1. Pemeriksaan fungsi syaraf untuk mencegah kecacatan di lakukan untuk semua penderita kusta yang
berkunjung ke Puskesmas baik yang masih berobat maupun yang sudah RFT (release from treatment).
2. Dilakukan setiap kali penderita berkunjung ke Puskesmas, atau saat petugas berkunjung ke rumah
penderita ( minimal 1 bulan sekali).
3. Hasil pemeriksaan dicatat pada form pencegahan cacat (Form POD)secara lengkap sesuai
petunjuk(setiap kali berkunjung).
4. Segera menindak lanjuti kelainan yang ditemui antara lain:
Perawatan diri
Pengobatan reaksi
Merujuk penderita.
Kesimpulan :
Kesimpulan :
Kesimpulan :
Kesimpulan :
Bila rasa(+)………………V
Bila rasa(-)……………….X
Kesimpulan :
Kesimpulan :
SUSPECK KUSTA
REAKSI RINGAN :
1. Berobat jalan, istirahat di rumah.
2. Beri analgesic/antipiretik……bila perlu obat penenang.
3. Mencari dan menghilangkan factor pencetus.
4. MDT tetap di berikan dengan dosis tidak di rubah.
REAKSI BERAT :
1. Immobilisasi local / istirahat di rumah.
2. Beri analgesic, sedative.
3. Reaksi tipe 1 dan tipe 2 berat di obati dengan prednisone sesuai protap.
4. MDT tetap di berikan dengan dosis tidak berubah.
5. Mencari dan menghilangkan factor pencetus.
6. Bila ada indikasi pasien harus di rawat……..rujuk RS
7. Reaksi tipe 2 berat berulang di obati dengan prednisone dan lamprene.
CATATAN :
Kasus reaksi berat pada wanita hamil atau penderita dengan komplikasi
penyakit lain harus di rujuk ke rumah sakit.
PENCATATAN DAN PELAPORAN KUSTA
TUJUAN :
Identifikasi penderita.
Mencatat diagnosis yang sudah di tegakkan.
Mengetahui cara penemuan penderita.
Mengetahui riwayat penyakit.
Mngetahui tanda kelainan tubuh pada waktu di periksa pertama kali.
Mengetahui keadaan cacat.
Mengetahui keteraturan pengobatan.
Mengetahui hasil pemeriksaan kontak.
Mengetahui riwayat reaksi kusta.
Mengetahui hasil pemeriksaan ulang.
PENATALAKSANAAN :
Mengisi status secara lengkap dan benar termasuk form POD.
Mengisi buku regester dan kohort ( monitoring pengobatan ).
Membuat laporan bulanan.
Membuat laporan tribulan.