HIDROSEFALUS
D-III KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan hidrosefalus dan
dapat merancang berbagai cara untuk mengantisipasi masalah serta
dapat melakukan asuhan pada kasus hidrosefalus.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian dari Hidrosefalus
b. Mengetahui Etiologi dan Patofisiologi dari Hhidrosefalus
c. Mengetahui manifestasi klinis Hidrosefalus
d. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik dan Komplikasi pada
Hidrosefalus
e. Mengetahui Penatalaksanaan dari Hidrosefalus
f. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Hidrosefalus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam
ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi daan
Yuliani, 2001). Yaitu timbul bila ruang cairan serebro spinalis interna atau
eksternal melebar ( Mumenthaler, 1995).
B. Klasifikasi
Hidrosephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dapat di bagi dua (2 ) :
1. Kongenital
Merupakan Hidrosephalus yang sudah diderita sejak bayi
dilahirkan, sehingga :
C. Etiologi
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi adalah:
1. Kelainan bawaan
2. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis
terlihat penebalan jaringan piamater dan araknoid sekitar sisterna
basalis dan daerah lain. Penyebab lain infeksi adalah
toxoplasmosis.
3. Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat
menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal
otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah
itu sendiri (Allan H. Ropper, 2005:360).
4. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap
tempat aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan
penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir
biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan
bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
D. Patofisiologi
E. Pathway
F. Manifestasi Klinis
1. Bayi
a. Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3
tahun
b. Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela
menjadi tegang, keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak
c. Tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial, meliputi:
1) Muntah
2) Gelisah
3) Menangis dengan suara ringgi
a. Nyeri kepala
e. Strabismus
f. Perubahan pupil.
G. Komplikasi Hidrocefalus
a. Peningkatan TIK
b. Kerusakan otak
d. Emboli otak
h. Kematian
G. Penatalaksanaan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
3) Riwayat keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi :
2) Pembesaran kepala.
3) Dahi menonjol dan mengkilat serta pembuluh dara terlihat
jelas.
b. Palpasi
1) Akomodasi.
4. Diagnosa Klinis :
a. Transimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan
lokalisasi dari pengumpulan cairan banormal. ( Transsimulasi
terang )
b. Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi “
Crakedpot “ (Mercewen’s Sign)
c. Opthalmoscopy : Edema Pupil.
d. CT Scan Memperlihatkan (non – invasive) type hidrocephalus
dengan nalisisi komputer.
e. Radiologi : Ditemukan Pelebaran sutura, erosi tulang intra
cranial.
B. Diagnosa Keperawatan Pre Operasi
Diagnosa 1 :
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .. x 24jam diharapkan
klien mampu mempertahankan keutuhan kulit .
Ktiteria hasil :
Intervensi :
Diagnosa 2 :
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Diagnosa 3 :
Tujuan :
Kriteris hasil :
Intervensi :
Diagnosa 4 :
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
stimulasi sensorik.
Diagnosa 5 :
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatn diharapkan rasa nyeri akan
berkurang/hilang
Kriteria hasil :
3) Tampak rileks.
Intervensi :
h) Jelaskan kepada orang tua bahwa anak dapat menangis lebih keras
bila mereka ada, tetapi kehadiran mereka itu penting untuk
meningkatkan kepercayaan.
Rasional : Pemahaman orang tua mengenai pentingnya kehadiran,
kapan anak harus didampingi atau tidak, berperan penting dalam
menngkatkan kepercayaan anak.
Diagnosa 1 :
Tujuan :
Kriteria hasil :
b. tampak rileks,
Intervensi : :
a) Kaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien, minta anak menunjukkan
area yang sakit dan menentukan peringkat nyeri dengan skala nyeri
0-5 (0 = tidak nyeri, 5 = nyeri sekali)
Rasional : Membantu dalam mengevaluasi rasa nyeri.
e) Jelaskan kepada orang tua bahwa anak dapat menangis lebih keras
bila mereka ada, tetapi kehadiran mereka itu penting untuk
meningkatkan kepercayaan.
Diagnosa 2 :
Tujuan :
Setelah diberi asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi/ adanya gejala
– gejala infeksi
Kriteria hasil :
a. Tidak demam,
Intervensi :
Diagnosa 3 :
Tujuan :
Setelah diberi asuhan keperawatan diharapkan pasien mengetahui tentang
penyakit yang dialami dan memahami tentang perawatan pasca operasi
Kriteria hasil :
Intervensi :
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
USA.
Smith, C., 1988, Nursing Care Planning Guides for Children, California, Assisten
Professor
Tucker, S.M., 1988, Patient Care Standars, The Mosby Company, Washinton,
USA.