(. Tahap Pemeriksaan
1. Saraf 6 %7.
Olfaktorius& 5ara
Pemeriksaan
) Kedua mata ditutup
) 8ubang hidung ditutup
) 9ilihat apakah tidak ada gangguan pengaliran udara
) Kemudian bahan satu persatu didekatkan pada
lubang hidung yang terbuka dan penderita
diminta menarik nafas panang4 kemudian diminta
mengidentifikasi
bahan tersebut.
2. Saraf 66 %7.
Opti#us& Pemeriksaan
meliputi
a. Penglihatan sentral
!ntuk keperluan praktis4 membedakan kelainan
refraksi dengan retina digunakan P67 O8; %apabila
penglihatan menadi lebih elas maka berarti gangguan
"isus akibat kelainan refraksi&. 8ebih tepat lagi dengan
optotype Snellen.
<ang lebih sederhana lagi memakai ari)ari tangan
dimana se#ara normal dapat dilihat pada arak 3 m
dan gerakan tangan dimana se#ara normal dapat dilihat pada
arak $33 m.
b. Penglihatan
Perifer 5ara
pemeriksaan
Tes Konfrontasi.
) Pasien diminta untuk menutup satu mata4
kemudian menatap mata pemeriksa sisi lain.
) =ata pemeriksa uga ditutup pada sisi yang lain4
agar sesuai denganlapang pandang pasien.
) 8etakkan ari tangan pemeriksa atau benda ke#il
pada lapang pandang pasien dari arah.
) Pasien diminta untuk menyatakan bila melihat
benda tersebut. (andingkan lapang pandang
pasien dengan lapang pandang pemeriksa.
) Syarat pemeriksaan tentunya lapang pandang
pemeriksa harus normal.
#. =elihat warna
Persepsi warna dengan gambar stilling 6shihara. !
ntuk mengetahui adanya polineuropati pada 7 66.
d. Pemeriksaan Fundus O##uli
Pemeriksaan ini menggunakan alat oftalmoskop. Pemeriksaan
ini dilakukan untuk melihat apakah pada papilla 7
66 terdapat :
) Stuwing papil atau protusio 7 66 Kalau ada
stuwing
papil yang dilihat adalah papilla tersebut
men#embung atau menonol oleh karena adanya
tekanan intra #ranial yang meninggi dan
disekitarnya tampak pembuluh darah yang
berkelok)kelok dan adanya bendungan.
) 7euritis 7 66
Pada neuritis 7 66 stadium pertama akan tampak adanya
udema tetapi papilla tidak menyembung dan bial
neuritis tidak a#ut lagi akan terlihat pu#at.
$. Saraf 666 %7.
O#ulo)=otorius Pemeriksaan
meliputi
a. *etraksi kelopak mata atas
(isa didapatkan pada keadaan :
) idrosefalus %tanda matahari terbit&
) 9ilatasi "entrikel 666>a?uadu#tus Syl"ii
) ipertiroidisme
b. Ptosis
Pada keadaan normal bila seseorang melihat kedepan4 maka
batas kelopak mata atas akan memotong iris pada titik
yang sama se#ara bilateral. (ila salah satu kelopak
mata atas memotong iris lebih rendah daripada mata yang
lain4 atau bila
pasien mendongakkan kepala ke belakang> ke atas
%untuk kompensasi& se#ara kronik atau mengangkat alis mata
se#ara kronik dapat di#urigai sebagai ptosis. Penyebab
Ptosis adalah:
) False Ptosis : enophtalmos %pthisis bulbi&4
pembengkakan kelopak mata %#hala@ion&.
) 9isfungsi simpatis %sindroma horner&.
) Kelumpuhan 7. 666
) Pseudo)ptosis %(ellAs palsy4 blepharospasm&
) =iopati %miastenia
gra"is&. #. Pupil bola mata
Pemeriksaan pupil meliputi :
) (entuk dan ukuran pupil. (entuk yang normal adalah
bulat4 ika tidak maka ada kemungkinan bekas
operasi mata. Pada sifilis bentuknya menadi tidak
teratur atau lonong>segitiga. !kuran pupil yang
normal kira)kira 2)
$ mm %garis tengah&. Pupil yang menge#il
disebut
=eiosis4 yang biasanya terdapat pada Sindroma orner4
pupil 'rgyl *obertson% sifilis4 9=4 multiple s#lerosis&.
