kusta
Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta tahun
2012
Jika
1. N. ulnaris
- anestesi ujung jari IV,V bag. Anterior
- clawing jari IV, V
- atrofi hipotenas dan otot interoseus dorsalis I
2. N. medianus
- anestesi ujung jari I,II,III bag.anterior
- tidak mampu aduksi ibu jari
- clawing jari I,II,III
- kontraktur jari I
3. N. radialis
- anestesi dorsum manus
- wrist drop
- tak mampu ekstensi jari & pergelangan
tangan
4. N. poplitea lateralis
- anestesi dorsum pedis bagian lateral
- foot drop
5. N. tibialis posterior
- anestesi telapak kaki
- claw toes
6. N. fasialis
- lagoftalmus
7. N. auricularis magnus
- parestesi daerah mandibula & daun telinga
1.
.
.
.
Saraf ulnaris
Tangan kanan pemeriksa memegang lengan kanan
bawah penderita dengan posisi siku sedikit ditekuk
sehingga lengan pasien rileks
Dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri
pemeriksa mencari sambil meraba saraf ulnaris
didalam sulkus nervi ulnaris
Dengan tekanan ringan gulirkan pada saraf ulnaris dan
telusuri keatas sambil memperhatikan mimik pasien
Lakukan dengan cara yg sama untuk tangan kiri
Setelah
3. N. tibialis posterior
Pasien duduk rileks
Dengan jari telunjuk dan tengah pemeriksa
meraba N. tibialis posterior dibagian belakang
bawah dari maleolus medialis dengan tangan
menyilang
Dengan tekanan ringan saraf tersebut
digulirkan sambil melihat mimik pasien
2. Tangan
a. Fungsi sensoris N. ulnaris dan medianus
Tangan yang akan diperiksa diletakan diatas meja /
diatas paha pasien / bertumpu pada tangan kiri
pemeriksasedemikian rupa, sehingga semua ujung
jari tersangga
Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan,
sambil memperagakan dengan sentuhan ringan dari
ujung ballpoint pada lengannya dan satu atau dua
titik pada telapak tangannya
Bila
b. Fungsi Motorik
1) N. Ulnaris (kekuatan otot kelingking)
. Tangan kiri pemeriksa memegang ujung jari
manis, jari tengah, dan telunjuk tangan kanan
pasien dengan telapak tangan pasien
menghadap keatas dan posisi ekstensi
. Minta pasien mendekatkan dan menjauhkan
kelingking dari jari lainnya
Bila
Penilaian
:
Bila jari kelingking pasien dapat menahan
dorongan pemeriksa berarti kekuatan otot nya
tergolong kuat
Bila jari kelingking pasien tidak dapat menahan
dorongan pemeriksa berarti kekuatan otot nya
tergolong sedang
Bila jari kelingking pasien tidak dapat mendekat
atau menjauh dari jari lainnya berarti sudah
lumpuh
Bila
ragu lakukan:
minta pasien menjepit dengan kuat sehelai
kertas yang diletakan diantara jari manis dan
kelingking, lalu pemeriksa menarik kertas
tersebut sambil menilai:
Bila kertas terlepas dengan mudah berarti
kekuatan otot lemah
Bila ada tahan berarti otot masih kuat
Penilaian
:
Kuat: bila ada gerakan dan tahanan kuat
Sedang: bila ada gerakan dan tahanan lemah
Lumpuh : bila tidak ada gerakan
(selalu bandingkan tangan kanan dan kiri untuk
menentukan adanya kelemahan)
Penilaian:
Kuat : bila pasien mampu menahan tarikan
Sedang : bila ada gerakan tapi pasien tidak
3. Kaki
a. Fungsi sensoris N. tibialis posterior
. Kaki kanan pasien diletakan pada paha kiri,
usahakan telapak kaki menghadap keatas
. Tangan kiri pemeriksa menyangga ujung jari kaki
pasien
. Cara pemeriksaan sama seperti rasa raba pada
tangan
. Bila pasien tidak dapat menunjukan 2 titik/lebih
berarti ada gangguan sensoris pada saraf tsb
Penilaian
:
Kuat : bila ada gerakan dan pasien mampu
menahan tekanan
Sedang : bila ada gerakan tapi pasien tidak
mampu menahan tekanan
Lumpuh : bila tidak ada gerakan