Anda di halaman 1dari 2

Mukjizat Gerakan Shalat untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit

Shalat dan kesehatan begitu erat. Selain bacaan shalat yang antara lain berisi doa untuk
diberi kesehatan, gerakan shalat pun dapat menyehatkan. Gerakan shalat dapat melenturkan urat
saraf, mengembalikan posisi saraf, mengaktifkan sistem keringat, mengaktifkan sistem pemanas
tubuh, membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan listrik negatif dari tubuh kita lewat tombol
getar, membiasakan pembuluh darah halus di otak mendapatkan tekanan tinggi, membuka
pembuluh darah di bagian dalam tubuh (arteri jantung), tulis Madyo Wratsongko dan Sagiran
dalam buku ini (halaman 19).
Bahkan berwudlu sebagai syarat sahnya shalat, mempunyai efek pada kesehatan. Berwudlu
merupakan teknik dasar yang sangat baik dan sederhana, yang diberikan Allah, untuk menjaga
kesehatan kita. Berwudlu membersihkan bagian-bagian tubuh badan, dan kebersihan merupakan
salah satu cara mencegah datangnya penyakit, yang berarti menjaga kesehatan. Menurut penulis
buku ini, berwudlu tidak sekadar membalur air ke bagian-bagian tubuh tapi bila dilakukan
sembari dengan pemijatan di ujung-ujung saraf, akan berefek baik pada kesehatan. Telapak
tangan luar kita yang mengarah ke setiap ujung jari, terdapat ujung saraf yang berfungsi
membuang kelebihan listrik negatif dari setiap organ tubuh kita. Berwudlu mulai dari siku
sampai ujung jari-jari tangan, kalau disertai dengan pijatan, sehari lima kali, pasti akan
membantu menjaga kelenturan urat saraf tangan kita.
Pada telapak tangan juga terdapat saluran kolesterol, asam urat, dan zat tanduk sebagai
bahan baku pertumbuhan kuku. Ketika berwudlu sembari dilakukan pemijatan pada telapak
tangan, akan mencegah terjadinya sumbatan pada saluran lendir dan akan diperoleh pembakaran
kolesterol dan asam urat secara optimal. Selain pemijatan pada telapak tangan, saat berwudlu
juga dilakukan pemijatan pada wajah. Dengan meyakini bahwa gerakan shalat sangat baik untuk
kesehatan, penulis buku ini, menguraikan teknik senam berdasarkan gerakan shalat. Teknik
senam ini antara lain menekankan pada: 1) memaksimalkan tekukan-tekukan untuk menarik
ujung-ujung saraf; 2) Memaksimalkan gerakan takbiratul ihram, yang dapat melenturkan saraf
paru-paru yang terdapat di ruas tulang belakang antara tulang belikat, serta membuka rongga
dada secara maksimal. 3) Rukuk yang maksimal sambil memegang mata kaki, dan menarik urat
saraf sensorik, motorik, dan saraf keseimbangan tubuh di bagian betis, pangkal paha dalam, dan
ruas tulang pinggang.

Pada Bab III: Gerakan Shalat dan Pijat Getar Saraf, penulis buku ini menjelaskan gerakan
shalat dan efeknya bagi kesehatan. Pada gerakan sujud, menurut penelitian, ada pembuluh darah
yang dapat diisi kembali. Dengan sujud pula, pembuluh darah pada kepala dialiri darah baru dan
segar. Sementara itu, pada gerakan rukuk yang maksimal dapat merawat kelenturan tulang
belakang. Tulang belakang ini berisi sumsum tulang dan merupakan saraf sentral beserta sistem
aliran darahnya.

Adapun gerakan berdiri dari rukuk bermanfaat untuk menjaga saraf

keseimbangan. Duduk di antara dua sujud dapat menjaga kelenturan pembuluh nadi balik, urat
saraf motorik, kabel keringat di bagian dalam atau bawah lutut dan betis, pangkal kaki atas.
Masih banyak lagi penjelasan mengenai hubungan antara gerakan shalat dan kesehatan. Di luar
topik tersebut, pada bab lain juga diuraikan topik lain seperti mengapa shalat tahajud malam hari,
rahasia shalat tepat waktu, manajemen shalat. Pedoman dan teknik pijat diuraikan tersendiri
dalam satu bab, yang meliputi pembukaan pijatan, dasar-dasar pijatan, dan lain-lain.
Buku ini sangat penting dibaca oleh kaum muslim. Selain menambah pengetahuan mengenai
manfaat shalat bagi kesehatan, terlebih lagi pemikiran penulis buku ini, seperti anjuran berwudlu
yang benar dan melakukan gerakan shalat yang benar, dapat diaplikasikan dalam shalat baik
shalat lima waktu maupun shalat sunah.

Anda mungkin juga menyukai