Anda di halaman 1dari 16

Kelas 1A

Oleh kelompok 2
Ali yusuf(2027003)
Clara Anjelita Putri(2027009)
Dian Pertiwi Sari(2027011)
Febriana Aliyah Alkarimah(2027021)
Puspita Artanti(2027063)
Rika Ayu Febriana(2027071)
Santosa(2027077)
Suci Melati(2027081)
Pemeriksaan Khusus Pada
Kulit,Kepala,muka
 Pemeriksaan Khusus Pada Kulit
 1. PEMERIKSAAN KULIT Pemeriksaan penderita seharusnya
ditempat yang terang. Dan seharusnya selalu memeriksa pasien mulai
dari kepala hingga kaki. Inspeksi dan palpasi lesi atau kelainan kulit
yang ada (menggunakan kaca pembesar). Hal- hal pokok dalam
pemeriksaan dermatologis yang baik adalah:
 1. Lokasi dan /atau distribusi dari kelainan yang ada : Hal ini bisa
sangat membantu : sebagai contoh, dermatitis seboroik mempunyai
tempat predileksi pada wajah, kepala, leher, dada, telinga, dan
suprapubis; pada anak, eksema cenderung terjadi di daerah fleksor;
akne terutama pada wajah dan tubuh bagian atas; karsinoma sel basal
biasanya lebih sering muncul di kepala dan leher.
 2. Karakterisitik lesi individual: Tipe : Karakteristik
lesi :makula, papula, nodul, plak, vesikel, bulla, pustula,
ulkus, urtikaria (untuk mencari gambar gambar effloresensi
lainnya, cobalah cari di buku buku rujukan) Karakteristik
permukaan lesi : Skuama, Krusta, Hiperkeratosis, Eskoriasi,
Maserasi dan Likenifikasi
 Ukuran, bentuk , garis tepi dan batas-batasnya. Ukuran
sebaiknya diukur dengan tepat, daripada hanya
membandingkan dengan kacang polong, jeruk atau koin.
Lesi bisa mempunyai berbagai macam bentuk, misalnya
bulat, oval, anular, liniear atau “tidak beraturan”; tepi-tepi
yang lurus atau bersudut mungkin disebabkan oleh faktor-
faktor eksternal.
 3. Pemeriksaan lokasi-lokasi “sekunder” : Carilah
kelainan-kelainan di tempat lain yang dapat
membantu diagnosis. Contoh yang baik antara
lain :
 Kuku ada psoriasis . Jari-jemari dan pergelangan
tangan pada skabies ,Daerah sela-sela jari kaki
pada infeksi jamur .Mulut pada liken planus.
 4. Tehnik- tehnik pemeriksaan “khusus” :
Diperlukan tehnik tehnik khusus dalam melakukan
pemeriksaan kulit seperti kerokan kulit dengan
Kalium Hidroksida untuk memeriksa adanya hifa
dan spora untuk pemeriksaan jamur pada kulit.
 Pemeriksaan Kepala.
a.    Tujuan
·      Mengetahui bentuk dan fungsi kepala.
·      Mengetahui kelainan yang terdapat dikepala.
b.    Persiapan Alat
·      Lampu.
·      Sarung tangan ( jika diduga terdapat lesi/luka).
 
