Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari/Tanggal Ujian :
No KEGIATAN 0 1 2
2. Persiapan alat :
Baki + alas
Pen light
Tissue
Bengkok
Termometer
Sfigmomanometer
Reflek hamer
Bak instrumen
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
Garpu tala
Alkohol swab
Kopi
Gula
Garam
Kom kecil
3. Salam terapeutik
5. Dekatkan alat
6. Tutup sampiran
7. Cuci tangan
11. Inspeksi bagian mata apakah simetris/ tidak, ada kelainan bentuk/ tidak
12. Inspeksi pergerakan bola mata simetris/ tidak, gunakan jari, berikan instruksi
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
13. Inspeksi konjungtiva, apakah terdapat kemerahan, anemis/ tidak dengan cara
menarik kelopak mata bawah dengan 2 jari
14. Inspeksi sclera apakah ikterik/ tidak dengan cara 2 jari menarik palpebra, klien
melihat ke bawah
15. Periksa TIO (tekanan intra okuler) dengan cara : gunakan 2 jari telunjuk untuk
meneakan daerah bola mata dengan kelopak mata atas dengan posisi tertutup.
Bandingkan tekanan anatara mata kanan dan mata kiri
16. Kaji reaksi pupil terhadap cahaya dengan cara menggunakan pen light
17. Inspeksi kulit di sekitar hidung mengenai warna kulit, adanya edema/ tidak,
adanya lesi/ tidak, adanya jaringan parut/ tidak
18. Inspeksi lubang hidung apakah ada kemerahan, sekresi hidung catat.
Karakteristknya, warnanya, bentuk septum hidung simetris/ tidak
19. Palpasi area sinus frontalis, etmoidalis, dan maksilaris apakah ada nyeri tekan
21. Inspeksi bibir: warna kemerahan/ merah muda/ sianosis, ada/ tidaknya
stomatitis, aphatae, ada/ tidaknya kelinan bibir
22. Inspeksi gigi : ada/ tidaknya sisa makanan, karang gigi, karies gigi, ompong,
perdarahan
23. Inspeksi lidah : bagaimana kebersihannya
24. Palpasi lidah dengan cara klien diminta untuk menjulurkan lidahnya kemudian
pegang dengan menggunakan kassa steril lalu palpasi lidah terutama bagian
belakang
25. Kaji fungsi pengecapan menggunakan perasa (kopi, gula dan garam)
26. Inspeksi faring : ada/ tidaknya peradangan, bagaimana warna, ada/ tidaknya
eksudat
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
32. Palpasi tragus dan tulang mastoidius : jika ada peradangan akan timbul nyeri
tekan
33. Tes rine
Caranya :
a. Getarkan garputala
b. Letakkan garputala pada tulang mastoid kiri klien
c. Anjurkan klien untuk memberitahu sewaktu tidak merasakan getaran
lagi
d. Angkat garputala dan pegang di depan telinga kiri klien dengan posisi
garputala paralel terhadap lubang telinga luar
e. Anjurkan klien utnutk memberitahu apakah masih mendengar suara
getaran/ tidak
f. Periksa telinga kanan klien dengan cara yag sama
g. Hasilnya positif/ negative
34. Test schwabach
Caranya :
a. Getarkan garputala
b. Letakkan garputala di depan telinga klien
c. Anjurkan klien untuk memberitahu jika sudah tidak mendengar suara
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
getaran lagi
d. Pindahkan garputala ke depan telinga pemeriksa
e. Jika pemeriksa masih mendengar suara berarti swabach memendek
35. Inspeksi bentuk, warna kulit, pembengkakan/ massa, ada/ tidaknya jaringan
parut pada leher
36. Inspeksi tiroid dengan cara klien dianjurkan untuk menelan kemudian amati
gerakan kelenjar tiroid pada takik suprasternal
37. Palpasi kelenjar limpa
38. Palpasi tyroid dengan cara meletakan dua tangan pada area fossa suprasternal
dengan posisi dari belakang klien, anjurkan klien untuk menelan
39. Inspeksi bentuk dada : kesimetrisan, ada/ tidaknya kelainan bentuk seperti :
pigeon chest, funnel chest, barel chest
40. Inspeksi ada/ tidak retraksi intercostal/ suprasternal/ pernapasan cuping hidung
41. Palpasi dinding thorax dengan menggunakan seluruh telapak tangan dan jari kiri
dan kanan, apakah ada nyeri tekan, ada massa/ tidak
42. Kaji vocal fremitus rasakan getaran dinding dada sewaktu klien dengan
mengucapkan kata “tujuh puluh tujuh”
Caranya :
a. Letakkan telapak tangan pada bagian belakang dinding dada dekat apek
paru – paru sambil klien mengucapkan kata tujuh puluh tujuh
b. Ulangi langkah a dengan telapak tangan bergerak ke bagian dasar paru –
paru
c. Bandingkan vocal fremitus pada kedua sisi paru
43. Perkusi dinding thorax dengan cara : mengetuk dengan jari tengah tangan kanan
pada jari tengah tangan kiri yang ditempelkan dengan erat di dinding dada di
celah intercostal
44. Auskultasi suara nafas menggunakan stetoskop
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
45. Kaji vocal resonan : instruksikan klien untuk mengucapkan “tujuh puluh tujuh”
berulang – ulang, kemudian pemeriksa mendengarkan dengan stetoskop secara
sistematik di semua lapang paru
46. Inspeksi denyut ictus cordis pada area intercostal lima linea midclavicula kiri
50. Inspeksi kesimetrisan letak abdomen, ada lesi atau tidak, ada bekas luka atau
tidak
51. Auskultasi bunyi bissing usus pada semua kuadran
53. Palpasi hepar dengan cara meletakkan tangan kanan pada batas bawah tulang
rusuk sisi kanan, kemudian bergerak mengikuti irama nafas klien, pada saat
klien inhalasi rasakan batas hepar, ada pembesaran/ tidak
54. Palpasi lien dengan cara bimanual yaitu tangan kiri perawat menyangga bagian
tulang rsusuk kiri klien kemudian tangan kanan perawat melakukan palpasi
pada area tersebut
55. Palpaasi ginjal dengan cara meletakkan tangan kiri di bawah pinggul dan
elevasikan ginjal ke arah anterior kemudian tangan kanan perawata diletakkan
pada dinding perut anterior pada garis midclavicula pada tepi bawah batas
kosta, lalu tekan tangan kanan sementara tarik nafas panjang rasakan ada
pembesaran/ tidak
56. Inspeksi ekstermitas atas : simetris/ tidak, ada edema/ tidak
b. Ekstensi
c. Rotasi
d. Abduksi
e. Adduksi
58. Kaji kekuatan otot dengan menggunakan skala 0 – 5
62. Kaji ada/ tidaknya edema pada ekstermitas bawah, ada edema/ tidak
71. Inspeksi secret vagina, catat karakteristik mengenai warna dan jumlah
72. Inspeksi labia mayora, labia minora, klitoris dan meatus uretra, ada/ tidak
pembengkakan, ulkus, sekresi, dll
73. Anus :
Inspeksi ada/ tidak hemoroid, lesi atau kemerah – merahan, tanda – tanda
keganasan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JUMLAH
TOTAL NILAI
PRESENTASE
Keterangan :
156
Tanggal,
( ) ( )