Anda di halaman 1dari 46

Kuliah

VII

KEBUTUHAN DAN
KECUKUPAN GIZI

Konsep Kebutuhan zat gizi


menggambarkan banyaknya zat gizi minimal yang
diperlukan oleh setiap orang agar dapat hidup
sehat

Kekurangan
Zat Gizi
turun

lapar
berat badan menurun
produktivitas kerja
gizi kurang & buruk
kematian

Kelebihan gizi

timbunan lemak/gemuk
gangguan absorbsi &toksik
penyakit degeneratif

Angka kebutuhan gizi Angka Kecukupan


(AKG)
Gizi

Kegunaan

Faktor pengaruh

Menilai konsumsi
gizi

umur

* Aktivitas

Pendidikan Gizi

* Jenis kelamin

Perencanaan
Makanan Tambahan

* Ukuran tubuh

Perencanaan
penyediaan pangan
regional/nasional

Rujukan :

Patokan label
pangan

Widya Karya Nasional Pangan


dan Gizi

* Keadaan
fisiologi

(WKNPG) - disempurnakan/5

Kecukupan :
kualitatif : nilai sosial,
citarasa, ragam, jenis
kuantitatif : banyaknya
Kebutuhan :
kandungan gizi makanan

5 kelompok besar
45-50 macam zat gizi
Energi : 50-60% KH,
12-15% protein, <30%
lemak
10 asam amino
essensial
3 lemak esensial
14 macam vitamin
15-19 mineral
Serat
air

Istilah-istilah
Minimal Daily Requirement (MDR)
Kebutuhan minimal zat gizi rata-rata sehari
agar seseorang tidak sakit
Nilai MDR antar bangsa tidak banyak berbeda

Recommended Daily Allowance (RDA)


Jumlah zat gizi yang dianjurkan dikonsumsi
setiap hari

Safety Margin
Keperluan tambahan minimal untuk mencapai
kesehatan yang setinggi-tingginya

Recommended Daily Allowance (RDA)


Nilai RDA mungkin berbeda antar negara, tergantung
Tingkat kesehatan/gizi masyarakat yang ingin

dicapai
Tingkat daya beli masyarakat negara yang
berdangkutan
Distribusi umur penduduk
Distribusi seks
Kondisi fisik (hamil, laktasi)
Nilai RDA : nilai rata-rata untuk kelompok populasi
Nilai RDA direvisi :
Tiap 10 tahun : negara berkembang
Tiap 5 tahun : negara berkembang dan terbelakang

Penyusunan Menu Seimbang Ditentukan oleh :


Gizi

sesuai dengan kecukupan

Preferensi

kesukaan

Ekonomi

Daya beli
Instrumen menyusun menu :
Daftar kecukupan zat gizi (AKG)
Daftar komposisi bahan pangan (DKBM)

Daftar bahan penukar dan Ukuran Rumah Tangga (URT)

Masalah
Gizi
Gizi Kurang

1. Makro :
Kurang Energi
Protein (KEP).
2. Mikro :
- Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium
(GAKY).

Gizi Lebih

Penyakit
Degeneratif :
- Diebetes
Mellitus.
- Penyakit
Jantung.

- Anemia Gizi Besi (AGB)

- Hypertensi.

- Kurang Vitamin A (KVA)

- dan lain-lain
9

PENYEBAB MASALAH GIZI


STATUS GIZI
ASUPAN
GIZI

Ketersediaan
Pangan tingkat
Rumah Tangga

INFEKSI
PENYAKIT

Perilaku/asuhan
Ibu dan Anak

Pelayanan
kesehatan

KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH,


KETERSEDIANAN PANGAN, KESEMPATAN KERJA

KRISIS POLITIK DAN EKONOMI

Penyebab
LANGSUNG

Penyebab
TAK
LANGSUNG

Masalah
UTAMA

Masalah
DASAR

10

MASALAH GIZI DALAM


SIKLUS HIDUP MANUSIA

IMR, perkembangan
mental terhambat,
risiko penyakit kronis
pada usia dewasa

USIA LANJUT
KURANG GIZI

BBLR
Pelayanan
Kesehatan kurang
memadai
Konsumsi tidak
seimbang

Proses
Pertumbuhan
lambat, ASI
ekslusif kurang,
MP-ASI tidak benar

Tumbuh
kembang
terhambat

BALITA KEP

Gizi janin
tidak baik

Konsumsi
gizi tidak cukup,
pola asuh kurang

WUS KEK

REMAJA &
USIA SEKOLAH
GANGGUAN
PERTUMBUHAN

BUMIL

KEK
(KENAIKAN
BB
RENDAH)
MMR

Kurang makan,
sering terkena
infeksi, pelayanan
kesehatan kurang,
pola asuh tidak
memadai

Pelayanan
kesehatan tidak
memadai
Konsumsi Kurang

Produktivitas
fisik berkurang/rendah

11

Kegagalan
produksi

Krisis
Ekonomi

Alur
Alur Terjadinya
Terjadinya
Gizi
Gizi Buruk
Buruk

SANGAT
DINI
Persediaan
pangan di masy.
berkurang

DINI

Persediaan Makanan
tingkat RT berkurang

Pendapatan
berkurang

TER
LAM
BAT

Intake Gizi
berkurang
Daya beli
berkurang

PREVENTIF
PREVENTIF

KURATIF
KURATIF

GIZI
GIZI BURUK
BURUK
12

DAMPAK MASALAH GIZI

Gizi kurang &


infeksi

Gizi cukup &


sehat

Otak Kosong bersifat permanen


Tak terpulihkan

Anak cerdas
dan produktif

MUTU RENDAH

MUTU SDM TINGGI

ASET

BEBAN
Sumber : FKM UI & Unicef, 2002

13

MASA EMAS DAN MASA KRITIS:


0-2 tahun terjadi tumbuh kembang

otak yang pesat akan menentukan


kecerdasan.
9-15 tahun terjadi pematangan organ

reproduksi, perubahan hormonal


meningkatkan perilaku berisiko.
Investasi kesehatan dan pendidikan

pada ibu, bayi dan balita akan


menentukan kualitas SDM suatu
bangsa
14

Pendekatan SIKLUS HIDUP


Intervensi
Perawatan bayi baru lahir

Intervensi
pada masa kehamilan,
persalinan,
kelahiran bayi
dan setelah lahir

Kesehatan bayi dan anak


&
Perkembangan

Kesehatan Reproduksi
Yankes remaja
Dukungan nutrisi
Strategi mengurangi kemiskinan
Kesehatan lingkungan
Dukungan sosial

Masalah gizi pada remaja


Cenderung coba-coba: makanan,

minuman, rokok, narkoba dan sex


Pengaruh teman >>>
Pengaruh media/iklan: model,
fashion

Pola makan yang salah


Diet dengan cara yang salah
Berdiet: 30% remaja
Berdiet: peak bone suboptimal
Osteoporosis pada masa tua

18

FAKTOR PENGARUH
Kebutuhan Gizi

1. Umur

3. Aktifitas/kegiatan

4. Jenis Kelamin
5. Ukuran tubuh

6. Suhu/Iklim
6

2.Keadaan fisiologi
(hamil/menyusuisakit/penyembuhan)

1.Fakto Masa Bayi (0 1 th)


Perkembangan fisiologi
r
Perkembangan otak
Umur Tumbuh kembang otak 90 95%
Kebutuhan gizi untuk pertumbuhan fisik

Masa Kanak-Kanak
Masalah kesulitan makan
Protein, calsium, fosfor penting
Frekuensi makan lebih sering

Masa Remaja
Masa pertumbuhan pesat kedua
Pertumbuhan fisik & emosional
Periode Kritis (masa pubertas)

Ciri-ciri Pubertas :
Pada perempuan lebih awal
Perempuan haid, buah dada membesar, pinggang kecil
Laki-laki tumbuh kumis, suara membesar,
perkembangan organ seks
Kebutuhan zat gizi tinggi

Masa Dewasa
Dewasa dini ( 20 40 th)

aktivitas tinggi
(kebutuhan zat gizi tinggi)

Dewasa madya (40 60 th)

aktivitas turun
(Kebutuhan gizi turun)

Manula
Rentan penyakit
Gigi geligi banyak copot

kesulitan mengunyah

Fungsi alat pencernaan & kelenjar turun


Kebutuhan Energi dan beberapa zat gizi turun

2. Faktor Fisiologi Tubuh


A. Masa Kehamilan

Triwulan I
o Mual & muntah

Kebutuhan gizi = Ibu + janin


Terjadi perubahan fisik dan
biokimia
Defisiensi gizi :
Malnutrisi fetal; Kelainan
bawaan; BBLR
Monitor kehamilan:
* KMS ibu hamil
* BB normal = 11 kg selama 9 bl)
Kehamilan & persalinan beresiko:
* Hamil < 20 th atau > 35 th
* Jarak kehamian < 2 tahun
* Melahirkan > 4 kali

o Mknan porsi kecil &


sering
Triwulan II
o BB naik
o protein, Fe, Ca harus
cukup
Triwulan III
o Naik BB harus dijaga
oSuplemen Fe dan Ca

Perlu tambahan:
Energi =285 kkal/h
Protein = 12 gr/hr

B. Masa Menyusui:
ASI memberikan
jatah protein bagi
anaknya, meskipun
konsumsi ibu tidak
mencukupi

Kebutuhan Gizi = Ibu & bayi


(ASI)

Kebutuhan Gizi tinggi :

Ca kurang diambil
dari jaringan ibu

* Produksi Colustrum + ASI

Makanan ibu
sayuran

* Mengganti sel yang rusak

ASI terbaik hingga


4 bulan, setelah itu
perlu tambahan
(MPASI)

0-6 bl : + energi 700


Kkal/hari; Protein 16 gr/hr
7-12 bl: + energi 500
kkal/hr; protein 12 gr/hr
Produksi ASI 750 ml/hr
mgd :
60 65 Kkal/100 ml
1,0 1,2 gr prot/100 ml

c. Keadaan sakit & Penyembuhan


Perlu makanan yang bergizi
Dalam kondisi sakit
konsumsi turun
defisiensi Zat gizi

Recovery

selera makan turun


kehilangan zat gizi

Perlu terapi (diet terapi)

3. Jenis Kegiatan Fisik dan Ukuran

Tubuh

Makin aktif : makin banyak energi diperlukan

Kegiatan fisik sama, orang bertubuh besar >


energi yang bertubuh kecil

Energi untuk kegiatan : a. Internal (BMR): Sistem


pencernaan; Mempertahankan tonus otot; Sistem
sirkulasi darah; Sistem pernapasan; b. Eksternal

Cara untuk meneliti kebutuhan zat


gizi
1.

Cara langsung
a. Teknik kuratif
Sejumlah subjek diberi diet basal dengan susunan
lengkap kecukupan zat gizi yang akan ditentukan
sampai menunjukkan gejala defisiensi. Kemudian
diberi tambahan diet sedikit-demi sedikit sampai gejala
hilang
b. Teknik preventif
Subjek sehat diberi diet lengkap, kemudian diteliti
dikeluarkan secara berangsur-angsur sampai
menunjukkan gejala defisiensi

2.

Menghitung pola aktivitas jasmani


Tidur : 1 1,1 Kkal/kg BB/jam
Rebahan : 1 1,1 Kkal/kg BB/jam
Duduk-duduk : 1,1 1,5 Kkal/kg BB/jam
Berdiri : 1,5 3,5 Kkal/kg BB/jam
Berjalan : 2,5 5 Kkal/kg BB/jam

Kebutuhan Energi

Energi dibutuhkan untuk :

Metabolisme Basal

Kerja Luar

Pertumbuhan

Mempertahankan suhu tubuh

Kebutuhan dihitung dengan menilai jumlah


pengeluaran energi, yang dapat dihitung
dari :
1. Basal Energy Metabolism (BEM)
2. Thermogenesis
3. Aktivitas Jasmani
4. Pertumbuhan

Basal Energy Metabolism (BEM)

Energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk


mempertahankan kehidupan
Seluruh energi yang dikeluarkan seseorang
selama 24 jam dan diukur dalam keadaan basal :

Puasa (12 jam sesudah makan)

Tidur dan tenang fisik dan mental

Diukur diruangan yang sejuk


Energi ini untuk : 1/3 untuk organ dan 2/3 untuk
tonus otot
Yang mempengaruhi BEM :
1. Jumlah jaringan aktif : besar, bentuk badan,
kebiasaan, seks, hormon (tiroid dan
adrenalin), usia, suhu, lingkungan
2. Intensitas dalam

Basal Metabolisme Rate (BMR)


Pria dewasa :

BEM (24 jam)


BMR =

x 24 jam
Luas Permukaan Tubuh (m2)

BEM (Kalori/kg BB/jam)


Bayi

: 2,33

Anak prasekolah

:2

Anak sekolah

: 1,5

Remaja

: 1,25

Dewasa

: 1 1,1

36 41 kalori/m2/jam
Wanita dewasa :
34 38 kalori/m2/jam

Thermogenesis
Perbedaan BEM REM (Resting Energy Metabolism)
20% dari BEM
Faktor yang mempengaruhi :
Proses makan
Zat thermogenic : kopi, rokok, makanan

merangsang
Kedinginan
Pengaruh Psikologis (stress)

Aktivitas
Bekerja ringan

(menyetir,
berpakaian dll) : 2,5
4,9 Kkal/menit
Bekerja sedang (naik
sepeda, naik tangga)
: 5 7,4 Kkal/menit
Bekerja berat
(pekerja tambang,
mencangkul) : 7,5
9,9 Kkal/menit
Bekerja berat sekali
(berenang, cross
country, mendaki
gunung, tinju) : 10
12,4 Kkal/menit

Cara sederhana mengukur


kebutuhan energi :
BEM + % menurut jenis
aktivitas jasmani
1.Kerja sangat ringan : BEM +
30%
2.Kerja ringan : BEM + 50%
3.Kerja sedang : BEM + 75%
4.Kerja Berat : BEM + 100%
5.Kerja sangat berat : BEM +
>125%

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan


energi :
BB
Aktivitas fisik
BMR
Metabolisme
Suhu Tubuh
Seks
Pertumbuhan dan Pembentukan

jaringan baru
Produksi ASI
Stress

Kebutuhan Protein
Menaksir kebutuhan

protein :
Keseimbangan nitrogen
Asam amino esensial
Faktor yang
mempengaruhi :
BB
Usia
Seks
Infeksi
Proses
penyembuhan/pertumbu
han
Kualitas protein

Kebutuhan :
10 15% x total energi
Anak : 1, 5 2 gr/kg BB
Remaja : 1 1,5 gr/kg BB
Dewasa : 0,8 1 gr/kg BB

Kebutuhan Lemak

Kebutuhan Vitamin

< 30% dari total kalori

Berdasarkan :

(Indonesia : 25%)
Asam lemak esensial
(3%) : as.linoleat,
linolenat dan arkhidonat

Kebutuhan harian
Cadangan
Dasar : RDA

Kebutuhan Mineral
Kebutuhan Serat
RDA
Tergantung fungsi

10 gr/1000 Kkal
500 gr/hari

Secara Umum

Kebut. energi & protein tinggi maka kebut. Vitamin &


mineral tinggi
shg

Faktor pengaruh kebutuhan (E)& (P) = (V) & (M)

Kebutuhan (E) dan (P) diutamakan karena :


1. Kebutuhan (E) & (P) cukup maka (V) & (M) terpenuhi
(jika konsumsi pangan beragam)
2. Kurang konsumsi (E) lebih dini diketahui
3. Dampak kurang konsumsi (E) & (P) lebih berbahaya
4. Tk konsumsi (E) & (P) : indikator kecukupan pangan
wilayah

Penentuan Kebutuhan Gizi


Individu
BB aktual x AKG
BB standar

Keterangan :
BB aktual : Berat badan aktual (kg)
jika terlalu gemuk, gunakan BB sehat tertinggi
jika terlalu kurus, gunakan BB sehat terendah
BB standar
: Berat badan standar dlm AKG (kg)
AKG
: Angka Kebutuhan Gizi yg dianjurkan
Kebutuhan gizi keluarga =
gizi anggota keluarga

penjumlahan kebutuhan

Contoh Perhitungan
Kebutuhan Gizi Individu
Seorang pria berusia 35 tahun dengan BB 58

kg.
Hitunglah kebutuhan energi dan
protein pria tersebut!
Jawab:
BB standar untuk pria usia 35 adalah 62 kg
AKG untuk pria usia 35 adalah:
Energi = 2800 Kal
Protein
= 55 g
Maka kebutuhan gizi untuk pria tersebut :
- Energi
= 58 x 2800 Kal = 2619,35 Kal
2619 Kal
62
- Protein = 58 x 55 g = 51,5 g
62

masyarakat tidak
pernah melihat
secara visual zat
gizi, atau
membeli zat
gizi.
masyarakat
membeli dan
mengkonsumsi
Menu ?
pangan yang
Kebiasaan
makan?
mengandung
zat
gizi
Pola konsumsi pangan?

Tujuan Program Perbaikan Gizi :


Tujuan Umum :
Meningkatkan status gizi masyarakat.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatnya kemandirian keluarga melalui upaya
pemberdayaan masyarakat dan pelembagaan keluarga sadar
gizi (KADARZI).
2. Meningkatnya pelayanan dan penanggulangan masalah gizi.

39

Strategi Perbaikan Gizi


1. Pencegahan dan penanggulangan masalah gizi dilaksanakan
diseluruh Kabupaten/Kota sesuai Kewenangan Wajib dan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan memperhatikan
basaran dan luasnya masalah.
2.
Melaksanakan Revitalisasi Posyandu
mengembalikan fungsi Posyandu dan meningkatkan kembali
partisipasi masyarakat dan keluarga untuk :
- Memantau tumbuh kembang balita.
- Mengenali dan menanggulangi gangguan
pertumbuhan pd. Balita.
3. Melaksanakan Revitalisasi Puskesmas
meningkatkan kemampuan petugas dalam manajemen dan
pelaksanaan Tatalaksana Gizi Buruk.
4. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada
kelompok rawan kekurangan gizi melalui suplementasi : MP-ASI,
PMT, kapsul vitamin A, kapsul minyak beryodium, dan tablet
tambah darah.
40

5. Mewujudkan keluarga sadar gizi (KADARZI) melalui : promosi


gizi, advokasi dan sosialisasi tentang makanan sehat dan bergisi
seimbang, pola hidup bersih dan sehat.
6. Menggalang kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan
swasta / dunia usaha dan masyarakat dalam rangka mobilisasi
sumberdaya untuk meningkatkan daya beli keluarga.
menyediakan makanan sehat bergizi seimbang.
7. Mengaktifkan kembali Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
melalui Revitalisasi SKPG

41

Pokok Kegiatan
1. Revitalisasi Posyandu :
Advokasi dan Sosialisasi Revitalisasi Posyandu.
Dialog interaktif (Talk Show) di Televisi Jawa Timur
tentang : Revitaliasi Posyandu mendukung
penanggulangan gizi buruk di Jawa Timur
Pelatihan Pelatih Kader Posyandu
Pelatihan ulang (penyegaran) kader Posyandu.
Pembinaan dan pendampingan kader Posyandu.
Penyediaan sarana : Dacin, KMS/Buku KIA, Panduan
Posyandu,
Media KIE, Sarana Pencatatan.
Penyediaan biaya operasional.
Pemberdayaan ekonomi kader
penyediaan modal usaha bagi Kader Posyandu.
42

2. Intervensi Gizi dan Kesehatan


-

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa MPASI bagi anak 6-23 bulan dan PMT pemulihan pada
anak 24-59 bulan kepada balita gizi kurang dari
keluarga miskin.

Pemberian makanan padat gizi (misal : Entrasol)


dalam rangka penanggulangan KLB Gizi Buruk.

Pemberian suplementasi gizi :


Kapsul Vitamin A, Tablet Tambah
Darah (TTD), dan Kapsul minyak beryodium.

Perawatan/pengobatan balita gizi buruk sesuai


dengan Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk yang
ada.

43

3. Pemantauan Pertumbuhan
Balita
Ke posyandu

Plot BB di KMS

Ditimbang

Tumbuh
baik

Naik

Lakukan
tindakan

Tidak
naik

Lakukan
Konfirmasi

BGM

Bagaimana BB
anak ?
Dinilai perkembangan
BB-nya
44

4. Revitalisasi Sistem Kewaspadaan


Pangan dan Gizi (SKPG)
Memfungsikan Sistem Isyarat Dini dan

Intervensi, serta pencegahan KLB.


Memfungsikan sistem pelaporan,
diseminasi informasi, dan pemanfaatannya.
Penyediaan data gizi secara reguler .
Pemantauan status gizi.
Pemantauan konsumsi gizi.
Analisis data SUSENAS.

45

Sekian
Dan
Terima
kasih

46

Anda mungkin juga menyukai