c.    Prosedur pelaksanaan.
-Inspeksi
·      Atur posisi klien duduk atau berdiri.
·      Anjurkan untuk melepas penutup kepala, kaca mata,
dll.
·      Lakukan inspeksi mengamati bentuk kepala,
kesimetrisan dan keadaan kulit kepala.
·      Inspeksi penyebaran, ketebalan, kebesihan dan
tekstur, warna rambut.
·      Ukuran, bentuk dan posisi kepala terhadap tubuh,
Normal kepala tegak lurus dan digaris tengah tubuh.
Tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal dibagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
-Palpasi
·      Atur posisi duduk atau berdiri.
·      Anjurkan untuk melepas penutup kepala, kaca mata.
·      Pakai sarung tangan (terutama jika terdapat luka/lesi
dikepala).
·      Lakukan palpasi dengan gerakan memutar yang
lembut menggunakan ujung jari, lakukan mulai dari depan
turun kebawah melalui garis tengah kemudian palpasi
setiap sudut garis kepala.
·      Rasakan apakah terdapat benjolan / massa, tanda
bekas luka dikepala, pembengkakan, nyeri tekan. Jika hal
itu ditemukan perhatikan berapa besrnya / luasnya,
bagaimana konsistensinya, dan dimana kedudukannya,
apakah didalam kulit, pada tulang atau dibawah kulit
terlepas dari tulang.
 Pemeriksaan wajah
-  Pemeriksaan mata
a.       Tujuan.
·      Mengetahui bentuk dan fungsi mata.
·      Mengetahui adanya kelainan pada mata.
b.      Persiapan alat.
·      Senter kecil
·      Surat kabar / majalah
·      Kartu snellen
·      Penutup mata
·      Sarung tangan (jika pelu )
c.       Prosedur pelaksanaan
Inspeksi
      Kelopak mata.
·      Anjurkan klien melihat lurus kedepan
·      Bandingkan mata kiri dan kanan, inspeksi posisi dan
warna kelopak mata
·      Anjurkan klien untuk memejamkan mata
·      Amati bentuk dan keadaan kulit pada kelopak mata, serta
pada pinggir kelopak mata dan catat setiap kelainan yang ada
·      Amati pertumbuhan rambut pada kelopak mata dan
posisi bulu mata
·      Untuk inspeksi kelopak mata bawah, minta klien untuk
membuka mata. Perhatikan frekuensi refleks berkedip mata.
        Konjungtiva dan sklera
·      Anjurkan klien untuk melihat lurus kedepan
·      Tarik kelopak mata bagian bawahke bawah dengan menggunakan ibu jari
·      Gunakan sarung tangan jika ada secret di tepi kelopak mata
·      Amati keadaan konjungtiva dan kantung konjungtiva bagian bawah, catat
jika terdapat infeksi, pus atau warnanya tidak normal / anemis
·      Jika diperlukan, amati konjungtivabagian atas, yaitu dengan membuka
atau membalikkelopak mata atas dengan posisi pemeriksa berdiri dibelakang
klien
·      Amati warna sclera ketika memeriksa konjungtiva
        Kornea
·      Berdiri di sisi klien, lalu dengan cahay tidak langsung, inspeksi
kejernihan dan tekstur kornea
·      Lakukan uji sensitivitas kornea, dengan menyentuhkan gulungan kapas
seteril untuk melihat reaksi berkedip
Pupil dan iris
·      Atur pencahayaan kamar menjadi sedikit redup
·      Pegang kepala dan dagu klien agar tidak bergerak-gerak
·      Inspeksi ukuran, bentuk, keselarasan pupil, dan reaksi terhadap cahaya
·      Uji refleks pupil terhadap cahaya:
Ø Sinari pupil klien dengan senter dari samping
Ø Amati mengecilnya pupil yang sedang disinari
Ø Lakukan pada pupil yang lain
·      Periksa refleks akomodasi:
Ø Anjurkan klien untuk menatap suatu objek yang jauh ( dinding yang jauh ).
Ø Anjurkan klien untuk menatap objek, pemeriksa ( jari / pensil ) yang
dipegang 10cm dari batang hidung klien.
Ø Amati perubahan  pupil dan akomodasi melalui konstriksi saat melihat
objek yang dekat
        Pergerakan bola mata
·      Anjurkan klien untuk melihat lurus ke depan.
·      Amati kedua bola mata apakah diam atau nistagmus
(pergerakan secara spontan ).
·      Amati bentuk, frekuensi ( cepat atau lambat ), amplitude (luas
atau sempit) bola mata, jika ditemukan nistagmus.
·      Amati apakah kedua mata memandang lurus ke depan atau
salah satu deviasi.
·      Luruskan jari telunjuk dan dekatkan pada klien dengan jarak 15
– 30 cm.
·      Instruksikan klien agar mengikuti gerakan jari pemeriksa ke-8
arah tatapan utama, yaitu atas dan bawah, kanan dan kiri, diagonal
ke atas dank e bawah kiri, diagonal ke atas dank e bawah kanan.
        Medan penglihatan
·      Pemeriksa berdiri di depan klien kira – kira 60 cm.
·      Tutup mata yang tidak di periksa (pemeriksa ataupun klien).
·      Instruksikan klien untuk melihat lurus ke depan dan
memfokuskan pada satu titik pandang.
·      Gerakkan jari pada jarak yang sebanding dengan panjang
lengan di luar lapang penglihatan.
·      Minta klien untuk memberitahu pemeriksa jika ia melihat
jari pemeriksa.
·      Perlahan tarik jari pemeriksa mendekat. Jaga jari agar selalu
tetap di tengah antara pemeriksa dank lien.
·      Kaji mata sebelahnya.
Penglihatan warna
·      Siapkan kartu Ichihara.
·      Pastikan ruangan cukup terang.
·      Instruksikan klien untuk menyebutkan gambar atau angka yang ada
pada kartu tersebut.
Palpasi mata
·           Anjurkan klien untuk memejamkan mata.
·           Palpasi kedua mata dengan jari telunjuk di atas kelopak mata sisi
kiri dan sisi kanan.
·           Dengan menekan – nekan bola mata, periksa nilai konsistensinya
dan (adanya) nyeri tekan. 
Auskultasi mata
·           Instruksikan klien untuk menutup kelopak mata.
·           Letakkan bagian diafragma stetoskop pada kelopak mata.
·           Perhatikan adanya bising.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai