B. Tujuan
seperti:
C. Persiapan alat
D. Persiapan lingkungan
2. Buka dan longgarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien memakai jam
tungkai
6. Memasang arde
pasien, untuk rekaman ekstremitas (lead I, II, III, AVR, AVL, AVF)
dengan cara :
13. Dokumentasi
MELATIH NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF
A. Pengertian
Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasi dan mengganggu
disaluran nafas dengan cara dibatukkan.
B. Tujuan
1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
2. Mengeluarkan sputum untuk pemerikasaan diagnostic laboratorium
3. Mengurangi sesak nafas akhibat akumulasi secret
C. Persiapan Alat
1. Kertas tissue
2. Bengkok
3. Perlak/alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat
D. Persiapan lingkungan
Menutup pintu dan sampiran
E. Persiapan pasien
Mengatur posisi pasien semifowler
F. Prosedur tindakan
1. Mencuci tangan
2. Meminta pasien meletakan satu tangan di dada dan satu tangan di
abdomen.
3. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui
hidung hingga tiga hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
4. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung
pada punggung).
5. Meminta pasien menahan nafas hingga tiga hitungan.
6. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam tiga hitungan (lewat
mulut, bibir seperti meniup).
7. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari
otot.
8. Memasang perlak atau alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk
atau di dekat mulut bila tidur miring).
9. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke 3 inspirasi,
tahan nafas dan batukan dengan kuat.
10. Menanpung lendir dalam sputum pot.
11. Merapikan pasien
12. Mencuci Tangan
13. Dokumentasi hasil tindakan
FISIOTERAPI DADA
A. Pengertian
Tindakan untuk melepas sekret dari slauran nafas bagian bawah
B. Tujuan
1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
2. Menguarngi sesak nafas akibat akumulasi secret
C. Persiapan Alat
1. Kertas
2. Tissue
3. Bengkok
4. Alat pengalas
5. Sputum pot berisi desinfektan
6. Air minum hangat
D. Persiapan lingkungan
Menutup pintu dan sampiran
E. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi pasien
2. Mencuci tangan
3. Mengatur posisi sesuai daerah gangguan paru
4. Memasang perlak pengalas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk,
atau di dekat mulut bila miring
5. Melakukan claping dengan cara tangan perawat menepuk- nepuk
punggung pasien secara bergantian
6. Mengajurkan pasien inspirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan erawat
di punggung pasien
7. Meminta pasien untuk melakukan ekspirasi pada saat yang bersamaan
tangan perawat melakukan vibrasi
8. Meminta pasien untuk menarik nafas, menahan nafas, dan membatukkan
dengan kuat
9. Menampung sputum lendir dalam pot
10. Lakukan auskultasi paru
11. Menunjukkan sikap hati-hati dan memperhatikan respon pasien
12. Mencuci tangan
13. Dokumentasi hasil tindakan
MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN
MELALUI NASAL KANUL
A. Pengertian
Memasukkan zat asam oksigen kedalam paru-paru melalui saluran pernafasan
B. Tujuan
1. Memenuhi kekurangan zat asam atau O2 pada penderita
2. Pola pernapasan normal
C. Persiapan Alat
1. Tabung oksigen lengkap dengan manometernya
2. Botol pelembab atau humidifier
3. Selang nasal kanul
4. Buku catatan observasi
5. Plester atau gunting
D. Persiapan pasien
Pasien dan keluarga diberi tahu tentang madsud dan tujuan tindakan yang
akan dilakukan
E. Persiapan lingkungan
1. Lingkungan ruangan yang tenang
2. Menutup sampiran
F. Prosedur tindakan
1. Mencuci tangan
2. Mengontrol flow meter dan humidifier
3. Mengontrol apakah peralatan berfungsi
4. Memasang kanule secara tepat pada hidung
5. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan
6. Beri posisi yang nyaman
7. Melakukan fiksasi dengan plester
8. Melakukan dokumentasi (nama , waktu dan tindakan yang dilakukan)
9. Observasi pasien tiap 15 menit
10. Mencuci tangan
11. Dokumentasi hasil tindakan
MEMBERIKAN TERAPI OKSIGEN
MELALUI MASKER
A. Pengertian
Memasukkan zat asam oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran
pernafasan
B. Tujuan
1. Memenuhi kekurangan zat asam atau O2 pada penderita
2. Pola pernapasan normal
C. Persiapan Alat
1. Tabung oksigen lengkap dengan manometernya
2. Botol pelembab atau humidifier
3. Selang masker
4. Buku catatan observasi
5. Plester atau gunting
D. Persiapan pasien
1. Pasien dan keluarga di beritahu tentang madsud dan tujuan tindakan yang
akan dilakukan
E. Persiapan Lingkungan
1. Lingkungan ruangan yang tenang
2. Menutup sampiran
F. Prosedur Tindakan
1. Mencuci tangan
2. Mengontrol flow meter dan humidifier
3. Mengontrol apakah peralatan berfungsi
4. Memasang selang masker pada perangkat oksigen
5. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan
6. Memakaikan masker padawajahpasien
7. Mengontrol apakah pasien sudah merasa nyaman
8. Melakukan fiksasi dengan plester
9. Mencuci tangan
10. Melakukan dokumentasi (nama , waktu dan tindakan yang dilakukan)
MELATIH RENTANG PERGERAK SENDI
(MOBILISASI)
A. Pengertian
Latihan pergerakan maksimal yang dilakukan pada persendian dengan
menetapkan sudut atau derajat.
