, atropi optik.
 Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas.
b. Anak yang telah menutup suturanya ;
Tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial :
 Nyeri kepala
 Muntah
 Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas
 Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10
tahun.
 Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
 Strabismus
 Perubahan pupil.
F. PATOFISIOLOGI
Jika terdapat obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan
subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan
ventrikuler mengkerut dan merobek garis ependymal. White mater
dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang tipis. Pada
gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif, sehingga walaupun
ventrikel telah mengalami pembesaran gray matter tidak mengalami
gangguan. Proses dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba – tiba / akut
dan dapat juga selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses akut
itu merupakan kasus emergency. Pada bayi dan anak kecil sutura kranialnya
melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan massa cranial. Jika
fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan mengembang dan terasa tegang
pada perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga / keturunan yang
terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel laterasl dan tengah,
pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu penampakan dahi
yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow). Syndroma dandy
walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar pada ventrikel
IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol memenuhi
sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klein dengan type hidrosephalus
diatas akan mengalami pembesaran cerebrum yang secara simetris dan
wajahnya tampak kecil secara disproporsional.
Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga
membatasi ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala :
Kenailkan ICP sebelum ventrikjel cerebral menjadi sangat membesar.
Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak
komplit. CSF melebihi kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 – 8 jam dan
ketiadaan absorbsi total akan menyebabkan kematian.
Pada pelebaran ventrikular menyebabkan robeknya garis ependyma
normal yang pada didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika
route kolateral cukup untuk mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut maka
akan terjadi keadaan kompensasi.
G. MANIFESTASI KLINIK
Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela anterior menonjol,
lama kelamaan menjadi besar dan mengeras menjadi bentuk yang karakteristik
oleh peningkatan dimensi ventrikel lateral dan anterior – posterior diatas
proporsi ukuran wajah dan bandan bayi.
Puncak orbital tertekan kebawah dan mata terletak agak kebawah dan keluar
dengan penonjolan putih mata yang tidak biasanya.
Tampak adanya dsitensi vena superfisialis dan kulit kepala menjadi
tipis serta rapuh.
Uji radiologis : terlihat tengkorak mengalami penipisan dengan
sutura yang terpisah – pisah dan pelebaran vontanela.
Ventirkulogram menunjukkan pembesaran pada sistim ventrikel . CT
scan dapat menggambarkan sistim ventrikuler dengan penebalan jaringan dan
adnya massa pada ruangan Occuptional.
Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa aktivitas normal. Proses ini
pada tipe communicating dapat tertahan secara spontan atau dapat terus
dengan menyebabkan atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi
dan kematian, jika anak hidup maka akan terjadi retardasi mental dan fisik.

H. DIAGNOSIS
CT Scan
Sistenogram radioisotop dengan scan .
PATHWAY

HYDROCHEPALUS

Infeksi Neoplasma Congenital Perdarahan

Sutura Belum Menyatu Obstruksi aliran di


ventrikel
CSF tidak bersikulasi
dalam system Pembesaran
ventrikuler kranium Peningkatan CSS

Tekanan
intracranial ↑

Proses inflamasi Pusat kesadaran Saraf cranial Gangguan rasa nyeri


(serebelum) IX, X
(glosofaringeus
, vagus)
Hipotalamus Apatis

Kondisi Mual muntah


Peningkatan suhu
tubuh lemah

Intake kurang dari


kebutuhan
Gangguan kebutuhan
aktivitas

Resiko kekurangan
cairan dan elektrolis
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK JE DENGAN HYDROCHEPALUS

A. PENGKAJIAN

Tanggal :
Oleh :
Jam :
No. CM :
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : An. JE
Umur : 4 Tahun
Jenis Kelamin :
Agama : Islam
Status :
Diagnosa : Hydrochepalus
Alamat : Genuk

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : JE
Alamat : Genuk
Umur : 40 Tahun
Hubungan dengan Pasien : Orang tua
Pendidikan : SMA
Alamat : Islam
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Muntah, gelisah, nyeri kepala, lethargi, lelah, apatis, penglihatan
ganda, perubahan pupil, konstriksi penglihatan perifer.
b. Riwayat kehamilan pre natal
Ibu sudah pernah diimunisasi TT.
c. Riwayat natal
Kelahiran : prematur, lahir dengan pertolongan tenaga kesehatan, pada
waktu lahir menangis keras.
d. Riwayat penyakit sebelumnya
Menurut pengkajian orang tua sejak 4 bulan yang lalu anaknya pernah
panas kemudian disertai mual dan kejang – kejang serta terlihat kepala
anaknya muali oleh keluarga anaknya di antar RSU Dr. Karyadi
Semarang kemudian dirawat selama 7 hari dan pulang paksa dalam
keadaan tidak sadar.
e. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang diantar oleh orang tuanya ke RSU Dr. Karyadi
Semarang tanggal 9 April 2008 jam 09.00 WIB dalam keadaan tidak
sadar (apatis), muntah, suhu tubuh meningkat dari normal (38 0),
keadaan umum lemah.
f. Riwayat imunisasi
1) 0 bulan : Hb Uniject, BCG, Polio I

2) 2 bulan : DPT-Hb I dan Polio II

3) 3 bulan : DPT-Hb II dan Polio III

4) 4 bulan : DPT-Hb III dan Polio IV

5) 9 bulan : Campak

g. Riwayat psiko sosial


Anak tidak bisa bermain dan merasa sedih dengan penyakitnya.

