Anda di halaman 1dari 6

RESUME PENGKAJIAN SISTEM PERSYARAFAN

Dosen Pengampu : Suryanti,S.Kep.,Ns.,M.Sc

Disusun Oleh :

Windy Elvina Dwy Octavia P27220019094

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

SURAKARTA

2021
PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK SISTEM SARAF: 12 PASANG SARAF
KRANIAL
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
a. Garputala
b. Kapas
c. Pen Light
d. Optalmoskop
e. Tongue Spatel
f. Objek kecil yang dapat disentuh (seperti paper clip, uang logam)
g. Bahan beraroma tajam seperti kopi, vanila, parfum
h. Bahan perasa : asin, asam, manis, pahit
i. Sarung Tangan
1. FASE PRA INTERAKSI
a. Verifikasi data
b. Persiapan alat
c. Cuci tangan
2. FASE ORIENTASI

a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien


b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
3. FASE KERJA

NERVUS OPTIKUS

a. Catat kelainan yang mungkin ada pada mata klien seperti katarak dan infeksi,
sebelum melakukan pemeriksaan
b. Periksa ketajaman penglihatan :
1) minta klien membaca buku atau majalah, observasi jarak baca,
2) periksa penglihatan jauh dengan menggunakan snellen chart
c. Periksa lapang pandang :
1) minta klien menutup mata sebelah dan mata yang terbuka memandang lurus ke
depan,
2) gerakkan objek dari arah luar ke arah tengah mata dan minta klien mengatakan
“ya” pada saat pertama kali melihat objek yang digerakkan,
3) ulangi prosedur untuk mata yang sebelahnya,
4) catat berapa derajat lapangan pandang klien,

NERVUS OCCULOMOTORIUS, TROCHLEAR DAN ABDUSEN

1) Gerakan BOLA MATA: minta klien untuk mengikuti petunjuk pemeriksa; periksa
gerakan bola mata ke enam arah utama (Cardinal point of Gaze) yaitu : lateral atas,
lateral bawah, lateral, medial atas, medial bawah, medial
2) PUPIL : periksa reaksi pupil terhadap cahaya, ukuran pupil dan adanya perdarahan
pada pupil
3) MATA : Observasi apakah terdapat edema kelopak mata, hiperemi konjungtiva
dan kelopak mata jatuh (ptosis)
4) gunakan optalmoskop untuk melihat fundus dan optik disk (warna dan bentuk)

NERVUS TRIGEMINUS

Fungsi Motorik

a. minta klien mengatupkan bibir dan merapatkan gigi


b. periksa otototot maseter dan temporalis kiri dan kanan, dan kekuatan otot.
c. minta klien untuk membuka dan menutup mulut atau melakukan gerakan
mengunyah beberapa kali,
d. observasi kesimetrisan gerakan mandibular

NERVUS FASIALIS

Fungsi Motorik

a. Periksa kekuatan otot wajah bagian atas dan bawah


b. Minta klien menutup mata kuat-kuat dan pemeriksa mencoba membuka
c. Minta klien menggembungkan pipi dan pemeriksa menekan pipi klien dengan dua
jari, amati kemampuan klien menahan tekanan jari pemeriksa.
NERVUS GLOSSOPHARINGEUS DAN VAGUS
a. Minta klien membuka mulut lebar dan mengatakan “aa”, observasi gerakan
palatum dan uvula (normalnya palatum lunak sedikit terangkat dan letak uvula
relatif di tengah)
b. Periksa “gag” refleks (tersedak) dengan menyentuh dinding belakang pharing
dengan tongue spatel
c. Periksa aktivitas motorik pharing dengan meminta klien menelan sedikit air,
observasi gerakan menelan dan kemudahan saat menelan
d. Periksa pita suara dengan menyuruh klien berbicara dan dengarkan kejelasan vokal
suara klien