B. Tujuan
1. Menjaga mobilisasi sendi
2. Mencegah atropi otot dan kontraktur
3. Meningkatkan ketidak tergantungan dalam aktivitas sehari hari
C. Persiapan Alat
Tidak ada alat atau bahan yang spesifik
D. Persiapan lingkungan
1. Menutup pintu dan sampiran
2. Ruangan yang tenang
E. Persiapan Pasien
1. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
F. Prosedur Tindakan
1. Kepala dan leher
a. Fleksi dan ekstensi
b. Lateral kiri dan kanan
c. Rotasi kiri dan kanan
2. Bahu
a. Fleksi dan ekstensi
b. Abduksi dan adduksi
c. Rotasi interna dan eksterna
d. Sirkumdusi interna dan eksterna
3. Siku
a. Fleksi dan hiperekstensi
b. Pronasi dan supinasi
4. Pergelangan tangan
a. Fleksi dan ekstensi
b. Infersi dan efersi
c. Rotasi interna dan eksterna
5. Jari tangan
a. Fleksi dan ekstensi
b. Abduksi dan adduksi
c. Oposisi
6. Panggul
a. Fleksi dan ekstensi
b. Abdduksi dan adduksi
7. Lutut
a. F;leksi dan ekstensi
8. Pergelangan kaki
a. Paintarfleksi dan dorsofleksi
b. Infers dan efersi
c. Rotasi interna dan eksterna
9. Jari kaki
a. Fleksi dan ekstensi
b. Abduksi dan adduksi
10. Perhatikan respon klien selama latihan
11. Cuci tangan
12. Dokumentasi seluruh hasil tindakan
MEMINDAHKAN PASIEN
“MOBILISASI”
A. Pengertian
Pemindahan pasien adalah standar operasional yang di jadikan acuan
oleh petugas kesehatan dalam suatu rumah sakit atau fasilitas kesehatan untuk
memindahkan pasien yang lemah, tidak dapat atau tidak boleh berjalan, di
lakukan dari suatu tempat ke tempat lain secara umum.
B. Tujuan
1. Pemindahan pasien dapat dilakukan dengan baik dan benar.
2. Mengurangi atau menghindari pergerakan pasien sesuai dengan keadaan
fisiknya.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman
4. Memenuhi kebutuhan konsultasi, pemeriksaan atau pindah ruangan
C. Persiapan Alat
1. Tempat tidur, brangkar atau kursi roda
2. Selimut
3. Bantal bila perlu
D. Persiapan Pasien
1. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga alas an pindah tempat
2. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang hal yang akan
dilakukan
E. Persiapan Lingkungan
1. Lingkungan yang aman
F. Prosedur Tindakan
1. Memindahkan pasien dari brangkar ke tempat tidur atau sebaliknya
a. Dekatkan brangkar atau tempat tidur kesisi tempat tidur
b. Pasien diangkat sekurang-kurangnya tiga orang perawat
c. Ketiga perawat berdiri pada sisi kanan pasien dengan urutan berikut :
1) Perawat 1 (paling tinggi) berdiri pada bagian kepala
2) Perawat 2 berdiri di bagian pinggang
3) Perawat 3 berdiri dibagian kaki
d. Lengan kiri perawat 2 berada dibawah tengkuk sampai pangkal lengan
dan lengan kanan perawat berada dibawah punggung pasien ( bila
pasien gemuk, lengan kanan perawat 1 melalui badan pasien kebawah
pinggang sehingga berpegangan dengan pergelangan tangan kiri
perawat 2).
e. Lengan kiri perawat 2 berada dibawah pinggang pasien, lengan kanan
berada dibawah bokong pasien
f. Kedua lengan perawat 3 mengangkat seluruh tungkai
g. Setelah siap salah seorang perawat memberikan aba-aba untuk bersama
mengangkat pasien.
h. Dan langkah bersamaan para perawat mulai berjalan menuju ketempat
tidur atau brangkar
i. Setelah pasien diatas tempat tidur atau brangkar posisi pasien diatur dan
selimut dipasang atau dirapikan
2. Memindahkan pasien dari kursi roda ketempat tidur
a. Kursi roda didorong kesisi tempat tidur pasien dan roda belakang
ditahan atau direm agar kursi roda tidak bergerak kemudian buka
tumpuan kaki
b. Kedua tangan perawat menopang ketiak pasien pada sisi yang lemah
atau sakit dan paisen dianjurkan bertumpu pada sisi yang kuat
c. Perawat memimpin pasien untuk turun dari kursi roda dan berjalan
bersama menuju tempat tidur.
d. Pasien bersandar pada sisi tempat tidur, kemudian dibantu oleh perawat
untuk naik
e. Setelah pasien berada diatas tempat tidur, posisinya di atur sesuai
dengan kebutuhan kemudian dirapikan
3. Memindahkan pasien dari tempat tidur kekursi roda
a. Kursi roda didorong kesisi tempat tidur pasien dan roda belakang
ditahan atau direm agar kursi roda tidak bergerak kemudian tumpuan
kaki.
b. Kedua tangan perawat meopang ketiak pasien pada sisi yang lemah
atau sakit dan pasien dianjurkan bertumpuan pada sisi yang kuat.
c. Perawat memimpin pasien untuk turun dari kursi roda dan berjalan
bersama menuju kursi roda.
5. Cuci tangan
Hal yang harusdiperhatikan
1. Perhatikan keadaan umum pasien
2. Hindari tindakan yang menimbulkan perasaan lelah bagi pasien
MEMANDIKAN PASIEN
DI TEMPAT TIDUR
A. Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat, mulai dari dada,
perut, ekstremitas atas, punggung dan ekstremitas bawah untuk
mempertahankan kebersihan tubuh pasien yang tidak mampu mandi secara
mandiri atau tidak memerlukan bantuan dari orang lain menggunakan air dan
sabun mandi.
B. Tujuan
1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
2. Memberikan rasa nyaman
3. Merangsang peredaran darah
4. Merileksakan otot
5. Mencegah infeksi kulit
6. Mendidik pasien dalam kebersihan
C. Persiapan Alat
1. Waskom berisi air hangat
2. 2 waslap
3. Sabun
4. 2 handuk
5. 1 stel pakaian
6. Selimut
7. Underpad ganti
8. Perlak
9. Sarung tangan
10. Tempat tertutup pakaian kotor
11. Pispot urinal
12. Kapas cebok
13. Bila perlu minyak telon
D. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan
2. Memposisikan pasien sesuai kebutuhan
E. Persiapan Lingkungan
Menutup pintu dan sampiran
F. Prosedur Kerja
1. Mencuci tangan
2. Pintu, jendela atau gorden ditutup, bila perlu gunakan scherm
3. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur. Bila masih dibutuhkan,
bantal digunakan seperlunya
4. Dekatkan alat-alat
5. Tanyakan apakah pasien hendak BAB/BAK sebelum dimandikan
6. Perawat berdiri disisi kiri atau sisi kanan pasien
7. Mencuci tangan klien
8. Beritahu pasien, bahwa pakaian atas harus dibuka, lalu bagian yang atas
terbuka itu ditutup dengan selimut mandi atau kain penutup
9. Pasien siap dimandikan dengan urutan sebagai berikut ,
a. Mencuci muka
1) Bentangkan handuk dibawah kepala
2) Bersihkan bagian mata pasien hanya dengan menggunakan air,
gunakan satu sisi washlap untuk membersihkan satu mata
3) Tanyakan apakah pasien ingin memakai sabun atau tidak
4) Bersihkan bagian wajah, telingan dan leher pasien dengan
menggunakan washlap dan keringkan
b. Mencuci lengan
1) Turunkan selimut mandi
2) Naikkan kedua tangan pasien, letakkan handuk diatas dada pasien
dan lebarkan kesamping kiri dan kanan sehingga keduatangan
dapat diletakkan keatas handuk
3) Basahi dan sabun lengan pasien dimulai dari sisi yang terjauh dari
perawat, kemudian bilas dan keringkan. Lakukan hal yang sama
pada lengan disisi terdekat perawat.
MEMASANG KATETER
A. Pengertian
Pemasangan kateter merupakan tindakan dengan cara memasukkan kateter
kedalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan eliminasi.
B. Tujuan
1. Untuk mengeluarkan urine sehingga menghilangkan ketidaknyamanan
karena distensi kandung kemih.
2. Mengatasi obstruksi urine
3. Mengatasi retensi urine
C. Persiapan Alat
1. Pengalas (perlak dan handuk)
2. Selimut ekstra atau selimut mandi
3. Kapas sublimat
4. Sarung tangan steril
5. Kateter steril (ukuran dan jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan pasien)
6. Kantong penampungan urine (urine bag)
7. Spuit 20 cc yang berisi aquadest
8. Pinset anatomis
9. Jelly atau gliserin
10. Bengkok
11. Plaster/hepafix dan gunting
D. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan.
2. Memposisikan pasien sesuai kebutuhan :
a. Terlentang (supine) untuk pria
b. Dorsal recumbent untuk wanita
E. Persiapan Lingkungan
Menutup pintu dan menutup sampiran
F. Prosedur Kerja
1. Mencuci tangan
2. Pasang alas dibawah bokong pasien
3. Pakaikan selimut mandi sehingga hanya area parineal yang terlihat
4. Lepaskan pakaian bawah pasien
5. Letakkan bak berisi set kateter, bengkok, dan kapas sublimat di antara
kedua tungkai bawah pasien dengan jarak minimal 45 cm dari perineum
pasien.
6. Buka set kateter dan taruh di dalam bak peralatan
7. Kenakan sarung tangan steril
8. Pasang duk berlubang di daerah genetalia pasien
9. Tes balon kateter apakah mengembang atau tidak
10. Buka daerah meatus”
a. Pria
Pegang area dibawah glans penis dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri. Tarik prepetium sedikit kepangkalnya (untuk yang belum
disunat)
b. Wanita
Buka labia dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri,
kemudian tarik sedikit ke atas.
11. Bersihkan daerah meatus
a. Pria
Bersihkan meatus dengan gerakkan melingkar dari pusat ke arah luar
minimal tiga kali.
b. Wanita
Bersihkan area labia luar, terakhir bagian meatus, kapas hanya
digunakan sekali (atas ke bawah, dari meatus ke anus)
12. Oleskan minyak pelicin/jelly pada ujung kateter
a. Pria : 15-18 cm
b. Wanita : 4-5 cm
13. Masukkan kateter secara perlahan ke dalam orificum urethra sampai urine
keluar
a. Pria: 18-20 cm; tegakkan penis dengan sudut 90o
b. Wanita : 5-7 cm
Tampung urine yang keluar dari bengkok
14. Jika pada saat memasukkan kateter terasa ada tekanan, jangan dipaksakan,
usahakan agar pasien tenang dan rileks.
15. Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam pada saat kateter
dimasukkan.
16. Masukkan kembali kateter sepanjang 2 cm sambil sedikit diputar
17. Isi balon katetetr dengan aquades sebanyak yang ditemukan dengan
menggunakan spuit tanpa jarum. lihat psds petunjuk dibungkus kateter
18. Tarik kateter perlahan sampai ada tahanan balon
19. Lepaskan duk
20. Hubungkan kateter dengan urine bag
21. Lepaskan duk
22. Fiksasi dengan plaster
a. Pria : dibagian paha
b. Wanita : ke arah samping
23. Gantung urine bag dan posisi lebih rendah daripada kandung kemih
24. Bantu pasien mencapai posisi nyaman
25. Ganti selimut mandi dengan selimut tidur, kalau perlu diganti pakaian.
26. Merapikan alat
27. Melepas sarung tangan
28. Mencuci tangan
29. Domuntasi seluruh hasil tindakan
MELEPAS KATETER
A. Pengertian
Melakukkan tindakan pelepasan selang kateter dari kandung kemih.
B. Tujuan
Untuk mencegah infeksi
C. Persiapan Alat
1. Sarung tangan
2. Spuit 10 cc
3. Bengkok
4. Perlak
5. Pispot
6. Tempat sampah medis
7. Bak klorin
8. Air klorin
D. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan.
2. Memposisikan pasien sesuai kebutuhan
E. Persiapan Lingkungan
Menutup pintu dan menutup sampiran
F. Prosedur Tindakan
1. Mencuci tangan
2. Memasang perlak
3. Menggunakan sarung tangan
4. Membuang BAK ke pispot
5. Melakukkan aspirasi balon katetr hingga habis.
6. Menarik kateter pelan-pelan hingga lepas dengan pasien diminta untuk
menarik napas dalam dan rileks
7. Merapikan pasien
8. Merapikan alat
9. Melepas sarung tangan
10. Mencuci tangan
11. Dokumentasi seluruh hasil tindakan.
MERAWAT KATETER (ELIMINASI)
A. Pengertian
Perawatan selang yang terbuat dari berbagai bahan yang dimasukkan ke
dalam saluran kemih sampai kandung kemih untuk memungkinkan aliran
(drainase) urine.
B. Tujuan
1. Mengurangi kontaminasi kantong kemih
2. Mengurangi infeksi saluran perkemihan
3. Mempertahankan integritas kulit
4. Mempelancar aliran urine
5. Mencegah terjadinya aliran balik/refleks
C. Persiapan Alat
1. Sarung tangan bersih
2. Perlak
3. Bak instrumen steril berisi kasa steril
4. Disenfektan
5. Air hangat, waslap , handuk
6. Plaster
7. Bengkok
D. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan.
2. Memposisikan pasien sesuai kebutuhan
E. Persiapan Lingkungan
Menutup pintu dan menutup sampiran
F. Prosedur Tindakan
1. Memasang perlak
2. Mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
4. Membersihkan genetalia dengan air hangat
5. Memastikan posisi kateter terpasang dengan benar (menarik dengan hati-
hati, kateter tetap bertahan)
6. Memberikan disenfektan dengan kasa pada daerah vulva
7. Melepas pengalas
8. Merapikan pasien
9. Melepas sarung tangan
10. Cuci tangan
11. Dokumentasi hasil tindakan
MELAKUKAN ENEMA
A. Pengertian
Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon desenden
B. Tujuan
1. Merangsang peristaltik usus
2. Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi
3. Tindakan pengobatan
C. Persiapan Alat
1. Sarung tangan bersih
2. Selimut mandi atau kain tertutup
3. Perlak dan pengalas
4. Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
5. Cairan sesuai kebutuhan
6. Bengkok
7. Jelly/pelumas larut dalam air
8. Tiang penggantung irigator
9. Jika perlu sediakan pispot, air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet
D. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan.
2. Memposisikan pasien sesuai kebutuhan
E. Prosedur Tindakan
1. Mencuci tangan
2. Perawat berdiri di sebelah kanan klien
3. Pakai sarung tangan
4. Pasang perlak dan pengalas
5. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien di tinggalkan
6. Atur posisi klien sim kiri dengan lutut kanan fleksi
7. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator
8. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
9. Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien
10. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam
bengkok
11. Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly
12. Masukkan kanule anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan
13. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan ke dalam
bengkok
14. Atur kembali posisi klien dengan meminta klien menahan sebentar
15. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring
lalupasang pispot dibokong klien
16. Rapikan pasien
17. Rapikan alat
18. Membuka sarung tangan
19. Dokumentasi hasil tindkan
MENGATUR POSISI PASIEN
( KEAMANAN DAN KENYAMANAN)
POSISI FOWLER
A. Pengertian
Posisi fowler adalah posisi dengan tubuh setengah duduk atau duduk.
B. Tujuan
1. Mempertahankan kenyamanan
2. Memfasilitasi fungsi pernapasan
C. Persiapan Alat
1. Bantal kecil 2 buah
2. Bantal biasa 3 buah
3. Handuk gulung
4. Bantalan kaki
5. Tempat tidur yang bisa di stel
6. Sarung tangan
D. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan.