3. Pengkajian Pola Fungsional


a. Pola bernafas
Dyspnea akibat kontraksi otot pernafasan..

b. Kebutuhan nutrisi
Anoreksia, penurunan turgor kulit.
c. Kebutuhan eliminasi
Konstipasi akibat tidak ada pergerakan usus.
d. Kebutuhan istirahat dan tidur
Kebutuhan istirahat tidur pasien terganggu.
e. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Tidak merasa nyaman karena merasa nyeri pada kepala.
f. Kebutuhan berpakaian
Dalam berpakaian pasien dibantu oleh perawat / keluarga.
g. Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh dan sirkulasi
Suhu tubuh tinggi akibat demam dan sirkulasi darah cepat (takikardi).
h. Kebutuhan personal hygience
Dalam personal hygiene pasien dibantu oleh perawat atau keluarga.
i. Pola gerak dan keseimbangan tubuh
Pola gerak dan keseimbangan tubuh terganggu karena kepalanya
membesar.
j. Kebutuhan berkomunikasi dengan orang lain.
Pasien lamban dalam berkomunikasi dengan orang lain dikarenakan
keadaannya yang apatis
k. Kebutuhan spiritual
Pasien belum wajib melakukan ibadah..
l. Kebutuhan bekerja
Pasien belum bisa bekerja.
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Tergangu akibat kepalanya yang membesar dan sakit yang dialami.
n. Kebutuhan belajar
Terganggu.
4. Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Apatis
c.Tanda-tanda vital :
TD : -
N : 70 x / menit
S : 38 0C
RR : 50 x /menit
d. Kepala : Tidak simetris
e.Mata : konstriksi, penglihatan perifer, perubahan pupil
f. Hidung : normal
g. Mulut : terdapat kekakuan otot, sudut mulut ke luar dank e bawah.
h. Telinga : normal
i. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis
j. Dada :
Paru-paru
I : normal
P : tidak ada nyeri tekan, masa,dan peradangan
P : resonan
A : vesikuler

Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak pada inter costa ke 5.
P : Ictus cordis teraba pada inter costa S.
P :-
A : normal

k. Genetalia : Bersih
l. Ekstremitas: normal
B. ANALISA DATA
Nama Klien : An. JE No Register :
Umur : 4 tahun Dx medis : Hydrochepalus
Ruang dirawat : Alamat :

Tgl/jam Data Fokus Problem Etiologi


DS: pasien mengeluh nyeri kepala, Gangguan rasa Peningkatan
gelisah nyeri tekanan
DO : - intrakranial
DS : Peningkatan Proses inflamasi
DO : Suhu 380C suhu tubuh penyakit
DO : mual Gangguan Tidak
DS : muntah kebutuhan adekuatnya
nutrisi dan intake makanan
cairan
DS : Lelah Gangguan Kondisi lemah
DO : Lethargi, apatis, lemah kebutuhan dan sering
aktivitas kejang

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi penyakit
3. Gangguan kebutuhan nutrisi dan cairan berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake makanan.
4. Gangguan kebutuhan aktivitas berhubungan dengan kondisi lemah dan
sering kejang.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : An. JE No. Register :
Umur : 4 tahun Dx medis : Hydrochepalus
Ruang dirawat : Alamat :
Tgl/jam Diagnosa RENCANA Ttd
Tujuan dan KH Intervensi Rasional Nama
Gangguan rasa nyeri b.d Tujuan : Klien akan 1. Atur posisi klien Posisi klien yang
Peningkatan tekanan mendapatkan senyaman mungkin nyaman dapat
intrakranial kenyamanan, nyeri mengurangi rasa nyeri.
kepala berkurang 2. Ajarkan teknik Dengan mengajarkan
relaksasi dan tehnik relaksasi dan
distraksi pengalihan perhatian
sehingga pasien dapat
mandiri untuk
mengurangi rasa
nyerinya.
3. Catat adanya Nyeri dapat
pengaruh nyeri, mengurangi kehidupan
misalnya hilangnya sampai keadaan yang
perhatian pada cukup serius bahkan
hidup, penurunan berkembang sampai
aktivitas, penurunan keadaan depresi.
berat badan
4. Kolaborasi dengan Penanganan pertama
tim medis untuk dari nyeri pada kepala
pemberian dengan pemberian
analgesiks analgesik dapat
menghilangkan /
mengurangi nyeri.
5. Jelaskan penyebab
nyeri