Sedangkan pupil yang melebar disebut mydriasis4 yang
biasanya terdapat pada parese> paralisa m. sphin#ter dan
kelainan psikis yaitu histeris
) Perbandingan pupil kanan dengan kiri
Perbedaan diameter pupil sebesar 1 mm masih
dianggal normal. (ila antara pupil kanan dengan
kiri sama besarnya maka disebut isokor. (ila
tidak sama besar disebut anisokor. Pada
penderita tidak sadar maka harus
dibedakanapakah anisokor akibat lesi non
neurologis
%kelainan iris4 penurunan "isus& ataukah neurologis
%akibat lesi batang otak4 saraf perifer 7. 6664 herniasi
tentorium.
) *efleks
pupil Terdiri atas
) *eflek #ahaya 9iperiksa mata kanan dan kiri
sendiri) sendiri. Satu mata ditutup dan penderita
disuruh melihat
auh supaya tidak ada akomodasi dan supaya
otot sphin#ter relaksasi. Kemudian diberi #ahaya
dari samping mata. Pemeriksa tidak boleh berada
ditempat yang #ahayanya langsung mengenai
mata. 9alam keadaan normal maka pupil akan
kontriksi. Kalau tidak maka ada kerusakan pada
ar#us refleB %mata)))7.
Opti#us)))pusat)))7. O#ulomotorius&
) *eflek akomodasi Penderita disuruh melihat
benda yang dipegang pemeriksa dan disuruh
mengikuti gerak
benda tersebut dimana benda tersebut digerakkan
pemeriksa menuu bagian tengah dari kedua mata
penderita. =aka reflektoris pupil akan kontriksi.
*eflek #ahaya dan akomodasi penting untuk
melihat pupil 'rgyl *obetson dimana reflek
#ahayanya negatif namun reflek akomodasi positif.
) *eflek konsensual 'dalah reflek #ahaya disalah
satu mata4 dimana reaksi uga akan teradi pada mata
yang lain. =ata tidak boleh langsung terkena
#ahaya4 diantara kedua mata diletakkan selembar
kertas. =ata sebelah diberi #ahaya4 maka normal
mata yang lain akan kontriksi uga.
d. +erakan bola mata
+erakan bola mata yang diperiksa adalah yang diiner"asi oleh
ner"us 6664 6C dan C6. 9imana 7 666 menginer"asi m. Obli?
inferior %yang menarik bala mata keatas&4 m. re#tus superior4
m. re#tus media4 m. re#tus inferior. 7 6C menginer"asi
m. Obli? Superior dan 7 C6 menginer"asi m. re#tus lateralis.
7 666 selain menginer"asi otot)otot mata luar diatas
uga menginer"asi otot sphin#ter pupil. Pemeriksaan
dimulai dari otot)otot luar yaitu penderita disuruh mengikuti
suatu benda kedelapan urusan. <ang harus diperhatikan
ialah melihat apakah ada salah satu otot yang lumpuh. (ila
pada 1 atau 2 gerakan mata ke segala urusan dari otot)otot
yang disarafi 7 666 berkurang atau tidak bisa sama
sekali4 maka disebut opthalmoplegi# eBterna. Kalau yang
parese otot bagian dalam
%otot sphin#ter pupil& maka disebut opthalmoplegi#
interna.
/ika hanya ada salah satu gangguan maka disebut
opthalmoplegi# partialis4 sedangkan kalau ada
gangguan kedua ma#am otot luar dan dalam disebut
opthalmoplegi# totalis.
e. Sikap bola mata
Sikap bola mata yaitu kedudukan mata pada waktu istirahat.
Kelainan)kelaian yang tampak diantaranya adalah :
) ;Bopthalmus4 dimana mata terdorong kemuka
karena
proses mekanis retroorbital
) Strabismus yang dapat di"ergen atau
#on"ergen.Se#ara subyektif ditanyakan apakah ada
diplopia. Pemeriksaan subyektif ini penting karena
kadang)kadang strabismus yang ringan tak kelihatan
pada pemeriksaan obyektif.
) 7ystagmus atau gerakan bola mata yang
spontan. 9alam hal ini tidak hanya memeriksa
otot)otot yang menggerakkan bola mata sa4 tetapi
sekaligus melihat adanya kelainan dalam
keseimbangan atau 7 C666.
) 9e"iasi #onugae4 adalah sikap bola mata yang
dalam keadaan istirahat menuu kesatu urusan
tanpa dapat dipengaruhi oleh kesadaran4 dengan
sumbu kedua mata tetap seaar se#ara terusmenerus.
8esi penyebab bisa di lobus frontalis atau di batang
otak4 bisa lesi destruktif
%infark& atau irirtatif %aringan sikatriks post
trauma> epilepsi fokal D perdarahan&
,. Saraf C %7.
Trigeminus& Pemeriksaan
meliputi :
a. Sensibilitas
Sensibilitas 7 C ini dapat dibagi $ yaitu :
) (agian dahi4 #abang keluar dari foramen supraorbitalis
) (agian pipi4 keluar dari foramen infraorbitalis
) (agian dagu4 keluar dari foramen mentale.
Pemeriksaan dilakukan pada tiap #abang dan dibandingkan
kanan dengan kiri.
b. =otorik
Penderita disuruh menggigit yang keras dan kedua tangan
pemeriksa ditruh kira)kira didaerah otot mas eter. /ika kedua
otot masseter berkontraksi maka akan terasa pada
tangan
pemeriksa. Kalau ada parese maka dirasakan salah satu otot
lebih keras.
#. *eflek
Penderita diminta melirik kearah laterosuperior4 kemudian
dari arah lain tepi kornea disentuhkan dengan kapas agak
basah. (ila reflek kornea mata positif4 maka mata
akan ditutupkan
-. Saraf C66 %7. Fa#ialis&
9alam keadaan diam4 perhatikan :
) 'simetri muka %lipatan nasolabial&
) +erakan)gerakan abnormal %ti# fasialis4
grima#ing4 keang tetanus>rhesus sardoni#us4 tremor4
dsb&
'tas perintah pemeriksa
) =engangkat alis4 bandingkan kanan dengan kiri.
) =enutup mata sekuatnya %perhatikan
asimetri&4 kemudian pemeriksa men#oba membuka
kedua mata tersebut %bandingkan kekuatan kanan dan
kiri&.
) =emperlihatkan gigi %asimetri&.
) (ersiul dan men#u#u %asimetri>de"iasi uung bibir&.
) =eniup sekuatnya %bandingkan kekuatan udara
dari
pipi masingmasing&.
) =enarik sudut mulut ke bawah %bandingkan
konsistensi otot platisma kanan dan kiri&. Pada
kelemahan ringan4 kadang)kadang tes ini dapat
untuk mendeteksi kelemahan saraf fasialis pada
stadium dini.
Sensorik khusus %penge#apan 2>$ depan lidah&
=elalui #horda tympani. Pemeriksaan ini membutuhkan @at)
@at yang mempunyai rasa :
) =anis4 dipakai gula
) Pahit4 dipakai kinine
) 'sin4 dipakai garam
) 'sam4 dipakai #uka
Paling sedikit menggunakan $ ma#am. Penderita
tidak
boleh menutup mulut dan mengatakan perasaannya dengan
menggunakan kode)kode yang telah disetuui
bersama antara pemeriksa dan penderita.
Penderita diminta membuka mulut dan lidah
dikeluarkan. Eat)@at diletakkan
di 2>$ bagian depan lidah. Kanan dan kiri diperiksa sendiri)
sendiri4 mula)mula diperiksa yang normal.
. Saraf C666 %7.
'#usti#us& Pemeriksaan
pendengaran
) 'rloi ditempelkan ditelinga4 kemudian
diauhkan sedikit demi sedikit4 sampai tak
mendengar lagi4 dibandingkan kanan dan kiri.
) +esekan ari
) Tes eber4 +arpu tala yang bergetar
ditempelkan dipertengahan dahi. 9ibandingkan
mana yang lebih keras4 kanan> kiri.
) +arpu tala yang bergetar ditempelkan pada
Pro#essus mastoideus. Sesudah tak mendengar lagi
dipindahkan ke telinga maka terdengar lagi. 6ni karena
penghantaran udara lebih baik daripada tulang.
Pemeriksaan dengan garpu tala penting
dalam menentukan ner"us deafness atau tranmission
deafness. Pemeriksaan pendengaran lebih baik
kalau penderita ditutup matanya untuk menghindari
kebohongan.