2. Memposisikan pasien sesuai kebutuhan
E. Persiapan Lingkungan
Menutup pintu dan menutup sampiran
F. Prosedur Tindakan
1. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan
2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan
3. Menganjurkan pasien bergeser pada posisi atas tempat tidur
4. Meninggikan bagian kepala tempat tidur dengan sudut 30-60 derajat
5. Topangkan kepala diatas tempat tidur atau bantal kecil
6. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dengan tangan bila pasien tidak
bisa mengontrolnya secara sadar atau tidak dapat menggunakan tangan
dengan lengan.
7. Tempatkan bantal tipis di punggung bawah
8. Memberi bantalan tipis dibawah paha
9. Memberi guling dibawah lutut
10. Turunkan tempat tidur
11. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi
tekanan
12. Cuci tangan
13. Dokumentasi seluruh hasil tindakan
A. Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh
yang memerlukan.
B. Tujuan
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa sakit
4. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
C. Persiapan alat
1. Air panas
2. Washlap
3. Sarung tangan
4. Handuk kering
D. Persiapan pasien
1. Memberikan penjelasan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan.
2. Memposisikan pasien sesuai kebutuhan
E. Persiapan Lingkungan
Menutup pintu dan menutup sampiran
F. Prosedur kerja
1. Dekatkan alat-alat kesisi tempat tidur
2. Posisikan pasien senyaman mungkn
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
5. Priksa TTV pasien sebelum memulai backrub ( terutama nadi dan tekanan
darah)
6. Kompres hangat di letakan di bagian tubuh yang memerlukan
( dahi,aksila,dan lipatan paha)
7. Minta pasien untuk mengungkapkan ketidaknyamanan saat dilakukan
kompres
8. Pengompresan di hentikan sesuai waktu yang telah di tentukan
9. Kaji kembali kondisi kulit di sekitar pengompresan, hentikan tindakan
jika di temukan tanda-tanda kemerahan
10. Rapikan pasien keposisi semula
11. Bereskan alat-alat
12. Lepas sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Dokumentasi seluruh tindakan
MENGHITUNG KESEIMBANGAN CAIRAN
A. Pengertian
Penghitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh
B. Tujuan
1. Mengetahui jumlah masukan cairan
2. Mengetahui jumlah keluaran cairan
3. Mengetahui balance cairan
C. Persiapan alat
1. Alat tulis
2. Gelas ukur urin atau urin bag
3. Alat pengukur berat badan
D. Persiapan pasien
1. Memberikan penjelasan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan.
2. Memposisikan pasien sesuai kebutuhan
E. Persiapan Lingkungan
Menutup pintu dan menutup sampiran
F. Prosedur kerja
1. cuci tangan
2. mengukur berat badan pasien
3. menghitung intake
a. Oral (makan,minum)
b. Erenteral (obat oral,NGT) dalam 24 jam
4. menghitung intake parental ( cairan infus, injeksi) dalam 24 jam
5. menentukan cairan metabolisme dalam 24 jam
6. menghitung out put urin dalam 24 jam
7. menghitung out put feses dalam 24 jam
8. menentukan cairan metabolisme
a. usia balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari
b. usia 5 – 7 tahun : 8-8,5 cc/kgBB/hari
c. usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari
d. usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari
9. menghitung out put abnormal ( muntah,drain,perdarahan,dll) dalam 24
jam
10. menghitung IWL (INSENSIBLE WATER LOSS)
(15 X BB)
IWL:
24 JAM
IWL kenaikan suhu : [(10 % x cairan masuk) x jumlah kenaikan suhu] /
24 jam + IWL normal
11. menghitung balance cairan
CAIRAN MASUK – CAIRAN KELUAR – IWL
12. rapikan alat
13. cuci tangan
14. dokumentasi hasil dari perhitungan balance cairan
DAFTAR PUSTAKA
H., A.Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2. Jakarta :
Salemba Medika.
Jurana, dkk. 2019. Panduan Kepaniteraan Umum Pra Klinik Profesi Ners
Keperawatan Maternitas. Palu: Poltekkes Kemenkes Palu.
S.Yulianus, dkk. 2019.Panduan Panum Mata Kuliah Keperawatan Medikal
Bedah. Palu : Poltekkes Kemenkes Palu.
Widyatun, Dian. 2012. Pemberian Obat Melalui Intrakutan. Jakarta : Salemba
Medika