Peningkatan suhu tubuh Suhu tunbuh normal 1. Atur suhu Iklim lingkungan dapat
b/d proses inflamasi KH : Suhu tubuh normal lingkungan yang mempengaruhi kondisi
penyakit (360-370 C) nyaman dan suhu tubuh
individu sebagai suatu
proses adaptasi melalui
proses evaporasi dan
konveksi

2. Pantau suhu tubuh Identifikasi


tiap 2 jam perkembangan gejala-
gejala kearah syok
exhaustion
3. Berikan kompres Kompres dingin
dingin bila tidak merupakan salah satu
terjadi eksternal cara untuk menurunkan
rangsangan kejang suhu tubuh dengan cara
proses konduksi.
4. Laksanakan Obat-obatan
program pengobatan antibacterial dapat
antibiotic dan mempunyai spectrum
antipiretik untuk mengobati
bakteri gram positif,
atau bakteri gram
negative, antipiretik
bekerja sebagai proses
termoregulasi untuk
mengantisipasi panas.
5. Kolaborasi dalam Hasil pemeriksaan
pemeriksaan leukosit yang
laboratorium meningkat lebih dari
leukosit 100.000/mm3
mengidentifikasikan
adanya infeksi dan atau
untuk mengikuti
perkembangan
pengobatan yang
diprogramkan.
Gangguan kebutuhan Kebutuhan nutrisi 1. Kolaborasi untuk Pemberian cairan
nutrisi dan cairan terpenuhi memberikan cairan melalui intravena untuk
berhubungan dengan KH : BB optimal, intake IV line menambah nutrisi dan
tidak adekuatnya intake adekuat, Hasil cairan karena pasien
makanan. pemeriksaan albumin 3,5 mual dan muntah.
– 5 mg% 2. Berikan makanan untuk menjaga
sedikit tapi sering kestabilan berat badan
agar tidak turun drastis
dan juga agar tidak
mual.
3. Menyajikan Dengan menyajikan
makanan selagi makanan selagi hangat
hangat menambah nafsu
makan pasien
Gangguan kebutuhan Tujuan : pasien dapat 1. Catat respons – Imobilitas yang
aktivitas berhubungan beraktivitas dengan baik. respons emosi / dipaksakan dapat
dengan kondisi lemah Kriteria hasil : perilaku pada memperbesar
dan sering kejang. mempertahankan atau imobilisasi, berikan kegelisahan, peka
meningkatkan kekuatan aktivitas sesuai yang rangsang. Aktivitas
dan fungsi bagian tubuh sesuai dengan pengalihan membantu
yang sakit. pasien dalam memfokuskan
kembali perhatian
pasien dan
meningkatkan koping
keterbatasan tersebut.
2. Bantu pasien dalam
melakukan aktivitas

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN


Nama Klien : An. JE No. Register :
Umur : 4 Tahun Dx medis : Hydrochepalus
Ruang dirawat :- Alamat :
Tgl/jam Dx Kep Implementasi Respon Pasien (S,O) TTD
Nama
Gangguan rasa 1. Mengatur posisi klien senyaman mungkin S : pasien mengatakan nyeri
nyeri b.d 2. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi sudah mulai berkurang.
Peningkatan 3. Mencatat adanya pengaruh nyeri, misalnya O : Pasien tidak meringis
tekanan hilangnya perhatian pada hidup, penurunan kesakitan
intrakranial aktivitas, penurunan berat badan A : Masalah teratasi
4. Memberikan analgesik dengan kolaborasi dokter sebagian
5. Jelaskan penyebab nyeri P : Lanjutkan intervensi
Peningkatan suhu 1. Mengatur suhu lingkungan yang nyaman S:-
tubuh b/d proses 2. Memantau suhu tubuh tiap 2 jam O : Suhu tubuh menurun
inflamasi penyakit 3. Memberikan kompres dingin bila tidak terjadi kembali normal, pasien
eksternal rangsangan kejang sudah tidak panas
4. Melaksanakan program pengobatan antibiotic dan A : Masalah teratasi
antipiretik P : Hentikan intervensi
5. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
leukosit
Gangguan 1. Kolaborasi untuk memberikan cairan IV line S:-
kebutuhan nutrisi 2. Berikan makanan sedikit tapi sering O : Intake Adekuat, Bb
dan cairan 3. Menyajikan makanan selagi hangat Naik.
berhubungan A : Masalah teratasi
dengan tidak sebagian
adekuatnya intake P : lanjutkan intervensi
makanan.

Gangguan 1. Catat respons – respons emosi / perilaku pada S:


kebutuhan aktivitas imobilisasi, berikan aktivitas sesuai yang sesuai O : pasien dapat memenuhi
berhubungan dengan pasien kebutuhan aktivitas
dengan kondisi 2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas A : Masalah teratasi
lemah dan sering sebagian
kejang P : Lanjutkan interveni

Anda mungkin juga menyukai