Anda di halaman 1dari 4

Asuhan Keperawatan Hidrosefalus

ASKEP PASIEN DENGAN HYDROCEPHALUS


A. PENGERTIAN

 Hidrocefalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya


cairan cerebrospinal dengan adanya tekanan intrakranial (TIK) yang meninggi
sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengeluarkan liguor (Depkes RI,
1989)
 Hidrocefalus adalah kelebihan cairan cerebrospinalis di dalam kepala. Biasanya
di dalam sistem ventrikel atau gangguan hidrodinamik cairan liguor sehingga
menimbulkan peningkatan volume intravertikel (Setyanegara, 1998)
 Hidrocefalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan cerebrospinalis di dalam kepala (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan
intrakranial yang meninggi sehingga terdapat ruangan tempat mengalirnya CSS
(Ngastiyah, 1997)
 Hidrocefalus adalah suatu kondisi dimana terjadi pembesaran sistem ventrikular
akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan cerebrospinal
(CSF: Cerebrospinal Fluid).(Ricard & Victor, 1992)
 Jadi Hidrocefalus merupakan suatu keadaan patologik otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan cerebrospinalis sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat
mengalirnya cairan cerebrospinal.

TIPE HIDROCEFALUS
Menurut Ngatiyah (1997) Hidrocefalus pada bayi dapat dibagi menjadi dua yaitu
1. Konginetal : Hidrocefalus sudah diderita sejak bayi dilahirkan
2. Di dapat : Bayi/anak mengalaminya pada saat sudah besar dengan penyebabnya
adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma kepala yang menyerang otak
dan pengobatannya tidak tuntas.

Menurut Ngastiyah (1997) Hidrocefalus dapat dibagi dua yaitu:


1. Hidrocefalus obstruksi ---> Tekanan CSS yang tinggi disebabkan oleh obstruksi
pada salah satu tempat antara pembentukan oleh plexus koroidalis dan keluranya
dari ventrikel IV melalui foramen lusckha dan magendie.
2. Hidrocefalus komunikans--->Bila tekanan CSS yang meninggi tanpa
penyumbatan sistem ventrikel.

B. ETIOLOGI
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi adalah:
a. Kelainan bawaan
1. Stenosis Aquaductus sylvii --> merupakan penyebab yang paling sering pada
bayi/anak (60-90%) Aquaductus dapat berubah saluran yang buntu sama sekali
atau abnormal ialah lebih sempit dari biasanya. Umumnya gejala Hidrocefalus
terlihat sejak lahir/progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir.
2. Spina bifida dan cranium bifida --> Biasanya berhubungan dengan sindrom
Arnold-Chiari akibat tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan
cerebelum, letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi
penyumbatan sebagian/total.
3. Sindrom Dandy-Walker ---> Merupakan atresia congenital foramen luscha dan
mengendie dengan akibat Hidrocefalus obstruktif dengan pelebran sistem
ventrikel terutama ventrikel IV sehingga merupakan krista yang besar di daerah
losa posterior.
4. Kista Arachnoid ---> Dapat terjadi conginetal membagi etiologi menurut usia
5. Anomali pembuluh darah

c. Infeksi
d. Perdarahan
e. Neoplasma

C. PATOFISIOLOGI
Hidrocefalus menurut Avril B. Kligmen (1999) terjadi sebagi akibat dari 3 mekanisme
yaitu: produksi liguor yang berlebihan, peningkatan resistensi aliran liguor dan
peningkatan tekanan sinus venosa sebagai, konskwensi dari tiga mekanisme ini adalah
peningkatan TIK sebagai upayamempertahankan keseimbangan sekresi dan observasi
berbeda-beda setiap saat selama perkembangan Hidrocefalus. Dialatasi ini terjadi sebagai
akibat dari:
Kompresi sistem serebrovaskular
Redistribusi dari liquor serebrospinalis atau cairan ekstra selular atau keduanya di dalam
sistem susunan saraf pusat.
Perubahan mekanis dari otak
Efek tekanan denyut liquor cerebrospinalis
Hilangnya jaringan otak
Pembesaran volume tengkorak akibat adanya regangan abnormal pada sutura kranial.

PATHWAY Keperawatan Hidrocefalus


Anda tinggal mendownload Pathway Klik Di link di bawah ini .
Download Pathway Hidrocephalus

D. TANDA DAN GEJALA


Gejala yang nampak dapat berupa (Ngastiyah, 1997; Depkes;1998)
1. TIK yang meninggi: muntah, nyeri kepala, edema pupil saraf otak II
2. Pada bayi biasanya disertai pembesaran tengkorak
3. Kepala bayi terlihat lebih besar bila dibandingkan dengan tubuh
4. Ubun-ubun besar melebar atau tidak menutup pada waktunya teraba tegang dan
mengkilat dengan perebaran vena di kulit kepala
5. Sutura tengkorak belum menutup dan teraba melebar
6. Terdapat sunset sign pada bayi (pada mata yang kelihatan hitam-hitamnya,
kelopak mata tertarik ke atas)
7. Bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan dan penipisan tulang suborbita
8. Sklera mata tampak di atas iris
9. Pergerakan mata yang tidak teratur dan nistagmus tak jarang terdapat
10. Kerusakan saraf yang memberi gejala kelainan neurologis berupa gangguan
kesadaran motorik atau kejang-kejang, kadang-kadang gangguan pusat vital

KOMPLIKASI
1. Peningkatan TIK
2. Kerusakan otak
3. Infeksi: septisemia, infeksi luka nefritis, meningitis, ventrikulitis, abses otak
4. Emboli otak
5. Obstruksi vena kava superior
6. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik
7. Fisik dan intelegent kurang dari normal, gangguan penglihatan
8. Kematian

Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004)


1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran kepala
3. kerusakan otak
4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun
6. Kerusakan jaringan saraf
7. Proses aliran darah terganggu

E. PENATALAKSANAAN
Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori ”live saving and live sustaining” yang
berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah
secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip
pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:
1. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalis
dengan tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid
(diamox) yang menghambat pembentukan cairan serebrospinal.
2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal dengan tempat
absorbsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarakhnoid
3. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:

* Drainase ventrikule-peritoneal (Holter, 1992; Scott, 1995;Anthony JR, 1972)


* Drainase Lombo-Peritoneal
* Drainase ventrikulo-Pleural (Rasohoff, 1954)
* Drainase ventrikule-Uretrostomi (Maston, 1951)
* Drainase ke dalam anterium mastoid
* Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung melalui
kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan
pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang
dianggap terbaik namun, kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak
dan harus diwaspadai terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.

4. Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah


diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah
kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang
pintasan dipasang. Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka
rongga perut lalu ditanam selang pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut
dihubiungakan dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga tidak terlihat
dari luar.
5. Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan
jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus. VRIES (1978)
mengembangkan fiberoptik yang dilengkapi perawatan bedah mikro dengan sinar
laser sehingga pembedahan dapat dipantau melalui televisi.

Anda mungkin juga menyukai