Hiperopia/Hipermetropia Miopia
Merupakan kelainan penglihatan jarak dekat Merupakan kelainan penglihatan jarak jauh
di mana sinar yang masuk ke mata di mana sinar yang masuk ke mata
difokuskan di belakang retina. Klien melihat difokuskan di depan retina. Klien dapat
objek jarak jauh, namun kesulitan melihat melihat objek jarak dekat namun kesulitan
objek di jarak dekat. melihat objek jarak jauh.
Presbiopia Retinopati
Merupakan gangguan penglihatan dekat Merupakan kelainan non-radang akibat
pada dewasa menengah dan lansia yang perubahan pembuluh darah retina.
diakibatkan hilangnya elastisitas lensa dan Merupakan penyebab utama kebutaan.
berhubungan dengan penuaan.
Strabismus Katarak
Merupakan kondisi dimana kedua mata Adalah peningkatan kekeruhan lensa yang
tidak berfokus pada satu objek secara menghalang sinar memasuki mata.
simultan; mata tampak julin.
Glaukoma Degenerasi makula
Merupakan kerusakan struktur intraokular Terdapat gangguan kesehatan sentral yang
akibat peningkat tekanan intrakular. sering terjadi mendadak akibat degerasi
progresif makula.
PEMERIKSAAN FISIK TELINGA
Tujuan :
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga dan fungsi pendengaran.
Persiapan alat :
1. Arloji berjarum jam detik
2. Garputalla
3. Spekulum telinga
4. Lampu kepala
Pemeriksaan pendengaran
Menggunakan bisikan
1) Atur posisi klien membelakangi pemeriksa pada jarak 4-6 m.
2) Instruksikan klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa
3) Bisikkan suatu bilangan, misal ”tujuh enam”
4) Minta klien untuk mengulangi bilangan yang didengar
5) Periksa telinga lainnya dengan cara yang sama
6) Bandingkan kemampuan mendengar telinga kanan dan kiri klien.
Menggunakan arloji
1) Ciptakan suasana ruangan yang tenang
2) Pegang arloji dan dekatkan ke telinga klien
3) Minta klien untuk memberitahu pemeriksa jika ia mendengar detak arloji
4) Pindahkan posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan minta klien untuk memberitahu
pemeriksa jika ia tidak mendengar detak arloji. Normalnya klien masih mendengar sampai
jarak 30 cm dari telinga.
Menggunakan garputalla
Pemeriksaan Rinne :
1) Pegang garputalla pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan atau buku jari tangan
yang berlawanan
2) Letakkan tangkai garputalla pada prosesus mastoideus klien
3) Anjurkan klien untuk memberitahu pemeriksa jika ia tidak merasakan getaran lagi
4) Angkat garputalla dan dengan cepat tempatkan di depan lubang telinga klien 1-2 cm dengan
posisi garputalla parallel terhadap lubang telinga luar klien
5) Instruksikan klien untuk memberitahu apakah masih mendengar suara atau tidak
6) Catat hasil pendengaran pemeriksaan tersebut.
Pemeriksaan Weber :
1) Pegang garputalla pada tangkainya dan pukulkan ketelapak tangan atau buku jaritangan yang
berlawanan
2) Letakkan tangkai garputalla di tengah puncak kepala klien
3) Tanyakan kepada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua telinga atau lebih jelas
pada salah satu telinga
4) Catat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut.
PEMBERIAN OBAT PADA MATA
Obat yang biasa digunakan oleh klien ialah tetes mata dan salep, meliputi preparat yang biasa
dibeli bebas , misalnya air mata buatan dan vasokonstrikstor (misalnya visine, dsb). Namun
banyak klien menerima resep obat-obatan oftalmic untuk kondisi mata seperti glaucoma dan
untuk terapi setelah suatu prosedur, misalnya ekstraksi katarak.
Banyak kelompok obat yang termasuk dalam obat mata. Ada beberapa kelompok obat mata
termasuk sediaan obat mata. Pada dasarnya termasuk dalam 4 kelompok utama :
1) Obat pelumas dan sediaan air mata buatan
Zat pelumas dan air mata buatan digunakan untuk mata sakit yang sudah berlama disebabkan
berkurang produkasi air mata alamiah. Kerjanya dengan melekat pada permukaan mata, dan
memastikan air mata alamiah itu akan lebih lama melekat pada permukaan mata. Dapat
digunakankan sebagai pengganti air mata alamiah. Cara pemberian : tetes mata
2) Obat antinflamasi (mengurangi pembengkakan dan mata memerah)
Kerjanya mengurangi keradangan pada mata dengan cara memblokade reaksi alamiah tubuh
terhadap kerusakan atau iritasi. Sediaan obat antinflamasi mata yang disebabkan operasi
(operasi katarak atau keradangan) mengandung suatu senyawa corticosteroid. Pemberian
senyawa corticosteroid hanya kalau peradangan bukan oleh mikroorganisme,
3) Obat antiinfeksi ( membunuh dan mengendalikan bakteri dan virus)
Obat-obat antiinfeksi digunakan untuk infeksi mata seperti blepharitis (keradangan dari
kelopak mata), conjuctivitis (keradangan selaput yang menutup mata) dan keratitis
(keradangan dari kornea) yang disebabkan bakteri atau kuman. Cara kerja obat antinfeksi
dengan membunuh atau mengendalikan penghidupan kuman . Cara pemberian : tetes mata
atau salep mata. Kadang-kadang harus ditambah pengobatan sistemik dengan obat-obat per
oral /injeksi.
Obat-Obat Untuk Gangguan Mata
1. Kornea mata banyak disuplai serabut nyeri sehingga menjadi sangat sensitif terhadap apapun
yang diberikan ke kornea. Oleh karena itu, perawat atau bidan menghindari obat mata apapun
secara langsung ke kornea.
2. Resiko penularan infeksi dari satu mata ke mata lain sangatlah tinggi. Perawat atau bidan
menghindari menyentuh kelopak mata atau struktur mata yang lain dengan alat tetes mata
atau tube salep.
3. Perawat atau bidan menggunakan obat mata hana untuk mata yang terinfeksi.
1. Indikasi
a. Biasanya obat tetes mata digunakan dengan indikasi sebagai berikut :
b. Meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu,
sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang.
c. antiseptik dan antiinfeksi.
d. radang atau alergi mata.
2. Kontraindikasi
Obat tetes mata yang mengandungnafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada penderita
glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pegawasan
dan nasehat dokter.
Cara pemberian obat untuk penyakit mata
1. Lokal
a. Tetes mata
b. Salep mata
2. Sistemik
a. Per oral
b. Suntikan
Prosedur Pemeberian Obat Mata
Pemberian obat yang dilakukan pada telinga dengan cara memberikan tetes telinga. Obat
tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga, khususnya pada
telinga tengah (otitis eksterna). Obat yang diberikan dapat berupa antibiotik (tetes atau salep).
Contoh : Obat antibiotik : lorafenikol dan Obat pelunak serumen : karbogliserin 10%.
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang
akan diobati, usahakan agar lubang telinga pasien ke atas
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas atau ke belakang pada orang
dewasa dank e bawah pada anak
5. Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan obat dengan jumlah tetesan sesuai dosisi pada
dinding saluran untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara
6. Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi dan masukkan atau oleskan salep pada liang
telinga
7. Pertahankan posisi kepala kira0kira 2-3 menit
8. Tutup telinga dengan pembalut atau plester kalau perlu
9. Cuci tangan
10. Catat jumlah, tanggal, dan dosis pemberian