Anda di halaman 1dari 41

CURICULUM VITAE

Prof. dr Endang Warsiki SpKJ(K)


1969: Lulus Pendidikan Dokter Umum FK UNAIR Surabaya
1974: Lulus Pendidikan Spesialis Psikiatri FK UNAIR Surabaya
1977: Orientasi Psikiatri Anak di Academisch Ziekenhuis Groningen
Nederland
1981: Lulus Pendidikan Psikiatri Anak dan Remaja FK UI Jakarta
1987-1990: Ketua Program Studi Psikiatri FK UNAIR Surabaya
1990-2001: Kepala Lab/SMF Psikiatri FK UNAIR/RSUD Dr Soetomo Sby
2002 – sekarang : Ketua Seksi Psikiatri Anak RSUD Dr Soetomo Sby
2002-2007: Koordinator Penelitian Lab/SMF Psikiatri FK UNAIR/RSUD Dr
Soetomo Sby
2003-sekarang: Ketua Komisi Kurikulum Collegium Nasional Psikiatri
PENANGANAN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
DI RUANG DAY CARE JIWA ANAK
RSUD DR SOETOMO SURABAYA

Endang Warsiki
Dosen F.K Universitas Airlangga
Dua puluh persen anak dan remaja
seluruh dunia  gangguan kesehatan
mental  + 10-12% butuh penanganan
serius.

Penelitian epidemiologis: kenaikan


prevalensi gangguan autistik (Formboune)
1970: 2-5 per 10000 populasi

California dan Eropa: 1 per 150 populasi


anak
> Tahun 2000 (6.87 per 1000 populasi)
1992  Gangguan Autisme
Prof. Soemarno: 12 orang per 10.000 populasi Jogya.

Ruang Day Care Jiwa Anak RSU Dr. Soetomo th


2002-2006, urutan:
I. Gangguan autisme
II. ADHD (Gg. Hiperkinetik)
III.Gangguan Perkembangan Berbahasa Ekspresif
IV. Problem Akademik (Retardasi Mental dll)
V. Gangguan Tingkah Laku
KASUS TERBANYAK DAY CARE TAHUN
2003 s/d 2007
1400

1200

1000

2003
800
2004
600 2005
400
2006
2007
200

0
Autisme ADHD Gangguan Gangguan Problem
Berbahasa Tingkah Laku Akademik
Ekspresif
Pendidikan khusus Gangguan Jiwa
Anak
1. Anak keterbelakangan/retardasi mental:
SLB/C
2. Anak kenakalan/gg. tingkah laku: SLB/E
3. Anak gg.autisme & sejenis lainnya:
sekolah penanganan khusus
4. Anak kebutuhan khusus saat SD: SD
Inklusi
5. Anak Intelektual Ambang (IQ 71-85):
Sekolah Slow Learner  SD Galuh
Handayani
6. Anak ADHD/problem sekolah  remedial
teaching (Day Care)
Ruang Day Care : Jiwa Anak
RSUD dr.Soetomo
 Didirikan tahun 1974 atas
persetujuan Direktur RSUD
dr.Soetomo & Ketua Departemen
Psikiatri
 Pembanguan gedung R.Day Care
mencontoh R. Day Care Jiwa Anak di
Groningen (Belanda) & kepustakaan
saya  training 3 bulan di RS
Academisch Ziekenhuis, Groningen,
Belanda
Tujuan Day Care Jiwa Anak
Anak
kecil dgn Interaksi anak orang tua atau
ggn
emosi /
keluarga dapat diamati lebih
tingkah lama
laku tidak
perlu
rawat Anak tetap dapat tidur malam
inap, dengan orangtua di rumah
hanya
rawat
jalan
lebih
lama, +
Poli Jiwa + ¼-1/2 jam 
4jam / observasi anak kurang
hari
mendalam
Kasus yang ditangani
R.Day Care Jiwa Anak
1. Problem Akademik/Kesulitan Belajar
misal : - ggn emosi / tingkah laku 
ADHD/ kenakalan
- malas belajar / sekolah
- prestasi belajar menurun
Ditangani : Guru SLB / perawat /
mahasiswa FK  1 guru  2-3 anak
untuk membantu pelajaran yg sulit
2. Gagap / Lambat Bicara
Mutisme elektif : - diam di kelas
- bicara di rumah
Dilakukan :
 -Speech Therapy

 Terapi keluarga : memperbaiki


interaksi anak-keluarga
 Gagap  latihan musik / menyanyi,
berenang, main piano dsb
3. ADHD : Hiperaktif /
Konsentrasi Menurun
 Ruang Kelas : Belajar dengan
konsentrasi penuh & sangat
hiperaktif  kaki diikat oleh meja 
tali longgar supaya tidak jalan terus
 Terapi Keluarga / CBT

 Psikoterapi individual

 Anak sangat agresif  time out


(restraining +)
4. Autisme
 Penanganan khusus
 1 ruangan : 1 anak dengan 1 atau 2
guru  1 guru mengajar
1 guru lain  prompt 
dibelakang anak,
membantu tugas
bila diperlukan
Terapi Keluarga
- Diet makanan bebas gluten/casein

- Terapi biomedis
Petugas di R.Day Care Jiwa Anak
 Dokter Spesialis Jiwa Anak / Psikiater
/ Residen Psikiatri
 Guru SLB C / speech therapist /
perawat
 Psikolog / Dokter Umum
Play Ground
Play Room
Play Room
Ruang Autisme
Ruang Remedial Teaching
Ruang Speech Therapy
Ruang Konsultasi Dokter
SABAR
I. Gangguan Autism
Gilberg, 1986.
Keadaan mirip autisme disebut
gangguan perkembangan pervasif atau
gangguan spektrum autisme termasuk
* Autisme masa kanak
* Sindroma Asperger
* Sindroma Rett
* Gangguan disintegrasi masa kanak
* Autisme tak khas
Sindroma Asperger
- Perkembangan kognitif tak
terlambat, bicara masih baik
- Laki
Gangguan Autisme
75% anak autisme  IQ < 70
(Retardasi Mental), laki
Sindroma Rett
- gejala mirip autisme
- mencuci ludah di mulut dengan tangan,
jalan tak stabil
- perempuan
Definisi : Autisme masa kanak
• Onset dini usia < 3 tahun

• 3 gejala utama

- kesulitan interaksi sosial secara timbal balik


- gangguan komunikasi  verbal
nonverbal
- tingkah laku terbatas & berulang-ulang
 keterbatasan minat, aktivitas & imaginasi
Dr. Andrius Plorplys & Mc Candless J.
Ada 3 tipe dasar gangguan Autisme
1. Autisme klasik (sejak lahir) = congenital autism
(Leo Kanner)
2. Autisme regresif
Perkembangan dan tingkah laku mula-mula
normal sesudah usia 12-24 bulan menjadi
mundur
3. Autisme sekunder
Autisme  akibat sekunder dari
- phenylketonuria (Pku)
- abnormalitas sistem kromosom
* fragile X syndrom
* tuberous sclerosis dsb.
Penyebab Gangguan Autisme
1. Infeksi virus (rubella, measles, CMV,
herpes simplex, retrovirus, dsb)
2. Toxoplasma, jamur, parasit
3. Trauma kelahiran anoxia, perdarahan,
dsb)
4. Gangguan faktor genetik (khromosom)
 autisme skunder
5. Keracunan logam berat (Pb, Hg, Cd, As,
Al, Ni, dsb) dari makanan, laut, udara)
6. Bahan kimia beracun peptisida,
organofosfat, dursban & diacinon
7. Kurang gizi saat hamil (muntah >>)
Kontaminasi logam berat
Sistem imun tubuh bayi yang rentan secara
genetika dapat terganggu oleh logam
berat yang masuk dalam tubuh misal Hg,
Pb, Cd, Al, As, dll.
Kerusakan otak akibat keracunan logam
berat dapat menyebabkan perilaku agresif
antisosial dan tindak kekerasan
Logam berat dapat merusak
• neuron, dendrit, axon

• Myelin sheath, receptor, mitochondria,RNA


Teori Metallothionein (MT)
Dr. William Wash Phd, ahli biokimia di USA
Meneliti 1000 anak autisme

ada disregulasi peptida kecil


 metallothionein

akibat pengaruh lingkungan: pengaruh logam


berat selama awal perkembangan
(bayi dalam kandungan  5 tahun)

terhentinya perkembangan saraf & memicu


terjadinya autisme
Metallothionein (MT)
MT berfungsi di daerah hippokampus otak
mengatur tingkah laku, memori, emosi dan
sosialisasi
MT : suatu protein  banyak peran
- detoksifikasi merkuri & logam berat lainnya
- mengatur kadar zinc & tembaga (Cu) di
dalam darah
- membangun sistem imun tubuh & neuron
otak
- memproduksi enzim yang dapat
memecahkan casein dan gluten
- berespon terhadap peradangan usus halus
 Dr.Walsh : Meneliti 503 anak ASD di
Pfeifer Treatment Center  99 %
anak ASD  metabolisme logam
berat yang abnormal karena
disfungsi dari MT  terjadi
ketidakseimbangan jumlah Cu dan
Zn (Cu/Zn)
Dr. Walsh  fungsi MT dapat
ditingkatkan melalui proses 2
langkah :
1. Pengeluaran logam berat
(termasuk Cu)
2. Terapi nutrien gizi
yang memakai zinc & suplemen
lain  mendorong produksi &
efektivitas MT
Penatalaksanaan Gangguan
Autisme
Terapi Terpadu
1. Terapi biomedis

2. Terapi medikamentosa

3. Terapi perilaku

4. Terapi wicara

5. Terapi okupasi

6. Pendidikan khusus
II. Gangguan hiperkinetik/ADHD = Attention
Deficit Hyperactivity Disorder
ICD X/PPDGJ III dibagi
1. Gangguan aktivitas & perhatian

2. Gangguan tingkah laku hiperkinetik

Kombinasi gangguan aktivitas, perhatian &


gangguan tingkah laku

Gg. Aktivitas & Perhatian


Kurangnya kemampuan memusatkan
perhatian, tingkah laku hiperaktivitas &
impulsivitas yang tak sesuai perkembangan
GANGGUAN AKTIVITAS
DAN PERHATIAN
Diagnosa ADHD: berdasar
 Berbicara normal
 Pandai bergaul
 Ada 3 gejala utama
1. sukar memusatkan perhatian
2. impulsivitas
3. hiperaktivitas
Epidemiologi
 Angka kejadian 1 – 3%
 Laki : perempuan : 3 – 10 : 1
 Mulai timbul pada usia 3-7 tahun
3 gejala utama ADHD
1. Sukar memusatkan perhatian
- perhatian mudah beralih
- sulit konsentrasi
- sulit mempertahankan perhatian
- sering tidak mendengarkan
2. Impulsivitas
- sering bertindak sebelum berpikir
- sulit mengatur pekerjaannya
- sulit menunggu giliran permainan
3. Hiperaktivitas
- selalu bergerak terus
- tidak bisa duduk diam
- berlari-lari atau memanjat berlebihan
Etiologi : tak jelas
Faktor predisposisi

 Trauma kelahiran, prematuritas


 Epilepsi, retardasi mental

 Keluhan nerologik lain

 Gangguan ini juga ada dalam keluarga

 Keracunan logam berat (Hg, Pb, Cd dll)

Komplikasi ADHD
 Kegagalan sekolah

 Hambatan fungsi sosial & pekerjaan


Perjalanan penyakit ADHD
 Semua gejala hilang saat remaja
 Gejala tetap ada sampai dewasa (15-
20%)  biasanya gejala hiperaktivitas
menurun.
 Tipe residual. Masih ada gejala gangguan
pemusatan perhatian tetapi tak ada gejala
hiperaktivitas lagi
 Gangguan tingkah laku hiperkinetik pada
saat anak/remaja dapat berkembang
sampai dewasa menjadi gangguan
kepribadian antisosial
Terapi ADHD
1. Terapi keluarga: orang tua
- Tetap sabar, telaten dan menerima anak apa
adanya
- Melatih disiplin yang tetap konsisten tetapi
fleksibel
- Melatih berkali-kali untuk kematangan
sosialisasinya
- Menyibukkan anak ke hal yang produktif
(menyiram bunga, main sepak bola/basket)

2. Bimbingan belajar (Remedial Teaching)


- Cukup disiplin & konsisten (terapi perilaku)
- 1 guru  2 – 3 anak
Terapi ADHD
3. Evaluasi periksa logam berat (Hg, Pb, Cd, Al, As)
Di atas ambang normal  kelasi (dikeluarkan)

4. Obat-obatan
- Drug of choice: methylphenidate (Ritalin,
Concerta)
- Obat penenang/konsentrasi : Clobazam,
Histamin
- Luminal: jangan diberikan tambah hiperaktif

Penanganan ADHD harus terpadu


• bimbingan belajar/terapi perilaku
• terapi keluarga
• obat-obatan

Anda mungkin juga menyukai