0. Saraf 6G)G %7. +lossopharyngeus)7. Cagus&
Pemeriksaan saraf 6G dan G terbatas pada sensasi
bagian
belakang rongga mulut atau 1>$ belakang lidah dan
faring4 otot)otot faring dan pita suara serta
reflek muntah>menelan>batuk.
) +erakan Palatum Penderita diminta mengu#apkan
huruf a atau ah dengan panang4 sementara itu
pemeriksa melihat gerakan u"ula dan ar#us
pharyngeus. !"ula akan berde"iasi kearah yang
normal %berlawanan dengan gerakan
menulurkan lidah pada waktu
pemeriksaan 7 G66&.
) *eflek =untah dan pemeriksaan sensorik
Pemeriksa meraba dinding belakang pharynB dan
bandingkan refleks muntah kanan dengan kiri. *efleks
ini mungkin menhilang oada pasien lanut usia.
) Ke#epatan menelan dan kekuatan batuk
. Saraf G6 %7. '##esssorius&
anya mempunyai komponen motorik.
Pemeriksaan :
) Kekuatan otot sterno#leidomastoideus diperiksa
dengan menahan gerakan fleksi lateral dari
kepala>leher
penderita atau sebaliknya %pemeriksa yang
melawan> mendorong sedangkan penderita yang
menahan pada
posisi lateral fleksi&.
) Kekuatan m. Trape@ius bagian atas diperiksa
dengan menekan kedua bahu penderita kebawah4
sementara itu
penderita berusaha mempertahankan posisi kedua bahu
terangkat %sebaliknya posisi penderita duduk dan
pemeriksa berada dibelakang penderita&
. Saraf G66 %7. ypoglossus&
Pada lesi 8=74 maka akan tamapk adanya atrofi lidah dan
fasikulasi %tanda dini berupa perubahan pada pinggiran
lidah dan hilangnya papil lidah& Pemeriksaan :
) =enulurkan lidah Pada lesi unilateral4 lidah
akan
berde"iasi kearah lesi. Pada (ell4s palsy
%kelumpuhan saraf C66& bisa menimbulkan positif palsu.
) =enggerakkan lidah kelateral Pada kelumpuhan
bilateral dan berat4 lidah tidak bisa digerkkan
kearah samping kanan dan kiri.
) Tremor lidah 9iperhatikan apakah ada tremor lidah
dan atropi. Pada lesi perifer maka tremor dan atropi
papil
positip
) 'rti#ulasi 9iperhatikan bi#ara dari penderita.
(ila terdapat parese maka didapatkan dysarthria
a. Sikap perawat : a& Posisi tubuh tegak4 kontak mata positif4 tersenyum
b& Sapa klien dengan ramah baik "erbal dan non "erbal.
#& Perkenalkan nama4 nama panggilan dan tuuan
perawat
berkenalan.
d& Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
disukai klien.
e& (uat kontrak yang elas.
f& Tunukkan sikap uur. dan menepati ani setiap
kali interaksi.
g& Tunukkan sikap empati dan menerima apa adanya.
h& (eri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan
dasar klien.
i& Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien.
& 9engarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.
k& =embantu klien mengenal halusinasinya %enis4 isi4
waktu4
frekuensi4 situasi4 dan respons klien&
l& =engaarkan klien #ara mengontrol halusinasi dengan
#ara menghardik4 yaitu minta klien:
) tutup telingan dan mengatakan kepada diri
sendiri
bahwa ini tidak nyata %Hsaya tidak mau dengarI&
) menemui orang lain %perawat4 teman4 atau
keluarga& untuk ber#erita tentang halusinasinya
) membuat dan melaksanakan adwal dan
kegiatan sehari)hari yang telah disusun
) meminta keluarga atau perawat4 teman
untuk menegurnya ika ia sedang berhalusinasi
b. al)hal yang : • Sikap terbuka
perlu • Tersenyum
diperhatikan
• Posisi tubuh tegak
• 'da kontak mata
• (erabat tangan saat berkenalan
=enunukkan empati
5. 9okumen terkait : 5atatan keperawatan
9. Sumber : /uwono4 Pemeriksaan klinik neurologik dalam
praktek4
/akarta4 ;+54 1
http:>>endea"or.med.nyu.edu>neurosurgery>#ranials.html
irawan4 Pemeriksaan 7eurologi4 Semarang4 Senat
=ahasiswa !ni"ersitas 9iponegoro