Anda di halaman 1dari 28

TATALAKSANA GIZI PADA USIA LANJUT

Enok Sobariah, SP, MSi,RD


Instalasi Gizi RSUD Cibabat
TUJUAN

Umum :
Meningkatkan status kesehatan usila agar sehat,
mandiri dan produktif melalui pelayanan gizi yang
bermutu.
Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan gizi pada lanjut usia.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan gizi pada usila.
c. Meningkatkan status gizi usia lanjut.
PENGERTIAN
AGING Proses kehidupan sejakKonsep sampai
kematian

GERONTOLOG Ilmu yang mempelajari proses menua


I

Ilmu mengenai pengobatan


GERIATRIK
(treatment) terhadap orang lanjut usia

NUTRISI Zat Gizi yang di perlukan oleh usa


lanjut
BATASAN USIA LANSIA
MENURUT WHO
1.Usia pertengahan 45 -59 th
2.Lanjut Usia 60 – 74 th
3.Usia tua 75 -90 th
4.Usia sangat tua >90 th

MENURUT KEMENKES
1.Pra lanjut usia 45 -59 th
2.Lanjut Usia 60 – 69 th
3.Lanjut usia resiko tinggi >70
th/> 60 dg masalah kes
Kondisi lanjut usia yang dapat
mempengaruhi status gizi
N KONDISI LANSIA PERUBAHAN POLA STATUS GIZI
O MAKAN
1 Metabolisme basal Kebutuhan energi menurun Cenderung
menurun kegemukan/obesitas

2 Aktivitas/ kegiatan fisik Energi yang dipakai sedikit Cenderung


berkurang kegemukan/obesitas

3 Ekonomi meningkat Konsumsi berlebih Cenderung


kegemukan/obesitas

4 Fungsi indera menurun Makan tidak enak/ nafsu Dapat terjadi kurang
makan menurun gizi

5 Penyakit periodental atau Kesulitan makan makanan Dapat terjadi kurang


gigi tanggal berserat (sayur, daging) , gizi dan kegemukan/
cenderung makan makanan obesitas
lunak
Kondisi lanjut usia yang dapat
mempengaruhi status gizi
N KONDISI LANSIA PERUBAHAN POLA STATUS GIZI
O MAKAN
6 Penurunan sekresi asam Mengganggu penyerapan Defisiensi zat gizi
lambung dan enzim vitamin dan mineral mikro
pencernaan makanan
7 Mobilitas usus menurun Susah buang air besar Wasir (perdarahan)
à anemia

8 Sering menggunakan Menurunkan nafsu makan Dapat terjadi kurang


obat-obatan/alkohol gizi

9 Gangguan kemampuan Kesulitan untuk menyiapkan Dapat terjadi kurang


motorik makanan sendiri gizi

10 Kurang bersosialisasi , Nafsu makan menurun Dapat terjadi kurang


kesepian (perubahan gizi
psikologis)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN GIZI

1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Aktivitas fisik dan pekerjaan
4. Postur tubuh
5. Iklim/ suhu udara
6. Kondisi kesehatan /stres
7. Lingkungan
MASALAH GIZI PADA LANSIA
1. Kegemukan atau obesiotas
2. Kurang Energi Protein
3. Kurang zat gizi mikro lain
Penyakit Degeneratif
1. Penyakit jantung koroner
2. Hipertensi
3. Diabetes Mellitus
4. Osteo artritis/ pengapuran tulang
5. Osteoporosis
6. Asam Urat
PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
1. PENGKAJIAN GIZI / Assesment
- Antropometri
- Biokimia
- Klinis
- Riwayat makan
- Riwayat personal
2. Menegakan diagnosa
3. Intervensi Gizi
4. Monitoring dan evaluasi
INTERVENSI

Menanggulangi masalah gizi yang


sudah ditegakkan pada diagnosis gizi.
Pemecahan masalah yang dipilih
dengan mempertimbangkan faktor–
faktor seperti dukungan keluarga, sosial
ekonomi, pemanfaatan pekarangan, dll
KEBUTUHAN GIZI

KEBUTUHAN KALORI /ENERGI

A. Harris dan Benedict


Laki-laki : BEE = 66 + 13,7 (BB) + 5 (TB) – 6,8 (umur)
Perempuan :BEE = 655 +9,6 (BB) + 1,7 (TB) – 4,7(umur)
Faktor koreksi BEE untuk berbagai tingkat stress adalah
Stress ringan = 1,3 x BEE
Stress sedang = 1,5 x BEE
Stress berat = 2,0 x BEE
Kanker = 1,6 x BEE
KEBUTUHAN GIZI

B. Menggunakan BB ideal
Cara cepat untuk menghitung kebutuhan energi
adalah :
- Laki-laki : 30 Kkal/ kgBB
- Perempuan : 25 Kkal / kgBB

BB Ideal = TB – 100 - 10% TB


( Perempuan > 150 cm laki-laki TB > 160 cm)
BB ideal = TB – 100
( Perempuan > 150 cm laki-laki TB > 160 cm)
STATUS GIZI

IMT (Indeks Massa Tubuh)

Cara menghitungnya sebagai berikut :

IMT = berat badan (kg)


tinggi badan (m) x tinggi badan (m)
STATUS GIZI

Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT yang


digunakan di Indonesia.

IMT Status Gizi

< 17,0 Sangat Kurus


17,0 – 18,4 Kurus
18,5 – 25,0 Normal
25,1 – 27,0 Gemuk
> 27,0 Obese
KEBUTUHAN ZAT GIZI

KEBUTUHAN PROTEIN

- Protein 0,8 gram/ kgBB atau


- 10-15% dari kebutuhan energi.
- Protein nabati > protein hewani.
Sumber yang dianjurkan:
Protein nabati : kacang-kacangan dan olahannya.
Protein hewani ikan, daging dan ayam tanpa
lemak, susu rendah lemak.
KEBUTUHAN ZAT GIZI

KEBUTUHAN LEMAK

Lemak 20- 25% dari kebutuhan energi

Kolesterol tidak lebih dari 300 mg/hr , hanya


terdapat pada makanan hewani terutama pada otak,
hati, daging berlemak, kuning telur, konsumsinya
harus dibatasi.
KEBUTUHAN ZAT GIZI

KEBUTUHAN KARBOHIDRAT

Karbohidrat 60-65% dari total kebutuhan energi.


Sisa dari total energi setelah dikurangi energi dari
protein dan lemak.
Disarankan mengkonsumsi karbohidrat komplek
dari pada karbohidrat sederhana, karena
mengandung vitamin, mineral dan serat.
KEBUTUHAN ZAT GIZI

KEBUTUHAN MIKRO NUTRIEN


Kebutuhan vitamin dan mineral didasarkan pada AKG.
Namun untuk kondisi tertentu vitamin dan mineral
diberikan dalam jumlah yang lebih atau kurang
dibandingkan AKG yang dianjurkan.
a) Kalsium
b) Vitamin D
c) Zat besi
d) Asam folat
e) Sodium
f) B12 (sianokobalamin)
KEBUTUHAN ZAT GIZI

KEBUTUHAN SERAT

Kebutuhan serat 25-30 gram/ hari


KEBUTUHAN ZAT GIZI

KEBUTUHAN CAIRAN

Kebutuhan cairan antara 1,5 – 2 liter per hari (6-8


gelas).
Masukan cairan perlu diperhatikan karena
Rasa haus dan menurunnya cairan tubuh total
(penurunan massa lemak).
Intervensi gizi
PEMBERIAN MAKANAN
Memberikan makanan pada lanjut usia sesuai
kebutuhan gizi dan penyakitnya.
Puskesmas perawatan, RS atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
KONSELING GIZI
Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan gizi
untuk membantu lanjut usia dan keluarganya dalam
memahami dan menentukan alternatif pemecahan
masalah yang paling sesuai dengan kondisinya.
MONITORING DAN EVALUASI

 Membandingkan hasil saat ini dengan status


sebelumnya, tujuan intervensi, atau rujukan standar
(evaluasi), termasuk juga monitoring respon pasien
terhadap intervensi.
Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan
untuk mengetahui respon pasien /klien terhadap
intervensi dan tingkat keberhasilannya
a. Monitor perkembangan
b. Mengukur hasil
c. Evaluasi hasil
HASIL EVALUASI

1. Dampak Pengetahuan ,sikap dan prilaku


2. Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan
asupan makanan dan atau zat gizi dari berbagai
sumber, misalnya makanan, minuman, suplemen,
dan melalui rute enteral maupun parenteral
3. Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait
gizi Pengukuran yang terkait dengan antropometri,
biokimia dan parameter pemeriksaan fisik
4. Dampak terhadap kualitas hidupnya.
ANJURAN NUTRISI USIA DEWASA DAN
LANJUT

Gunakan ragam pangan yang disukai


Sajikan olahan pangan yang cenderung lunak/mudah
dikunyah, ukuran tidak terlalu besar
Sajikan porsi makan kecil frekuensi sering
Upayakan selalu ada menu berkuah
Hati-hati dengan penggunaan suplemen gizi
Berprilaku baik
MASALAH GIZI PADA LANSIA
1. Kegemukan atau obesiotas
2. Kurang Energi Protein
3. Kurang zat gizi mikro lain
Penyakit Degeneratif
1. Diabetes Mellitus
2. Hipertensi
3. Penyakit jantung koroner
4. Osteo artritis/ pengapuran tulang
5. Osteoporosis
6. Asam Urat
CONTOH

BB = 65 kg TB = 160 cm
BB ideal = 54 kg BMI/IMT = BB (kg) = 25 (N)

( TB x TB)m
Kebutuhan
Energi : 54 x 30 kkal = 1600 kkal
Protein : 15% x 1600 : 4 = 60gr
Lemak : 20 % x 1600 : 9 = 40 gr
KH : 65% x 1600 : 4 = 260 gr

Anda mungkin juga menyukai