NERVUS ASSESORIUS

a. Fungsi otot trapezius: minta klien menaikkan kedua bahu bersamaan dan observasi
kesimetrisan gerakan
b. Fungsi otot sternocleidomastoideus: minta klien menoleh kiri dan kanan,
mendekatkan telinga ke bahu kiri dan kanan tanpa mengangkat bahu, observasi
rentang gerak sendi servikal.
c. Kekuatan otot trapezius: tahan kedua sisi bahu klien dengan telapak tangan, minta
klien mendorong tangan pemeriksa sekuat-kuatnya, perhatikan kekuatan daya
dorong
d. Kekuatan otot sternocleidomastoideus: minta klien menoleh ke kiri dan melawan
tahanan dan lakukan untuk sisi kanan

NERVUS HIPOGLOSSUS

e. Periksa gerakan lidah: minta klien menjulurkan lidah, menggerakkan lidah ke kiri
dan kanan, observasi kesimetrisan gerakan lidah
f. Periksa kekuatan otot lidah: minta klien mendorong salah satu sisi pipi dengan
ujung lidah, dorong bagian luar pipi klien dengan dua jari, observasi kekuatan
tahanan lidah klien, ulangi dengan sisi sebelumnya.
NERVUS OLFACTORIUS
a. Pastikan rongga hidung cukup bersih dan tidak tersumbat oleh mukus atau benda lain
b. Minta klien untuk menutup kedua mata dan satu lubang hidung menggunakan jari
tangan
c. Dekatkan sumber bau ke lobang hidung yang tidak ditutup dan minta klien
mengidentifikasi dan menyebut nam sumber bau
d. Lakukan langkah yang sam pada lubang hidung yang lain

NERVUS FASIALIS

Fungsi Sensoris

a. Celupkan lidi kapas ke dalam garam


b. Sentuhkan ke ujung depan lidah, minta klien mengidentifikasi rasa
c. Ulangi pemeriksaan untuk mengidentikasi rasa asam, manis dan pahit

NERVUS VESTIBULOKOKLEAR

1. Tes Rinne
a. Garpu tala ukuran 512 Hz dibunyikan, letakkan gagang garpu tala di tulang mastoid
dan minta pasien memberikan tanda bila pasien sudah tidak mendengar suara.
b. Pindahkan garpu tala di depan meatus eksterna akustikus.
c. Tanyakan pada pasien apakah pasien masih mendengarkan suara garpu tala. Bila suara
masih terdengar di depan meatus akustikus eksterna berarti penghantaran konduksi suara
melalui udara lebih baik dibandingkan dengan penghantaran suara lewat tulang. Hal ini
dinamakan tes Rinne positif. Pada tuli konduktif, pasien tidak dapat mendengar suara
garpu tala setelah dipindahkan ke depan meatus akustikus eksterna
2. Tes Weber
a. Garpu tala 512 Hz dibunyikan dan diletakkan di puncak kepala (verteks)
b. Tanyakan pada pasien apakah ada bagian telinga yang lebih kuat mendengar bunyi.
Pada tuli sensorineural maka suara yang lebih terdengar keras adalah pada bagian yang
sehat. Sedangkan pada tuli konduksi maka pasien akan mendengar suara yang lebih keras
di telinga yang sakit
3. Pemeriksaan vestibular dapat dilakukan dengan melakukan manuver Halpike
(Halpike’s maneuver) untuk melihat apakah ada nistagmus atau tidak
NERVUS TRIGEMINUS

Fungsi Sensoris
a. REFLEKS KORNEAL:
1) minta klien memandang lurus ke depan,
2) sentuh kornea dari arah samping/lateral dengan ujung gulungan kapas,
3) perhatikan reflek menutup mata/berkedip klien
b. RASA RABA:
1) sentuhkan kapas ke kulit wajah pada area maxilla & mandibula kiri dan kanan, dan
frontal.
2) minta klien untuk mengatakan “ya” bila dapat merasakan sentuhan
c. RASA NYERI:
minta klien mengatakan “tajam” atau “tumpul”

d. RASA GETAR:

1) getarkan garputala,
2) sentuhkan ke wajahdan tanyakan klien apakah dapat merasakan getaran
4. FASE TERMINASI
a. Merapikan pasien
b. Berpamitan dengan pasien
c. Membereskan alat-alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai